Hum, sepertinya saya sedang mengalami sindrom ini. Yap, baby blues syndrome, keadaan dimana emosi ibu baru melahirkan cenderung tidak stabil -menurut pengertian saya sendiri, dari baca beberapa sumber- π
Ya, saya terkadang jadi menangis sesenggukan dan saya sendiri gak tau alasan kenapa saya bisa menangis. Atau terkadang saya bisa merasa kecewa dengan diri sendiri atau dengan suami. Dan terkadang saya bisa marah-marah sama suami karena perasaan ingin selalu ditemani.
Gejala tersebut baru saya rasakan setelah seminggu melahirkan. Sepertinya tepat setelah si Naia kontrol pertama ke dokter anak yang mengurus sewaktu di RS.
Naia kontrol ke dokter pada hari Senin, 9 April 2012 kemarin. Dan hari itu dia beberapa kali disuntik. Suntikan pertama untuk imunisasi hepatitis B. Suntikan kedua untuk diambil darahnya untuk cek lab karena Naia terlihat kuning -karena kurang dijemur, huhu-. Β Suntikan ketiga dan keempat di kuping karena ditindik.
Saya jadi sediih liat Naia disuntik-suntik gitu, huhu. Apalagi waktu tindik kuping, anting yang dipasang agak susah jadi agak lama nindiknya jadi Naia nangis lebih lama dan lebih kenceng T_T
Tadinya mau langsung saya kasih ASI setelah ditindik, tapi Naia tidur lamaa banget. Sepertinya kecapean nangis terus karena disuntik. Saya jadi sediih dan mulai menangis. Saat itulah saya pertama kalinya menangis pasca melahirkan, padahal sebelumnya bahagia2 aja.
Yap, rasanya setelah itu saya jadi sering menangis dan sering merasa khawatir. Setelah googling, baca-baca dan inget2 yang dibilang orang2 ‘hati-hati baby blues’, saya baru engeh saya sepertinya terkena gejala itu.
Baca juga: Baby Blues Teratasi
huaa.. semangat bunda naia! π
Itu wajar dialami oleh ibu yang baru memiliki anak pertama, Is. Kita ingin memberikan yang terbaik, tapi masih terbatas kemampuannya baik pengetahuan maupun mental, itu semua akan bisa dilalui dengan bertambahnya pengalaman. Hal itu bisa terjadi karena kita terlalu fokus pada bayi sementara kebutuhan kita sendiri terbengkalai, misal kurang tidur, tidak sempat makan, atau tidak sempat mandi, solat buru2, tidak ada waktu komunikasi santai dengan pasangan dll. Karena kebutuhan dasar itu kurang terpenuhi jadinya mempengaruhi psikis. Itu makanya kita perlu ditemani oleh orang2 yang membuat kita nyaman, maklum, dan mau berbagi tugas. Kalau saranku, tinggalah sementara bersama orang tua. Orang tua punya pengetahuan yang walaupun tidak begitu update, masih ada bagian yang bisa kita pelajari. Mereka pun bisa maklum kalau kita butuh tidur sebentar dan mereka yang jaga anak.
Tidak perlu menyalahkan diri karena mengalami baby blues. Itu akan berlalu dengan sendirinya. π
Seringnya dialami untuk anak pertama, mungkin karena baru pertama kali ya π
iya, mungkin karena baru pertama kali π
yang sabar ya mak, baby blues perlu penanganan.. jangan sungkan untuk menceritakan apapun yang dirasakan terutama pada suami.. fighting π
hehe. ini udah lama kok mak, udah lewat. Alhamdulillah suami ngerti banget dan membantu banget
makasih ya mak π