Traveling

Adab-adab di Tempat Wisata yang Perlu Kita Ajarkan ke Anak

Waw, aku memulai tahun baru ini dengan menulis 2 hal yang aku suka, parenting dan traveling, dalam satu tulisan. Sebetulnya sudah ingin menulis adab di tempat wisata ini beberapa waktu lalu, tapi terpotong terus dengan tulisan traveling lainnya.

So, sekarang aja deh yaa ditulisnya, semoga tulisan di awal tahun ini bisa bermanfaat bagi yang juga ingin mengajak keluarganya, terutama yang masih punya anak kecil untuk mengajarkan adab terlebih dulu sebelum mengunjungi tempat wisata.

Bukan cuma tempat wisata saja sih, ke restoran atau tempat umum lainnya sepertinya dibutuhkan juga.

Insiden di Resto ICONIC

Soalnya baru saja semalam aku mendapat info salah satu action figure di restoran ICONIC jatuh dan pecah.

ICONIC ini memang restoran yang terletak di Jogja dan memang menampilkan banyak sekali action figure yang dijadikan daya tarik utamanya.

ICONIC

Aku yang kemudian merasa sedih akan insiden tersebut.

Pasalnya beberapa hari yang lalu kami juga mampir ke ICONIC, dan kami sangat menjaga Nara supaya dia bisa melihat dengan nyaman dan tidak menyenggol apapun yang ada di sana.

Benar saja, Nara hampir mencoba untuk menaiki undakan di depan lemari kaca. Langsung saja kami cegah supaya dia tidak meneruskan aksinya itu.

Tapi kemudian dia cerita, “Kenapa anak-anak tadi boleh manjat-manjat?”. Oo rupanya dia meniru anak lainnya yang kebetulan tidak kami lihat. Ya yang kami awasi kan anak sendiri ya utamanya, hee.

Baca juga: Tips Liburan Bersama Anak, Bayi, dan Balita Naik Pesawat

Ya kami jawab saja, sebetulnya gak boleh, karena nanti bisa merusak dan memecahkan kaca yang ada di sana. Alhamdulillah Nara bisa dibujuk untuk tetap menjaga jarak saat melihat action figure yang dipajang.

Pun kalau dia mau melihat yang kebetulan letaknya tinggi, dia akan meminta kami gendong, tidak memanjat sendiri.

Anw, balik lagi ke adab yang kami coba ajarkan ke anak-anak setiap kali kami pergi traveling atau mengunjungi tempat wisata ya. Langsung saja aku list deeh:

1. Mengikut Peraturan dan Menjaga Ketertiban

Iya donk, di mana bumi dipijak, di situ langit dijunjung. Kita harus mengikuti peraturan dan menjaga ketertiban yang ada di suatu daerah atau tempat wisata.

Karena peraturan tersebut dibuat pastinya demi kenyamanan pengunjung dan keamanan seluruh isinya.

Mengikuti Peraturan di Monkey Forest

Seperti di Monkey Forest. Sebelum masuk, penjaganya memang menyebutkan peraturannya terlebih dulu di pintu depan.

Peraturan tersebut antara lain untuk tetap tenang saat melihat monyet (jadi untuk anak yang takut monyet, sangat disarankan untuk tidak memasuki kawasan ini), dan juga tidak memberi makan monyet begitu saja.

Karena monyet memang akan agresif kalau melihat kita membawa makanan. Jadi mereka cenderung akan merebut dengan paksa apa pun yang kita pegang.

Memberi Makan Monyet di Monkey Forest

Naia memberi makan monyet itu sepengetahuan penjaga, bahkan memang ditawarkan oleh penjaganya untuk bisa memberi makan dari makanan yang mereka bawa.

Jadi Alhamdulillah kami tetap aman dan monyet-monyet tersebut tidak agresif.

Peraturan di ICONIC

Ya seperti di ICONIC tadi. Sudah ada tulisannya kok di setiap action figure yang dipajang, kalau pengunjung tidak boleh menyentuh dan memegang sembarangan.

Bahkan di bagian tengah yang terdapat display yang menampilkan scene pertarungan di Iron Man 3, ditutup dengan garis pembatas yang artinya pengunjung memang boleh melihat saja namun tidak boleh mendekati bagian tersebut.

Karena rentan dan bahaya ya, ada beberapa action figure yang seperti menggantung supaya makin menambah dramatisasi displaynya.

ICONIC

Nah, agar anak-anak bisa mengikuti peraturan tersebut, kita yang sedari awal sudah memberi tahu mereka kalau di tempat tertentu ya harus mengikuti peraturan yang ada, kalau bisa memang dijelaskan peraturannya satu per satu.

Jadi, bukan yang membebaskan anak dan hanya kita sebagai orangtuanya saja ya yang memahami peraturan suatu tempat wisata, tapi anak-anak juga diberi pengertian dan pemahaman ada peraturan yang harus kita ikuti. 😉

2. Tidak Membuang Sampah Sembarangan

Baik itu ke tempat wisata buatan, maupun ke tempat wisata alam.

Ya apalagi kalau wisata alam ya, buang sampah sembarangan apalagi sampah plastik pastinya akan merusak keindahan alamnya dan juga tidak semudah itu diurai oleh alam.

Jadi, iyes, kami selalu menekankan ke anak-anak kalau mereka tidak boleh membuang sampah sembarangan.

Memberi Makan Burung
Kalau membuang makanan burung boleh

Kalau ada sampah dan bingung harus buang ke mana, kami sarankan untuk diberikan ke kami dulu (orangtua) untuk disimpan di suatu plastik sampah atau kantong dulu. Baru kemudian saat menemukan tempat sampah, kita buang di tempat tersebut.

Alhamdulillah sejauh ini anak-anak selalu mematuhi hal yang satu ini. Mereka selalu mencari tempat sampah saat ingin membuang bungkus makanan sisa ataupun botol minum yang sudah habis.

3. Tidak Merusak Fasilitas Tempat Wisata

Hal yang kami tekankan sih berhati-hati dan mematuhi peraturan ya. Kalau ada bacaan jangan dipegang ya berarti jangan dipegang.

Anak-anak Main di Tanjung Aan
Main main saja ya

Berhati-hati ini lebih meminimalisir anak untuk berbuat yang di luar kontrol soalnya.

Dibanding “jangan dirusak”, berhati-hati lebih memberi pemahaman anak untuk tidak berbuat sembarangan.

Kalau bilang dengan kata “jangan”, anak malah cenderung menghilangkan jangannya kan? Atau mereka malah bingung harus apa agar fasilitas yang ada tidak rusak.

Baca juga: [Parenting] Bukan “Mengharamkan”, Hanya “Mengurangi”

4. Tidak Mencoret-coret Tempat Wisata

Sebetulnya sama, tidak mencoret ini termasuk ke dalam tidak merusak. Tapi kalau merusak kan punya arti lebih besar lagi ya.

Seperti kejadian di ICONIC tadi, action figure nya sampai pecah, yang sudah termasuk merusak.

Nah, kalau mencoret-coret, barang atau tempatnya tidak sampai rusak, namun jadi tidak indah untuk dipandang.

Anak Main Pasir di Bromo
Kalau coret coret di pasir boleh laah 😀

Biasanya sih ada tulisan “siapa was here” gitu di pohon atau batu kalau ke tempat wisata alam ya. Nah, hal seperti itu lah yang kami larang untuk anak-anak lakukan.

Kalau mau coret-coret ya di kertas yang sudah mereka bawa-bawa dalam tasnya. Makanya, kertas dan pensil warna memang jadi salah satu hal yang harus kami bawa kalau mau traveling sama anak-anak.

Baca juga: Ini Dia List Perlengkapan Traveling Bersama Anak yang Biasa Kami Bawa

5. Menghargai Makhluk Hidup

Bagaimana cara menghargainya? Ya sesederhana tidak mengganggu binatang yang kita temui sih.

Mini zoo Dusun Semilir

Biasanya anak-anak suka iseng untuk “mengompori” anjing atau kucing yang lewat. Iya itu cuma anjing atau kucing, kalau binatang berbahaya lainnya gimana?

Jadi, kalau mereka ketemu binatang tertentu, kami sih meminta mereka untuk tetap tenang dan tidak mengganggu binatang tersebut ya.

Memberi Makan Merpati di Lembang Park & Zoo

Oh, makhluk hidup yang aku maksud bukan hanya binatang deng, tapi juga tumbuhan. Ya seperti poin sebelum ini untuk tidak mencoret-coret, hal tersebut termasuk dalam menghargai makhluk hidup yang kami temui.

6. Sopan Kepada Penduduk Setempat

Salah satu cara menghargai juga sopan dan ramah kepada penduduk suatu daerah yang kami datangi.

Pengrajin Wayang Taman Sari

Sesederhana menjawab saat ditanya dan memberi senyum saja sepertinya bisa ya diajarkan ke anak-anak.

Tidak jarang, dengan sopan dan ramah, kami malah diberi rekomendasi tempat wisata atau tempat makan yang menarik di daerah tersebut.

Seperti kemarin saat ke Jogja. Waktu mengikuti Merapi Lava Tour dan menyampaikan kalau kami ingin ke pantai, kami malah diberi rekomendasi pantai di sekitar gunung Kidul saja.

Pantai Ngobaran - Gunung Kidul
Pantai Ngobaran – Gunung Kidul

Di sepanjang daerah tersebut memang terdiri dari banyak pantai sih, jadi bisa dipilih mana yang ingin kita kunjungi.

7. Bijak Saat Berfoto

Satu hal yang paling sering kita lakukan sebagai pengunjung tempat wisata ya apalagi kalau bukan foto-foto kan. Nah, sebaiknya saat berfoto pun kita melihat situasi dan bijak ya.

Kaca di Tingkat Atas GWK
Berfoto di GWK

Bisa jadi tidak semua tempat bisa dijadikan tempat foto.

Jangan sampai juga mengganggu kenyamanan pengunjung yang lain (misal dengan berlama-lama di suatu spot foto) atau sampai merusak fasilitas yang ada saat berfoto (misal salah injak saat mau menjepret kamera).

Orangtua Harus Selalu Awasi Anak!

Nah ini dia yang penting. Namanya jalan-jalan atau traveling bersama anak-anak, kita sebagai orangtua ya harus sudah siap untuk selalu mengawasi mereka donk ya.

Tujuan utamanya mah tentu untuk keamanan anak kita sendiri. Tujuan lainnya untuk selalu memastikan anak-anak mematuhi peraturan yang ada dan menjalankan adab-adab di tempat wisata yang telah kami ajarkan tadi.

Rainbow Slide Dusun Semilir

Semoga tulisan dari aku ini membantu kalian yang mau mengajak anak-anak berwisata atau traveling yaa. Jangan sampai kita selalu memaklumi anak dengan kata-kata “namanya juga anak kecil”.

Iya, namanya juga anak kecil, maka dari itu HARUS kita ajarkan sedini mungkin untuk berbuat yang benar dan bersikap yang seharusnya donk yaa 😉

Baca juga pengalaman kami lainnya di halaman Traveling ini ya 😉

istianasutanti

Halo, salam kenal ya.

Aku Istiana Sutanti, seorang ibu dari 3 orang perempuan yang hobi sekali mengajak anak-anak untuk traveling bersama.

Di blog ini aku sharing pengalaman traveling kami sekeluarga plus pelajaran parenting yang aku dapatkan, baik dari pengalaman pun dari seminar parenting.

Semoga kalian suka membaca pengalaman traveling kami dan semoga membantu untuk menentukan tujuan traveling kalian berikutnya! ;)

You may also like...

4 Comments

  1. Poin paling penting bagiku adalah pengawasan karena faktanya ada ortu yg malah sibuk dengan HPnya lalu sang anak ngeluyur sendirian.

    Lalu keingat ada anak yg kecemplung di deket masjid al Jabbar … Itu ortunya lalai???? kenapaa gak dibuntuti aja.

    1. Iyes mam, makanya aku kasih tanda seru di belakangnya. Apa sebaiknya pakai huruf kapital semua aja ya. Karena pada intinya, memang ortu yang wajib untuk mengawasi anaknya apabila bepergian, apalagi kalau anaknya masih di umur yang lagi lincah-lincahnya dan gak bisa diem 🙂

  2. Setuju. Krn mereka masih kecil lah, harus diajarkan sedini mungkin. Bukan malah dibebasin hanya Karen masih kecil. Aku ga pernah setuju dengan konsep begitu.

    Banyak anak yg aku liat JD ga sopan harga2 dibebasin. Saat mereka udh mulai besar, udh susah untuk mulai mengajarkan adab yg benar.

    Anak2 kdg aku ajak ke Negara2 kayak jepang, Korsel, supaya mereka lihat seperti apa anak2 di negara maju. Yg sangat menghargai antri, selalu buang sampah di tempatnya, dll.

    Soal sampah aku juga bilang ke anak2, kalo ga ketemu tempat sampah, berarti kantongin dulu , baru nanti di rumah di buang. Aku bakal marah besar kalo tahu mereka buang sembarangan. Syukurnya anak2 jadi paham skr. Udh ga susah untuk ngajarinnya lagi

    1. ah iya ya mengajak anak-anak ke negara negara itu juga untuk ngasih liat ke mereka adab anak di negara sana.
      Iya, aku gemes banget sama ibu2 yang membenarkan pakai ucapan itu, huhuhu. Sebel banget ya, harusnya diajarin malah dimaklumi, gedenya susah kalau udah mau dikasih tau yang bener jadinya 🙁

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.