Salah satu tujuan kami ke Jogja yang bisa dibilang impulsif tapi bukan impulsif adalah mengikuti Lava Tour Merapi.
Tidak impulsif karena kami sudah memiliki pemikiran untuk mengikuti Lava Tour Merapi ini, hanya saja tidak melakukan pencarian mana tur yang mau kami ikuti sebelum berangkat road trip.
Bahkan sampai H-1 saja kami belum memutuskan jadi atau tidak mengikuti Lava Tour Merapi ini. Kami masih mempertanyakan akan ke mana saja selama di Jogja dalam rangka road trip libur sekolah itu.
Namun, sore harinya, aku mulai mencari info mengenai wisata Lava Tour Merapi ini sampai menghubungi beberapa penyedia tur yang masih available untuk keesokan hari.
Alhamdulillah kami menemukan @lavatourmerapi_id yang masih menyediakan tur di esok harinya.
Mereka yang paling responsif dalam menanggapi dan menjawab segala pertanyaan aku mengenai Lava Tour Merapi ini.
Pertanyaan yang terlontar seperti, apakah aman untuk aku membawa 3 anak dengan yang satu masih 4,5 tahun? Atau di mana meeting point untuk mengikuti tur ini? Serta pertanyaan lainnya yang biasa kita tanya sebelum fix memilih penyedia layanan tur.
Berapa Lama Durasi dan Biaya Lava Tour Merapi?
Nah pertanyaan ini termasuk salah satu (eh, dua)nya nih. Berapa lama memang durasi dan berapa biaya Lava Tour Merapi ini?
Biasanya tanpa kita tanyakan pun, mereka sudah akan memberikan beberapa pilihan paket yang harganya berkisar dari 400 ribu sampai 700 ribu rupiah lengkap dengan keterangan durasi yang dibutuhkan untuk mengikuti tur tersebut.
Durasinya tentu juga menyesuaikan paket yang kita pilih yaa. Dengan biaya 400 ribu, tempat yang kita kunjungi pastinya akan lebih sedikit dengan durasi tur yang juga lebih sebentar.
Lama durasi Lava Tour Merapi mulai dari 2 jam untuk tempat yang lebih sedikit dan 3 jam untuk tempat kunjungan yang lebih banyak.
Kemarin kami memilih paket sunrise dengan lama durasi sekitar 3 jam. Rencananya tur sunrise ini dimulai sejak 4.30 lalu akan selesai di jam 7.30.
Amankah untuk Anak-anak?
Kalau yang ini pertanyaan paling utama dan yang memang membuat kami ragu-ragu untuk Lava Tour Merapi. Ragu karena takut Nara masih belum memungkinkan untuk diajak.
Namun rupanya dari pihak penyedia tur menyatakan bahwa sudah sering mengantar keluarga yang membawa anak-anak, bahkan anak usia 1 tahun pun pernah mengikutinya.
Setelah merasakan sendiri, aku pun menyetujui kalau Lava Tour Merapi ini relatif aman untuk anak-anak ya. Kalau mau cari aman sih ambil paket yang tanpa offroad air.
Tapi kalau melihat offroad airnya seperti yang kami rasakan sih, masih tetap aman ya insyaAllah.
Asal anak digendong atau dipangku saja di kursi sebelah supir dan jangan duduk di belakang ya karena guncangan mobil di belakang akan lebih terasa.
Itinerary Lava Tour Merapi
Kami sendiri memilih paket yang dengan offroad air. Total tempat yang kami datangi dalam Lava Tour Merapi adalah sekitar lima tempat.
Namun ada satu tempat yang kurang maksimal karena saat kami ke sana, tempat tersebut belumlah buka di hari tersebut.
Kelima tempat dalam Lava Tour Merapi kemarin adalah (1) Bunker Kaliadem, (2) Tebing Gendol Merapi (tempat berfoto dengan latar belakang gunung Merapi), (3) The Lost World Park, (4) Museum Erupsi Merapi, serta (5) Offroad Air.
Kesemuanya ternyata sempat dilakukan dalam waktu 3 jam.
Bunker Kaliadem
Tujuan pertama setelah bertemu di meeting point rupanya ke Bunker Kaliadem. Bunker ini awalnya dimaksudkan sebagai tempat perlindungan dari awan panas di gunung Merapi.
Namun sayang, pada saat pemanfaatan pertama kalinya di tahun 2006, dua orang relawan, Sarjono dan Kenteng yang berlindung di dalamnya malah meninggal dunia.
Bunker Kaliadem malah menjadi seperti “oven” yang memanggang kedua relawan tersebut.
Sejak saat itu, Bunker Kaliadem tidak lagi digunakan sebagai tempat perlindungan saat terjadi erupsi Merapi.
Akhirnya sekarang menjadi destinasi wisata yang banyak dikunjungi karena menyimpan kisah mengenaskan tersebut.
Gagal Mendapat Sunrise
Seharusnya, di tanah yang lapang di area Bunker Kaliadem inilah kami bisa menikmati sunrise. Tapi sayang, Subuh itu hujan mengguyur Jogja, sehingga awan hujan masih menutupi sebagian langit.
Akhirnya kami tidak bisa menikmati pemandangan sunrise yang memukau. Walaupun begitu, kami tetap bisa menikmati udara segar yang menyelimuti Bunker Kaliadem sih π
Foto Latar Belakang Merapi (Harusnya) di Tebing Gendol Merapi
Setelah puas berfoto dan menikmati udara pagi itu, kami lalu diajak ke tempat selanjutnya. Harusnya di sini lah saatnya kami berfoto dengan latar belakang Merapi.
Namun seperti yang aku bilang, berhubung Subuh itu hujan, awan mendung masih saja menggelayuti gunung Merapi. Jadi ya kami foto-foto seadanya saja, hehehe.
The Lost World
Jam mulai beroperasi The Lost World Park ini sekitar jam 8, sedangkan kami sampai di tempat tersebut sekitar jam 6 pagi. Jadi tempatnya masih sepi.
Ditambah cuacanya yang mendung bahkan hujan rintik-rintik, membuat kunjungan ke tempat tersebut jadi agak sayang dan cuma sebentar π
Namun hal tersebut tidak mengurangi kepuasan kami dalam menggikuti Lava Tour Merapi ini kok. Anak-anak malah tetap antusias karena mereka sangat suka naik Jeep.
Sewaktu di Dieng, kami juga mengikuti tur menggunakan Jeep. Berhubung pengalaman tersebut sangat menyenangkan, anak-anak jadi mau lagi kalau ada tur menggunakan Jeep.
Maka dari itu deh, yang penting bagi mereka sih naik Jeepnya yaa, ahaha.
Belajar di Museum Erupsi Merapi
Tempat berikutnya yang kami kunjungi sebetulnya sebuah desa yang berada di kaki gunung Merapi.
Tetapi akibat letusan Merapi di tahun 2010 lalu yang mengeluarkan lahar panas sampai sekitar 12 km jauhnya, desa tersebut kini tidak lagi dihuni karena telah hancur terkena lahar panas tersebut.
Maka dari itulah desa tersebut kini difungsikan sebagai museum erupsi Merapi untuk menunjukkan kepada wisatawan keganasan erupsi Merapi yang terjadi pada tahun 2010 lalu.
Di bagian depan, kita akan disambut oleh rumah (yang tadinya) megah dan besar namun kini tinggal rangka.
Di rumah inilah terdapat tulang tulang sapi yang menjadi korban, galeri foto-foto keganasan Merapi tahun 2010, juga barang-barang yang rusak, bahkan pasir gunung Merapi yang ikut terbawa sampai ke bawah.
Anak-anak jadi tahu banyak mengenai kengerian kondisi kala itu, saat di tengah malam desa-desa tersebut diterjang oleh ganasnya lahar panas dari Merapi.
Untungnya penduduk desa tersebut memang sempat evakuasi, karena sudah mendapat peringatan terlebih dulu kalau sewaktu-waktu Merapi bisa saja memuntahkan lahar panasnya. Sehingga korban jiwa tidak terlalu banyak di desa tersebut.
Offroad Air yang Ternyata Sangat Aman
Baru deh kami melanjutkan ke tempat terakhir yaitu offroad air. Bayanganku mengenai offroad ini adalah kami melewati sungai yang agak besar sehingga akan terbentuk cipratan air yang besar di sekeliling Jeep.
Cipratan airnya memang betul sih besar (terlihat kan dari foto :D), hanya saja offroad nya bukan di sungai yang besar apalagi beraliran deras.
Namun terdapat tempat khusus yang dialiri air sungai yang tampak seperti hulu sungai, sehingga memang cenderung aman untuk anak-anak.
Menurut aku lebih seperti kubangan air yang sangat besar gitu lho di sini tuh.
Driver kami saja bisa sampai 4 kali melewati kubangan tersebut demi fotografer lokal (penduduk setempat) bisa mengambil video atau foto yang terbaik.
Oh iya, kita bisa membayar penduduk setempat agar mengabadikan kegiatan offroad air ini dengan biaya seikhlasnya ya. Biasanya sih 20 sampai 50 ribu tergantung pengunjung ingin memberikan berapa π
Apakah Tersedia Paket Sekaligus Dokumentasi?
Sebetulnya sih dari paket tur, kita akan ditawarkan tambahan dokumentasi ya. Jadi nantinya selain driver akan ada seorang pendamping lagi yang akan menyertai kita agar bisa menangkap momen momen penting pengunjung.
Hanya saja, karena harganya yang setara dengan paket termurah tur, yaitu sekitar 400 ribu, kami tidak mengambilnya π
Kami sedikit bersyukur dengan pilihan kami sih. Pasalnya Merapi sedang malu-malu kan, jadi tidak terlihat kemegahannya sepanjang tur kami.
Hanya beberapa kali saja awan yang menggelayuti Merapi menyingkir sedikit, namun tidak lama dan hanya berlangsung selama beberapa menit saja, hehehe.
Atau ya memang aku puas puas aja sih karena yang terpenting anak-anak hepi bisa naik Jeep lagi xp
Ide Wisata Jogja yang Seru
Lava Tour Merapi ini lumayan menjadi ide wisata Jogja yang seru ya untuk anak-anak.
Aku sih senang karena melihat mereka happy happy saja sepanjang tur. Anak terakhir sempat agak rewel sih dan meminta ini itu sewaktu di museum erupsi Merapi.
Tapi kami tau hal itu disebabkan oleh dia yang sedang lapar. Maklum ya, kan memang kami memilih wisata sunrise, jadi anak-anak memang bangun sejak pagi dan belum sarapan.
Untungnya kami membawa cemilan sih, jadi bisa sebagai pengganjal rasa lapar sementara sepanjang perjalanan π
Nah, buat yang masih ragu-ragu seperti kami apakah Lava Tour Merapi seperti ini bisa untuk anak-anak mungkin terjawab yaa melalui postingan ini.
Karena ternyata bukan yang bahaya gimana gimana. Paling memang lahannya saja kan yang tidak rata, sehingga harus hati-hati saat di Jeep, terutama sewaktu offroad.
Overallnya sih seruu dan mengenalkan anak mengenai sejarah kengerian meletusnya Merapi, juga mengenai kemegahan gunung Merapi itu sendiri yang masih saja aktif sampai saat ini.
Anw, aku sudah membuat itinerary wisata Jogja 1 hari juga di sini lho, semoga bisa jadi inspirasi juga yaa π
Wah lengkap sekali ya dari pihak Lava Tour Merapi. Bisa jadi referensi kalau nanti ke Jogja juga. Apalagi penjelasan per paket juga lengkap
iya mbak, makanya aku pakai itu akhirnya. paling gercep juga bales WA
Aku 2x ikutan ini (β ββ β½β ββ ).
Pertama dulu Ama keluarga dan asistenku. Kedua kali Ama travelmate pas ke Jogja berdua.
Pake provider beda, jadi waktu itu dianterin ke museumnya kayaknya beda juga tempatnya. Soalnya aku ngerasa museumnya ga sama. Tapi keduanya bikin nyeeesss hati sih, ga kebayang dulu kayak apa semburan awan panasnya π
Aku juga minta driver lewatin air tp jgn basah banget hahahahah. Dan mereka pinter sih, mau basah banget, atau sedikit aja bisa. Jadi baju kami ga terlalu basah beneran waktu itu. Krn males aja ntr malah ngotorin mobil kita nya hahahaha
Samaa, sebelum main off road, mereka juga nanya mau basah banget atau enggak, ahaha. Mungkin karena udah terbiasa, jadi udah bisa ngatur ya mobilnya bakal sebasah apa. Puaas ya mbak. Aku juga kayanya mau lagi deh kalau ke Jogja.