Beberapa kali pengalaman membawa anak, bahkan bayi untuk naik pesawat, aku jadi mau memberikan tips-tips supaya perjalanan liburan bersama anak, bayi, dan balita di pesawat jadi makin nyaman nih.
Soalnya, aku pernah membawa Nawa (anak kedua) yang baru saja 6 bulan untuk naik pesawat ke Belitung, juga Nara (anak ketiga) yang berusia 5 bulan untuk naik pesawat ke Singapura, hehe.
Bukan ngebet ya, tapi waktu yang mengajak Nara sih kami hanya memanfaatkan waktu saja. Memanfaatkan momen anak bayiknya belum dikenai tarif yang full dari maskapai dan juga memanfaatkan si bayi yang belum MPASI, ahaha.
Soalnya kalau sudah MPASI, bawaannya jadi jauh lebih banyak dan segambreng.
Kayanya cara liburan yang pas saat mereka MPASI (yah, setidaknya sampai umur 1 tahun lah yaa) adalah road trip sih, jadi pakai mobil sendiri gitu supaya keperluan MPASI bisa terpenuhi dan anak tetap nyaman serta ibu tidak terlalu memikirkan pandangan penumpang lain, ihihi.
Semoga tips liburan bersama anak naik pesawat dari aku ini bermanfaat yaa. Aku ngomongin dari mulai harga dan peraturan selama di pesawat kok, jadi semoga lengkap deh ini π
Harga Tiket Pesawat untuk Bayi
Pertama, memang berapa sih harga tiket pesawat untuk bayi tuh? Bukannya gratis ya?
Eits, jangan salah. Biaya tiket pesawat untuk bayi atau anak di bawah 2 tahun itu masih terbagi tergantung maskapainya. Ada yang menggratiskan, ada yang memberlakukan tarif 10-20%.
Hal ini karena usia anak di bawah 2 tahun memang belum mendapatkan tempat duduk sendiri ya, melainkan hanya bisa dipangku oleh orang dewasa berumur 18 tahun ke atas.
Kebetulan pengalaman aku itu naiknya Garuda, Sriwijaya Air, sama Citilink. Ketiga maskapai itu memberlakukan harga tiket untuk anak di bawah 2 tahun adalah sebesar 10% dari harga tiket dewasa.
Kalau Air Asia, harga tiket untuk bayinya fix rate gitu, sekitar 150ribuan kalau gak salah. Kalau yang menggratiskan adalah maskapai Jetstar.
Baca juga: Itinerary Singapura Bersama Bayi dan Balita
Namun, kalau orangtua memang ingin memberikan satu tempat duduk sendiri, beberapa maskapai sepertinya membolehkan sih orangtua “membeli” tiket pesawat dengan harga yang sama dengan harga tiket orang dewasa. π
Untuk anak di atas 2 tahun sudah harus membayar tiket pesawat secara penuh ya, soalnya mereka akan diberikan kursi tersendiri karena dirasa sudah bisa duduk mandiri dengan didampingi orangtua di sebelahnya π
Pelajari Peraturan Penerbangan
Selanjutnya yang tidak boleh terlewatkan adalah, pelajari peraturan dan persyaratan penerbangan ya. Seperti sekarang ini, anak-anak di atas 6 tahun kalau mau naik pesawat tuh harus sudah melakukan vaksin covid sebanyak 2x.
Tapi waktu penerbangan aku ke Lombok di awal tahun ini, sepertinya kami gak diperiksa sih. Apa mungkin untuk penerbangan internasional aja yaa yang lebih ketat pemeriksaan vaksin ini?
Lalu, ada umur minimal anak atau bayi, yaitu 7 hari. Ya umur 7 hari juga masih bayi banget sih menurut aku. Malah preferensi aku sih bayi baru bisa diajak naik pesawat setelah 3 bulan ke atas. Ya waktu Nara ya seumur 5 bulan itu deh.
Soalnya kalau masih bayi banget kayak masih takut kenapa kenapa gitu gak sih? hee.
Eh, tapi kalaupun memang se-urgent itu untuk membawa bayi di bawah 7 hari, harus disertai dengan ijin medis yang memang mengharuskan bayi sekecil itu untuk naik pesawat yaa.
Lebih lengkapnya mengenai peraturan penerbangan ini bisa kalian cek di website Garuda mengenai peraturan penerbangan bersama anak ini.
Pertimbangkan Waktu Penerbangan
Selanjutnya kita bisa mempertimbangkan waktu penerbangan yang kira-kira akan sesuai dengan rutinitas anak.
Tapi waktu penerbangan ke Lombok aku hanya mencari penerbangan yang cukup pagi aja sih, jadi kami harus membangunkan anak-anak dini hari untuk menuju bandara.
Alhamdulillahnya anak kami sudah di-briefing sejak malam sebelumnya kalau akan ada penerbangan pagi, jadi mereka bisa tidur lebih awal.
Waktu penerbangan yang cocok biasanya mengikuti siklus tidur anak, apalagi kalau masih bayi ya, tidurnya masih sesuka mereka.
Jadi lebih enak memang kalau saat memasuki pesawat terbang dan lepas landas, si bayi udah tertidur supaya terhindar dari rasa tidak nyaman yang mungkin terjadi.
Briefing
Nah ini yang menurut aku juga super penting, yaitu briefing alias sounding ke anak kalau kita akan bepergian naik pesawat.
Bisa juga beberapa hari sebelumnya kita melakukan role playing naik pesawat, supaya anak mulai terbayang bagaimana suasana pesawat dan bagaimana peraturan selama di dalam pesawat.
Jangan remehkan briefing ini ya, karena kami sudah melihat buktinya sendiri di kami. Sejak kecil, anak-anak memang terbiasa dibriefing gini, sehingga Alhamdulillah mereka lumayan anteng.
Walaupun ada juga lah beberapa kejadian anak rewel mah. Udah kenyang juga sih kami menghadapi anak yang tantrum atau rewel saat perjalanan, ihihi.
Baca juga: Tips Mencegah Anak Rewel di Pesawat
Memastikan Anak dalam Kondisi Prima
Yap, yap, satu hal ini juga sangat penting, memastikan anak dalam kondisi prima. Maksudnya adalah memastikan mereka sehat dan bugar saat waktu penerbangan.
Bukan hanya sekedar sehat ya, tapi juga memastikan beberapa kondisi ini terpenuhi:
- Mereka sudah makan alias kenyang,
- Cukup tidur atau cukup istirahat (atau tidur saat di pesawat nanti), dan juga
- Pakai baju berlapis karena di dalam pesawat cenderung udara memang menjadi sangat dingin, maka untuk memastikan kenyamanan mereka, kita beri mereka baju berlapis supaya tidak kedinginan π
Boarding Lebih Awal
Nah, kalau bisa, setelah check in, kita harus stand by di depan gate yang ditentukan. Hal ini agar memudahkan kita untuk langsung menuju gate yang sesuai saat gatenya dibuka dan penumpang dipersilakan untuk boarding.
Boarding ini adalah waktu kita untuk naik ke pesawatnya ya, sebelum take off atau lepas landas. Biasanya sekitar 15 – 30 menitan maskapai melakukan boarding sebelum waktu take off.
Jadi, waktu yang tertera pada tiket pesawat kita merupakan waktu take off, nah kita sebaiknya sudah check in satu jam sebelum waktu tersebut dan boarding saat waktunya telah ditentukan.
Boarding lebih awal harapannya akan membantu si anak untuk mengamati situasi di dalam pesawat dan membiasakan mereka untuk berada di dalam pesawat tersebut.
Kita jadi bisa menyesuaikan kursi serta membangun kondisi ternyaman anak saat berada di pesawat. Anak jadi lebih siap menghadapi penumpang lainnya dan bersiap untuk lepas landas.
Kita juga jadi bisa mengarahkan mereka untuk tidur kalau memang waktunya sesuai dengan waktu tidur mereka π
Membawa Tas Keperluan Anak/Bayi
Jangan lupa untuk membawa satu tas khusus yang berisi keperluan anak ya, terutama kalau mereka masih bayi, butuh tas yang cukup besar sih kayanya untuk memasukkan keperluannya selama di pesawat.
Karena tas tersebut biasanya berisi:
- Baju ganti,
- Tisu basah dan tisu kering
- Pampers secukupnya kalau masih pakai pampers,
- Obat-obatan pribadi,
- Selimut kecil
- Susu bayi (jika si kecil minum susu formula)
Barang-barang itu memang biasanya akan dibutuhkan selama di dalam pesawat ya.
Perlukah Penutup Telinga?
Untuk yang masih bayi, apakah sepenting itu untuk membawa penutup telinga?
Buat aku yang gak pernah memakaikan anak-anak penutup telinga, jawabannya jadi gak terlalu penting. Soalnya perbedaan tekanan yang akan dihadapi anak, bisa kita akali dengan memberi mereka camilan atau memberi bayi kita ASI.
Bayi ASI memang lebih mudah karena kita tinggal memberi mereka ASI supaya tenang ya, hehe.
Camilan atau permen akan membuat anak-anak mau tidak mau menelan ludah, sehingga bisa mengatasi rasa tidak enak pada telinga saat terjadi perbedaan tekanan.
Membawa Mainan
Selain tas khusus yang berisi keperluan anak tadi, aku juga biasanya membawa beberapa mainan yang bisa dimainkan dan membuat anak lebih tenang selama di pesawat.
Mainan yang biasa aku bawa:
1. Buku Mewarnai
2. Alat Mewarnai
3. Buku Stiker
4. Boneka Jari
5. Boneka Kecil Favorit Anak
Membawa Camilan Secukupnya
Selain mainan, yang akan membuat anak lebih tenang selama di dalam pesawat adalah camilan.
Walaupun kita tadi sudah memastikan mereka cukup makan ya, tapi tetap saja biasanya anak akan membutuhkan camilan.
Seperti yang aku bilang di atas, minum susu atau ngemil bisa mengurangi rasa tidak enak yang ditimbulkan dari perbedaan tekanan pada pesawat, jadi ya pastikan kalian tidak kehabisan camilan π
Gunakan Cabin Stroller
Nah kalau yang ini, kami sudah pikirkan sejak anak kedua lahir. Jadi begitu cari stroller, kami sengaja mencari yang ukuran cabin size agar bisa dibawa ke dalam pesawat.
Kalau kalian belum punya stroller yang cabin size, bisa juga dengan menyewa sebelum keberangkatan naik pesawat yaa.
Aku pun pernah menyewa stroller, ceritanya untuk test drive sebelum yakin mau membeli stroller jenis dan merk apa.
Stroller cabin size ini tetap akan dicek saat check in. Petugas akan meminta kita untuk melipat si stroller untuk melihat ukurannya kira-kira cukup kecil untuk masuk kabin pesawat.
Longgarkan Penggunaan Gadget
Selanjutnya, yang namanya lagi jalan-jalan, kondisi memang tidak harus ideal lah yaa. Jadi sesekali melonggarkan aturan mengenai penggunaan gadget menurut aku gak masalah, hehe.
Asal jangan keterusan juga sih. Biasanya kalau aku tetap dibatasi, hanya saja memang memberi waktu screen time sedikit lebih lama dibanding hari-hari biasanya.
Biasanya gadget juga jadi “senjata” terakhir sih setelah semua cara dicoba untuk menenangkan anak. Memberi cemilan sudah, membuatnya nyaman sudah, memberinya aktivitas juga sudah.
Begitu semua rasanya sudah kita lakukan namun anak tetap merasa bosan atau rewel, yaudah deh, gadget to the rescue deh, ahaha.
Siap Membawa Anak Naik Pesawat?
Gimana, gimana? Sudah siap sekarang untuk mengajak anak-anak (atau bahkan bayi atau balita) untuk bepergian naik pesawat?
Semoga sih sedikit tips singkat dari aku ini bisa bermanfaat yaa. Pokoknya, tanamkan pada diri kalian, karena tujuan kalian liburan adalah untuk bersenang-senang, jadi prosesnya pun harus menyenangkan.
Demi proses yang menyenangkan, persiapannya harus matang kaan, hehe. Jadi kita sudah siap dengan segala kemungkinan yang akan terjadi, maka kita pun bisa lebih santai dalam menghadapi apapun nantinya, hehe.
So, enjoy your journey yaa π
Oiya, kalian bisa follow IG aku di @momopururu yaa untuk mendapat update dan rekomendasi tempat-tempat seru bersama keluarga ;)
Yg penerbangan LN juga boro2 diliat cert vaksin mba (β ββ βΏβ ββ ). Udh ga dicek hahahahha. 2022 aku udh aktif traveling ke LN lagi, sekalipun ga ada yg minta cek.
Memang harus prepare sih kalo mau ajakin anak bayi atau balita utk terbang pertamakali. Aku INGET dulu diksh tau mama pertama kali naik pesawat usia 2 bulan, dari Jakarta ke Aceh. Suamiku usia 3 bulan, dari jkt-korea Utara, Krn papa mertua penempatan diplomat di Korut pas suami masih 3 bulan. Dan sebisa mungkin rutenya pilih yg banyak transit jadi nya, biar si bayi nyaman :D.
Aku sendiri ajakin anak pertama kali usia 8 bulan. Tapi ada pawangnya suami dan babysitter, jadi ga panik2 amat hahahaha. Ga berani aku kalo cuma berdua anak. Either suami or babysitter harus ikut pokoknya. Selebihnya hampir sama dengan yg mba tulis, bawa mainannya, hp udh donlot Ama film yg mereka suka etc.
Anakku yg pertama udh biasa Ama penerbangan yg lebih dari 5 jam. Tapi yg bungsu blm nih. paling jauh baru Malaysia doang kalo dia. Jadi aku mau ajakin ke negara yg jauhan THN depan π
Ahaha.. sekarang udah lowong lagii berarti ya mbaakk.
Iya, ngajak anak-anak apalagi bayi untuk terbang tuh emang harus lengkap banget persiapannya, biar nyaman semuanya. Bayinya nyaman, orangtua juga gak tertekan, penumpang lain pun gak terganggu. Tricky banget dan jadi banyak printilannya sih yaa, hahaha