Beberapa waktu ini (sekitar sebulanan lebih lah ya) aku tuh kepikiran, kenapa aku gak tulis aja ya “Tips Packing untuk Traveling Bersama Anak dan Balita”. Berhubung packing ini termasuk salah satu hal yang paling paling aku suka dari proses sebelum melakukan traveling ya, ahaha.
Iyes, packing ini hal yang paling aku suka saat menyiapkan perjalanan, baik itu perjalanan jauh yang naik pesawat, ataupun road trip.
Soalnya sewaktu packing, aku bisa mengatur dan menyesuaikan pakaian dengan rencana tempat yang akan kita datangi. Bagian tersebut tuh jadi semacam peningkat semangat buat aku.
Menghasilkan hormon dopamin dan meningkatkan antusiasme aku terhadap traveling yang akan kita laksanakan.
Udah ngebayangin asiknya jalan ke tempat tersebut sebelum betul terlaksana lah gitu, ahaha.
Anw, jadilah berdasarkan pengalaman aku mengajak anak (bahkan sejak mereka bayi dan balita yaa) untuk traveling, aku share tips-tips untuk packingnya di postingan ini deh.
Semoga bisa membantu mengefisienkan barang bawaan yaa π
Kategorikan Barang Bawaan dan Buat Chekclist
Yap, bagian pertama saat packing yang biasa kami lakukan adalah mengategorikan barang bawaan. Biasanya terbagi ke dalam 5 kategori:
- Baju (berapa jumlah pakaian yang dibawa dalam berapa lama perjalanan)
- Perlengkapan mandi dan kosmetik (termasuk skin care dan make up eik)
- Elektronik (charger hp, laptop kalau mau dibawa, kamera, tripod, dan power bank)
- Perlengkapan anak (termasuk stroller, gendongan, perlengkapan mewarnai dan mainan)
- Lainnya (kalau bingung masuk kategori mana, ahaha)
Yang termasuk di dalam kategori lainnya ini adalah seperti plastik, keranjang lipat untuk pakaian kotor, payung, P3K, bantal leher, kacamata, topi, dan barang kecil lainnya yang dirasa cukup penting untuk dibawa serta.
Kategori ini hanya untuk memudahkan kita dalam packing dan mengetahui apa aja yang harus dibawa ya, supaya gak grasak grusuk semua dibawa.
Inget gak jaman sekolah dulu? Kalau mau jalan-jalan gitu, kita kan mesti tuh dapet list dari sekolah barang apa aja yang harus dibawa.
Nah, sama deh, kita terapkan hal itu juga sekarang, tapi yang bikin list ya kita sendiri jadinya, hehehe.
Bikin checklistnya deh supaya kita tau mana barang yang sudah kita bawa, mana yang masih belum masuk ke dalam tas atau koper.
Pisahkan dalam Pouch
Setelah aku membagi kategorinya, aku mulai tentukan baju di mana elektronik di mana, dan sebagainya.
Biasanya yang masuk dalam koper adalah baju, perlengkapan mandi, dan hal-hal yang berhubungan dengan pakaian.
Make up di tas aku sendiri, elektronik di tas suami (eh, terbagi 2 sih, ada yang bisa masuk koper ada yang enggak), gendongan biasanya aku pakai, lalu mainan anak juga terbagi 2, ada yang masuk koper ada yang dibawa.
Selanjutnya, baju-bajunya nih yang biasanya aku masukkan dalam pouch pouch kecil lagi. Yaa gak seberapa kecil sih, masih buat banyak baju, istilahnya mah “travel bag” gitu.
Aku beli set travel bag yang biasa dijual di marketplace gitu, 1 set biasanya isinya bisa sampai 7 kantong dengan beragam ukuran.
Nah, baju ini aku pisahkan antara baju kami dan baju anak-anak. Baju aku dan suami di satu tas/pouch sendiri, baju anak-anak di tas/pouch lainnya.
Ribet? Enggak.
Menurut aku kayak begini malah lebih efisien. Apalagi kalau mau mencari barang, kita bisa cari di tas yang sesuai saja, gak perlu mengeluarkan semua barang jadinya.
Baca juga: 10 Barang Wajib saat Mengajak Anak Dan Balita Road Trip
Manfaat lainnya adalah, kalau mau diletakkan di lemari penginapan atau lemari hotel tinggal langsung angkat bersama pouch-nya.
Jadi gak perlu pindahkan bajunya satu per satu. Ya tinggal tas/pouchnya tadi saja yang masuk lemari, koper bisa dilipat dan hotel jadi lebih rapi, hehe.
Berapa Jumlah Pakaian yang Harus Dibawa?
Nah kalau ini begantung dengan lamanya kita melakukan traveling ya. Kalau traveling singkat 2 hari 1 malam atau 3 hari 2 malam sih gak perlu banyak-banyak gapapa.
Kecuali bayi ya, itu sih bawaannya memang harus banyak karena masih sulit diprediksi kapan ganti bajunya, hehe.
Untuk traveling 3 hari 2 malam, biasanya aku cuma bawa 1 celana luaran (yang aku pakai untuk berangkat juga), ya sama celana renang kalau berniat renang.
Baju atasan bawa 3, untuk tidur 1 (2 malam pakai baju yang sama xp), untuk pergi 2.
Anak-anak sih beda, masih 1 celana di tiap waktu mandi, jadi total bawa 4 pasang baju untuk anak-anak, plus 1 pasang cadangan untuk yang paling kecil.
Sekarang yang tidak boleh lupa dan harus dibawa adalah jilbab kecil. Alhamdulillah ini anak-anak udah mau pakai jilbab ke mana-mana, jadi emaknya mesti menyiapkan jilbabnya juga kalau traveling gini.
Soalnya pernah lupa dan kasian dia tetap mau pakai jilbab, jadi terpaksa pakai jilbab yang itu-itu saja π
Nah, tapi kalau perginya bisa seminggu seperti waktu kami ke Lombok atau road trip ke Bali yang sampai 2 minggu tentu beda lagi donk jumlah baju yang dibawa.
Berhubung aku memang kepikiran untuk mencuci, ya kami memang mencuci di sela-sela liburan itu. Jadi, total baju yang kami bawa ya baju untuk sekitar 4 atau 5 hari saja (biasanya 7 pasang pakaian anak-anak).
Satukan Baju dengan Pasangannya!
Ini dia bagian favorit aku. Biasanya untuk anak bayi bahkan balita, pakaiannya masih aku satukan secara berpasangan.
Hal ini dimaksudkan supaya saat aku lagi repot, bapaknya bisa gantian menyiapkan pakaian anak-anak tanpa kebingungan mix and match-nya.
Kalau sudah sepasang, suami jadi lebih mau membantu karena tidak direpotkan dengan memilih baju, ahaha.
Inget ya buibu,
Bapak-bapak itu bukan gak mau membantu, tapi mereka butuh dimudahkan dalam membantu π
Begini cara aku menyatukan pakaian anak supaya bisa sepasang:
Lipat Baju dengan Metode Konmari
Inspirasinya sih Konmari-nya Marie Kondo ya, hehe. Walaupun sekarang beliau mengakui kalau sulit beberes setelah punya anak 3, tapi metodenya bisa banget diaplikasikan untuk melipat baju saat traveling.
Begini biasanya aku melipat jenis-jenis pakaian untuk traveling:
Melipat Baju
Baik baju anak maupun baju dewasa, biasanya aku lipat dengan cara seperti itu.
Hal yang sama aku lakukan untuk melipat baju anak-anak sehari-hari sih. Pasalnya, melipat baju dengan cara seperti ini bisa “mengamankan” baju yang berantakan dari “serangan” anak membongkar lemari, ahaha.
Saat Nara masih sekitar 1 tahun lebih, kan memang masih dalam tahap seneng banget tuh mengacak-acak lemari, nah dengan melipat baju kayak gini, aku lumayan lebih ringan untuk membereskan.
Soalnya, gak perlu kerja 2x lagi (melipat dan memasukkan), aku tinggal memasukkan ulang ke lemari saja karena lipatannya masih aman.
Kalau melipat seperti biasa, udahlah harus memasukkan ulang, sebelumnya harus melipat ulang pula, kan capek, ihihi.
Melipat Celana Dalam
Ini berlaku untuk celana dalam siapapun, hehehe. Aku merasa lipatan kayak gini yang paling ringkes.
Sebetulnya ini memang lipatan sehari-hari untuk masuk lemari sih, jadi kalau mau traveling gak perlu aku lipat ulang.
Melipat Sajadah
Sekarang sih sudah banyak sajadah traveling gitu dan sudah tersedia “kantong” untuk melipatnya juga ya, jadi ringkes dan kecil. Melipatnya ya kira2 seperti itu juga.
Untuk pakaian dalam wanita (baca: BH) aku gak punya lipatan khusus. Kalau bisa beli yang bisa digulung gitu sih mending beli yang kayak gitu ya, ahaha.
Wacoal nih punya bra yang memang didesain untuk traveling nih, tapi ya harganya mayan yaa. xp
Pakaian kotor apakah dilipat juga?
Pernah nih ada yang nanya. Kalau mau berangkat traveling, packingnya memang sedemikian rupa hingga pakaian atau barang-barang yang mau kita bawa bisa kita angkut dengan ringkas. Tapi, gimana saat packing mau pulangnya?
Apakah pakaian kotor itu dilipat sedemikian juga sampai ringkes juga gitu? Atau gimana?
Jawaban aku: kadang-kadang aku serajin itu untuk ngelipetin juga, tapi keseringan ya enggak, ahaha. Pakaian kotor langsung aku taro di plastik pakaian kotor lalu simpan di koper, udah.
Nah, di foto itu semuanya pakaian kotor loh. Ada pakaian kotor yang aku lipat, ada yang langsung cemplung ke plastik, ihihi
Kalau langsung masuk ke plastik pakaian kotor, apakah bawaan jadi banyak? Surprisingly enggak sih. Kalaupun bertambah, gak signifikan banget juga nambahnya. Apalagi awalnya kita memang pakai pouch-pouch kan?
Nah, saat pulang, begitu pakaian sudah terpakai dan keluar dari pouch, ya pouch tersebut bisa dilipat dan tidak banyak mengambil tempat di tas atau koper.
Untuk Ibu: Bawa Baju yang Bisa di Mix & Match
Kebiasaan aku sejak sebelum nikah kalau jalan-jalan adalah, bawa luaran! Ahaha.
Soalnya lumayan ya, dalemannya bisa lengan pendek yang nyaman untuk dipakai di rumah atau penginapan. Jadi bisa untuk pakaian tidur maupun pakaian pergi (kalau mau pergi tinggal pakai luarannya yakan).
Pilihan lainnya adalah bawa pakaian yang senada. Bawa beberapa pakaian yang memang pas dengan warna celana yang kita pakai atau kita bawa.
Misalnya kita cuma bawa kulot atau rok warna navy, bajunya ya bawa yang berwarna biru atau warna cerah lainnya, bukan warna maroon atau hitam.
Tapi paling aman pakai celana jeans sih, bisa dipadukan dengan warna apapun.
Kalau perginya maksimal seminggu, aku bawa 1 celana (2 dengan yang dipakai). Untuk tidur aja biasanya. Malah kalau di bawah 3 hari 2 malam, aku ya pakai celana yang dipakai aja gak bawa celana lainnya.
Tapi tergantung ya perginya ke mana. Kalau 2 hari 1 malam, tapi perginya ke air terjun mah ya perlu bawa celana panjang lagi donk ya. Satu untuk basah-basahan, satu untuk pulang π
Bawa dalam Ukuran Kecil (Compact)
Termasuk stroller!
Stroller sih memang sudah lumayan banyak ya sekarang yang bertipe compact alias saat dilipat, bisa menjadi kecil bahkan masuk kabin pesawat.
Salah satu pertimbangan aku dan suami waktu membeli stroller ya hal ini deh, yaitu ukurannya yang tidak merepotkan saat dilipat.
Alhamdulillah terbukti saat kami pergi ke Singapura di tahun 2019. Stroller yang cabin size ini boleh dibawa sampai ke dalam pesawat. Ya namanya aja cabin size ya kan, jadi iyes, bisa masuk ke kabin pesawat yaa.
Stroller yang Travel Friendly
Beberapa stroller yang sudah traveling friendly setau aku adalah:
1. Babyzen Yoyo. Aku beli yang mirip ini, tapi merk Cina-nya, ahaha. Namanya Kiddopotamus. Ada ceritanya di "Hunting Stroller untuk Nawa". Harga Babyzen bisa start di 6 juta soalnya, meanwhile budget kami maksimal 2 juta. Yaa jauh kaan, makanya ngincer merk Cina-nya aja, ahaha. Alhamdulillah awet sampai sekarang (paling ganti tutupan kepala dan alasnya saja sih).
2. Chocolate Pockit. Tipe ini bisa dilipat lebih kecil dibanding stroller di nomor sebelumnya, tapi ada beberapa fiturnya yang gak cocok untuk kami, seperti kursi yang kurang bisa recline dan tutupan kepala yang kurang besar. Harganya sekitar 2,3 jutaan.
3 Bugaboo Ant. Nah kalau yang ini, ada kayanya cukup lama setelah kami beli stroller, jadi walaupun tertarik ya buat apaa, kan stroller yang kami beli masih bisa dipakai, ahaha. Harganya start di 2,7 jutaan.
Sebetulnya masih ada lagi sih, tapi aku paling ingat dengan 3 ini karena 2 pertama jadi pertimbangan aku banget untuk beli, yang nomor 3 ngiler banget tapi yaa gitu kan.
Yang paling ringan (dan paling kecil saat dilipat) dari ketiganya adalah Chocolate Pockit.
Toiletries dan Skin Care
Selain itu, tentu barang-barang habis pakai juga ya, termasuk toiletries dan skin care. Usahakan cari dalam ukuran terkecil.
Kalau merk yang kita sukai tidak tersedia dalam ukuran yang travel friendly, aku biasanya pindahkan ke wadah lain yang lebih kecil. Ya supaya gak memberatkan saat dibawa.
Lumayan hemat tempat lah ya kalau toiletriesnya (peralatan mandi) dalam bentuk kecil gitu.
Sebenernya toiletries aku masih agak bulky sih, ya namanya aja bawa 3 anak, kebutuhan toiletriesnya juga pasti banyak kan yaa, hehehe.
Toiletries yang aku bawa biasanya:
1. Sabun
2. Shampo
3. Conditioner (sekarang ku tak bisa kalau gak bawa conditioner, ini terkait jenis rambut yang kering soalnya yaa)
4. Sikat gigi (sampai 5 donk ya kan anaknya 3), pasta gigi cukup 2 untuk dewasa dan anak-anak. Juga bawa pasta gigi yang ukuran kecil, sikat giginya sikat gigi lipat.
Bekerja Sama
Terutama dengan suami. Biasanya aku bertanggung jawab dengan pakaian dan semua tetek bengek perlengkapannya, seperti toiletries, handuk, perlengkapan renang, perlengkapan sholat, dan lain sebagainya yang berhubungan dengan pakaian.
Bagian suami adalah bertanggung jawab dengan alat-alat elektronik. Jadi bagian dia deh yang mengemas mulai dari charger, earphone, sampai kamera dan tripodnya.
Nextnya aku juga mau mengajak anak-anak juga bekerja sama dalam packing untuk traveling ini.
Sekarang sih sudah mulai bisa ya. Biasanya mereka yang menentukan pakaian yang mau mereka pakai bersama aku.
Jadi, mereka pilih pakaian tertentu sambil berdiskusi apakah pakaian tersebut oke, atau kurang efisien untuk dibawa. Kalau kurang efisien, mereka kembalikan lagi ke lemari.
Sebaliknya, kalau oke, mereka lanjut meletakkannya di atas koper untuk selanjutnya aku rapikan.
Harapannya sih anak-anak tidak hanya ikutan memilih, tetapi juga bertanggung jawab akan pakaiannya sendiri saat traveling. Kalau perlu dengan cara membuat check list juga.
Saat ini mereka sudah menerapkan check list sih, hanya saja baru untuk mainan dan barang yang menyibukkan mereka saat mereka bosan.
Jadi, mereka sudah mulai belajar tanggung jawab dengan membawa mainannya sendiri, belum pakaian. Pelan-pelan deh yaa π
Penutup
So, apakah tips dari aku ini sudah cukup membantu?
Bagian mana nih yang sudah kalian lakukan? Mengategorikan barang bawaan, membawanya dalam pouch, menyatukan baju dengan pasangannya, melipat dengan metode konmari, atau tips lainnya?
Semoga sih bisa membuat barang bawaan untuk traveling bersama keluarga jadi lebih efisien yaa, hehe.
Kalau kalian juga punya tips atau packing hack gitu, boleh juga lhoo dishare di komen π
Seruuuu bgttt
Selalu sukaaa baca cerita2 mba Isti while traveling
Beneran bs di ATM isasi nih mba
Klo sodara aku ada yg sampai beli alat vakum baju dan plastik itu lho mba.
iyaa mbak, itu next levelnya, ahaha. aku mau pakai itu kalau bawa jaket2 yang tebel gitu lho mbak, jadi beneran kerasa banget makin hemat tempat saat packing π
Oh itu toh cara konmari namanya. Sudah lama saya melipat pakaian dengan cara itu, tapi tidak tahu namanya, kemana saja saya selama ini? Haahaha.
Saya pun kalau keluar daerah baik untuk pelatihan maupun jalan-jalan selalu bawa baju luaran, lebih praktis dan bisa dipadu padankan, tapi belum pernah pakai pouch gitu mbak. Bisa dicoba nanti deh kalau mau bepergian lagi.
Memang harus dikategorikan dan dipisah penyimpanannya, bener bgt. Takutnya, kl gak dipisahkan, pas mau ambil apa2 jd berantakan lagi dan malah ada yg bs hilang.
nah itu, takut ada yang ketelisut terus hilang karena nyari di mana-mana. kalau udah dikategorikan, jadi enak kalau mau nyari apa-apa
Tii lengkaap, udah di star euy di laptop..hihi
Aku packing tuh paling mager tii π terus pernah dipacking si dia. Hadeh lebih rapi lagi, yaudah impas aku maju kalau ada kecoaπ
Bener ya biar gampang dan nggak bingung, disatuin sesuai pasangannya gitu.
ahaha tengkyu Cii udah di star.
iya, kebiasaan supaya kita gak repot juga nantinya Ci, makanya aku pasang2in gitu baju anak2. semoga ntar kalo mau traveling lagi jadi gak mager untuk packing yaa, ihihi
Aku ga sesering mb isti dalam travelling. Tapi ada kalanya bepergian sekeluarga yg butuh packing. Nah aku setuju bangetbpacking modrl dikelompok2in gini. Apalagi skrg anak2ku uda lumayan gede, uda bisa bawa backpack sendiri. Jadi, malah sekarang uda bisa dikasih tanggung jawab bawa bawaan masing2. Memang belum semuanya pakai pouch kecil2 tapi masih pakai plastik/kresek aja wkwkwk. Sudah sangat membantu sihh..
Sejak aku SMP sampe sebelum nikah, kalo pergi2 aku mesti bikin list barang2 bawaan di buku gitu. Tapi setelah ada anak2 kok jadi ilang ya kebiasaan itu. Hihihi.
Bener banget kudu dikategorikan yaa biar ga bingung dan amburadul π
Btw aku kapan hari request ke satu temen bloger cara menata pakaian yg ringkesss gitu buat traveling. Katanya biasanya dia gulung kecil2 gitu baju2nya, trus diiket karet. Hehe. Aku pengen liat penampakannya π
nah, aku gak menggulung karena ada beberapa baju yang jadi lecek pas di gulung. aku pun pernah pakai metode gulung gitu, tapi ya gitu, buat aku lebih efektif kayak begini karena gak butuh karet, hehehe
Aku nih kadang masih suka males ngelipetin baju dan pasangannya, pasti tetap terpisah dia. Walau waktu sebelum packing sudah dipasang-pasangkan. Kalau toiletries biasanya aku lebih sering beli di tempat kecuali kalau bakal sampainya malam biasanya sudah bawa dari rumah.
Rapi banget mbak ngepackingnya ya, keren banget. Aku juga kurang lebih sama sih, paling demen kalau udah packing gitu, apalagi anakku kan enam yaa, emang keliatannya ribet ya, tapi kalau gak kita yang nyiapin traveling gak bakalan jadi kali wkwkwk karena koper belum siap. jadi aku gulung juga tuh baju baju sesuai kebutuhannya udah satu set setiap anak. jadi mereka bisa langsung ambil kalau mau ganti baju dan gak bikin berantakan.
Tips memudahkan banget nih buat emak2 beranak banyak kek aku. Kebayang deh kalo bawa bayi pasti bajunya jadi 2x lipat. Aku juga memisahkan pake pouch sesuai kategori. Pake konmari juga biar rapih.
Keren banget sampai detail begini. Terimakasih atas sharing itu tips melipat pakaian dan memasangkannya jadi gak berantakan ya. Praktis…
Setuju bangeewt, packing itu hal yang bikin semangat jelang bepergian. Entah urusan kerja atau liburan, bawaannya bikin hepi. Kalo aku suka menggulung baju, celana jeans atau kulot. Dan pilih baju yang gak gampang kusut juga. Toiletries paling bawa pasta gigi dan sikat gigi aja, sabun ngandelin beli di tempat tujuan.
i always love packing, apalagi kalo packingnya dibikin per kriteria dan pouch kayak gini, karena akan memudahkan dan lebih rapi. udah gitu pilihan bahan baju pas traveling harus diperhatikan, sebaiknya yang gak gitu tebal, kalopun ke daerah yang dingin bisa diakalin ya sama vacuum baju hehehe
Kereen maak rapii, kalau aku roadtrip cenderung santuy menyiapkannya per tas jinjing untuk 1 hotel jd lainnya ga ikut turun, hotel berikutnya tinggal ambil tas lain isinya baju sekeluarga…kalau yg model kecil2 lipet ketika butuh pake koper atau ke LN baru lipet kecil2 gitu.
kadang-kadang aku juga gituu mbak, nyiapin tasnya per tempat gitu, jadi yang lain gak ikut turun. beneran lebih asik aja sih gak ribet buat kitanya yaa, ahaha
Wah makasih tipsnya bentar lagi insyaAllah mau melakukan perjalanan jauh juga bisa nih diadosi caranya. Kalau yang gulung2 itu aku dah beberapa kali pakai dan beenran hemat space gitu. Trus skrng tau gk perlu bawa baju2 banyak krn bisa pakai secukupnya khususnya buat ortu hehe. Kalau pouch blm punya sebanyak itu tp biasanya ada tas2 gudibek jg kumanfaatin π
Tipsnya sangat membantuuu..
Karena aku orang 4 aja rasanya mau Jakarta dari Bandung kok ribeettt banget, hihihi.. Dan sekarang ada solusinya. Kalau cari penginapan yg ada mesin cucinya. Hehhe.. Jadi pas pulang, semua baju dalam keadaan bersih.
Tapi kalau pas pulkam atau ke tempat yang gak memungkinkan cuci baju itu siih..
Karena baju kotor brag-brug, jadi terasa lebih berat bawaan saat pulang. Padahal ya gak nambah apa-apa..
Biasanya kalo packing2 yang rapi suamiku sih…, udah kamu tumpuk di situ..nanti mas yang masukin tas…heheheh
Emang harus dihitung baju..nya..biar cukup,..dan elektronik juga ya..buat dokumentasi..
Wah mantal banget tipsnya
Kalau pakai tips ini, jalan jalan sama anak tetap bisa aman packingnya ya mbak
Tipsnya bermanfaat banget! Kalau bepergian, emang baiknya dipisah-pisahnya apalagi ngajak anak. Kalau aku paling sering misahin antara skincare, make up, perlengkapan mandi, sama elektronik. Baju gulung aja karena emang gak banyak
Rapi banget packingnya, wah aku kudu belajar metode lipat pakaian ala Konmari ini, lebih ringkas dan hemat tempat yaa…aku kalau packing berantakan banget koper sampai kembung hihi
Pengen belajar nih cara packingnya terutama cara melipat bajunya yang simpel dan lebih rapi juga ringkas nggak makan tempat ya