Parenting

The Power of Briefing

Bulan lalu Nara imunisasi dan untuk pertama kalinya lagi kami ke Rumah Sakit. Nah, berhubung Nara selama ini juarang banget ketemu orang ya kan (pandemi bikin anaknya juarang keluar rumah dan ketemu orang ya sis), jadi aku pikir aku harus menyiapkan dia sebelum dia menghadapi dokter dan diimunisasi.

Soalnya semuanya akan terasa baru kan ya buat dia? Lha wong terakhir ke dokter tuh ya sebelum dia bisa jalan dan sebelum dia umur 1 tahun. Jadi yah gitu lah ya.

Lalu ya aku briefing deh dia sebelum berangkat.

Briefing di Mobil

Jadi, saat masuk mobil, aku udah bilang sama Nara. Dek, kita ini naik mobil mau ke dokter, nanti Nara diimunisasi loh, dan mungkin akan disuntik. Kayak gini nih disuntiknya, cuuss (sambil ngarahin jari ke tangan atau paha dan sambil bercanda).

Disuntik itu mungkin akan sakit dan bikin gak nyaman sih, tapi nanti mama ada terus kok inshaAllah sama Nara, nanti mama pegangin Naranya. Gapapa yaa *sambil senyum dan masih bercanda suntik suntik pakai tangan.

Begitu sampai rumah sakit dan masuk ruang tunggu dokternya, aku bilang lagi ke Nara. Eh iya, kebetulan dokternya juga baru dateng, jadi ngelewatin kita gitu dan ya kita sapa deh. Terus ya memanfaatkan momen dokternya lewat itu, aku bilang deh.

Tuh dek, nanti bapak dokter itu yang imunisasi Nara, gapapa ya. InshaAllah pak dokternya baik, nanti Nara bilang “haaii” gitu aja coba deh yaa. Terus nanti Nara diperiksa dulu badannya, pakai itu tuh *sambil nunjuk stetoskop*, mungkin dingiiinn gitu nanti di badan, hehe.

Saat di Ruang Dokter

Begitu masuk ruang dokternya, dia ngeliatin dokteer terus. Ya dia diem aja dan gak bilang hai. Tapi ya gapapa, udah kemajuan dia gak nangis liat orang baru apalagi laki-laki. Liat om dan akinya aja dia nangis kejer :’)

Lalu ya mengobrollah kami sebentar sama dokternya. Setelah ngobrol itu, Nara lalu diminta berbaring untuk diperiksa dan diimunisasi. Saat berbaring itu, saya bilang ke Nara, “Nah, sekarang Nara tiduran nih dek mau diperiksa sebentar yaa sama pak dokternya.”

Begitu dia tiduran, saya masih pegangin walaupun ternyata dia udah ngelepas pegangannya, udah gak terlalu tegang gitu.

Nah, saat waktunya diperiksa, dia diem dan beneran gak nangis. “Alhamdulillaah,” kataku dalam hati. Lalu mulai deh celananya dibuka untuk disuntik di paha.

Dokternya siap-siap menyuntik. Nara masih tenang.

Sambil dokternya bawa suntikan itu aku bilang lagi “Nah ini deh disuntiknya, sebentaar aja ya inshaAllah.” Udah dia masih tenang sambil ngeliatin dokternya nyuntik. Alhamdulillah saat suntikannya masuk juga dia masih tenang.

Tapi sambil dokternya nyuntik itu aku masih merhatiin aja, takut-takut awalnya udah lancar, begitu suntikannya dicabut, dia nangis ya kan.

Ternyataa, begitu suntikannya dicabut pun dia masih tenang. Alhamdulillahnya dia sampai gak nangis sama sekali ya Allah. MasyaAllah Tabarakallah deeek. Alhamdulillah yaa, briefingnya berhasil ini, kataku dalem hati.

Jangan Capek Briefing!

Emang ke anak tuh harus gak pernah capek untuk briefing sih bener. Karena anak itu punya kecenderungan suka keteraturan, jadi setiap ada perubahan gitu, mereka akan kaget dan takutnya bisa tantrum.

Karena anak yang kaget dengan situasi tertentu tapi masih belum bisa mengutarakan perasaannya kan juga bingung harus ngapain.

Misalnya yang biasanya di rumah saja main sama kakak-kakak, ini harus pergi ke tempat yang dia gak tau dan gak tau juga mau ketemu siapa.

Kalau bukan kita yang selalu memperkenalkan dan bilang kita mau ke mana, mau ketemu siapa, serta mau ngapain aja tuh mereka sama sekali gak akan ngira mau ke mananya.

Sejak Anak Pertama

Dari anak pertama, aku udah sering melakukan briefing ini sebelum kami melakukan sesuatu atau sebelum kami berganti aktivitas. Sering bukan berarti selalu sih.

Karena kadang saat akunya lagi capek atau “error” ya lupa aja gitu untuk ngasih briefing kayak gitu ke anak. Walhasil bener keliatan banget bedanya sih.

Saat aku ngasih briefing yang jelas dan lengkap, serta mungkin sedikit role playing sama anak, anak bisa lebih tenang dan lebih siap saat berada di lingkungan baru. Mereka cenderung lebih tenang dan lebih terkendali saat sudah tau dan mengerti akan berada di tempat seperti apa dengan kondisi yang bagaimana.

Nah, saat kami lupa briefing ke anak, anak cenderung jadi mudah terganggu dan hasilnya lebih intens untuk merengek dan minta pulang. Minta pulang ya jelas karena di rumah jauh lebih nyaman kaan dibanding di tempat yang kami datangi itu. Jadi, yaa begitulah.

Nawa Rewel di Gardens by The Bay

Saya jadi inget waktu kami ke Singapure 1,5 tahun lalu. Hari kedua kami jalan-jalan, kami lupa briefing ke anak-anak. Nah, berhubung Naia udah lebih gede, Alhamdulillah dia sih gak ada masalah.

Masalahnya ada di Nawa, yang merengek minta balik ke hotel terus padahal baru beberapa jam di luar. Akhirnya ya gak pulang sih, tapi kami jadi lebih capek karena harus menenangkan Nawa beberapa menit sekali supaya dia lebih nyaman untuk berada di lingkungan yang kami kunjungi.

Baca juga: Itinerary Singapura

Begitu sadar kalau mungkin kami lupa briefing, malamnya kami cerita besok mau ke mana, dari jam berapa sampai jam berapa, dan akan ada apa atau ngapain saja di tempat yang kami kunjungi nanti.

Alhamdulillah betul saja, keesokan harinya, anak-anak jadi lebih siap untuk mengeksplor dan Nawa terutama jadi lebih tenang karena sudah tau apa yang akan dihadapinya.

Jadi, buibu, briefing ataupun gak briefing, memang mengajak anak bepergian akan capek.

Tapi, tinggal pilih saja, lebih capeknya saat jalan-jalan, atau capek saat di rumah sebelum hari H? Capek menghadapi emosi anak atau capek berdiskusi sama anak tempat apa saja yang akan kami kunjungi nanti dan harus apa kami di sana?

Yah, ini menunjukkan semua hal itu memang butuh effort lah yaa, hehe. Oh, dan butuh persiapan.

Karena rasa capeknya mempersiapkan mental anak dengan briefing jauh lebih menyenangkan dibanding rasa capek menghadapi emosi anak saat mereka tidak memahami situasi tertentu.

istianasutanti

Halo, salam kenal ya.

Aku Istiana Sutanti, seorang ibu dari 3 orang perempuan yang hobi sekali mengajak anak-anak untuk traveling bersama.

Di blog ini aku sharing pengalaman traveling kami sekeluarga plus pelajaran parenting yang aku dapatkan, baik dari pengalaman pun dari seminar parenting.

Semoga kalian suka membaca pengalaman traveling kami dan semoga membantu untuk menentukan tujuan traveling kalian berikutnya! ;)

You may also like...

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.