Naia sekarang sudah hampir setahun, gak kerasa euy. Semakin besar Naia semakin pintar saja dalam meminta perhatian saya atau papanya.
Di rumah, saya engak “gak ngapa-ngapain” kan? Makanya sering banget dia main sendiri dengan mainannya ~sekarang box mainannya sudah dikembalikan ke pemiliknya, yaitu kakak saya :D~ dan saya ngerjain kerjaan saya, ya kerjaan rumah atau kerjaan proyek.
Tapi kalau dia sudah bosan main sendiri dan ingin main sama saya, ada aja tingkahnya yang lucu yang menarik perhatian.
Jadi, kalau saya sudah terlalu sibuk banget di depan laptop, dia terkadang memiring-miringkan kepalanya tepat di depan muka saya sambil senyum-senyum lucu, hihi. Benar-benar minta perhatian. Kalau sudah terima sinyal kaya gini saya biasanya ya main sama dia, entah saya cuma ngeliatin aja atau ikutan main. Iya ngeliatin aja, terkadang dia cuma mau diliatin tanpa kita ikut bermain bersama dia.
Nah, kadang kalau saya dibutuhkan untuk cuma ngeliatin/mengawasi dia, saya sambil iseng-iseng main HP, entah browsing, whatsappan, atau hal lainnya. Ternyata dia juga gak mau kalau saya sibuk dengan HP, walhasil dia biasanya “kepo” dan ingin melihat HP juga atau dia marah-marah dengan teriak-teriak dengan lucu *tapi bukan tantrum ya* hehe. Okee, saya jauhkan juga HPnyaa.
Terus, kalau saya sudah main sama dia tapi dia liat laptop saya masih menyala, dia gatel banget mau matiin. Jadi selagi main dia pelan-pelan menuju laptop saya lalu langsung memegang layar LCD laptop sambil senyum-senyum iseng seakan-akan dia berkata “aku matiin laptopnya ya maaa”, hihihi. Saya melihat saja kejailan dia yang ini sambil senyum-senyum dan yap, pelan-pelan dia menutup laptop saya sehingga tertutup sempurna dan hibernate, hahaha lucunyaaa.
Ah iya, menutup laptop ini gak cuma dilakukan kalau cuma ada saya. Kalau kita sedang bermain bertiga bareng papanya, dia juga begitu. Dan saya bilang ke papanya kalau Naia sudah mendekati laptop sambil senyum-senyum jail tadi “tuh senyumnya iseng banget, mau nutup laptop nih” :D, dan benar saja! Haha, Naiaa, Naia.
Kalau aksinya meminta perhatian gak dituruti, dia terkadang nyamperin saya lalu menancapkan kuku-kukunya ke saya *hal yang sama berlaku untuk papanya juga*, haha. Entah kenapa kukunya bisa tajam walaupun baru saya potongin. Selain itu, dia juga terkadang melempar-lemparkan mainannya jauh-jauh biar saya “engeh” kalau dia sudah bosan bermain sendiri. Kalau sudah begini saya berarti sudah keterlaluan sampai gak mau menanggapi aksi meminta perhatiannya dan saya meminta maaf sambil bilang juga kalau yang dilakukannya itu menyakiti saya 😀
Ah, senangnya kalau dia sudah tertawa lagi, apalagi kalau tertawanya itu karena saya, hehehe.