Traveling

Serunya Menyaksikan Musikal Lutung Kasarung Bareng Anak-anak

Jujur aja ya, aku menonton pertunjukan musikal Lutung Kasarung ini karena scroll TikTok, ahaha. Soalnya menarik banget video cuplikan di TikTok yang menampilkan Purbararang sedang bernyanyi.

Karakternya kuat, ekspresinya hidup, dan penampilannya benar-benar total. Aku sampai ngajak anak-anak untuk menontonnya juga dan mengulang video itu beberapa kali. Terus langsung kepikiran, “Ih, kalau ada kesempatan nonton ini, aku mau deh!”

Surat dari Purbararang
Ini harus didengerin pakai musik sih

Lalu kayak mestakung donk, alias semesata mendukung. Sekitar sebulan kemudian aku melihat pengumuman kalau musikal Lutung Kasarung akan dipentaskan di Ciputra Artpreneur. Tanpa pikir panjang, aku langsung cari info tiketnya donk. Rupanya tiketnya dijual di bookmyshow.

Begitu lihat harganya kok kayanya lumayan ya, agak mahal sih, tapi untuk pertunjukan musikal dengan banyak talent kayak gitu, kayanya fine-fine aja deh. Plus, rasanya untuk pertunjukan live gitu, rasa-rasanya harga tersebut masih termasuk harga standar.

Mengajak Anak-anak ke Pertunjukan Musikal

Yasudah, aku akhirnya minta izin ke suami untuk menonton pertunjukan tersebut. Tadinya mah kepikiran untuk mengajak semuanya (berlima termasuk suami dan 3 anak aku ya).

Tapi akhirnya aku memutuskan untuk menonton pertunjukan musikal Lutung Kasarung ini dengan Naia dan Nawa saja, Nara nanti bisa jalan berdua aja sama papanya, hehe.

Musikal Lutung Kasarung

Berhubung Naia Nawa juga menonton cuplikan VT yang aku bilang tadi, mereka juga gak sabar buat nonton pertunjukan langsungnya.

Aku juga antusias karena ini jadi salah satu kesempatan mengenalkan anak-anak kepada kisah asli dari Indonesia, tepatnya dari Jawa Barat.

Sekaligus, momen kayak gini tuh bisa jadi pengalaman belajar dan bonding yang menyenangkan buat kami bertiga juga soalnya. 😀

Harga Tiket Musikal Lutung Kasarung

Seingat aku, harga tiketnya ini kayak berjenjang gitu ya, tentu yang paling dekat paling mahal. Nah, aku tuh memutuskan untuk membeli tiket yang paling terjangkau buat kami, jadi kami pilih yang harga tiketnya Rp200.000 per orang.

Untuk pertunjukan musikal dengan kualitas seperti ini, menurutku worth it banget sih. Malah masih termasuk terjangkau karena memiliki nilai budaya yang harus dilestarikan.

Cerita Lutung Kasarung

Buat yang belum tahu, Lutung Kasarung adalah cerita rakyat yang berasal dari tanah Sunda, Jawa Barat.

Tokoh utama dalam cerita ini adalah Purbasari, seorang putri yang dihukum dan dibuang ke hutan karena fitnah kakaknya, Purbararang.

Di pertunjukan musikal ini fitnahnya sedangkal Purbasari kena penyakit kulit yang bikin badannya jelek dan mukanya jerawatan. Penyakit tersebut itulah yang disebabkan oleh Purbararang, kakaknya sendiri karena ingin merebut kekuasaan.

Purbasari vs Purbararang
Entrance-nya Epic banget, pakai mobil bukan kereta kuda T_T

Pokoknya yang ditekankan tuh lebih ke penampilannya sih. Karena penampilannya jelek, jadinya dia diasingkan gitu.

Di hutan, ia bertemu seekor lutung (sejenis monyet berbulu hitam) yang ternyata adalah jelmaan pangeran tampan, Guru Minda, yang sedang bertapa untuk menyempurnakan dirinya.

Kira-kira mereka tinggal di semacam lahan perkemahan gitu gak ya di Hutan? Kayak Rasamala Camp Site gitu, ihihi.

Purbasari yang diasingkan

Akhirnya mereka berdua jatuh cinta deh, dan kembali ke kerajaan setelah Purbasari sembuh sehingga akhirnya mereka memimpin kerajaan karena bisa mengalahkan Purbararang.

Cerita ini sangat populer di kalangan masyarakat Sunda dan telah diwariskan secara turun-temurun lewat lisan, pertunjukan wayang, hingga sastra klasik berbahasa Sunda. Bahkan Lutung Kasarung sempat diangkat ke layar lebar dan panggung seni beberapa kali.

Bukan Hanya Hiburan

Buat kami, nonton pertunjukan musikal kayak gini bukan cuma hiburan, tapi juga menjadi pengalaman memperkenalkan budaya Indonesia ke anak-anak dengan cara yang menyenangkan dan mudah dicerna.

Musikal Lutung Kasarung

Aku sampai kepikiran, kenapa gak semua legenda Indonesia aja yaa dijadikan pertunjukan musikal gini. Kan jadi bisa memperkenalkan ke generasi mendatang dengan lebih menarik gitu.

Okelah beberapa cerita memang agak gimana gitu, kayak ada anak yang cinta sama ibunya sendiri (cinta as in ke perempuan buat jadi istri gitu di legenda Tangkuban Parahu), atau ada yang mencuri selendang supaya jadi istri.

Tapi karena ceritanya kayak gitu, malah jadi bisa membuka ruang diskusi sama anak sih menurut aku, hehe.

Baca juga: Indahnya Pertunjukan Tari Kecak di Pura Uluwatu Bali Yang Tak Tertandingi

Gimmick Pisang di Awal dan Akhir Pertunjukan

Begitu pertunjukan akan segera dimulai, terdapat dua orang MC yang menjelaskan peraturan selama menonton sekaligus menghibur penonton.

Mereka juga menjelaskan kalau beberapa penonton akan diberi pisang yang bisa digunakan untuk “barter” dengan para monyet (yang berisi manusia). Soalnya akan ada beberapa monyet yang ceritanya iseng mengambil barang-barang penonton.

Pisang di Lutung Kasarung

Nah, kalau punya pisang, pisangnya bisa ditukar dengan barang yang tadi diambil.

Lumayan banget sih ini gimmicknya, jadi bikin penonton lebih attach ke pertunjukannya dan bisa meng-highlight salah satu komponen penting dari keseluruhan ceritanya.

Kreatif banget, lucu, dan membuat suasana jadi lebih interaktif deh.

Kemudian, ternyata pisangnya bukan cuma buat gimmick di awal saja, tapi juga diberikan kepada setiap pengunjung seusai acara. Jadi begitu keluar, kami sudah disambut oleh panitia untuk memberi pisangnya.

Semua penonton dikasih pisang

Purbararang yang Mencuri Perhatian

Meski ceritanya tentang Purbasari dan si Lutung, tapi ya jujur saja yang menarik perhatian aku dan penonton yang lain adalah Purbararang! ahaha. Mungkin yang lain juga sama kayak aku yaa, nonton rerun musikal ini ya karena jatuh cinta begitu lihat VT-nya Purbararang itu.

Gak heran, begitu pertunjukan selesai, antrian panjang yang ada di bagian luar ruang acara justru antrian untuk berforo bersama Purbararang.

Kami ya tentu saja ikut mengantri juga lah, ahaha. Kayanya seluruh kru pertunjukan ini pun sadar kalau yang viral justru si Purbararang ini ya, hehe.

Foto bareng Purbararang

Tapi kami gak hanya berfoto bersama Purbararang saja kok, kami (eh, Naia Nawa aja deng) juga berfoto bersama para monyet yang tadi ikut menghibur bahkan juga jadi highlight sepanjang acara. 😀

Pesan Moral Lutung Kasarung

Akhir Lutung Kasarung

Ahaha, kayak buku cerita anak-anak yang ada pesan moralnya gitu ya. Tapi di akhir cerita, mereka memang memasukkan pesan moral ini di lagu akhirnya.

Pesannya adalah:

Cinta itu buat semua orang, bukan cuma untuk orang cantik atau ganteng.

Cliche dan simple banget, tapi buat aku yang bawa anak-anak, kayaknya pesan moral ini bisa banget dimengerti sama mereka.

Soalnya tuh ceritanya memang kayak mementingkan penampilan banget gitu ya. Alasan Purbasari diasingkan ke hutan juga karena penampilan itu, ahaha. Lha wong awalnya dia yang dipilih jadi ratu, tapi karena sakit kulit dan mukanya jadi jelek, malah diasingkan bukannya dibantu mengobati xp

Lucu dan miris, tapi ya ini untuk menunjang pesan moral itu tadi siih.

Berburu Souvenir Lutung Kasarung

Kipas Lutung Kasarung

Sebelum pulang, kami mampir ke bazaar souvenir yang ada di luar ruang pertunjukan. Banyak banget stand lucu yang jual pernak-pernik bertema Lutung Kasarung ini. Ada kaos, gantungan kunci, pin, hingga sticker.

Kami akhirnya beli tiga gantungan kunci, satu untuk aku, satu untuk Naia, dan satu untuk Nawa, plus dua sticker lucu bergambar karakter dalam pertunjukan.

Entah kenapa aku tuh suka beli souvenir gini (tapi bukan yang mahal juga, wkwkwk), sebagai pengingat kita pernah menonton pertunjukan musikal semacam ini, hehe.

Mengenalkan Kisah Asli Indonesia

Karena Ciputra Artpreneur ini berlokasi di Lotte Shopping Avenue, papanya sama Nara jadi bisa berkeliling Lotte saja selagi menunggu kami. Supaya pulangnya nanti bisa bareng-bareng lagi gitu. 😀

Buat aku pribadi, pengalaman menonton musikal Lutung Kasarung bukan cuma hiburan semata. Hal-kayak gini tuh jadi salah satu cara mengenalkan anak-anak pada budaya lokal dengan cara yang menyenangkan, membangun rasa cinta pada seni pertunjukan, sekaligus jadi momen berkualitas buat kami bertiga yakan.

Musikal Lutung Kasarung

Oiya, sepanjang pertunjukan aku sempat mendengar ada anak kecil yang agak “berisik”. Kayanya dia masih sekitar 5 tahun atau kurang deh. Terus karena itu aku agak bersyukur gak mengajak Nara, ahaha.

Soalnya ya kalau anak di bawah 6 tahun ikutan nonton, takutnya mereka belum cukup mengerti dan akan bosan di tengah cerita, jadi ya ada aja yang ditanya atau bahkan nonton HP sendiri dengan volume yang cukup kencang :’)

Anw, kalau kalian suatu hari lihat pengumuman musikal ini tayang lagi, aku bilang cobain nonton deh, menarik banget soalnya. 😉

istianasutanti

Halo, salam kenal ya.

Aku Istiana Sutanti, seorang ibu dari 3 orang perempuan yang hobi sekali mengajak anak-anak untuk traveling bersama.

Di blog ini aku sharing pengalaman traveling kami sekeluarga plus pelajaran parenting yang aku dapatkan, baik dari pengalaman pun dari seminar parenting.

Semoga kalian suka membaca pengalaman traveling kami dan semoga membantu untuk menentukan tujuan traveling kalian berikutnya! ;)

You may also like...

2 Comments

  1. Senang banget tahu kalau cerita rakyat begini di buat musikal. Untuk generasi selanjutnya tuh penting mengenal kisah-kisah seperti itu.

    Aku gagal fokus sama tulisan, dear Purbasari…. cuma basa basi wkwkwk. Semoga makin banyak ya cerita rakyat diangkat. Nanti kalau ada kesempatan pengen juga nonton musikal seperti ini.

  2. seru bangett, pengen nonton musikal lagi 😀

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.