Pribadi

Guru, Orangtua, dan Sikap Menghormati

Bangun tidur baca berita guru dianiaya murid itu sedih banget. Apalagi si guru baru akan mau menjadi ayah. Istrinya sedang mengandung 4 bulan dan anaknya nanti akan lahir tanpa ayah. Belum lahir sudah yatim itu nyesekk banget banget, huhu. Terus ya marah juga pasti, kenapa sampai ada anak murid sekejam itu ke gurunya. Guru seni rupa pula, yang pelajarannya sekedar jadi tambahan kalau di sekolah biasa. Bukan pelajaran yang diangap penting (kalau di sekolah biasa lho ya)

Sedih dan marah.

Tapi terus scroll Facebook lalu menemukan beberapa status malah memamerkan galaknya guru jaman dulu. Hmm, saya juga marah sih sama murid itu tapi gak sampai yang menyetujui perlakuan guru galak yang main fisik di jaman dulu juga. Gak ngerti aja gitu kenapa malah jadi memamerkan dirinya digalakin gurunya dulu. Iya sih mau nunjukin kalau dulu gurunya tuh satu suara sama orangtua. Mau nunjukin dulu ya anak akan takut sama guru karena nantinya guru akan dibela sama orangtua. Inget ya takut. Bukan menghormati.

Padahal yang dibutuhkan guru ya sama dengan yang dibutuhkan semua orang tanpa terkecuali. Dihormati. Pun murid juga begitu, butuh dihormati sama guru. Semua orang lah perlu dihormati dan saling menghormati.

Si anak yang menganiaya guru tadi berarti gagal menghormati guru. Gagal menghormati sesama manusia. Gak tau ya salah siapa karena si anak juga udah gede kan? Udah kelas XII. Gak tau juga orangtuanya gimana. Gak dapet ceritanya orangtua si anak ini mendukung atau menentang sikap anaknya soalnya. Karena yang disorot ya bukan mengenai orangtua-guru lagi, tapi udah mengenai tindak kekerasan satu orang ke orang lainnya. Sudah mengenai tindak pidana pembunuhan.

Emang sih ada kasus, banyak malah ya jaman sekarang, anak diapa-apain sedikit ya orangtuanya ngamuk ke sekolah atau bikin surat ke sekolah menegur si guru. Saya gak membenarkan itu juga karena gak tau cerita lengkap kasusnya gimana. Mungkin memang, mungkin lho ya, memang gurunya juga sudah terlampau keterlaluan dan tidak menghormati anak didiknya. Jadi ya orangtua gitu deh ke sekolah.

Catet lagi ya.. Mungkin, guru tidak menghormati murid. Tidak menghormati! Lagi-lagi ya tentang menghormati.

Dalam kasus yang saya bahas di sini, ngeliat si anak sudah kelas XII sih harusnya, harusnya ya, sudah cukup besar dan sudah paham apa itu menghormati orang lain, baik teman sebaya terlebih lagi orang yang lebih tua.

Saya jadi nulis ini juga ya karena gagal paham aja kenapa malah pada pamer dulu pernah dikerasin guru? Padahal ya kalau mau sedih yaudah komen kesedihan aja ke gurunya. Sedih karena ngebayangin kalau itu suami sendiri? Sedih ngebayangin si anak dalam kandungan istrinya akan lahir tanpa ayah. Sedih karena dalam kasus itu (kasus itu ya, gak melihat kasus lainnya), si anak gak punya rasa menghormati ke sesama manusia. Sedih dan kepikiran gimana caranya supaya anak itu sadar dan akhirnya bisa menghormati sesama.

Gak perlu bawa-bawa kasus orangtua-guru lain terlebih bawa-bawa cerita pengalaman kita dengan guru “killer” jaman sekolah dulu. Gak perlu jadi membenarkan sikap guru yang dulu melakukan kekerasan kepada anak murid, baik kekerasan fisik maupun verbal, hehe. Peace yaaa v(^_^)

Saya beneran gak tau di mana cerita orangtua siswa tersebut gak kompak sama guru. Saya juga gak nemu ceritanya orangtua siswa tersebut menentang guru dan membela anak. Jadi gak pas aja kalau disandingkan dengan cerita-cerita lain tentang orangtua yang selalu membela anak dan mudah protes ke sekolah.

Atau cuma mau nunjukin aja ya kalau orangtua dan guru dulu kompak? Gak ada orangtua protes ke sekolah karena anaknya ditempeleng sedikit atau diomelin sedikit. Ya mungkin dulu “terlihat” kompak karena orangtua juga males ya berurusan sama sekolah dan males kalau anaknya nanti malah dikeluarkan LOL. Plus, dulu gak ada media sosial ya. Jadi mungkin ya ada ada aja orangtua yang protes ke sekolah karena anaknya digalakin/dipukul/diberi perlakuan yang tidak seharusnya dari guru, jadi ya gak terekspos deh. 🙂

Yang perlu kita lakukan adalah kita harus meyakinkan anak-anak kita, kalau sebagai sesama manusia ya harus saling menghormati, tanpa terkecuali. Harus dicontohkan, karena anak mencontoh orangtuanya kan? Bukan dengan pamer guru dulu lebih galak dan mendidik anaknya jadi segan sama guru.

Anw, dulu segan sama guru karena takut diomelin/dipukul atau beneran karena hormat? hee *peace lagi dulu ah v(^_^)

Jadii gimana ya. Jadi sebenernya ini tulisan curhat aja karena terganggu dengan status-status yang bangga dulunya digalakin guru. Seakan-akan kondisi guru-orangtua-murid jaman dulu itu lebih baik dari sekarang, hee.

Maksud saya, kalau mau menunjukkan orangtua juga bisa kompak sama guru, gak mesti gitu caranya. Banyak juga kan soalnya sekarang yang orangtua mau bekerja sama dengan sekolah. Pun sebaliknya, sekolah juga banyak yang mendukung pendidikan di rumah, menjadi perpanjangan tangan orangtua dalam mendidik anak. Saling menyokong lah orangtua dan guru. Masih banyak juga murid yang masih menghormati gurunya karena mereka memang dididik untuk menghormati sesama, baik guru maupun teman.

Sekarang marii ajarkan aja anak kita untuk menghormati semua orang tanpa terkecuali. Dari orang yang lebih tua, sepantaran, sampai anak kecil. Dari presiden, dokter, guru, sampai pemulung. Hormati semua orang. Simply because we all are only human. Gak perlu membenarkan sikap yang memang belum benar 🙂

istianasutanti

Halo, salam kenal ya.

Aku Istiana Sutanti, seorang ibu dari 3 orang perempuan yang hobi sekali mengajak anak-anak untuk traveling bersama.

Di blog ini aku sharing pengalaman traveling kami sekeluarga plus pelajaran parenting yang aku dapatkan, baik dari pengalaman pun dari seminar parenting.

Semoga kalian suka membaca pengalaman traveling kami dan semoga membantu untuk menentukan tujuan traveling kalian berikutnya! ;)

You may also like...

1 Comment

  1. anak-anak indonesia akhir-akhir ini banyak yang sudah mengabaikan sikap menghormati yang lebih tua terutama guru

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.