BICARA TIDAK TEPAT SASARAN [4] DAN MENEKANKAN PADA HAL-HAL YANG SALAH [5]
Kenapa kebiasaan buruk 4 dan 5 ini saya jadikan satu? Karena kedua kebiasaan ini biasa berjalan bersamaan. Misalnya, saat anak sudah remaja dan ingin pergi dengan teman-temannya padahal dia masih memiliki satu kewajiban yang belum dikerjakan, yaitu membereskan kamarnya. Nah, contoh bicara tidak tepat sasaran dan menekankan pada hal-hal yang salah adalah saat orangtua sebenarnya ingin agar anaknya membereskan kamarnya terlebih dahulu, tapi omongannya malah jadi kemana-mana.
orangtua: Nak, itu kamarnya belum diberesin, kok kamu udah mau pergi aja? kamu tu emang anak yang gak bertanggung jawab banget ya. papa mama udah sering ngasih tau juga kalau mau pergi kemana2 harus beresin kamar dulu. kemaren juga tuh, kamu gak nyuci baju kamu sendiri yang menumpuk. jadi anak kok gak rapi banget. papa mama gak suka deh kamu kayak gitu
anak: X0*lkr$*%(2 o_O
Bicara tidak tepat sasaran.
Apa yang diinginkan orangtua? Agar si anak membereskan kamarnya bukan? Di ocehan tersebut si orangtua malah membicarakan banyak hal. Tentang anak yang tidak bertanggung jawab, tentang baju yang tidak dicuci, tentang anak yang tidak rapi. Si anak malah jadi bingung dan merasa sangat dipojokkan dan malah membuatnya frustasi.
Buat saja kesepakatan kalau si anak mau pergi ya harus membereskan kamar. Kalau kamar belum beres dia sama sekali tidak boleh pergi. Simple, bersahabat, dan penuh tanggung jawab. Lagi-lagi, dalam melatih anak bersepakat ini kita bisa mempraktekkan apa yang sebelumnya telah saya jelaskan, yaitu keterampilan memilih.
Menekankan pada hal-hal yang salah
Nah, yang ditekankan apa? Ketidaksukaan orangtua terhadap perilaku si anak ini yang tidak membereskan kamarnya. Seharusnya yang ditekankan adalah rasa tanggung jawab si anak ini. Dengan melakukan kesepakatan tadi, si anak akan belajar mengenai pemenuhan tanggung jawabnya sebelum mendapatkan hak yang dimilikinya. Yap, pergi bermain termasuk hak si anak bukan? Ia berhak pergi asalkan memenuhi tanggung jawab membereskan kamarnya tadi.
Untuk melatih kita berkomunikasi yang baik dengan anak, ada satu buku yang sangat saya rekomendasikan, judulnya ‘Discipline Your Kids’ karya Joyce Divinyi, M.S., L.P.C. yang sudah diterjemahkan. Di dalamnya terdapat 5 langkah yang bisa kita ikuti dalam mengkomunikasikan segala kesepakatan yang ingin dibuat dengan anak.
Semoga bermanfaat. Happy parenting ^^
Mak,,peluuuukk yaa,,postinganmu tu seperti reminder bwt aku,,makasih mak 🙂
peluuuuk…
sebenernya ini reminder juga buat saya sih. saya posting begini buat memotivasi agar saya gak melakukan kebiasaan2 buruk yang kecil2 ini, hehehe. bener2 pengingat banget, makanya saya semangat nulis lanjutannya, tinggal tunggu publishnya aja 😀