Parenting

Belajar Bahasa Inggris Sejak Dini

Ya, saya termasuk orang yang ingin mengajarkan bahasa inggris kepada anak saya sejak dini. Saya juga termasuk orang yang percaya kalau mengajarkan dua bahasa dapat melatih kecerdasan otak anak dan akan memudahkannya belajar bahasa lainnya kelak.

Belajar Bahasa Inggris
Belajar Bahasa Inggris

Saya dan suami juga telah merencanakan untuk mengenalkan anak-anak kami kepada bahasa Inggris sejak kecil, bahkan sebelum umur 1 tahun.

Banyak alasan sih, salah satunya karena nantinya, di masanya anak kami ~sekarangpun sepertinya sudah sih~, bahasa Inggris sudah menjadi bahasa umum yang harus dikuasai dan untuk mengembangkan pergaulannya ke manca negara kelak serta untuk melatih perkembangan mentalnya.

Pengenalan bahasa asing seperti bahasa Inggris sejak dini sangat bermanfaat bagi perkembangan mental anak

~Novita Tandry, M.Psi, Psikologi Zone

Lagipula, di banyak artikel mengenai pendidikan anak, pengajaran bahasa selain bahasa ibu itu diperlukan untuk melatih otak anak mengenal beragam bahasa. Dengan begitu, di masa yang akan datang, akan mudah baginya untuk mempelajari bahasa asing yang lain.

Menurut harianhaluan.com, waktu yang ideal untuk mengajarkan bahasa baru bagi anak adalah sejak usia 0 hingga 3 tahun karena pikirannya masih fleksibel. Pada umur 4 sampai 7 tahun, mereka memproses beberapa bahasa dalam 1 jalur. Atau dengan kata lain, seiring membangun bahasa ibu, yaitu bahasa Indonesia, mereka juga membangun sistem bahasa kedua. Jadi mereka akan mempelajari bahasa kedua tersebut seperti penduduk aslinya.

Ya, dipengaruhi perkembangan jaman serta pengaruh pembelajaran bahasa asing ~Inggris dalam hal ini~ terhadap perkembangan kecerdasan otak anak itulah kami jadi yakin akan mengenalkan dan mengajarkan bahasa tersebut sejak dini.

Karena itu saya bingung dan menjadi tidak mengerti dengan pemerintah. Hal itu dikarenakan adanya pemberitaan yang saya baca di VOA pada tanggal 12 Oktober 2012 lalu mengenai pemerintah Indonesia yang akan menghapuskan pelajaran bahasa Inggris di Sekolah Dasar.

Beban pelajaran di sekolah dasar dianggap terlalu membebani murid sehingga pemerintah berencana menghapuskan pelajaran Bahasa Inggris. (Foto: Dok)
Beban pelajaran di sekolah dasar dianggap terlalu membebani murid sehingga pemerintah berencana menghapuskan pelajaran Bahasa Inggris. (Foto: Dok)

Disebutkan dalam berita tersebut salah satu hal yang menjadi pertimbangan penghapusan bahasa Inggris di kurikulum Sekolah Dasar adalah mengenai penguasaan dan penguatan bahasa Indonesia sebelum mempelajari bahasa asing.

Hal tersebut menurut saya sudah terbantahkan dengan riset dari J Cummins dalam buku Language, Power, and Pedagogy: Bilingual Children in The Crossfire, Manajer English First (EF) Indonesia Arleta Darusalam. Pada hasil risetnya, beliau menyatakan “anak yang mengembangkan dua kemampuan bahasa semasa sekolah akan mendapat pemahaman mendalam mengenai bahasa dan cara penggunaannya secara efektif”.

Selain itu, yang menjadi alasan adalah terbebaninya para siswa Sekolah Dasar dengan kurikulum yang ada sekarang dan ingin memfokuskan pada pendidikan karakter.

Menurut pendapat saya, terbebaninya para siswa Sekolah Dasar adalah bukan karena banyaknya bahan ajaran yang dipelajarinya, namun karena tidak menariknya pelajaran tersebut.

Seperti yang kita ketahui, usia anak Sekolah Dasar masih dalam rentang usia bermain, sehingga akan sangat menyebalkan bagi mereka untuk duduk serius dan belajar. Maka, daripada mengurangi mata pelajaran yang ada, kenapa tidak melatih guru-guru Sekolah Dasar yang ada sekarang saja untuk lebih kreatif lagi dalam mengajar?

Belajar sambil Bermain
Belajar sambil Bermain

Memang hal itu akan jauh lebih sulit dilakukan ketimbang menghapus salah satu mata pelajaran, namun hasilnya pun akan lebih efektif. Mendidik guru-guru Sekolah Dasar akan menjadikan mereka semakin kreatif mengajar sehingga anak yang diajar nantinya tidak akan merasa bosan dalam belajar karena mereka belajar dalam permainan mereka sendiri.

Sebagai contoh, salah seorang teman saya adalah seorang pengajar muda. Dia menceritakan pengalamannya mengajar anak-anak Sekolah Dasar di daerah Majene, Sulawesi Barat. Dia menyebutkan salah satu metode pengajarannya adalah dengan bermain dan menyatu dengan alam, yaitu di luar kelas. Dengan begitu, anak-anak tersebut akan merasa seperti bermain biasa padahal dirinya sedang mempelajari hal baru. Oiya, teman saya waktu itu sedang mengajarkan IPA, pernah juga Matematika. Cerita tersebut bisa dibaca di sini.

Berhitung di Tanah
Berhitung di Tanah

Contoh lainnya adalah berdasarkan pengalaman suami saya sendiri. Dia merasa tau cerita-cerita sejarah dan kepahlawanan Indonesia adalah dari majalah anak-anak yang sering dibelinya waktu kecil, bukan dari pelajaran di sekolah. Media yang lebih menarik juga meningkatkan minat anak untuk belajar bukan?

Jadi, menurut saya, alih-alih mengkaji ulang kurikulum dan mengurangi mata pelajaran, beri saja pengajaran yang lebih efektif dan mengena bagi para siswa Sekolah Dasar sebagai pemimpin masa depan.

Sumber-sumber yang digunakan:

  1. Artikel VOA, Orangtua Pertanyakan Penghapusan Bahasa Inggris dari SD
  2. Edukasi Kompas
  3. Harian Haluan
  4. Psikologi Zone
  5. Mas Guru Punya Cerita
Parenting

Mom & Dad

This morning I’ve got an email from my husband. He sent me an image about dad. He said he saw it from his friend’s facebook cover.

Dad
Dad

I took an initiative to search the same image but it’s about mom, so I got this. ^^

Mom
Mom

And, yup, it is true 😀

My father is my first love. I love his patience, I love his concern about others, I love his way of thinking ~he has a simple thoughts of everything, just kind of efficient~, and I love his way of loving my mother 😀

My mother is my first friend. I remember when I was a child, I always tell everything to her and that’s how she became my first friend. ^^

Hobi

MariPro Margonda, Depok

Foto Keluarga
Foto Keluarga

Berhubung kemarin kita foto keluarganya di sini ~mariPro Margonda~, saya cuma mau sharing pengalamannya aja ya. Ini kumpulan twitnya adik ipar saya semalem, pas dia lagi kesel-keselnya, hihihi.

Enjoy 😉

chirpstory
chirpstory

Sebenernya ini pelajaran juga sih buat kita. Ya pelajaran buat kita, pelajaran juga buat si pelaku bisnis ~dalam hal ini MariPro~

Buat kita, pelajarannya adalah, sebelum deal harus bener-bener ditanyain sampai detail banget.

Kesalahan kita kemarin itu kan karena gak nanya juga yang dikasih di CD nanti itu semua foto atau cuma yang dicetak makanya jadi kesel begini. Tapi, kita ga nanya hal itu karena berasumsi semua studio foto akan memberi copy-an foto yang mereka ‘jepret’ walaupun yang mau dicetak hanya beberapa. Soalnya pengalaman saya selama ini, di semua studio foto yang pernah saya datangi memang begitu sistemnya. Sebelumnya saya dan keluarga saya pernah foto keluarga 2x pun begitu, mereka ngasih copy-an semua fotonya ke kita walaupun yang dicetak cuma 1.

Buat si pelaku bisnis, harusnya mereka menjelaskan selengkap-lengkapnya kan yang bakal didapet si pelanggan itu apa aja.

Kalau kaya begini, menurut saya bukan infonya yang abu-abu, tapi malah gak lengkap. Karena mereka cuma menjelaskan foto 25x + 4x dicetak 5R + 1x dicetak 14R dan diframe + dapet CD foto. Mereka berasumsi pelanggannya akan mengerti CD foto yang didapet itu berisi hanya foto yang akan dicetak.

Guys, coba baca "Liburan Musim Dingin ke Jepang? Saya Mauu Melakukan 5 Aktivitas Wisata ini!" juga ya. Mohon bantuan untuk ngeshare postingan tersebut. Terima kasih ;)

Oh, ada 1 pelajaran lagi, jangan mengandalkan asumsi. Baik untuk kita maupun untuk si pelaku bisnis.

Eh, tapi beneran recommended banget loh ini MariPro buat hasil fotonya. Baguuusss… Adik ipar saya pun bilang begitu kan? heheh.

Pribadi

The Family Time

The big family time actually, hihi

Last weekend, my husband, Naia, and I were having a really good time with my husband’s family family in Kebagusan.

All was started at Saturday morning when we attended the ceremony of my husband’s cousin’s proposal ~Sarah~. Even though my father-in-law was at Semarang that time, the rest of us could still be there with my husband as a driver 😛

~She looked so pretty in pink.

Sarah's Proposal
Sarah’s Proposal

Sunday morning, my father-in-law has already home and we all planned that in the evening, we would have a family picture at professional photo studio.

There is a sad funny story about having a family picture. The plan of having family picture was already a month, since my sister-in-law having her graduation ceremony.

My father-in-law could not attend the graduation, so he promised to my sister-in-law to having her picture with parents on the other day along with family picture. Then, my mother-in-law we started to plan on having family picture on the weekend and started to pick the best professional photo studio.

So, last week we were having ourselves dressed up and going to photo studio, ready to have photo shoots. But, we were already too late for the shoot, the photo studio was already closed and finally we all just eat some dinner, haha. Yea, my sister-in-law was a bit disappointed. It showed from her face.

But, last Sunday was a GREAT day.

There were some fruits that haven’t been eaten, so in the afternoon we were having “rujakan”. After that, my husband and I made some instant noodles for the whole family.

Then, in the evening, we, once again, all dressed up for the photo shoot. These time, we were did the photo shoot, yeay. It was a fun time to having the photo shoot. The photographer was funny and easy going. We were felt satisfied.

After that, we managed to go to have some dinner. My father-in-law have already decided where to go, Margocity. Yap, we have some dinner at Margocity, yeay.

Having “rujakan”, instant noodles together, photo shoot, and some dinner. What a great weekend. 😀

~waw, writing in English is quite difficult now. I do really need to practice more.

Lifestyle & Beauty

PLN Penerang Nusantara

Pada tahun 2010, saya pernah membaca CEO notes pak Dahlan Iskan yang berjudul “Resiko Dihujat” ketika beliau masih menjabat sebagai Dirut PLN. Yang paling tertanam saat itu ialah ceritanya mengenai petugas yang sedang memulihkan tiang listrik di bibir jurang yang dalam di tengah kegelapan malam yang berhujan.

Oke, mungkin gambarnya gak pas ya, hehe 😛

Kala itu, setiap di rumah saya terjadi pemadaman (kalau kata kami sih mati lampu :D), kami sekeluarga hanya bisa menghujat PLN. Tidak puas dengan hanya menghujat, kami pun selalu menghubungi PLN meminta kejelasan kenapa terjadi pemadaman dan sampai kapan pemadaman akan berlangsung.

Saat itu sama sekali tidak terbersit dalam benak saya bahwa mungkin saja terjadi kerusakan yang sangat sulit diperbaiki atau bahwa mungkin saja di luar sana petugas PLN sedang berupaya sekuat tenaga dan bersusah payah memperbaiki kerusakan yang ada.

Sejak membaca postingan tersebut, saya langsung merasa bersalah dan berpikir apabila yang sedang memperbaiki listrik di tepi jurang yang dalam dan di tengah hujan lebat seperti itu adalah keluarga saya, betapa sedih dan terharunya saya. Dan saya pastinya tidak akan serta merta menyalahkan dan menghujat PLN setiap kali ada pemadaman.

Ada satu lagi yang teringat juga sampai sekarang, yaitu semangat pak Dahlan Iskan dalam membuat PLN lebih terkenal dari Bandara Soekarno-Hatta.

Saya harus membuat PLN lebih terkenal daripada bandara Soekarno-Hatta. Dengan demikian kalau suatu saat ada mati lampu lagi di Bandara Soekarno-Hatta, orang tidak lagi menghujat PLN.

Dahlan Iskan

Dalam benak saya, terkenal di sini bukanlah sekedar terkenal, namun terkenal karena PLN berhasil bangkit dan menjadi perusahaan BUMN yang bersih dari korupsi serta kinerjanya sangat cemerlang.

Ya, semangat membara seperti itu tercermin dari tulisan dan hasil kerjanya.

Beliau menjadikan tulisannya sebagai bahan renungan dalam pedoman perilaku yang digunakan untuk dokumen pendukung diterapkannya Good Corporate Governance (GCG).

Bebaskan Indonesia dari kegelapan,

Bebaskan konsumen dari keluhan,

Bebaskan warga PLN dari cap yang hina ini:

Cap sebagai sarang korupsi

Cap sebagai pengemis subsidi

Penghisap uang negeri

Dahlan Iskan

GCG merupakan tata kelola suatu perusahaan secara baik. Dengan kata lain, GCG merupakan sistem dan cara suatu perusahaan dikelola dengan benar dan bersih. Sistem tersebut menyangkut berbagai aspek dan merupakan salah satu upaya dalam menjadikan perusahaan bebas dari korupsi.

Sampai saat ini, upaya PLN dalam menerapkan GCG sudah cukup baik dan transparan. Bukti ketransparanannya adalah disebarkannya dokumen-dokumen pendukung GCG dalam situsnya: http://www.pln.co.id/?p=6498. Dengan begitu, yang menjadi pengawas dalam penerapan GCG nantinya bukan hanya jajaran direksi PLN sendiri, melainkan semua yang membaca serta yang mempelajari dokumen tersebut.

Harapan saya? Pasti ada, apalagi untuk pemasok listrik negara seperti PLN ini. Namun, harapan saya tidaklah secemerlang harapan pak Dahlan Iskan juga bukanlah harapan yang muluk-muluk. Saya hanya berharap agar komitmen serta semangat PLN dalam menerapkan GCG akan terus terjaga. Jajaran direksi, staff, serta karyawannya dapat bertindak sesuai dengan pedoman perilaku yang telah dibuat dan disepakati.

Dan, saya juga terus berharap agar lebih banyak lagi karyawan-karyawan serta pemimpin-pemimpin berdedikasi seperti petugas yang memulihkan tiang listrik di bibir jurang yang dalam di tengah malam yang berhujan tersebut dan seperti pak Dahlan Iskan selaku mantan Dirut PLN.

Yap, harapan tersebut saya buat agar PLN dapat terus menjadi penerang nusantara kita ini dan menjadi sumber pelita di tengah kegelapan negeri ini 🙂

Pribadi

Kangen Bacain Blog Ilmanakbar

Heheh, kebangun malem2 gini tiba-tiba kepikiran buat baca blog suami tentang ulang tahunnya ke 22 pada tahun 2010 dulu :p

Dan sekarang entah kenapa dia jadi sangat jarang ngeblog. Saya tiba-tiba pula kangen baca tulisan-tulisan ringannya lewat blog.

Padahal tadinya suami saya itu berkecimpung dalam hal tulis-menulis. Bahkan pernah sampai jadi penulis di Penn Olson dan freelancer advertorialnya Detik.

Ah, betapa kangennya saya dengan hobinya yang satu itu.
Ayo donk Ilmanakbar, tulis menulis lagi, setidaknya lebih rajin lagi ngeblognya. Hobi saya yang satu (ngeblog) itu kan ditularkan olehmu.

Ah, saya juga tiba-tiba jadi berharap semoga dirimu menjadi penulis besar, membuat beberapa buku yang menginspirasi, serta membangun bisnis di bidang tulis menulis. *harapan seorang istri, semoga bisa menjadi kenyataan, heheh. Amiiiin*

Padahal waktu itu saya juga ya yang memanas-manasi dirimu untuk bisa bersekolah lagi :p

Kid's Activity

Teether Naia

Jadi ceritanya beberapa waktu yang lalu ~yah, kira-kira waktu Naia masuk umur 4 bulan lah ya~ Naia udah sering banget jilat-jilatin gusinya. Kita (saya dan suami) pikir sih gusinya udah gatel, yaudah kita beliin teether deh.

Teether
Teether

Yaa lumayan sih, bisa digigit-gigit dan agak awet. Naia cukup seneng gigit-gigit teether yang kita beliin.

Nah, tapiii begitu udah bisa ngangsur ~apa ya bahasa bagusnya? merayap? *jadi kaya cicek*~ dia jadi ngejar apapun yang bunyi, sebut saja plastik 😛 Selain ngejar yang berbunyi, dia juga ngejar yang warnanya mencolok ~merah terang, biru terang, kuning, dsb~ dan paling sering ngemut-ngemut kain juga. Walhasil teether yang waktu itu kita beliin jadi ga kepake, hiks.

Waktu pertama kali bisa maju aja diumpaninnya pake beng-beng, hadeuh *tepok jidat*.

Yaudah, saya punya ide buat beliin teether yang kaya bahan tapi bunyinya kaya plastik. Terus iseng browsing, nemu ini deh:

Bookteether
Bookteether

Bookteether yang dalemnya ada plastiknya, jadi bisa mancing pake bunyi2an plastik. Plus, dalemnya juga ada mainan bunyi2an. Jadi, 1 alat bisa jadi teether, bunyi kaya plastik, bunyi mainannya, bisa diunyel-unyel *unyel-unyel apa dah* kaya bahan dan bisa dibaca juga 😀

Hihi, pas dibeliin dia nafsu banget ngejar ituh bookteether, seneng deh. Tapi, namanya anak kecil dan rasa ingin tahu Naia yang besar, dia jadi cepet bosen dan akhirnya tetep ngejar yang lain, hahaha.

Oh, ada 1 cerita lagi. Waktu di priuk, Naia terlihat bersemangat banget ngeliat gantungan kunci beserta kuncinya yang rame pas diunjukin di depan mukanya. Dia pengen ngeraih2 gitu. Akhirnya, sekalian beli bookteether tadi, saya juga beli yang kaya gantungan kunci juga deh kaya gini:

Teether Gantungan Kunci
Teether Gantungan Kunci

Heheheh, dasar ya orang tua, seneng aja beliin mainan buat anaknya 😀

Daan sekarang hobinya Naia adalah menjelajah rumah 😛

Udah pernah matiin kipas angin, udah pernah jatohin tas2 bahan, dan udah pernah juga masuk kolong box bayi, hihi.

Matiin Kipas Angin
Matiin Kipas Angin
Masuk Kolong Box
Masuk Kolong Box

Etapi gak segitu dianggurinnya ko si bookteether dan si gantungan kunci mainan itu. Kalo lagi pengen diem aja dan cuma gapai2 doank sambil tiduran, dia biasanya ngemut-ngemut atau gigit-gigit tuh teether.

Dan sekarang-sekarang kalo cuma gatel gusi aja ~lagi capek menjelajah rumah~ dia juga masih mau mainan teether yang dulu ko, hihi.  Jadi punya banyak teether dah ini si Naia, bisa milih lagi pengen yang mana ^^

Sehat terus ya Naiaaa :*

Naia Sehat Yaa :*
Naia Sehat Yaa :*
Hobi

iPad Dari BCA

Alhamdulillaah saya bisa menang lomba BCA blog competition – Berbagi cerita bersama BCA dan berhasil dapet iPad 2. Terima kasih banyak yaa BCA 😀

iPad
iPad

Jadi, ceritanya waktu pertengahan bulan Juni suami saya ngasih tau saya ada kompetisi blog dari BCA yang deadline-nya masih sampai 1 juli 2012. Dan berhubung saya suka ngupdate blog, dia nyuruh saya buat ikutan. Awalnya sih saya bingung mau nulis apa, tapi Bismillah deh buat ikutan.

Akhirnya setelah liat-liat syarat dan ketentuan kompetisinya dan liat2 website BCA yang baru ~btw, kompetisi blog BCA ini diadakan dalam rangka peluncuran websitenya~, jadilah tulisan Rumah Impian – Berbagi Cerita bersama BCA dan saya beranikan buat dikirim 😀

Rumah Impian – Berbagi Cerita bersama BCA
Rumah Impian – Berbagi Cerita bersama BCA

Nah, pengumuman pemenangnya itu tanggal 26 Juli 2012. Hari itu saya sama sekali lupa kalau ada pengumuman BCA blog competition, jadilah saya menjalani hari seperti biasa 😛 Tapi begitu saya buka blog saya, ada komentar di postingan yang saya ikut sertakan di kompetisi blog ini. Daaan, komentarnya itu:

komentar
komentar

Kaget sekaget-kagetnya saya *lebay*. Tapi beneran saya kaget, gak percaya. Ya emang saya gak percaya gitu aja sih, tapi begitu ngecek ke situs BCAnya dan ngeliat pengumuman resminya di sini dan di sini bukan main senangnya saya, Alhamdulillaaah, hehe. Langsung saat itu juga saya telpon suami sambil loncat-loncat kegirangan di rumah *untung ga ada yang liat* 😛

Tapi saya bingung karena belum dapet pemberitahuan apa-apa secara langsung. Tertulis mereka akan menghubungi sih, jadi yaudah saya tunggu sajah. Sore hari akhirnya pihak panitia menghubungi saya dan ngasih tau apa yang harus saya lakukan selanjutnya.

Setelah urusan ini-itu selesai, iPadnya siap dikiriim, yeay. Saya lumayan gak sabar juga tuh nunggu iPadnya karena dari pemberitahuan iPadnya siap dikirim hari Kamis sampai hari Kamis berikutnya belum datang juga. Tapi Alhamdulillahnya hari Jumat, 10 Agustus 2012 akhirnya sampai, horeee.

Paketnya iPad
Paketnya iPad

Teruus, kenapa sekarang saya baru cerita di blog padahal iPadnya sampenya udah 1 bulan lalu? Hum, tadinya mau dijadiin 1 postingan, tapi kepanjangan kayanya. Saya pisah saja lah 😀

Sekarang… Marii kita lanjut berusaha sekuat tenaga mewujudkan rumah impian kita..!!! Yosh..! cc @ilmanakbar ^^

iPad dari BCA
iPad dari BCA
Parenting

Ternyata Bener Loh, Gak Cuma Teori

Apa tuh?

Hum, apa ya bilangnya. Saya sih nyebutnya teori-teori tentang pengasuhan anak, beberapanya antara lain:

  1. Tidak men-judge atau tidak mencap yang jelek-jelek terlebih dahulu. Intinya gak boleh berpikiran negatif terhadap anak.
  2. Bicara baik-baik untuk memberi tahu atau memberi perintah. Yang jelas jangan pake teriakan, bilang baik-baik aja ke anak.
  3. Hindari kata jangan. Yup, hindari penggunaan kata jangan ke anak, beri saja kalimat positif pengganti kata jangan itu.
  4. Percaya dengan kemampuan anak.

Sebenernya sih teorinya lebih banyak dari itu yaa, tapi berhubung saya baru mempraktekkan sendiri keempat hal di atas, ya yang saya inget itu deh 😀

Alhamdulillah saya dapet kesempatan mempraktekkan teori-teori itu di rumah saya sendiri dengan anak tetangga kontrakan saya, hehe

Jadi, ceritanya kontrakan sebelah baru ganti penghuni dan si penghuni baru ini punya 3 anak yang berumur 9, 3 dan 1 tahun. Nah, orangtua mereka keduanya kerja, jadilah mereka butuh pengasuh. Karena baru banget pindahan dan belum beberes rumah juga, jadi mereka belum dapet pengasuh juga.

Si ibu kontrakan sih diberi kepercayaan untuk ngasuh yang paling kecil ~ya dikasih gaji juga tentunya 😛 Tapi 2 anaknya lagi gak ada yang ngasuh, jadi kasian kan.

Mereka udah pindah 4 hari sampai hari ini sih, tapi 2 hari pertama saya belum sempet berhubungan langsung dalam waktu lama sama anak2nya. Agak kasian juga 2 hari itu cuma dengerin anak2 itu diasuh sama tetangga-tetangga sekitar yang mereka gak merhatiin seharian, cuma sekedarnya aja dan dengan teriakan2 jadi saya bisa denger dari dalem rumah.

Akhirnya kemarin pagi saya berniat mau mempraktekkan teori-teori yang sering saya baca itu, hehehe. Dengan bermodalkan ilmu itu dan Bismillah, saya memulainya dengan memberi perintah mandi pagi si anak pertama ~sebut saja A1~.

Hari kemarinnya, tetangga-tetangga yang lain menyuruh mandi juga tapi dengan cara teriak-teriak dan mengatai jorok dsb. Walhasil, dia mandinya siaaang banget. Dan kemarin pagi ~sekitar jam 8~ saya menyuruhnya secara baik-baik dengan mengatakan kalau habis mandi badan jadi bersih, segar, dan cantik ~kebetulan A1 cewe~ dia langsung mau tuh, gak nunggu2 lagi, langsung bergerak untuk mandi. *teori no. 2.

Terus habis mandi, saya liat pakaian yang dicuci ibunya belum dijemurin. Akhirnya saya minta tolonglah ke A1 untuk menjemur pakaian. Dia mau dan pekerjaannya selesai dengan rapi.

Setelah itu dia saya mintai tolong lagi untuk membereskan rumahnya ~rumahnya kuotooornyaa minta ampun deh~. Eh, ternyata dia mau lagi dan dengan senang hati ngerjainnya. Bahkan sebelum saya minta tolong nyuci piring aja dia nyuci piring sendiri dan bersih. *yang ini teori no. 4.

Nah, selagi si A1 beberes rumah, A2 ~anak kedua yaa yang berumur 3 tahun~ minta pulpen dan mau corat-coret. Kemarinnya lagi si A2 nyoret-nyoret di tembok pake pulpen itu, jadi si A1 takut ngasih pulpen lagi. Lagipula tetangga-tetangga yang lain ngasi tau A2 lagi2 dengan teriak dan men-judge bandel.

Akhirnya saya kasih aja bukunya A1 ~yang sudah tidak terpakai pastinya~ sambil ngasi tau ke A2, coret-coretnya hanya boleh di situ dan menghindari kata “jangan coret-coret di tembok”. Dan, Alhamdulillah si A2 ngerti banget dan anteng coret-coret di buku itu. *nah, yang ini langsung 2 teori deh, teori no.1 dan no.3 😀

Nah terus sesiangan akhirnya mereka mainan di rumah saya deh. Sore-sore si A2 asik nontonin kereta api di youtube sambil saya tinggal masak. Saya pilih yang playlist kereta api, jadi saya gak perlu repot2 nyariin lagi video lain kalau video yang ditonton sudah habis. Eh, sambil nonton itu si A2 ketiduran, kecapean dia gak tidur siang.

Sebenernya hampir pake semua teori ya di setiap kegiatan. Kayanya sih emang 4 itu dasarnya pengasuhan anak ya? hehe

Pribadi

Sekedar Update

Hoho, sebulan sudah saya gak berceloteh di blog ini.

Sekedar update aja ah.

  1. Mudik membawa Naia naik kereta cukup sukses. Yaa karena Naia anteng Alhamdulillah, dia malah tidur terus sepanjang perjalanan. Ataupun, kalau gak tidur, ya dia ngeliat2 jalanan aja 😀

    Naia di kereta
    Naia di kereta
  2. Naia punya saudara sesusuan, kaka sepupunya sendiri, hehehe. Jadi ceritanya kaka saya sudah lahiran lagi, anaknya perempuan dan diberi nama Fazila Ghaisani Hanisah ~saya sih manggilnya Ghaisani ~. Ini sudah anak ke-2 dan mendapat masalah seperti anak pertama yaitu ASI kaka saya kering. Yang kedua ini sih masih mending, masih keluar sedikit dan masih bisa untuk menyusui, gak separah anak pertama. Pas saya main ke rumahnya, Ghaisani emang nenennya banyak, dan gak berenti2. Akhirnya saya ikut nenenin juga ~kebetulan anak saya juga perempuan, hehe~. Jadilah si Ghaisani resmi jadi saudara sesusuan sama Naia 😀 Yah, jadinya ASIP saya lumayan kepake lah. Tapi kaka saya juga gak berenti usaha buat merah dan memperbanyak produksi ASInya.
  3. Naia sudah lancar tengkurep dan muter2. Bukan gegulingan, tapi muter, haha. Belum lancar buat gegulingan dia. Balik dari tengkurep baru sesekali dan belum faseh betul. Oh, ada 1 lagi gaya favoritnya Naia yaitu gaya terbang ~tengkurep sambil lepas tangan 2~ 😛
  4. Ipad dari BCA sudah sampai. Udah dari sebulan yang lalu sih, tapi belum saya apa2in. Cerita lengkapnya bakal jadi postingan terpisah ah 😀
  5. Kunjungan lebaran ke saudara2 belum selesai. Haha, saking banyaknya saudara dari suami dan saya, ampe sekarang kita belum berhasil berkunjung ke semua saudara. Baru saudara suami yang di Semarang dan di Bandung aja yang udah kita kunjungi, saudara saya belum.
  6. Saya butuh proyekan web nih #eh. Yang ini beneran, pengen freelance bikin web lagi nih saya. Sampai sekarang sih saya maintenance aja, belum bikin yang atas nama sendiri. Buat yang baca, kalo ada yang mau bikin web, boleh donk di saya. Atau, kalo temennya yang mau bikin web, promosiin saya yaa, hehe.

Heheh, cukup deh segitu aja updatenya. Buat memenuhi hasrat saya yang lagi pengen ngeblog aja nih 😀

Pribadi

Mudik

Berbeda dengan keluarga besar saya yang sudah banyak berada di Jakarta, keluarga besar Suami masih banyak yang berada di Semarang, jadi sudah menjadi tradisi di keluarga suami untuk mudik ke Semarang di setiap Lebaran. Nah, sejak saya menikah, saya jadi harus juga mengikuti tradisi itu.

mudik
mudik

Tahun lalu sih kita gak mudik pas Lebaran. Itu karena sebulan setelah Lebaran ada sepupu suami di Semarang yang menikah, jadilah sekalian mudiknya.

Nah, tahun inii insyaAllah kita mudik ke Semarang di hari Lebaran. Awalnya sih ingin naik mobil aja biar di Semarang kalo ke mana2 juga gampang. Tapi setelah dipikir-pikir lagi ~mertua sih yang mikir2 lagi :P~ mobil yang dipake untuk mudik cuma ada 1 dan kita semua gak akan muat (muat-muat aja sih, tapi bener2 sumpel2an, hehe), jadi kita akan naik Kereta InsyaAllah.

Akhirnya, insyaAllah hari kedua Lebaran kita akan berangkat ke Semarang selama seminggu. Nah, sebelum itu, kita mudik ke rumah ortu saya di Priuk ~jyah, mudiknya deket benerr, ke Priuk :P~

Hehe, jadi karena mau menghabiskan banyak waktu di Semarang, sebelum Lebaran dan sampai hari Lebaran nanti, kita berdua ~bertiga sama Naia~ menghabiskan waktu di Priuk 😀

Oiya, ngomong-ngomong mudik naik kereta, ada cerita yang sedikit gimanaa gitu, hee.

Jadi, ceritanya kemarin kita beli tiket kereta api di alfamart ~yap, di alfamart atau di indomaret bisa beli tiket kereta api~. Harganya sama tapi enaknya ya kita gak perlu repot-repot antri atau resiko ketipu calo 😀

Nah, kita beli tiket itu malem2 banget, jaga-jaga takut kereta yang kita ingin gak penuh dan kalo mesen besok2 malah penuh. Btw, kita mau naik kereta eksekutif dan kebetulan kemarin dapet tiket pulang pergi pake kereta Argo Sindoro.

Photo by Johanes Christian

Pertama kita ngecek harga online dulu. Suami dan mertua akhirnya sepakat buat naik kereta Argo Sindoro berangkatnya dengan tarif Rp. 400.000,- dan naik Argo Bromo yang bertarif Rp. 560.000,-. Mereka milih kedua kereta itu karena waktunya yang pas. Jadwal pergi jam 16:45-23:10 dan jadwal pulang jam 11:52-17:41.

Tapii, begitu kita mau beli tiket pulang, sayangnya Argo Bromo sudah penuh. Akhirnya pilih kereta lain dan dapet Argo Sindoro yang jadwalnya lebih pagi yaitu jam 05:30-11:36 dengan tarif  yang lebih murah Rp.500.000,-. Nah, sayangnya lagi, kalau beli di alfamart ini kita gak bisa milih kursi. Jadi, begitu pesen langsung muncul nomer kursinya dan gak bisa diganti, hiks.

Nah, udah gitu, pembelian tiketnya itu maksimal 4 tiket dengan 1 KTP. Karena kita bertujuh, jadilah kita pake 2 KTP dan walhasil kursi yang tampil juga beda. Di kereta berangkat sih lumayan masih deketan, tapi pas kereta pulang kita terpisah beberapa gerbong, hiks hiks.

Besok paginya, saya baru ngecek email dan baca email dari tiket.com ~saya berlangganan newsletternya~ ternyata disitu jual tiket kereta api juga. Daaaan, bisa milih tempat duduk juga. Dan lagi, harganya sama, huaaa. Pas ngecek kereta yang kita akan naikin pas pulang, ternyata masih banyak kursi berjumlah 7 yang deketan. Telat, telat, telat taunya, huhuhu.

Tapi, yasudahlah, mau diapain lagi. Lain kali langsung beli online aja deh. Walaupun sama dengan beli tiket di alfamart yang gak perlu antri, gak pake calo, dan harganya sama, tapi ada 1 keuntungan yang dipunya tiket.com, yaitu gak pake keluar rumah 😛 *eini bukan promosi ya*

Hamil dan Menyusui

Tarif Melahirkan

Baca yang terbaru: Tarif Melahirkan 2016

Total Biaya Melahirkan
Total Biaya Melahirkan

Sebelum melahirkan, mungkin 3 atau 4 bulan sebelum melahirkan, saya sempat galau akan pilihan rumah sakit tempat saya nantinya melahirkan. Sempat periksa ke rumah sakit Harapan Bunda ~di pasar rebo~, ke rumah sakit Bunda Margonda, dan pilihan akhirnya jatuh pada rumah sakit JMC.

Sewaktu saya mendengar saudara sepupu melahirkan di rumah sakit JMC ~awal masa kehamilan~, saya pikir “wah, mahal tuh pasti biayanya” soalnya saya lihat dari penampakan luar rumah sakitnya terkesan mewah. Maka dari itu dari awal periksa kehamilan, saya ~dan suami sih~ gak berani periksa di situ 😛

Continue reading “Tarif Melahirkan”
Pribadi

Menikah Harus Siap Mental

Sebenernya banyak sih yang harus dipersiapkan sebelum menikah, siap fisik pastinya, siap hati harus, siap finansial apalagi. Tapi di sini saya mau ngomongin tentang persiapan mental menghadapi kehidupan setelah pernikahan. Karena di situlah yang paling penting -> kehidupan setelah pernikahan.

Gimana gak jadi yang paling penting, kehidupan setelah pernikahan kan akan dijalani insyaAllah seumur hidup. Maka dari itu, mentalnya bener2 harus siap sesiap-siapnya karena pernikahan benar2 menjadi perubahan terbesar dalam hidup.

Kalo dari pengalaman saya sih (pengalaman saya baru sedikit yak, maklum, baru juga 1 tahun menikah :P), yang bener2 perlu diperhatikan dan berhubungan dengan kesiapan mental itu ada beberapa. Saya list aja deh 😀

1. Sampaikan harapan sebelum menikah.

Yap, penting nih. Harapan-harapan kita terhadap pasangan harus disampaikan kepada yang bersangkutan sebelum menikah. Biar sang pasangan bisa sedikitnya berusaha untuk memenuhi harapan tersebut. Atau, kalaupun si pasangan sudah memenuhi harapan2 itu, bisa jadi semakin yakin kalau ia memang pasangan yang tepat ~PD banget yak~

2. Buang jauh harapan yang tinggi-tinggi.

Kenapa? Karena biar hati kita tenang dan jadi gak kecewa kalau pasangan ternyata jauh dari harapan.

Kalau misalkan ia bisa memenuhi harapan kita sih Alhamdulillah bangeet, tapi kalau enggak kan kita bakal kecewa berat, betul?

Contoh nih, misalkan kita berharap suami kita ~karena saya perempuan, jadi saya nyontohinnya ya harapan perempuan, hehe~ bakal rajiin banget ngurusin rumah dan gak segan-segan buat bantu2 istri. Nah, kalau misalkan ternyata setelah tinggal serumah dan ketauan aslinya kalau si suami itu malesss banget dan gak mau sama sekali buat bantuin istri kan jadinya kita ngedumel mulu tiap hari karena capek semua-muanya dikerjain sendiri 😛

Tapi harapan2 terhadap pasangan itu jangan dilupain juga ya. Bisa diusahakan sedikit demi sedikit kok untuk menjadikan pasangan kita sesuai harapan.

Tapi satu lagi, jangan dipaksain juga, let it go with the flow aja, hehe. Buatlah ia berubah dengan kebaikan dan kesungguhan kita ~jyaah~ 😉

3. Siap berusaha mewujudkan harapan pasangan.

Yap, selain kita tadi menyampaikan harapan-harapan kita, dia juga harus menyampaikan harapan-harapannya biar kita bisa bersiap dan berusaha untuk mewujudkan harapan itu demi kelangsungan pernikahan *jyah, bahasanyaa*

Dengan kita bersungguh hati ~lagi2 bahasanyaaa~ berusaha mewujudkan harapan pasangan, bukan gak mungkin kan dia pun jadi berusaha mewujudkan harapan kita, hehe.

Intinya dimulai dari diri sendiri. Susaaah banget ngubah orang tanpa diawali dari kita 😉

4. Bersiap untuk hidup berdua saja

Kita harus siap kalau nantinya harus hidup bener-bener terpisah dengan kedua orang tua. Kaya saya dan suami sih. Walaupun masih deket sama ortu suami, intinya kita tinggal terpisah.

Yang tadinya ~mungkin~ enak di rumah yang lega bin nyaman, sekarang harus membiasakan diri hidup dengan suami di rumah yang sempit.

Kalau udah mampu beli rumah yang lega dan nyaman sih enak, tinggal membiasakan diri hidup berduanya 😛

Nah, tapi yang jadi permasalahan itu ngurus rumahnya nih, hihi. Tadinya bisa kerja bakti seisi rumah, sekarang kerja bakti berdua saja 😛 ~kalau punya pembantu sih ya bertiga, hehe~

Kalau akhirnya bukan tinggal terpisah dari ortu, katakanlah di ortu kita atau mertua, kita tetap harus membiasakan diri.

Kalau tinggal di rumah ortu kita, ya berarti kita harus membiasakan diri ada tambahan orang di rumah. Selain itu, harus pinter2 meng-klop-kan ~bahasanya apa ya yang pass~ pasangan dengan ortu kita dan saudara2 kita yang tinggal serumah.

Kalau di rumah mertua, ya kita harus berusaha biar klop dengan mertua dan saudara2 ipar yang tinggal serumah.

5. Bersiap untuk kebiasaan baru pasangan

Sebenernya bukan kebiasaan baru, tapi kebiasaan yang baru kita tau setelah menikah. Kita mungkin akan terkaget2 banget dengan kebiasaan yang belum kita tau itu, jadi bener2 harus siap dengan segala kemungkinan 😛

Yang ini emang abstrak banget, karena kita bener2 gak bisa ngira2 kebiasaan apa yang bakal muncul dari pasangan.

Bukan hal yang gak mungkin juga kalau kebiasaannya itu kebiasaan yang bertolak belakang banget dengan kebiasaan kita.

Contohnya, saya dan suami 😛

Saya tidur dengan lampu menyala, suami tidur dengan lampu yang harus mati. Saya gak bisa tidur kalau sunyi senyap, suami gak bisa tidur kalau ada suara2. ~ini sih cuma kebiasaan kecil~ hehe

6. Jadi orang yang lebih komunikatif

Setidaknya sama pasangan ya.

Kenapa? Karena yang saya dapet dari pengalaman-pengalaman rumah tangga yang pernikahannya langgeng2 itu dan dari pengalaman-pengalaman ortu kita, komunikasi itu hal yang paling pentiing banget..

Karena, dalam berumah tangga, kepala kita bukan cuma satu. Kita gak bisa ngurus rumah tangga sendirian. Harus berdua, dan segala sesuatu harus disampaikan, komunikasii.

Jadi, kalau kita orang yang malu-malu untuk menyampaikan sesuatu. Atau selalu memendam sesuatu, segeralah berubah..!!

Latihan aja sama sahabat terdekat atau saudara (kakak / adik) kita untuk selalu cerita, biar terbiasa menyampaikan apapun yang kita alami atau kita pikirkan.

Saya dan suami yang sama-sama komunikatif aja kadang2 masih suka misskomunikasi, hehe.

Jadi, segeralah jadi orang yang komunikatif 😉

Heheh, baru segitu aja kayanya yang ada di pikiran saya saat ini untuk persiapan mental menuju pernikahannya, semoga bermanfaat untuk yang mau dan sedang merencanakan pernikahan yak 😀

Daaan semoga rumah tangga saya dan suami bisa langgeng seumur hidup serta dipertemukan di akhirat kelak. Amiiiin ^^

Terakhir, I looove this picture soo much 😛

~Ada artikel menarik mengenai komunikasi nih: http://littlerosetrove.blogspot.com/2012/03/relationships-always-show-love.html *dapet waktu gugling gambar terakhir 😛

Hobi

Foto Miniatur

Kemarin saya iseng-iseng ngedit foto, stok foto saya yang lama sih. Dan saya lagi pengen nyobain caranya buat ngejadiin sebuah foto tampak kaya foto miniatur.

Mulailah saya mencari tau gimana cara mengedit foto biasa untuk dijadiin foto miniatur. Ternyata gak sulit-sulit banget sih *sombong* tergantung foto dasarnya dan tergantung ngeditnya. hehe

Saya juga belum jago2 amat, namanya juga baru belajar. Tinggal bikin stok foto yang banyak dan yang pas aja anglenya biar bisa dijadiin foto miniatur jadi saya bisa banyak latihan deh 😉

Ini hasil foto yang saya edit itu, udah mirip miniatur belum yak? 😛

Miniatur Taman Ria
Miniatur Taman Ria

Pribadi

Selesai Sudah Masa “Kursus”

Hehe, setelah 2 bulan “kursus” di rumah orang tua masing-masing (rumah mertua dan orang tua saya di Priuk), akhirnya mulai Senin, 4 Juni 2012 kemarin kita (saya, suami, dan Naia) pindah juga ke kontrakan mungil kita.

Yup, kita memang ingin belajar mandiri. Sejak awal menikah pun kita sudah tinggal terpisah. Begitu punya bayi, saya dan suami yang masih canggung (karena belum terbiasa ngurus bayi) memutuskan untuk “kursus” di rumah orang tua.

Naia Mandi
Naia Mandi

3 minggu pertama Naia lahir, kita tinggal di rumah orang tua suami saya di Kebagusan. Mamah (mertua) sampai rela menghabiskan cuti tahunannya untuk bantuin saya ngurus Naia ~huhu, terharu~

Begitu selesai di rumah Kebagusan, kita “kursus” ke rumah orang tua saya di Priuk (sekaligus menghilangkan baby blues saya sih ini sebenernya :D).

Kita kira-kira menghabiskan waktu 3 minggu juga di Priuk. Setelah dari Priuk, sebenernya kita berniat untuk pulang ke kontrakan. Jadi, waktu ada libur hari Kamis, tanggal 17 Mei 2012, kita sempatkan untuk pulang.

Nah, dari Priuk, kita mampir dulu ke rumah di Kebagusan untuk mengambil beberapa barang ~banyak barang sih~ yang masih ada di sana. Tapi karena hari Jum’atnya suami masih kerja, akhirnya kita menginap dulu di rumah Kebagusan dan memutuskan hari Minggu, 20 Mei 2012 untuk pindahan ke kontrakan.

Kebetulan, saya dari Priuk sedang terkena flu dan begitu sampai di rumah Kebagusan ternyata papah dan tantenya Naia (adik suami) juga terkena flu. Walhasil Naia ikut-ikutan sakit flu waktu itu. Jadilah pindahannya tertunda.

Minggu berikutnya kita harus mengurungkan niat untuk pindahan lagi dikarenakan sepupu suami saya menikah. Jadilah seharian hari Minggu, 27 Mei 2012 itu kita kondangan + jalan2 ke Depok 😀

Nah, minggu berikutnya lagi kita udah kekeuh banget untuk pindah ~akhirnyaa~. Jadilah kita rencanakan skenarionya ~halah~ 😛

Jadi, setelah melihat keadaan rumah kontrakan yang 2  bulan ditinggalkan, kita akhirnya memutuskan untuk meluangkan waktu 1 hari untuk beberes dan bersih-bersih dan keesokannya untuk pindahan.

Berhubung suami saya punya jatah libur 1 hari/bulan, dia gunakan lah jatah libur itu di hari Senin, 4 Juni 2012 kemarin untuk pindahan. Jadi, hari Minggunya kita bersih-bersih, hari Seninnya kita resmi pindah ~yeay~

Awalnya sih agak takut juga karena merasa sendirian. Tapi, bermodalkan hasil “kursus” di rumah orang tua, jadi PD aja untuk tinggal pisah gini.

Daan sampai sekarang Alhamdulillah berjalan lancaar (^_^)/

Semogaa kehidupan keluarga kecil kita semakin diberkahi oleh Allah SWT. Amiiin ya Rabb.