Traveling

Mengunjungi Taman Sari Jogjakarta Bersama Anak, Napak Tilas Istana Air Kerajaan

Kalian tau gak ada satu tempat di Jogjakarta yang ternyata sebagus itu lho. Bukan bagus karena bangunannya baru dan modern gitu, melainkan karena sejarah dan penggunaan tempatnya. Namanya Taman Sari dan berlokasi di pusat kota Jogjakarta.

Aku entah kenapa terpesona sekali dengan Taman Sari ini. Mungkin karena keindahan perpaduan warnanya ya. Padahal bangunannya pun termasuk bangunan lama. Tapi mungkin karena tempatnya dijaga dan dirawat, jadinya tetap bagus.

Masuk ke dalam kawasannya pun membawa suasana tentram.

Lokasi Taman Sari

Taman Sari ini sebetulnya adalah benteng pertahanan sekaligus tempat hiburan, taman air untuk Sultan dan keluarga kerajaan. Mungkin karena sebagai tempat hiburan sekaligus benteng pertahanan itu, maka lokasinya tidak jauh dari alun-alun Jogjakarta.

Alamat lengkapnya berada di Patehan, Kraton, Yogyakarta City, Special Region of Yogyakarta 55133.

Jalanan menuju Taman Sari ini agak berliku dan agak kecil. Awalnya saat kami ke sana, kami agak sedikit ragu, kok jalanannya semacam jalanan di gang gitu yaa. Tapi karena mengikuti google maps dan masih on track, jadi kami lanjutkan.

Akhirnya benarlah kita sampai ke lokasinya, ada bagian jalan yang agak melebar ke arah Taman Sari ini. Di sekitar pintu masuk, terdapat tempat makan, jadi kita bisa makan dulu sebelum memasuki Taman Sari ya (kalau memang laper sih, ehehe).

Harga Tiket dan Jam Kunjungan

Kalau melihat harga tiketnya, rasanya tempat ini terlihat sederhana. Bayangkan saja, untuk bisa masuk ke tempat bersejarah dan iconic ini kita hanya dikenai harga sebesar 5.000 per orang dan 15.000 per orang untuk turis mancanegara.

Walaupun memang sederhana, tapi di jaman Sultan Hamengkubuwono I, tempat ini merupakan tempat yang indah dan menawan. Bahkan sampai dijuliki “Istana Air” karena keindahannya dan karena memang tempat hiburan air (mandi dan berendam) untuk para keluarga kerajaan.

Baca juga tempat wisata di Jogja lainya: Wisata Sejarah di Candi Prambanan Bersama Anak-anak

Taman Sari sekarang bisa dikunjungi sejak pukul 09.00 pagi sampai 15.00 (3 sore). Rasanya bisa sih untuk seharian ke sini dan melihat-lihat keindahan tempatnya sambil belajar fungsi dan kegunaan tempat ini di jaman dulu.

Tiga Fungsi Taman Sari

Taman Sari sebetulnya merupakan kompleks pertamanan yang dilewati oleh air, dan oleh karena itulah Taman Sari juga bisa disebut sebagai Istana Air.

Taman Sari dibangun dengan 3 tujuan utama, yaitu sebagai tempat rekreasi keluarga kerajaan, tempat pertahanan, juga tempat ibadah.

Taman Sari

Tempat rekreasi karena memang dijadikan semacam kolam berendam oleh para putri dan permaisuri, bahkan Sultan. Taman Sari ini bahkan dilengkapi dengan ruang sauna dan ruang berganti baju lho.

Tempat pertahanan dipercaya karena terdapat menara-menara yang bisa digunakan untuk mengintai. Juga terdapat lorong-lorong bawah tanah sebagai tempat mengelabui pasukan Belanda.

Tempat ibadah karena memang terdapat satu tempat untuk melaksanakan ibadah sholat dan Sultan bertindak sebagai imamnya.

Guide Yang Menyambut

Oiya, tapi jangan lupa untuk minta atau mencari guide ya agar tau sejarah tempatnya secara mendetail dan supaya gak seperti kebingungan harus apa saat di sana.

Soalnya kalau gak pakai guide, beneran kita gak tau sih fungsi tempat ini dulu itu untuk apa, ya kita akan melihatnya seperti kolam biasa saja yang berada di dalam bangunan tua.

Seingat aku sih guide ini tidak meminta bayaran khusus, jadi seikhlasnya kita yang memberi saja. Tapi rasanya memberi sekitar 50.000 saja tuh sudah worth it banget sih, karena kunjungan kita jadi sedikit bermanfaat, yaitu jadi paham dan mengerti sejarah dan fungsi Taman Sari itu sendiri.

Gerbang Kenari

Di awal, guide akan menjelaskan pintu masuk Taman Sari yang sekarang digunakan. Aku bilang sekarang digunakan karena jaman dulu, untuk masuk ke istana air ini harus melalui jalan yang berbeda, di pintu yang bernama Gapuro Hageng.

Kalau sekarang, justru Gapuro Hageng terletak di bagian belakang. Setelah kita melewati taman air, barulah kita akan sampai di Gapura Hageng tersebut.

Gerbang Kenari sendiri memiliki 2 tangga di kanan dan di kiri yang berfungsi sebagai gerbang pengawas. Kalau dibolehkan, kita bisa juga sih naik sampai atas, tapi akan diminta untuk hati-hati karena bangunannya yang sudah agak rapuh.

Umbul Binangun

Umbul Bingangun Taman Sari

Setelah melewati Gerbang Kenari, kita akan melihat kolam kolam air yang dahulu digunakan untuk pemandian keluarga Sultan. Ternyata kolam-kolam air tersebut merupakan bagian dari kompleks yang diberi nama Umbul Binangun.

Umbul Binangun sendiri sebetulnya memiliki 3 kolam air, namun yang terlihat setelah kita melewati gerbang Kenari hanya 2, satu kolam lainnya dipisahkan oleh bangunan tinggi. Di dalam bangunan tersebut ada ruangan yang idipakai untuk sauna dan ruang berganti baju.

Menara Umbul Binangun Taman Sari

Selain digunakan untuk ruang sauna, bangunan tersebut juga difungsikan sebagai menara pengintai, sehingga para pengawal bisa menjaga keamanan dareah kompleks Taman Sari ini.

Sebetulnya ada cerita mengenai kolam air ini yang ternyata tidaklah valid. Cerita tersebut mengenai kolam ini biasa digunakan untuk para selir berendam sambil diawasi oleh Sultan dari menara (bangunan tinggi pemisah antar kolam tadi).

Selanjutnya Sultan akan memilih 1 selir untuk diajak berendam bersama di kolam bagian dalam. Jadi yang bisa berendam di kolam sebelah dalam hanyalah Sultan dan selir yang terpilih tadi.

Nah, cerita ini ternyata tidaklah benar, karena fungsi Taman Sari dibuat lebih dari sekedar hiburan untuk keluarga kerajaan.

Gapuro Hageng

Baru setelah melewati Umbul Binangun, kita menuju pintu keluar dan menuju lapangan luas yang dibatasi oleh bangunan seperti gerbang tinggi. Gerbang tinggi inilah yang disebut dengan Gapuro Hageng.

Gapuro Hageng Taman Sari

Sebelum dijadikan tempat wisata, Gapuro Hageng inilah yang menjadi pintu masuk menuju Taman Sari.

Di lapangan dalam Gapuro Hageng sekarang dijadikan tempat melakukan kerajinan, membuat wayang, membatik, dan lain sebagainya yang hasilnya dipamerkan dalam satu ruangan khusus. Kita bisa masuk serta melihat hasil kerajinan-kerajinan tersebut karena ruangannya memang dibuka untuk umum.

Kami pun sempat melihat pembuatan wayang kulit oleh seorang pengrajin. Anak-anak juga nonton dan kami kenalkan bahwa wayang kulit ini merupakan kesenian dari Jawa yang masih dan harus dilestarikan hingga nanti.

Masjid Sumur Gumuling

Setelah puas berkeliling di area kolam dan tempat kerajinan, kami lalu diarahkan menuju Sumur Gumuling. Sumur Gumuling ini merupakan nama sebuah masjid berlantai 2, lantai bawah untuk perempuan dan lantai atas digunakan oleh laki-laki.

Sumur Gumuling Taman Sari

Masjidnya sangat menarik dan unik karena bentuknya lingkaran yang tengahnya terbuka. Kita bisa naik dari lantai bawah ke lantai atas melalui tangga yang berada di tengah masjid ini.

Dari lantai 1 kita bisa naik tangga dari 4 sisi sampai ke tengah lantai, untuk selanjutnya dihubungkan oleh 1 tangga saja ke lantai atas.

Dengan begitu, kita bisa menjumpai 5 tangga yang melambangkan 5 rukun islam yang wajib dilaksanakan.

Sepanjang berada di dalam Sumur Gumuling ini, kami merasa adem karena temboknya terbuat dari bata yang direkatkan dengan bahan alamiah dan dahulu selain digunakan sebagai tempat ibadah, juga digunakan sebagai tempat penampungan air.

Karena itulah, dindingnya memang dibuat dengan ketebalan tertentu, yaitu sekitar 1,25 meter.

Merencanakan liburan ke Jogja bersama anak-anak? Yuk bikin itinerary-nya, baca Wisata Jogja Bersama Anak-anak: Itinerary & Budget ya ;)

Benteng Pertahanan

Jalan menuju Sumur Gumuling ini merupakan lorong bawah tanah mirip labirin dan cukup tersembunyi. Pasalnya, jalannya dibuat seperti itu untuk memenuhi fungsi Taman Sari satu lagi, yaitu fungsi pertahanan.

Dengan lorong bawah tanah yang seperti itu, keluarga kerajaan memiliki jalan alternatif apabila sedang terjadi suatu hal yang gawat di kerajaannya atau wilayahnya. Selain itu, jalan ini juga untuk mengelabui tentara Belanda pada masa itu.

Kesan

Seperti yang sudah aku bilang di awal, aku sangat terpesona dengan Taman Sari ini.

Soalnya, ini tuh tempat hiburannya Sultan dan keluarga, sekaligus tempat untuk beristirahat dan juga benteng pertahanan. Karena memang dulunya dijadikan tempat rekreasi dan hiburan oleh Sultan, jadi tempatnya memang dibuat sedemikian indah. Akhirnya keindahan tersebut terpancar deh sampai sekarang.

Sebetulnya sih saat di sana aku gak terlalu terpukau. Soalnya Taman Sari ini termasuk bangunan tua kan? Nah banyak terdapat dinding-dinding yang menghitam karena jamur. Bahkan ada beberapa bagian yang memang sudah agak rapuh juga, jadi kita tidak diperbolehkan mengakses tempat tersebut.

Malah di beberapa tempat, seperti ruangan mandi saunanya, itu agak agak horor buat aku. Tempatnya cukup besar sih, namun agak gelap dan entah lah, kesannya horor aja. XP

Tempat Sauna Taman Sari
Sauna Taman Sari

Tapi setelah melihat foto kami, eeh kok jadi baguuss yaa tempatnyaa, ahaha.

Mungkin karena warna airnya jadi terlihat jelas dan corak bangunan-bangunannya juga menonjol dan lebih terlihat dibanding saat di sana ya. Jadilah saat di foto terlihat perpaduan warna yang lumayan indah.

Makanya aku sebetulnya pengen banget ke Taman Sari lagi kalau ada kesempatannya lagi sih, hehehe.

Kesan Bagi Anak-anak

Untuk anak-anak, mungkin mereka belum terlalu mengerti cerita dari guide nya, tapi mereka bisa mengenal budaya, bermain di lapangan, dan juga diajak melihat seperti apa masjid yang dulu digunakan oleh Sultan.

Pengrajin Wayang Taman Sari

Selain itu, anak-anak juga sedikit antusias karena kami berkesempatan melihat langsung pembuatan wayang kulit dari pengrajin wayang. Mereka penasaran bagaimana pembuatannya, bahannya dari apa, bahkan yang sedang dibuat itu karakter wayang siapa.

Jadi, kalau ke Taman Sari ini, bisa mengenalkan anak banyak hal mengenai budaya kita sih, terutama budaya Jawa. 🙂

Sumber lainnya:

istianasutanti

Halo, salam kenal ya.

Aku Istiana Sutanti, seorang ibu dari 3 orang perempuan yang hobi sekali mengajak anak-anak untuk traveling bersama.

Di blog ini aku sharing pengalaman traveling kami sekeluarga plus pelajaran parenting yang aku dapatkan, baik dari pengalaman pun dari seminar parenting.

Semoga kalian suka membaca pengalaman traveling kami dan semoga membantu untuk menentukan tujuan traveling kalian berikutnya! ;)

You may also like...

2 Comments

  1. Mba, aku jadi tahu kalo cerita yg sultan memilih selirnya dari atas, itu cuma dongeng. Soalnya cerita itu memang yg paling sering diceritain, tapi baru kali ini dibilang ga bener.

    Aku sendiri belum pernah kesini, padahal ke Jogja udah sering banget ?. Pernah waktu road trip Ama suami, udah niat mau kesini, udah sampe jugaaaa, tapi antriannya astaghfirullah ?. Mana 2021, pas COVID lagi tinggi, langsung mundur mbaaa ??. Ga berani.

    Makanya sampe skr blm kesampaian lagi mau kesana. Aku penasaran kolamnya itu berarti berasal dari mata airkan Yaa.. memang selalu berisi air, atau kadang2 dikuras? Soalnya bagian dasar seperti ada lumut. Kalo ke trmpat2 begini, aku tuh bayangin kayak apa ya suasananya dulu, pas sultan Ama keluarga sedang rekreasi ke kolamnya ini

    1. aku juga baru tau kalau itu dongeng lhoo, ahaha. ada yang ngebahas ini pas aku cari2, tadinya mau cerita kalau ini kolam untuk Sultan milih selir. Tapi make sense kalau itu gak bener sih, masa cerita kayak gitu diumbar gitu kalaupun bener, hehehe.
      nah, aku sebenernya belum ke Jogja jugaaa, belum tau kapan ke sana lagi nih.

      Iyes, samaa, aku juga bayangin suasana dulu tuh kayak apa, makanya emang mesti pake guide sih, kalo gak pake, cengo aja bakalan xp

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.