Baru saja Kamis lalu aku ikutan wisata kota tua bersama komunitas Moms Video Maker. Komunitas tempat ibu-ibu content creator *uhuy* untuk belajar memperbaiki kualitas pembuatan videonya.
Jadi memang memiliki agenda untuk latihan shoot bersama sambil diajari bagaimana cara merekam dengan lebih baik.
Nah, kemarin kami semua latihan deh sekaligus wisata kota tua. Berhubung video making kan ilmu praktek ya, jadi harus sering latihan memang.
Itinerary Wisata Kota Tua
Sekitar beberapa hari sebelum wisata ini terlaksana, tim Moms Video Maker, bubu Dita tepatnya, sudah menentukan itinerary ke mana saja kami akan membawa anggota kami pada tur museum kali itu.
Itinerary yang ditentukan seperti ini kira-kira:
09.00 - 09.15 Kumpul di Stasiun Terdekat 09.15 - 10.15 Perjalanan Stasiun Terdekat - Stasiun Jakarta Kota 10.15 -10.30 Tiba di Kota Tua 10.30 - 12.30 Keliling Museum Sejarah Jakarta 12.30 - 13.00 Istirahat, sholat 13.00 - 15.00 Makan siang di Rode Winkel 15.00 Acara selesai, perjalanan ke rumah masing-masing
Yap, yap, tur museum kami kali ini mengandalkan transportasi umum, yaitu kereta. Secara kota tua memang hanya selangkah saja kan dari stasiun Jakarta Kota, jadi ya apalagi lah transportasi yang cocok selain kereta, ihihi.
Belajar Sejarah di Museum Sejarah Jakarta
Begitu sampai di stasiun Kota, kami lalu menunggu sampai semua anggota berkumpul. Yaa walaupun ada juga sih yang sudah menunggu di Kota Tuanya, ihihi.
Begitu semua sudah berkumpul dan bertemu sekaligus foto-foto sedikit di depan Kota Tua, kami lanjut masuk ke museum sejarah Jakarta (yang juga dikenal sebagai museum Fatahillah).
Jujur ya, aku lupa banget lho kalau ternyata dulu tuh pernah ke sini.
Soalnya memang tampilannya jauh berbeda. Aku sampai bilang aku belum pernah masuk sampai ke dalam. Ternyata pernah, hanya saja tidak sampai naik ke lantai dua serta belum pernah mendapat penjelasan oleh guide seperti kemarin.
Harga Tiket Museum Sejarah Jakarta
Untuk bisa memasuki museum Sejarah Jakarta, kita hanya diharuskan membayar sebesar 5.000 rupiah saja. Sungguh sangat terjangkau untuk semua kalangan kaan.
Namun, kalau mau meminta guide seperti kami kemarin, akan ada biaya tambahan. Biaya nya sih seikhlasnya, tapi sebaiknya minimal 50 sampai 100 ribu lah yaa.
Kalau wisatanya berkelompok seperti kemarin, kita jadi bisa patungan dan jadi lebih ringan deh biaya guidenya. ๐
Galeri Melaka
Saat memasuki museum, di salah satu ruangan terdapat galeri Melaka. Rupanya di sini memang rutin mengadakan pameran mengenai hal yang berhubungan dengan kesejarahan gitu juga ya. Selain memang menghadirkan kisah sejarah Jakarta tersendiri di dalam museumnya.
Koleksi Museum Sejarah Jakarta
Kita bisa menemui berbagai macam koleksi Sejarah termasuk kronologi sejarah Jakarta, beberapa replika peninggalan masa Kerajaan Tarumanegara dan Kerajaan Pajajaran, dan beberapa perabotan antik era penjajahan Belanda mulai dari abad ke-17 hingga 19.
Guide juga menjelaskan bahwa pondasi dan beberapa elemen bangunan di museum Sejarah Jakarta merupakan elemen asli yang sudah berumur ratusan tahun dan masih kuat berdiri sampai hari ini.
Koleksinya juga dihadirkan dalam berbagai macam bentuk yang menarik berupa foto, gambar, sketsa, peta, juga label deskripsi agar menarik perhatian pengunjung.
Agar semakin mudah dimengerti oleh pengunjung walau mengunjungi museum ini tanpa guide, penjelasan serta tata letak koleksi-koleksinya diurutkan berdasarkan urutan waktu sejarah Jakarta.
Sejarah Jakarta di Museum Fatahillah
Kami disuguhi penjelasan yang lengkap oleh guide yang menemani. Beliau mengisahkan secara rinci sejarah Jakarta yang ditunjukkan melalui dinding, perabotan, serta lukisan yang ada di museum Sejarah Jakarta ini.
Salah satu kisah yang beliau ceritakan mengenai bagaimana gedung yang awalnya dibangun untuk balai kota Batavia kini bertransformasi menjadi museum.
Baca juga: Mengenalkan Lokomotif Kepada Anak-anak di Museum Kereta Api Ambarawa
Beberapa sejarah lain yang aku ingat dikisahkan oleh beliau mengenai:
- Perjanjian Sunda – Portugis
- Perubahan nama Jakarta
- Kisah museum sejarah – dari Balai kota jadi Museum Sejarah Jakarta
Beliau juga menunjukkan salam khas museum berupa gerakan tangan menuju dada sambil berkata “Museum di dadaku”.
Makan dan Istirahat di Halaman Museum
Asiknya, di sini juga tersedia banyak tenda makanan gitu yang bisa pengunjung pilih sebagai menu makan siangnya.
Berbagai macam makanan, khususnya makanan khas Jakarta tersedia lho di sini. Bukan hanya makan berat, tapi juga tersedia cemilan dan minuman seperti Es Selendang Mayang yang sungguh menggugah selera.
Aku sendiri memilih makan ketoprak dan minum air mineral sih. Awalnya berniat beli selendang mayang untuk kudapan, tapi akhirnya batal karena aku kekenyangan ๐
Mushola bersih
Pada waktu ini juga kami berkesempatan untuk sholat. Musholanya berada di bagian agak belakang, dekat dengan toilet.
Lumayan bersih, namun tidak begitu besar. Jadi kemarin saat pengunjung sedang ramai, musholanya lumayan berdesakan.
Ngopi Cantik di “Toko Merah” Rode Winkel
Begitu puas makan dan cukup istirahat, kami lanjut untuk ngopi dan “nongkrong” sebentar di Rode Winkel atau yang biasa dikenal sebagai Toko Merah.
Letaknya tidak begitu jauh dari Museum Sejarah Jakarta. Kami hanya membutuhkan waktu sekitar 5 – 10 menit saja ke sana dengan berjalan kaki.
Yaa ditambah dengan berhenti berhenti untuk foto-foto sih bisa sampai 15 menitan yaa xp
Sejarah Singkat Toko Merah
Toko Merah atau Rode Winkel ini terkenal karena memang bangunannya yang bersejarah. Dibangun pada tahun 1730, Toko Merah merupakan bekas kediaman Gubernur-Jenderal Gustaaf Willem baron van Imhoff, seorang gubernur Hindia-Belanda ke 27.
Fungsi Toko Merah berubah-ubah sepanjang zaman.
Dari yang awalnya digunakan sebagai kediaman para Gubernur Jenderal, lalu dijadikan kampus di tahun 1743-1755, lalu hotel, kemudian jadi rumah tinggal lagi, lalu taka yang kemudian disebut dengan “Taka Merah”, dan terakhir menjadi kantor sejumlah biro dan kantor dagang.
Baru di tahun 1990an pemerintah menjadikan Toko Merah ini sebagai Cagar Budaya dan difungsikan sebagai function hall tempat pameran dan konferensi.
Merasakan Ngopi di Bangunan Bersejarah
Rode Winkelnya sendiri adalah restoran yang berada di lantai satu gedung Toko Merah. Peserta yang mengikuti tur museum kali ini memesan beberapa jenis kopi, termasuk kopi susu Winkel dan Kopi Rode.
Saat kami ke sana, rupanya Rode Winkel sedang menyiapkan bazaar di bagian dalam, jadi kami kebagian duduk di sebelah agak depan, dekat dengan pintu masuk.
Menu yang ditawarkan cukup beragam dan bergaya modern dengan harga yang lumayan terjangkau bagi kalangan menengah ke atas.
Segelas kopi susu Winkelnya dihargai sekitar 33 ribu rupiah. Untuk kopi yang memiliki rasa lain, seperti Hazelnut Coffe yang aku pesan malah seharga 49 ribu rupiah.
Tapi lumayan lah. Sambil ngopi, kami sambil mengambil ilmu dari satu sama lain. Aku bahkan sempat belajar fotografi tipis-tipis dengan mak Inna pakai kopi dan makanan yang kami pesan xp
Latihan Video Maker
Berhubung wisata kota tua kami memang dimaksudkan untuk melatih kemampuan videomaker, maka tidak heran kalau sambil mendengarkan guide, para peserta juga sambil sesekali merekam apa saja yang mereka lihat di dalam museum.
Begitu pun di Rode Winkel, sebelum masuk saja mungkin membutuhkan waktu sampai 10 menit untuk merekam dan mengambil footage Toko Merah.
Mami Ruffie sebagai founder sekaligus mentor kami juga sering mengingatkan agar pengambilan gambar kami mulai memakai teknik yang benar. Para peserta juga sesekali memastikan dan mengonfirmasi kalau pengambilan gambarnya sudah benar.
Senang Me-time dan Belajar Bersama Moms Video Maker
Tidak terasa, kunjungan ke museum Sejarah Jakarta dan Rode Winkel ternyata menghabiskan waktu hampir seharian.
Bagaimana tidak, sambil wisata kan sambil latihan itu tadi ya, jadi wajar saja kalau bisa memakan waktu yang cukup lama.
Bahkan, bersantai sambil belajar shoot dan memotret di Rode Winkel bisa menghabiskan waktu sampai sekitar jam setengah 3 sore.
Ya kami sampai di kota tua juga sudah lumayan siang sih, di jam 11. Mungkin kalau kami datang lebih pagi, bisa ke satu tempat lagi kali yaa.
Namun berhubung kami bisa beraktivitas setelah anak-anak berangkat sekolah, ya maklumi saja kalau mulainya agak siang, ihihi.
Selain itu, kebanyakan dari kami harus kembali bertugas lagi di rumah, jadilah kami sudahi deh sesi tur kami kemarin. Lumayan yaa me time bareng-bareng sambil belajar dan latihan lagi membuat energiku terisi kembali.
Senang sekali rasanya bisa berkumpul berwisata bersama seperti kemarin. Ternyata semuanya jadi menunggu sesi wisata selanjutnya untuk melatih kemampuan videografinya, haha.
Semoga bisa cepat terrealisasi deh yaa.
Terima kasih buat momvideomaker yang udah bikin agenda ini..bisa healing tp belajar juga..yaa belajar sejarah..yaa belajar videography. Love..love..
Wah, seneng banget bisa jalan-jalan sambil nambah ilmu ya moms. Istri saya juga konten kreator, ya healingnya itu sambil cari cuan dan cari ilmu. Uang dapat, ilmu dapat, happy juga dapat. Moga bisa kaya mom Istiana nantinya.
Aku pengen deh mba ikutan kalo ada lagi. Biasa dishare infonya di account mba ruffie atau bubudita? Prasaan aku selalu liat stories mereka tapi kayaknya yg ini kelewat. Kok ga tau ????
Bbrp tempat di atas jd pengen aku datangin kalo nanti temen2 Malaysia ku jadi datang tahun ini. Tempat khas jakarta, ada tempat makan pula, dan bagus buat foto????. Dan aku happy pas mba tulis di muaeum jkt ada jual es selendang mayang ????????????. Udh nyari lama minuman ini, tp ga nemu2.