Traveling

Menjelajah Kampung Warna-warni Malang

Salah satu tempat yang mau dikunjungi kembali kalau ke Malang tuh sebetulnya Kampung Warna-warni ini.

Pasalnya, waktu kami sekeluarga ke sana bersama teman-teman yang juga membawa anak, jembatan kaca di dalam kampung warna-warni ini sedang diperbaiki, sehingga kami belum berkesempatan untuk bisa berjalan dan menyusuri jembatan tersebut.

Kampung Warna-warni Jodipan Malang

Tadinya waktu road trip di liburan sekolah kemarin kami mau mampir ke sini lagi, hanya saja waktunya ternyata tidak cukup untuk berkunjung karena sebagian besar kami habiskan di Batu untuk ke Museum Bagong, Dino Park, dan juga Milenial Glow Garden.

Jadi masih punya rasa mau ke sini lagi sih, ahaha. Penasaran aja sama jembatan kaca yang terbentang menghubungkan 2 kampung warna-warni.

Lokasi Kampung Warna-warni

Tempatnya gak hanya satu lho, melainkan ada 3 perkampungan di Malang yang terkenal dengan keindahan warna-warninya.

Kampung tersebut bernama Jodipan, Tridi, dan Kampung Biru.

Ketiganya terletak di lokasi yang berdekatan karena memang desa yang berdampingan.

Lokasinya pun tidak jauh dari pusat kota, bahkan dari stasiun hanya sekitar 10 menit berjalan kaki saja. Jadi, cukup strategis lah yaa untuk para wisatawan yang ingin berkunjung ke desa ini.

Oiya, kampung warna-warni seperti ini juga bisa ditemui di negara tetangga lho. Di Korea sana terdapat satu tempat yang sangat mirip dan berkonsep kampung warna-warni juga bernama Gamcheon Culture Village di Busan. Kalian bisa intip bagaimana tempatnya di blog Akuchichie ya ๐Ÿ™‚

Harga Tiket dan Jam Operasional

Tenang, untuk masuk ke dalam kampung warna-warni ini harga tiketnya sangat sangat terjangkau kok.

Kita cukup mengeluarkan biaya sekitar 5 ribu rupiah saja per orang untuk satu kali kunjungan ke dalam kampung warna-warni.

Pintu masuknya pun ternyata bisa melalui beberapa tempat. Ya berhubung ini memang kampung beneran yang masih ditempati warga setempat, jadi memang punya beberapa akses masuk lah.

Tadi saja ternyata memang ada 3 kampung yang dijadikan kampung warna-warni ini kan. Jadi setidaknya untuk bisa masuk ke sini, ya bisa melalui akses dari ketiga kampung tersebut. ๐Ÿ™‚

Namun, untuk berkunjung, waktunya tetap dibatasi ya. Pengunjung bisa mulai masuk ke dalam kampung warna-warni sejak pukul 07.00 pagi hingga pukul 17.00 sore.

Kampung Warna-warni Malang

Waktu kami berkunjung rasanya sekitar pukul 11.00 deh, dan berhubung kami ke sana di hari biasa, jadi tidak terlalu banyak pengunjung yang juga memadati kampung warna-warni ini ya.

Malah menurut aku cenderung sepi sih.

Sejarah dan Keunikan Kampung Warna-warni

Saat kunjungan kami waktu itu, kami sempat mengobrol dengan warga setempat lalu diceritakan deh bagaimana sebetulnya kampung warna-warni ini terbentuk dan akhirnya bisa menjadi tempat wisata seperti sekarang ini.

Keunikannya tentu bisa dilihat dari penggunaan warna-warni yang cerah di setiap rumahnya. Selain itu, ada banyak seni jalanan, mural, dan patung yang menghiasi kampung ini, menciptakan suasana yang unik dan menarik.

Kampung Kumuh yang Dibersihkan

Yap, jadi awalnya ketiga kampung warna-warni yang aku sebut, Jodipan, Tridi, dan Kampung Biru, merupakan kampung yang cukup kumuh dan banyak sampah.

Sampai ada beberapa mahasiswa yang sedang melaksanakan PKL memutuskan untuk membantu desa tersebut agar bisa bersih dari sampah-sampah.

Awalnya hanya membantu membersihkan kampung Jodipan, namun tercetuslah ide untuk mengecat ulang juga rumah-rumah yang ada di perkampungan itu.

Kampung Warna-warni Malang

Nah, dengan cat yang berwarna-warni, kampung Jodipan kok malah terlihat jadi lebih bagus dan enak dipandang.

Akhirnya kampung sebelahnya jadi ikut dicat karena masyarakatnya tidak ingin terjadi kesenjangan di area sungai Brantas.

Sebetulnya supaya jadi lebih enak dipandang saja ya dari kedua tepi sungai Brantas, bukan yang sebelah cantik dengan warna-warninya, sebelah lagi masih kumuh.

Sehingga akhirnya kampung warna-warni ini tercipta dan diresmikan pada tahun 2017 silam deh.

Mendatangkan Pemasukan bagi Warga Setempat

Begitu kampung warna-warni mulai terkenal, mulai banyak wisatawan berdatangan.

Nah, karena itulah akhirnya masyarakat yang tinggal di sekitar perkampungan mulai kreatif untuk berjualan apa saja, mulai dari minuman, makanan, hingga pernak-pernik sebagai buah tangan yang bisa dibawa sebagai oleh-oleh untuk para pengunjung.

Hiasan di Kampung Warna-warni

Kami sendiri sempat mampir di tenda salah satu warga yang berjualan pecel dan menikmati pemandangan serta bercengkerama menghilangkan kekecewaan karena tidak bisa melintasi jembatan kaca, ahaha.

Di Kampung Warna-warni Bisa Apa Saja?

Oke, kalau begitu kita bisa ngapain aja sih setelah memasuki kawasan kampung warna-warni ini?

Ada beberapa hal sih sebetulnya, tapi utamanya kayanya karena ingin melihat bagaimana keunikan warna-warni perkampungan serta bisa memotretnya kan yaa? hehehe.

Foto-foto

So, iyes, tujuan pertama kayanya sih memang untuk foto-foto kan? Ihihi.

Soalnya memang cakep banget dijadikan background foto.

Selain cat rumahnya yang memang berwarna-warni, di sana juga terdapat beberapa ornamen dan hiasan-hiasan yang dibuat memang untuk mempercantik kawasannya juga.

Berfoto di Kampung Warna-warni

Ya biar sepadan dengan keindahan warna-warni kampungnya lah yaa. Juga biar wisatawan yang berkunjung bisa melihat lebih banyak hal selain tembok rumah yang berwarna-warni tadi.

Jajan Makanan Tradisional dan Bercengkerama dengan Warga Setempat

Seperti yang kami lakukan waktu ke kampung warna-warni ini. Kami mampir di beberapa rumah yang menjual minuman dingin.

Soalnya waktu ke sana memang hari sedang terik sih. Kami juga membawa anak-anak, jadilah butuh minum yang cukup banyak.

Makanya aku bilang dengan adanya kampung warna-warni di Malang ini, mereka memberi pemasukan tambahan untuk para warganya juga.

Mampir di Warung Tenda Kampung Warna-warni

Selain itu, kami juga mampir di tenda pecel tadi dan bercengkerama dengan warga setempat (yaa yang jual pecel saja sih sepertinya), tapi lumayan kan, kami jadi tau sejarah bagaimana kampung warna-warni ini akhirnya bisa terbentuk ๐Ÿ™‚

Melewati Jembatan Kaca

Aktivitas lain yang bisa dilakukan adalah melewati jembatan kaca yang menghubungkan kedua desa, desa Jodipan dan desa Tridi.

Jembatan Kaca Kampung Warna-warni

Sayangnya waktu kami berkunjung, jembatan ini sedang diperbaiki, jadilah kami gak bisa merasakan bagaimana sensasi melintasi jembatan kaca tersebut.

Jangan Lupa Berkunjung ke Kampung Warna-warni saat ke Malang ya!

Nah, kalau kalian juga ada rencana ke Malang, gak ada salahnya banget sih berkunjung ke kampung warna-warni ini.

Selain tempatnya unik, kalian juga meningkatkan pemasukan warga setempat dan pendapatan daerah jadinya, ihihi.

Tentu jadi cerita dan kenangan serta pembelajaran kita juga donk. Tentang bagaimana kampung yang tadinya kumuh ternyata bisa bangkit dan menjadi salah satu tempat wisata yang banyak dikunjungi kalau ke Malang.

Kalau mau rekomendasi tempat wisata Malang lainnya, kalian juga bisa baca Wisata ke Malang Bersama Anak Harus ke Tempat Seru Ini Sih :)

istianasutanti

Halo, salam kenal ya.

Aku Istiana Sutanti, seorang ibu dari 3 orang perempuan yang hobi sekali mengajak anak-anak untuk traveling bersama.

Di blog ini aku sharing pengalaman traveling kami sekeluarga plus pelajaran parenting yang aku dapatkan, baik dari pengalaman pun dari seminar parenting.

Semoga kalian suka membaca pengalaman traveling kami dan semoga membantu untuk menentukan tujuan traveling kalian berikutnya! ;)

You may also like...

1 Comment

  1. Memang udh masukin bucket list tempat ini mba. Dan jujur seneng loooh, Krn aku tau kampung warna warni ini kan udh agak lama yaaa. Awalnya sempet skeptis, bakal bertahan lama ga yaa kampungnya tetep bagus, bersih… tapi ternyata sampe Skr pun msh terjaga yaaa (โ ย โ โ•นโ โ–ฝโ โ•นโ ย โ ). Seneeeeng jadinya. Ga cuma sesaat.

    Karena sbnrnya walopun pengunjung ga banyak, tapi kan warga desa juga yg menikmati kalo kampungnya bersih dan bagus.

    Pengeen ih kesana sambil nikmatin pecel Ama warganya ๐Ÿ˜€

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.