Aku gak mengira lho, makanan khas Dieng, mie ongklok di kedai ongklok ternyata disukai sama anak-anak aku.
Nara sih memang pecinta mie, tapi kan mie ongklok ini agak berbeda ya dibanding mie kebanyakan, jadi aku udah agak khawatir dia gak doyan.
Taunyee, dia malah makan sampai kenyang, bahkan menghabiskan punya aku juga, ahaha.

Oiya, awalnya juga aku gak tau mie ongklok ini seperti apa, baru saat di Dieng pada road trip kemarin aku mencobanya.
Seperti Apa Sih Mie Ongklok?
Jadi mie ongklok ini rupanya semacam mie yang direbus khas Dieng, Wonosobo. Karena cara memasak yang khusus dengan alat yang disebut “Ongklok”, makanya mie ini juga disebut mie ongklok.
Selain itu, mie ongklok juga diberi campuran kol dan potongan daun kucai serta berkuah sangat kental. Kentalnya beneran kental sampai kayak lengket gitu ya.
Bagi sebagian orang, mereka gak suka karena lengket banget itu. Tapi bagi sebagian lagi kayak kami, ya suka-suka aja, karena rasanya unik, ihihi.

Oiya, selain diberi isian kol, biasanya mie ongklok ini juga diberi topping macam-macam. Setidaknya di kedai ongklok yang kami datangi sih begitu yaa.
Kita bisa memilih topping apa yang kita mau, mau bakso, sate sapi, sate ayam, atau apapun yang mereka sediakan.
Nah, pilihan topping ini yang aku gak tau memang semua mie ongklok seperti itu atau di kedai yang kami datangi saja.
Lokasi Kedai Ongklok

Kami makan mie ongklok di Kedai Ongklok 5 yang berlokasi di dekat titik 0 Dieng.
Awalnya kami gak memperhatikan angka di sebelah tulisan “Kedai Ongklok”. Namun rupanya angka tersebut mungkin menandakan tempat mie ongklok ini adalah kedai yang kelima yang mereka buka.
Karena, setelah berkeliling Dieng seharian, kami menemukan banyak sekali Kedai Ongklok serupa dengan angka yang berbeda-beda.
Rupanya Kedai Ongklok ini seperti mendominasi warung mie ongklok di Dieng yaa, ihihi.
Nih lokasi tepatnya kedai yang kami datangi:
Review Mie Ongklok
Melihat tulisan “Mie Ongklok” yang berada hampir di semua tempat makan, kami jadi penasaran, mie ongklok ini seperti apa sih?
Sepertinya mie ongklok ini makanan khas Dieng, maka dari itu hampir semua tempat menyediakan menu yang satu ini.
Begitu masuk ke Kedai Ongklok, kami langsung donk memesan mie ongklok.

Aku bertopping bakso, papanya bertopping sate (aku lupa deh sapi atau ayam, kayanya ayam sih, sate sapi sepertinya waktu kami datang itu sudah habis).
Nah anak-anak aku pesankan bakso. Aku sengaja memilih bakso karena cukup aman dan bakal disukai mereka ya. Takut kalau mie ongklok ini tidak begitu disukai sama anak-anak.
Oiya, kami pilih ke kedai ongklok ini karena terlihat ramai dan tempatnya lumayan bersih. Walaupun berada di pinggir jalan gitu, tempat yang satu ini tidak terlihat kotor.
Rasa Mie Ongklok
Nah, begitu melihat mie ongklok yang dihidangkan, aku dan suami langsung mengangguk-angguk tanda baru tau kalau yang dinamakan mie ongklok itu seperti ini penampakannya, ahaha.


Begitu merasakan, kami berdua sama-sama cocok dengan rasanya. Iya sih kuahnya sangat kental cenderung lengket.
Malah kata anak-anak, kuahnya ini mirip slime, ahaha. Maka dari itulah mereka juga akhirnya tertarik mencoba mie ongklok.
Eh ternyata mereka malah doyan, ahaha. Mau kami pesan lagi untuk mereka, rasanya sayang, karena ada bakso yang masih belum mereka makan kan.
Terlebih lagi memasak mie ongklok ini ternyata memakan waktu yang cukup lama, jadilah kami gak pesan menu tambahan lagi.
Kekurangan Kedai Ongklok
Satu hal yang aku sesalkan dari Kedai Ongklok ini, yaitu pelayanannya yang lumayan lama.
Kami menunggu makanan datang sejak dipesan itu bisa sekitar 30 menit lebih lho. Bahkan ada pengunjung yang memang membatalkan pesanannya karena tidak kunjung datang.
Kami juga hampir keluar dan mencari warung makan lainnya. Namun, karena saat aku tanya, pesanan kami ternyata sedang dalam proses dan kira-kira “sebentar lagi” datang, ya kami gak jadi keluar.
Anak-anak sih yang lumayan udah agak cranky karena lapar.
Baca juga: Bersantap di Kopi Tahura Setelah Puas Mengitari THR Juanda
Alhamdulillah makanannya memuaskan dan Nara terlihat sangat happy makan mie ongklok sampai kenyang.
Namun, itu tadi, kalau ke kedai ongklok ini sekedar untuk memuaskan penasaran saja sih it’s okay. Tapi kalau kalian sudah sangat lapar, saran aku sih jangan ke kedai ongklok, hehehe.
Nah, tapi aku kan gak tau ya, kondisi lamanya pesanan datang ini hanya terjadi di kedai ongklok yang kami datangi saja atau di semua kedai ongklok. Semoga saja sih hanya terjadi di kedai yang kami datangi saja ya.
Keunikan Rasanya Menjadi Ciri Khas
Yap, buat aku dan suami, keunikan rasa dari mie ongklok ini menjadi ciri khas tersendiri sih. Terlebih lagi, sayuran yang cukup berlimpah, menambah kesegaran rasa mie ongklok ini sendiri.
Kuahnya yang lengket punya sensasi tersendiri di mulut anak-anak. Mereka suka karena mirip slime, ahaha.
Sepertinya memang akan ada dua kubu sih ya. Kubu yang memang menyukai rasa yang unik ini, dan kubu yang tidak menyukai rasanya karena tidak terbiasa dengan kuah yang kental cenderung lengket tersebut.
Kalian sudah pernah mencobanya? Kira-kira kalian nih termasuk kubu yang mana ya? ihihi.
Mbaaaa mie ongklok memang lama sih kayaknya :p.
Aku kalo inget mie ongklok, jadi inget komen sumpah serapah Di blog ku, yg aku curiga yg nulis pemilik warungnya wkwkwkwjwk.
Aku ke Dieng trakhir kali kan 2013. Trus makan mie ongklok di warung kecil, ga sebagus mba tempatnya. Beneran kecil. Ternyata yg jual juga bukan orang asli, tapi sumatera. Hasil dr nanya2.
Kami kecewa Ama rasanya, yg pertama udahlah lamaaaaa bgt, pas disajiin dingiiin dong. ntah krn Dieng memang dingin, jadi makanan ga lama panas atau gimane hahahaha.
Trus tempe kemulnya dingin dan alot. Satenya itu juga ga enak, aloot keraas.
Jadi aku tulis review apa adanya di blog :p. Tapi masih sopan loooh. Dan jelas2 aku tulis bahwa aku masih mau cobain mie ongklok lagi, tapi cari yg asli dan ratingnya bagus. Ga mau asal pilih kayak dulu.
Eh komennya langsung serem hahahaha. Ngancem segala, tapi langsung aku tendang ke spam lah yg begitu hihihi.
Aku masih penasaran Ama mie ini ,Krn menurut temenku enak. Dan dia KSH tau resto yg enaknya. Makanya kalo ke Dieng lagi aku bakal cobain. Mungkin pas dulu aku aja yg sial dpt warung yg ga enak :p
Mbak, aku gak tau ya emang di kedai ini doank atau emang di sana itu kalau pelayanan memang lamaaaa banget banget, huhuhu. Soalnya kami pun ngerasain gak cuma di kedai ini doank yang pelayanannya lama. Ke warung makan lainnya (bukan mie ongklok gini), sama juga, pelayanannya lama banget.
Suami sampai berkesimpulan kalau pelayanan di sana memang standarnya lama begitu, huhuhu. Sayang banget sih, kalau makin banyak wisatawan yang ke Dieng bisa kecewa karena pelayanan yang lama ini.
Oiya, mie ongklok juga aku sama suami sukaa lho mbak, menurut kami enak. Semoga sih bener waktu itu emang lagi apes aja ya, ahahaha.