Aku tuh lumayan sering lho liat-liat galeri foto dan menengok kembali perjalanan-perjalanan kami sekeluarga. Mengingat betapa serunya perjalanan kami dan ternyata beberapa momen traveling bersama anak itu jadi kenangan yang paling berkesan, baik buatku, pun buat anak-anak.
Aku terkadang sangat bersyukur dengan kesempatan traveling bersama anak-anak yang hadir, yang kalau dipikir lagi sekarang kesempatan seperti itu bisa jadi tidak hadir sebanyak dua kali.
Aku ceritakan lebih lanjut di bawah deh untuk alasan kenapa aku merasa kesempatan seperti itu mungkin tidak bisa diulang kembali.
Memang sih, liburan dengan anak-anak itu nggak pernah benar-benar mulus. Selalu ada drama, mulai dari rewel, lapar, capek, sampai ribut soal mainan. Tapi justru di situlah letak serunya. Kenangan-kenangan itu menempel begitu kuat, dan kalau diingat sekarang malah jadi bahan cerita lucu.
Nah, kali ini aku mau ajak kalian ikut menengok kembali beberapa perjalanan yang menurutku paling berkesan sepanjang kami traveling bersama anak-anak.
Siapa tau ada yang mau mencoba traveling sama anak-anak ke beberapa tempat ini juga kayak kami untuk membuat kenangan keluarganya sendiri ya 😀
Road Trip 13 Hari ke Bali di Akhir Pandemi
Kesempatan road trip di akhir pandemi ini jadi salah satu yang aku bilang tadi, aku bersyukur banget melakukan perjalanan ini saat itu.
Apalagi ini bukan sekadar liburan singkat, tapi road trip 13 hari penuh! Nah, kenapa bisa 13 hari penuh? Apa anak-anak gak sekolah?





Kami bisa road trip hampir 2 minggu kayak gini karena memang masih pandemi namun kasus covid sedang menurun. Memang beneran di akhir masa pandemi banget, karena setelah ini anak-anak mulai sekolah pelan-pelan.
Kami juga memilih road trip karena masih rentan kalau naik angkutan umum. Tapi malah justru di situ bagian serunya, ahaha.
Bayangkan saja, dari Depok sampai Bali lewat jalur darat dengan anak-anak di kursi belakang. Rasanya seperti ujian kesabaran sekaligus petualangan terbesar. Gak jarang anak rebutan kursi ataupun makanan.
Untungnya sih aku sudah siap dengan stok cemilan dan mainan kecil untuk mengalihkan perhatian. Jadi rewel sedikit bisa lah diatasi. Soalnya cranky-nya anak-anak memang sebagian besar ya karena lapar, ahaha.
Melelahkan sih, namun menyenangkan banget!
Hal-hal Membahagiakan saat Road Trip ke Bali
Nah, ini nih yang bikin perjalanan road trip ke Bali selama 13 hari ini jadi sangat berkesan dan sangat memuaskan buat kami:
- Harga-harga (terutama hotel dan penginapan) sedang murah. Nih ya, kami saat itu bisa menginap di villa dengan private pool kurang dari 1 juta per malamnya. Mana pelayanannya juara banget pula. Baca di sini untuk reviewnya deh: Nyaman untuk Keluarga, Arkara Dijiwa Ubud, Villa Private Pool dengan Pemandangan Menawan
- Tempat wisata cenderung sepi.
- Puas mengeksplor dari Bali Utara sampai Bali Selatan. Kami Alhamdulillah bisa puas mengeksplor (hampir) ke seluruh wilayah Bali. Tentunya kami pilih ke tempat-tempat yang ramah anak ya. Kalau mau tau kami ke mana saja, baca postingan yang ini ya: 13 Hari Road Trip Ke Bali, Mulai dari Bali Utara Hingga ke Nusa Dua
Bali versi road trip ini juga membuatku belajar bahwa perjalanan panjang bukan halangan untuk liburan keluarga. Justru di dalam mobil, obrolan-obrolan kecil dengan anak-anak jadi lebih intim.
Kadang kami bernyanyi bareng, kadang saling bercerita tentang hal-hal yang membuat mereka tertarik, atau bahkan bermain games random. Rasanya 13 hari itu jadi kenangan yang akan mereka bawa sampai besar nanti. Semoga ya, aamiin.
Aku sampai bikin e-booknya bersama bubu Dita untuk panduan keluarga yang mau liburan ke Bali. Sebagian besar memang berdasarkan pengalaman road trip ini, tapi sebagian lain berdasarkan pengalaman sebelum atau setelahnya 😀

Main ke Lombok: Menemukan Surga Kecil di Gili Kedis
Setelah Bali, ada satu perjalanan lain yang juga membekas di hati, yaitu liburan ke Lombok. Kali ini kami liburan ke Lombok bersama keluarga besar pihak mertua.
Soalnya, adik ipar aku memang sedang tinggal di Lombok kala itu untuk menemani suami yang ditugaskan ke sana. Total durasi perjalanan ke Lombok ini sekitar 7 hari, lumayan bisa mengunjungi beberapa pantai sih, tapi belum semuanya.
Salah satu highlight yang tak akan pernah kulupakan adalah ketika kami menyeberang ke Gili Kedis. Pulau kecil ini benar-benar seperti surga pribadi. Hanya sehamparan pasir putih dengan laut biru yang mengelilinginya.




Anak-anak bebas main air tanpa harus berebut dengan banyak orang. Rasanya tenang sekali, seolah dunia hanya milik kami. Saat itu kami semua sepakat, rasanya ingin sekali waktu berhenti agar kami berlama-lama berada di sana.
Tapi jujur, kami merasa belum puas menjelajahi semua pantai di Lombok, karena memang ada beberapa pantai yang belum dikunjungi, termasuk pantai pink.
Kadang aku suka bilang ke anak-anak, “Nanti kita balik lagi ke Lombok ya, masih banyak pantai yang menunggu.” Mereka selalu mengangguk semangat disertai koor “Iya ayook, mau ke Lombok lagi!”, ahaha.
Buatku, perjalanan ke Lombok ini adalah pengingat bahwa nggak semua destinasi harus selesai dalam sekali kunjungan. Justru meninggalkan rasa penasaran itu membuat kami punya alasan untuk kembali kan, hehe.
Baca ulasan tempat-tempat di Lombok yang bisa dikunjungi bersama anak di: Tempat Wisata Lombok Yang Cocok Dikunjungi Bersama Anak-anak
Singapura Bersama Nara yang Masih Bayi
Lagi-lagi traveling yang agak berhubungan dengan covid, namun kali ini kami ke Singapura beberapa bulan sebelum covid merebak di Indonesia dan belum terjadi lockdown.
Saat itu, aku mengajak suami untuk ke Singapura mumpung Nara masih bayi dan belum mulai MPASI, ihihi. Lumayan gak terlalu repot dengan bawaan yang ada gitu.
Alhamdulillah kami lumayan puas mengunjungi tempat-tempat ramah anak di sana dan bisa menemukan tempat-tempat gratis yang oke banget serta mengunjungi Universal Studio Singapore yang ternyata cukup menyenangkan juga untuk anak.
Baca wahana apa saja yang bisa dimainkan anak di sini deh: 10 Wahana Universal Studios Singapore untuk Anak dan Balita.
Walaupun memang lumayan menantang juga ya. Ada lah satu atau dua cerita yang cukup bisa diingat dan diambil pelajaran, termasuk anak yang cranky karena kecapean berkeliling Gardens by The Bay.


Berhubung kala itu pengalaman aku juga bawa anak 3, yang satu masih bayi pula ya, jadi persiapannya lumayan ekstra. Dari bawa stroller lipat, menyewa gendongan, sampai stok baju ganti yang kayaknya berlebihan tapi tetap aku masukkan ke tas.
Changi Airport juga jadi tempat favorit. Dengan fasilitas ramah anak, ruang menyusui yang nyaman, sampai spot foto yang menyenangkan, aku merasa Singapura memang destinasi yang bersahabat untuk traveling dengan bayi.
Aku juga sudah menuliskan beberapa tempat wisata Singapura yang ramah anak di: Itinerary Singapura Bersama Bayi dan Balita.
Road Trip Sampai Malang: Baobab Hotel dan Museum Tubuh
Road trip lain yang tak kalah berkesan adalah ketika kami pergi ke Malang. Perjalanan darat ini lumayan panjang, tapi seperti biasa, anak-anak selalu menemukan cara untuk membuat suasana jadi seru, entah dengan nyanyi bareng, main tebak-tebakan, atau sekadar bercanda receh.
Di Malang, pengalaman yang paling menempel di ingatan adalah saat menginap di Baobab Safari Resort. Dari balkon kamar, kami bisa melihat hewan-hewan seperti jerapah berjalan bebas.
Plus kami bisa mendapat diskon 15% untuk mengunjungi Taman Safari Prigennya.



Selain itu, kami juga sempat berkunjung ke Museum Tubuh. Dalamnya seseru itu! Anak-anak bisa belajar tentang organ tubuh manusia dengan cara yang interaktif.
Ada patung, replika, dan penjelasan yang mudah dimengerti. Rasanya bukan cuma anak-anak, aku pun jadi belajar banyak.
Baca juga: Wisata ke Malang Bersama Anak Harus ke Tempat Seru Ini Sih
Road Trip ke Lampung Ada Pulau Pahawang dan Jembatan Pasir
Satu lagi perjalanan yang sempat membuatku takjub adalah saat kami melakukan road trip ke Lampung. Jujur saja, selama ini aku mengira Lampung itu jauh sekali.
Tapi ternyata tidak sejauh bayanganku. Dalam hitungan jam, kami sudah sampai dan langsung disuguhi pemandangan indah.
Destinasi utama kami waktu itu adalah Pulau Pahawang. Kami sih gak menginap di pulau tersebut, melainkan di Lampung kotanya. Jadi, kami hanya melakukan perjalanan bolak balik menuju pulau Pahawang dan ikut private tour di sana.



Hal yang paling berkesan adalah ketika kami menemukan jembatan pasir, yakni fenomena alam yang menyebabkan pulau Pahawang Kecil dan Pahawang Besar terhubung oleh pasir dan kita bisa berjalan di atasnya.
Anak-anak berlarian di atas jembatan pasir itu dengan wajah berbinar. Mereka juga berlama-lama di sana karena ingin bermain pasir sepuasnya. Mereka bahkan punya project sendiri saat di sini, ahaha.
Baca tur Pahawang ini ke mana saja di sini ya: Tur Pulau Pahawang Sehari Bersama Anak-anak.
Traveling Bersama Anak Menjadi Kenangan Indah
Menulis kembali kenangan-kenangan ini membuatku sadar bahwa traveling bersama anak-anak memang penuh tantangan, tapi di situlah letak keindahannya. Dari road trip panjang ke Bali, menemukan surga kecil di Lombok, bawa bayi ke Singapura, menikmati pengalaman unik di Malang, sampai takjub dengan jembatan pasir di Lampung.
Anak-anak mungkin tidak akan mengingat detail setiap perjalanan. Tapi aku percaya, perasaan bahagia, tawa, dan rasa aman saat bersama keluarga akan selalu mereka simpan di hati.
Tujuanku adalah membuat core memory ataupun memori indah sebanyak-banyaknya dengan mereka sewaktu mereka kecil.
Kalau kalian, kenangan traveling keluarga yang paling membekas itu yang mana? Ceritain juga yuk di komentar 😉