Perjalanan berdua suami ke Jogja beberapa waktu kemarin rasanya lumayan jadi perjalanan yang apa-apa impulsif sih, ahaha.
Gak sepenuhnya impulsif memang, karena dari rumah kami sudah lumayan menyusun itinerary 3 harian di Jogja mau ke mana saja. Namun, kami baru menyusun itinerary tanpa membeli tiket terlebih dulu ke tempat-tempat yang kami tuju tersebut.
Begitu terjadi hal yang di luar perkiraan, yang kami ketinggalan pesawat itu, ya lumayan jadi bikin rencana kami agak berantakan. Kami akhirnya naik bus malam dan sampai di Jogja baru pagi hari.
Padahal, tadinya kami mau sunrise-an di Kebun Buah Mangunan pagi itu xp
Makanya kami udah santai aja deh, tetap ikut itinerary kalau memungkinkan saja. Kalau gak memungkinkan dijalani, ya cari aktivitas yang lain saja.
Kemudian kok ya kebetulan banget aku juga lagi kurang vit selama di sana. Tenggorokan sangat sakit dan selalu pusing saat sore hari. Makanya kami akhirnya gak bisa juga memenuhi itinerary yang sudah kami buat.
Akhirnya betul deh, yang kami jalani selama di Jogja ya aktivitas yang lain-lain itu saja, yang impulsif dan cukup santai, ahaha.
Baca deh Kencan Seharian di Jogja, Ke Tempat-tempat Ini Aja Yuk!. Isinya tempat-tempat yang kami datangi selama 2 harian, tapi aku ringkas jadi satu hari kalau memang mau full bepergian, ihihi.
Bukan Ramayana Prambanan
Tadinya, aku menggebu-gebu banget mau nonton pertunjukan Ramayana yang ada di candi Prambanan. Namun, di H-2 keberangkatan saat aku berniat mencari tiket pertunjukan di Traveloka, tulisannya kok indoor.
Padahal yang aku bayangkan, pertunjukan Ramayana di candi Prambanan itu adalah pertunjukan outdoor karena akan memasukkan candi Prambanan sebagai latar pertunjukan kisah Ramayana tersebut.
Mirip-mirip di Uluwatu lah gitu. Menonton pertunjukan sambil menikmati pemandangan yang menakjubkan.
Ternyata betul, pertunjukan Ramayana di candi Prambanan dengan latar belakang candi langsung hanya hadir sampai bulan Oktober setiap tahunnya. Hal ini dipengaruhi oleh musim hujan yang berlangsung antara Oktober – April.
Maka, untuk menghindari kegagalan pertunjukan karena cuaca, ya sekalian saja waktunya yang ditiadakan dan setiap bulan November – April pertunjukannya diadakan di dalam Gedung Trimurti-nya.
Kami sempat menyerah saja dan gak usah jadi menonton pertunjukan saja kalau begitu. Tapi kami malah jadi gak ada aktivitas.
Akhirnya suami mengajak untuk menonton pertunjukan Ramayana lainnya yang berada cukup dekat dengan penginapan kami, ketemulah dengan pertunjukan Ramayana Ballet Purawisata ini yang letaknya di dekat Keraton Yogyakarta.
Aku pikir lagi memang gak ada salahnya juga sih ya tetap menonton pertunjukan walaupun bukan di Prambanan.
Harga Tiket Masuk Ramayana Ballet Purawisata
Akhirnya kami membeli tiket pertunjukannya baru di pagi hari sebelum pertunjukan. Dengan harga 120 ribu per orang, kami membeli tiket untuk hari Jumat malam.
Selain melalui OTA, tiket juga bisa dibeli on the spot ya. Karena kapasitas penontonnya tuh bisa mencapai ratusan, sehingga masih memungkinkan untuk membeli tiketnya langsung sebelum menonton.
Menurut aku sendiri, harganya masih terhitung terjangkau dan memang worth it sih dengan pertunjukan yang dihadirkan.
Oh iya, sebetulnya tiketnya hadir dengan 2 pilihan, bisa bundling dengan makan malam di resto yang ada di Purawisata-nya atau hanya pertunjukan saja.
Kebetulan waktu itu kami memilih yang hanya pertunjukan saja, karena suami mau ke ICONIC lagi untuk makan malam, tempat nyaman kami di Jogja, ahaha.
Baca review Makan di ICONIC Jogja Bisa Ditemani Pahlawan-pahlawan Super ini ya.
Namun demikian, tiket yang kami beli, walaupun tanpa makan malam, pengunjung akan tetap mendapat welcome drink berupa wedang uwuh yang bisa diambil sepuasnya.
Enak banget karena bisa menghangatkan badan serta nyaman di tenggorokan.
Lama Pertunjukan Ramayana Ballet Purawisata
Pertunjukannya dimulai sekitar pukul 19.30 dan akan berakhir pada pukul 21.30. Lumayan ya, durasi pertunjukannya sekitar 2 jam.
Terasa lama karena kita belum menonton dan menikmati pertunjukannya. Begitu menikmati, waktu 2 jam terasa biasa, karena memang penampilan dari semua penarinya cukup memukau.
Pertunjukan Kisah Ramayana yang Memukau
Sesuai dengan judulnya, “Ramayana”, pertunjukan ini memang menghadirkan kisah cinta Rama Shinta yang terkenal. Cerita yang sama dengan yang ada di Uluwatu (karena sama-sama Rama Shinta), hanya saja dengan pengemasan dan alur cerita yang berbeda.
Di Ramayana Ballet Purawisata ini menurut aku lebih banyak sekali tokoh yang dihadirkan. Seperti keluarga serta pengawalnya Rahwana yang siap juga bertempur untuknya.
Juga terdapat satu tokoh wanita selain Shinta yang dihadirkan oleh Rahwana untuk menjaga Shinta selama diculik oleh Rahwana.
Satu yang cukup menarik perhatian aku adalah si lincah Kijang Emas yang menjadi buruan Rama. Dia menari dengan lincah dan terasa sekali aura bermainnya.
Namun demikian, sepertinya si Kijang Emas merupakan utusan dari Rahwana sendiri agar Rama “berpisah” sebentar dengan Shinta.
Saat berpisah, Shinta awalnya memang diberi perlindungan khusus dan berdiam di lingkaran yang telah dibuat agar aman dari kejahatan.
Rahwana Menculik Shinta
Akan tetapi, Rahwana tidak kehabisan ide untuk mengelabui Shinta. Dia menyamar menjadi orangtua yang kelaparan agar Shinta menolongnya.
Ternyata trik tersebut betul berhasil, sehingga Shinta terlepas dari lingkaran yang telah dibuat dan menyebabkannya bisa diculik oleh Rahwana.
Segala cara dilakukan oleh Rama untuk mendapatkan Shinta kembali, termasuk mengutus Garuda (Jatayu) dan Hanoman untuk menyelamatkan Shinta.
Sayangnya, Garuda yang diutus oleh Rama gagal menyelesaikan misi dan mati, sehingga hadirlah Hanoman serta pasukan monyetnya untuk kembali menyelamatkan Shinta.
Bagian perkelahian antara Rahwana dan Jatayu lumayan seru dan sangat bisa dinikmati, sehingga ketika Jatayu berhasil dihabiskan oleh Rahwana, penonton (aku sih terutama) lumayan sedih dan merasa kasihan dengannya.
Kembang Api yang Memeriahkan Pertunjukan
Begitu Hanoman yang menyelamatkan Shinta, lagi-lagi terjadi pertempuran yang cukup besar. Hal ini dikarenakan baik pihak Rahwana maupun pihak Hanoman sama-sama membawa pasukan yang lumayan banyak.
Rahwana dengan pasukan raksasanya, Hanoman dengan pasukan monyetnya. Terjadilah pertempuran yang seru dan sayang untuk dilewatkan. Inilah yang membuat pertunjukan selama 2 jam itu jadi tidak terasa.
Saat-saat yang menengangkan terjadi ketika Hanoman berhasil ditangkap oleh Rahwana dan bersiap untuk dibakar. Saat inilah di panggung sudah tersedia api beneran untuk makin membuat suasananya lebih seru.
Ternyata, bukan hanya membuat seru, tapi juga membuat pertunjukannya menakjubkan. Karena begitu dibakar, Hanoman ini rupanya bisa menyelamatkan diri dan meminta pertolongan kepada Rama.
Saat melawan itulah, kembang api mulai bermunculan dan memeriahkan pertunjukan. Semua penonton jadi terkesan.
Setelah akhirnya Shinta berhasil diselamatkan oleh Rama sendiri, terdapat bagian api lagi, tapi tidak semeriah Hanoman.
Karena saat Shinta dibakar, tidak ada kembang api lagi dan hanya berlangsung sebentar.
Tapi lumayan jadi penutup yang cukup menghibur dan melegakan penonton karena akhirnya Rama Shinta berhasil kembali bersama.
Cocokkah untuk Anak-anak?
Untuk memperkenalkan budaya dan cerita dari Indonesia kepada anak-anak, menurut aku pertunjukan ini lumayan bisa jadi pertimbangan.
Aku pun kayanya mau mengajak anak untuk menonton pertunjukan Ramayana ini, terutama yang di candi Prambanan.
Walaupun mereka memiliki jadwal tidur yang lumayan awal, sehingga biasanya di jam-jam pertunjukan ini dimulai mereka sudah mengantuk, tapi sepertinya bisa untuk diajak menonton kalau pertunjukannya semenarik dan se-memukau ini sih.
Ramayana Ballet Purawisata Cocok Jadi Wisata Budaya di Jogja
Oh iya, untuk tempat pertunjukannya sendiri, letaknya di gedung dengan bentuk teater yang tempat duduknya menurun ke panggung.
Sehingga semua penonton mulai dari yang berada paling depan hingga paling belakang bisa menikmati pertunjukannya tanpa pandangannya terhalang.
Rasa-rasanya pertunjukan Ramayana Ballet Purawisata ini cocok banget untuk jadi tujuan wisata budaya di Jogja. Untuk melestarikan dan sama-sama menjaga agar budaya dan kisah dari Indonesia akan terus hidup.
Punya rekomendasi wisata budaya lainnya gak di Jogja? Share juga yuk di komentar 😀