Minggu lalu nih papanya anak-anak ngajakin trekking, ya gak jauh-jauh lah, ke Sentul aja gitu. Ternyata sekarang banyak ya penyedia jasa untuk trekking atau hiking gitu.
Beberapa tahun lalu juga kami ikutan hiking ke Katulampa bareng hiking bocah, kali ini suami aku nemu @jakartatrekkingsentul di IG, terus lanjut deh pakai itu untuk ngajak anak-anak trekking.
Baca juga: Anak-anak & Balita Hiking? Kenapa Enggak?
Jakarta Trekking Sentul
Jakarta trekking Sentul ini memang penyedia jasa trekking untuk para wisatawan gitu ya. Seperti yang udah aku bilang di atas, suami tau jasa ini dari IGnya. Alhamdulillah mereka fast response banget jadinya kami bisa pesan H-2 hari, bahkan H-1 deng, karena pasti atau tidaknya kami trekking ya betul baru diputuskan H-1 sebelum trekking itu, ahaha.
Anw, selain anak sendiri, aku juga ngajak keponakan aku dan itu bikin anak-anak tambah seneng donk karena bisa menikmati hal yang mereka suka bareng sepupunya.
Bener aja, sepupunya juga seneng kami ajak trekking. Malah kompak banget jadinya ber4 jalan paling depan, kami yang gede-gede malah ketinggalan, huehehe.
Pilihan Tingkat Kesulitan
JTS (Jakarta Trekking Sentul) ini memiliki beberapa tingkat kesulitan. Jadi, sewaktu suami bertanya apakah bisa mengajak anak, mereka langsung memberi pilihan jalur, ada yang easy, medium, dan hard.
Yang easy ini yang biasanya untuk anak dan pemula dan memang paling pendek jaraknya. Malah di paket easy ini masih diberikan 3 pilihan lagi, jalur fun trekking 1, 2, dan 3. Kalau tidak salah sih, kami kemarin mengambil yang pilihan 2, pilihan jalur ke curug Hejo.
Walaupun ada beberapa pilihan jalur, harga yang ditawarkan sama sih. Mungkin karena resource yang digunakan hampir sama hanya saja durasi dan jarak yang berbeda ya.
Jalur Mudah dan Sebentar
Berhubung memang kami mengambil yang easy, ya tentunya jalur yang kami lewati termasuk jalur yang mudah diikuti dan memang sudah aman. Plus, jalur yang kami jalani juga merupakan jalur yang melewati perumahan-perumahan pedesaan. Bahkan sepanjang perjalanan ya tersedia banyak warung-warung kelontong untuk membeli minum atau makanan ringan.
Sepanjang perjalanan berangkat ke curug, beberapa kali kami mampir di warung untuk mengisi ulang minuman. Nah, warung-warung itu tidak hanya berdiri sendiri, memang ada beberapa rumah penduduk di sana, maka dari itu, jalur easy ini merupakan jalur yang melewati rumah pedesaan, makanya terbilang aman menurut aku.
Oiya, sebelum kami mulai trekking, guidenya menjelaskan kalau kami akan menuju curug yang berjarak sekitar 45 menit – 1 jam dari titik awal mendaki atau tempat parkir. Selanjutnya setelah dari curug, kami diberi pilihan, bisa langsung kembali ke tempat parkir atau melanjutkan perjalanan berjalan di pinggir sungai sampai ke tempat parkir, yang akan menghabiskan waktu 45 menit-1 jam lagi.
Di awal, semua rombongan ikut menuju curug. Sesampainya di curug, aku dan anak-anak bermain-main agak lama dan memuaskan hasrat main air kami. Sepuasnya menikmati curug, kami kembali diberi pilihan, mau lanjut atau mau langsung kembali ke parkiran.
Di sinilah kami akhirnya membagi 2 rombongan kami. Berhubung ada yang sudah capek dan rasanya sudah tidak sanggup untuk melanjutkan lagi, tapi ada juga yang masih semangat (anak-anak aku dan 3 sepupunya terutama), berpisah lah kami. Yang langsung kembali ke parkiran kakak dan 1 keponakan aku, sisanya melanjutkan perjalanan deh.
Pemandangan Indah
Walaupun jalur termasuk yang mudah dan bisa ditempuh dalam waktu 1-2 jam, pemandangan yang dihadirkan tetap indah. Setiap beberapa ratus meter, kami sampai di area yang lahannya cukup luas sehingga bisa untuk duduk duduk dan beristirahat sebentar.
Karena aku juga mengajak kakak dan anaknya yang jarang berolahraga, jadilah kami cukup sering mengambil waktu istirahat, terutama di tempat-tempat seperti lahan yang luas dan di warung itu tadi.
Nah, di situ sekaligus jadi kesempatan menikmati pemandangan yang disuguhkan deh. Dengan langit yang cerah, gunung yang terlihat dari jalur kami jadi pemandangan yang sangat memanjakan mata. Rasanya nikmat dan tenang sekali berada di sana.
Sepanjang jalan, guide yang mendampingi anak-anak juga sesekali bercerita atau membuat lelucon, sehingga anak-anak pun senang, gak bosan, dan yang paling penting mereka gak merasa capek sepanjang perjalanan (ngerasa capeknya pas perjalanan pulang dan sampai rumah xp).
Selain itu dia juga sesekali mengenalkan anak-anak dengan jenis-jenis tumbuhan dan binatang yang mereka temui sepanjang perjalanan. Bahkan sewaktu mendaki, masnya membuatkan “tato” dari daun yang berada di jalur pendakian.
Harga Trekking Keluarga
Dari sini juga kami baru tau, ternyata di Sentul itu banyak juga curug yang bisa kita datangi dan gak kalah bagus dari curug-curug yang lain.
Untuk pilihan paket yang aku sebut sebelumnya itu dihargai sebesar 150k per orang. Kayanya sih harga ini untuk semua kategori jalur deh. Itu sudah termasuk guide dan trekking pole, serta jas hujan sekali pakai. Alhamdulillah sih saat kita trekking kemarin cuaca sangat cerah.
Trekking pole ini berguna banget buat nanjak, dan kita baru tau pas nanjak gunung Batur di Bali.
Waktu itu sih gak pakai trekking pole, makanya kami ngos-ngosan banget. Akhirnya pakai batang pohon yang sudah mati dan bisa dipakai untuk tongkat deh. Mayan lah yaa, setengah perjalanan terbantu dengan adanya tongkat/trekking pole alami itu, hehehe.
Setelah trekking seharian (ya gak seharian juga sih, sore juga pulang, ihihi), anak-anak kecapean lalu tidur sepanjang jalan pulang, haha.
Buat kami, pengalaman trekking kemarin itu cukup menyenangkan sih, bahkan sepupu dan anak aku malah “nagih” dan nanya kapan kita bisa trekking lagi 😀