Traveling

Pengalaman Naik Pundak Wisnu di GWK Cultural Park, Bisa Melihat Bali dari Segala Sisi!

Wah wah, aku ngomongin Bali, yang satu ini malah ketinggalan. Sebetulnya, ke GWK Cultural Park ini satu rangkaian dalam road trip ke Bali akhir tahun lalu. Aku yang pengen pengen banget ke Garuda Wisnu Kencana karena penasaran.

Pasalnya, dua kali ke Bali tuh aku belum puas puas untuk mengunjungi GWK. Waktu pertama kali ke Bali malah memang tidak sempat ke GWK sih.

Tapi yang kedua itu lho, udah sempet ke GWK, sayangnya sudah terlalu malam, jadi gak terlalu puas melihat patung Garuda dan setengah badan Wisnu nya, huahua.

Makanya, berhubung road trip ke Bali waktu itu lumayan panjang waktunya, ya cuss deh ke GWK lagi, hehehe.

Garuda Wisnu Kencana Cultural Park

Gagal ke GWK

Yang paling membuat aku penasaran tentang GWK ini adalah waktu kali pertama aku ke Bali sekitar tahun 2009 lalu. Saat itu, aku ke Bali untuk mengikuti kejuaraan Internasional Kempo sebagai seksi dokumentasi.

Nah, berhubung tujuan kami ke Bali untuk kejuaraan, jadi waktu untuk menikmati dan berlibur di Bali ya tentu sedikit. Apalagi kami menginap di tempat yang cukup jauh dari GWK, jadi gak terkejar deh kalau mau mengunjungi GWK juga.

Baca juga: Itinerary Wisata 3 Hari 2 Malam Di Ubud Bali Bersama Anak

Begitu akhirnya bisa ke GWK bersama keluarga, kami sekaligus menonton pertunjukan tari kecak di GWK dengan alur cerita kisah Garuda Wisnu Kencana.

Tari Kecak di GWK

Sayangnya, tari kecak tadi tuh dimulai jam 18.00 kan. Nah, berhubung saat kami sampai sana langsung nonton itu, jadilah selesai pertunjukan hari sudah malam.

Saat berkeliling untuk melihat patung Wisnu dan Garuda, yaa sudah terlalu malam dan sepi. Bahkan memang sebentar lagi ditutup, jadilah kami kurang begitu puas berkeliling kawasan GWK.

Ya karena waktu yang terbatas tadi, jadi agak terburu-buru dan kurang menikmati, hehehe.

Maka dari itu, aku tidak melewatkan kesempatan saat ke Bali lagi akhir tahun lalu. Pokoknya harus ke GWK dan harus direncanakan siang hari.

Jadilah memang dijadwalkan untuk ke GWK Cultural Park di pagi hari, lalu lanjut ke Uluwatu setelahnya untuk menikmati pertunjukan tari kecak.

Sejarah 28 Tahun Pembuatan Patung Garuda Wisnu Kencana

Waw, 28 tahun? Iya, ini total waktu yang dibutuhkan untuk sampai jadi gedung Garuda Wisnu Kencana seperti sekarang sejak peletakan batu pertama pada tahun 1994 silam.

Patung Garuda Wisnu Kencana Bali

Membutuhkan waktu selama itu karena pembangunannya sempat terhenti selama 10 tahun.

Sebetulnya diresmikan tanggal 28 September 2018 oleh pak Jokowi, tapi bangunan Garuda Wisnu Kencana sendiri baru rampung di tahun 2022.

Waktu kami ke sana di akhir tahun 2021 memang terlihat masih ada yang belum selesai dibangun, namun sudah layak untuk dibuka dan dijadikan tempat wisata di kawasan GWK Cultural Park.

Oiya, GWK sendiri adalah sebuah gagasan dari Bapak Joop Ave dan mendapat izin untuk didirikan oleh Bapak Presiden Soeharto pada tahun 1993.

Baca juga: Biaya dan Durasi Perjalanan Road Trip Jakarta-Bali

Selama 8 tahun pembangunan, akhirnya patung GWK (yang rencananya berupa bangunan setinggi 126 meter namun baru rampung sebagian, yaitu Garuda dan Badan Wisnu saja) dipamerkan untuk pertama kalinya di tahun 2002.

Selama 10 tahun, pembangunan GWK terhenti dan akhirnya dilanjutkan di tahun 2012 sampai akhirnya rampung di tahun 2022 ini.

Patung Garuda Wisnu Kencana Tertinggi Keempat di Dunia!

Patung Garuda Wisnu Kencana Bali

Huah, perjalanan panjang yaa sampai 28 tahun untuk patung GWK Cultural Park ini. Namun perjalanan panjang tersebut menurut aku sungguh terbayarkan dengan meraih posisi di jajaran patung tertinggi di dunia.

Dengan bangunan akhir setinggi sekitar 121 meter, membuat patung Garuda Wisnu Kencana menempati urutan keempat patung tertinggi di dunia (patung yaa, bukan bangunan 🙂 ).

Lokasi GWK Cultural Park

Anw, lokasi GWK Cultural Park ada di daerah Uluwatu, Kuta bagian Selatan, dan (hampir) paling Selatan pulau Bali.

Makanya memang pas kalau berwisata ke GWK lanjut ke pura Uluwatu, karena masih satu area dan kedua tempat tersebut terpaut tidak terlalu jauh, hanya sekitar 15 – 20 menit perjalanan.

Alamat lengkapnya ada di Jl. Raya Uluwatu, Ungasan, Kec. Kuta Sel., Kabupaten Badung, Bali 80364.

Harga Tiket

Di akhir tahun 2021 kemarin sih, kami masuk GWK dengan membayar tiket sebesar 85.000 per orang (anak 1 tahun ke atas sudah membayar penuh yaa). Harga tiket tersebut sudah termasuk voucher makan di Jendela Bali Restaurant dan voucher souvenir seharga 25.000.

Nah, selain tiket masuk, kita juga bisa membeli tiket shuttle bus untuk menuju patung Garuda Wisnu Kencana yang berada di area yang cukup jauh dari pintu masuk utama.

Patung Garuda Wisnu Kencana Bali

Yaa berhubung kami sampai GWK siang hari, dan kalau jalan memang sejauh dan sepanas itu, why not lah ya kita beli tiket shuttle bus nya seharga 30.000 per orang.

Begitu sampai di bangunan patung GWK, di dalam juga tersedia tiket untuk naik ke atas ke lantai 23 seharga 50.000 per orang. Wisata budaya sambil melihat Bali (dan struktur bangunannya) dari atas.

Area GWK Cultural Park

Namanya aja “Cultural Park” alias Taman Budaya ya, jadi GWK Cultural Park ini memang suatu kawasan wisata budaya. Luas GWK ini mencapai 60 hektar lho.

Di lahan yang seluas itu, wajar jadinya kalau terdapat beberapa area yang berbeda dan semuanya bisa difungsikan. Baik sebagai tempat kunjungan wisatawan hingga tempat pementasan kebudayaan atau tempat festival.

Peta GWK 2022
https://www.gwkbali.com/area-map/

Begitu sampai di kawasan GWK, kita akan diarahkan ke tempat parkir terlebih dahulu untuk selanjutnya naik shuttle car sampai loket Plaza Bhagawan (di nomor 2) untuk pembelian tiket masuk menuju area GWK Cultural Park. Oh, tenang, di sini belum dikenakan tarif kok, ya paling bayar parkir lah ya.

Plaza Bhagawan GWK Cultural Park

Btw, walaupun area nya terlihat sebanyak ini, tapi gak terasa sih kalau kita ke sana dan merasakan sendiri. Oh, yang paling terasa luasnya sih di bagian Lotus Pond dan Festival Park.

Aku bahas sedikit satu per satunya yaa.

1. Tirta Amertha

Tirta Amertha GWK Bali
foto by @lixtark15

Nah, sebelum patung GWK jadi seperti sekarang, seingat aku pintu masuk utama dan pembelian tiket itu terdapat di kawasan Tirta Amertha. Jadi dulu pun parkir di sekitar Tirta Amertha ini.

Kalau sekarang, bagian Tirta Amertha digunakan sebagai pintu keluar setelah melewati toko souvenir (Kencana Souvenir Photo & Studio).

Kami harus melewati toko souvenir ini untuk mengambil foto yang kami lakukan di lantai 23 patung GWK. Sekaligus menggunakan voucher yang didapatkan pada pembelian tiket masuk sih, ihihi.

2. Street Theater

Street Theater GWK

Dikatakan Street Theater karena di jalanan ini biasa dilakukan pertunjukan tari tunggal. Entah ya sekarang masih atau tidak.

Kalau di web GWK sendiri sih, sekarang pertunjukan kebudayaan berupa tarian-tarian yang dilakukan setiap jam, dilakukan di area Amphitheater.

Sekarang street theater ini digunakan untuk melihat cerita lengkap mengenai kisah Garuda Wisnu Kencana, cerita tentang kegigihan usaha anak demi menyelamatkan ibunya.

Cerita Garuda Wisnu Kencana
Dinding Kisah Garuda Wisnu Kencana

Dalam hal ini Garuda yang ingin menyelamatkan dan membebaskan ibunya (Dewi Winata) dari perbudakan ibu tirinya (Dewi Kadru).

Untuk membebaskan ibunya, Garuda diharuskan mengambil Tirta Amerta (air keabadian dari khayangan) dan memberikannya kebada Dewi Kadru dan anak-anaknya (yang berupa naga dan ular) agar mereka bisa hidup abadi.

Baca juga: Liburan ke Bali Bersama Anak, Sudah Coba 5 Aktivitas Seru Ini Belum?

Karena Tirta Amerta ini dijaga oleh Dewa Wisnu, maka Garuda meminta baik-baik dan dengan sedikit pertarungan dan satu persyaratan yang diajukan oleh Dewa Wisnu, akhirnya Garuda berhasil membawa Tirta Amerta ini ke Dewi Kadru dan anak-anaknya.

Syarat yang tadi diberikan oleh Dewa Wisnu adalah Garuda harus kembali ke khayangan setelah berhasil membebaskan ibunya untuk dijadikan kendaraan oleh Dewa Wisnu.

3. Amphitheater

Amphitheater GWK

Di sinilah tempat pertunjukan tari kebudayaan dilakukan. Pertunjukan kebudayaan ini diadakan setiap jam lho. Sejak jam 11 siang sampai jam 5 sore.

Berikutnya dilanjutkan oleh tarian kecak pada jam 6 sore di Lotus Pond. Tadinya tarian kecak ini juga dilakukan di Amphitheater, seperti yang kami tonton pada kali pertama ke sini.

Amphitheater GWK

4. Plaza Kura-kura

Plaza Kura-kura ini terletak di perjalanan antara street theater dan plaza Wisnu. Jadi, kalau mau ke plaza Wisnu, kita memang harus melewati plaza kura-kura ini yaa.

Plaza Kura-kura GWK

5. Garuda Cinema

Kalau tadi pertunjukan live action, kali ini pertunjukan film 3D. Iyap, di Garuda Cinema inilah kita bisa menonton pertunjukan film 3D yang berjudul Garuda Cilik.

Sejujurnya kami belum pernah masuk ke Garuda Cinema ini sih, jadi aku pun belum tau di dalamnya seperti apa, ihihi.

6. Plaza Wisnu

Plaza Wisnu GWK

Di sinilah letaknya patung badan Wisnu yang selama ini jadi icon GWK selain Garuda ya.

Awalnya patung ini yang akan digunakan untuk membuat patung Garuda Wisnu Kencana yang utuh. Namun karena beberapa hal, akhirnya patung ini dibiarkan di tempat asalnya dan bangunan GWK sendiri dibuat lagi dari awal menggunakan tembaga.

7. Plaza Garuda

Plaza Garuda GWK

Setelah melihat patung Wisnu, perjalanan mengarah ke Plaza Garuda, tempat patung Garuda yang juga telah menjadi icon GWK sampai saat ini.

Patung Garuda ini melambangkan kesetiaan, keberanian, dan pengorbanan.

Seperti cerita Garuda Wisnu Kencana tadi, Garuda telah berani berjuang dan berkorban demi membebaskan ibunya serta setia dengan janjinya kepada Dewa Wisnu.

8. Lotus Pond

Lotus Pond GWK

Halaman luas yang terbentang di bawah Plaza Garuda. Di tempat inilah biasa diselenggarakan pertunjukan musik maupun pertunjukan budaya lainnya.

Di sini juga tempat pertunjukan tari kecak dihelat sekarang. Tari kecak dimulai sejak pukul 18.00 hingga selesai.

Selesainya bisa 1 sampai 1,5 jam. Jadi, iyes, siap2 pulang malam yaa kalau mau menonton pertunjukan tari kecak di sini, hehe.

9. Festival Park

Festival Park GWK

Kalau dari peta, tempat ini akan kita lewati saat menuju patung Garuda Wisnu Kencana dari tempat pembelian tiket. Nah, kalau naik shuttle bus, setelah dari patung GWK, kita juga akan diturunkan di Festival Park ini untuk bisa berkeliling lagi ke tempat yang kita inginkan.

Di Festival Park ini juga terdapat beberapa kendaraan yang bisa disewakan kepada pengunjung, sekedar untuk berkeliling Festival Park atau untuk mengajak anak-anaknya bermain.

10. Patung Garuda Wisnu Kencana

Ini dia yang menjadi sorotan utama GWK saat ini. Patung Garuda Wisnu Kencana yang merupakan asal mula ide terjadinya GWK Cultural Park.

Dengan ketinggian total sebesar 121 meter, patung GWK ini terbuat dari tembaga dan saat ini merupakan patung tembaga terbesar di dunia.

Bangunan patung GWK ini selain bisa digunakan untuk kepentingan wisata dan edukasi, juga dipergunakan sebagai venue berbagai acara.

Saat memasuki patung GWK, kita akan disuguhi oleh pameran kesenian patung kisah-kisah Hindu dan pewayangan, termasuk kisah Garuda Wisnu Kencana sendiri.

Setelah berjalan cukup dalam, kita akan menemukan elevator yang diberi pembatas, tanda untuk para pengunjung yang ingin melakukan wisata ke tingkat 23 alias pundak patung GWK.

Di sini juga lah kita membeli tiket lagi untuk bisa naik ke atas.

Aktivitas di GWK

Dengan area yang seluas itu, aktivitas yang bisa dilakukan juga beragam.

Aktivitas utamanya sih ya mengelilingi GWK Cultural Park ini seharian sambil menikmati pemandangan yang ada dan mempelajari kisah dibalik nama Garuda Wisnu Kencana tadi.

Selain wisata edukasi sebetulnya GWK juga merupakan tempat wisata alam juga ya. Karena kita akan dibuat kagum oleh dinding-dinding kapur putih yang mengelilingi Lotus Pond.

Menurut aku, dinding kapur putih yang besar itu juga merupakan salah satu hal yang iconic dari GWK juga, selain patung badan Wisnu dan patung Garuda.

Oiya, beberapa aktivitas ini lah yang bisa kita lakukan saat mengunjungi GWK Cultural Park:

1. Menonton Pertunjukan

Menonton pertunjukan ini bisa kapan saja, karena memang diadakan setiap jam. Jadwal pertunjukannya sebagai berikut:

Bali Cultural Performance 

  • Tari selamat datang dipentaskan di Amphitheater jam 11.00
  • Enchanting the beauty – Tari Oleg Tamulilingan and Jauk Keras di Amphitheater jam 12.00
  • The Colors of Bali – Sekar Jepun, Jauk Manis, dan Kebyar Duduk di Amphitheater jam 13.00
  • Topeng Monyer Dance di Amphitheater jam 14.00
  • The Mythical Moves – Barong, Oleg Tamulilingan dance and Jauk Keras dance di Amphitheater jam 15.00
  • Joged Bumbung Lotus Pond di Amphitheater jam 17.00
  • Kolaborasi Tari Kecak dan Ogoh-ogoh di Lotus Pond jam 18.00

2. Segway Funride

Ini yang aku ceritakan ada di Festival Park ya. Kita bisa mengendarai segway selama 15 menit di area tersebut.

Bukan hanya segway, tapi juga sepeda untuk dewasa dan anak-anak. Kendaraan tersebut bisa disewa selama 15 menit dengan harga sewa sekitar 50.000 per satu kali main.

3. Menyelenggarakan Acara

https://www.gwkbali.com/the-venue/

Baik acara pernikahan, acara konser musik, fashion show, maupun gala dinner di acara internasional.

Acara tersebut bisa dilakukan di Lotus Pond dan Indraloka Garden.

Naik Sampai Pundak Wisnu di Ketinggian Lantai 23

Inilah yang menjadi highlight kami waktu mengunjungi GWK. Setelah memasuki gedung GWK yang telah rampung, kami langsung menuju loket untuk membeli tiket wisata sampai lantai 23 alias sampai pundak sang Wisnu.

Ternyata wisata ke pundak Wisnu ini juga dijadwalkan setiap satu jam sekali dan dibatasi maksimal 15 orang per rombongan. Jadi kalau rombongan di jam sebelumnya sudah terisi sebanyak 15 orang, kita ya mendapat jadwal di jam selanjutnya.

Sebelum naik sampai ke atas, sekitar 15 menit dari waktu yang dijadwalkan, pengunjung akan diberi penutup sepatu untuk digunakan saat berkeliling di atas.

Guide di Tiap Rombongan

Oiya, setiap rombongan akan disediakan 1 orang guide untuk menjelaskan dan memberikan “briefing” apa yang sebaiknya kita lakukan selama mengikuti tur sampai atas patung GWK ini.

Begitu tiba giliran rombongan kita yang naik elevator, kita juga tidak langsung menuju lantai 23, namun “transit” terlebih dahulu di lantai 9. Di lantai 9 ini lah, guide akan menjelaskan segala seluk beluk terkait patung GWK.

Mulai dari sejarah pembuatan patung GWK, tokoh-tokoh yang berpengaruh pada pembuatan patung GWK, bahan pembuatan, desain, dan segala hal mendetail tentang patung Garuda Wisnu Kencana tersebut.

Oke banget sih ada guide seperti itu. Kita jadi tau betapa panjang perjalanan pembuatan GWK ini sendiri seperti yang telah aku ceritakan di atas.

Kita juga jadi sangat menghargai semua usaha yang dilakukan demi terwujudnya patung Garuda Wisnu Kencana yang sangat layak untuk dijadikan tempat wisata internasional.

Jendela Pantau

Anw, begitu sampai di lantai 23, kita akan menemukan beberapa “jendela” yang bisa digunakan untuk melihat Bali. Beberapa jendela ini tersebar di berbagai tempat, sehingga kita juga bisa melihat kota di Bali dari atas dari berbagai sisi.

Kita bisa melihat bandara, juga bisa melihat batas antara pulau Bali dan laut yang terhampar. Anak-anak cukup takjub dengan jendela ini. Walaupun lantai dari jendela ini terbuat dari kaca ya, jadi kita bisa melihat langsung ke bawah dan melihat struktur bangunan GWKnya.

Untuk orang yang takut ketinggian mungkin kurang cocok ya berkunjung ke sini. Pasalnya memang ada 1 spot yang digunakan untuk foto. Spot tersebut terbuat dari kaca yang lebih luas lagi, dan ya itu, kita jadi bisa melihat struktur bangunan GWK.

Atas Garuda Wisnu Kencana

Tiang-tiang penyangga dan besi-besi yang menyusun bangunan ini terlihat dengan sangat jelas dan kita jadi bisa melihat sampai ke bawah. Cukup seru sekaligus menegangkan sih, ahaha. Takutnya kacanya pecah gitu xp

Digunakan untuk Shooting Wonderland Indonesia

Ahaha, ini fun fact aja sih. Berhubung aku dan anak-anak suka sekali dengan lagu Wonderland Indonesia yang diaransemen oleh Alfy Ref ini, jadi memperhatikan dan juga melihat dokumentasinya kalau mereka memang shooting di GWK, Bali.

Jadi ngerasa relate aja, ihihi. Apalagi anak-anak, setiap kali melihat jadi mengenali kalau itu di GWK. Walaupun dalam video tersebut agak gelap dan tersamarkan 😀

Ini sekaligus bukti ya kalau Lotus Pond GWK Cultural Park memanglah sebesar dan semegah itu sehingga pantas dijadikan tempat pertunjukan ataupun pentas berbagai macam kesenian.

Anw, buat kalian yang belum pernah ke GWK, coba deh ke sana! Duh, kayanya gak bisa terganti deh pengalaman di GWK ini. Baik berkeliling saja ataupun naik ke ketinggian lantai 23 seperti kami. 😉

istianasutanti

Halo, salam kenal ya.

Aku Istiana Sutanti, seorang ibu dari 3 orang perempuan yang hobi sekali mengajak anak-anak untuk traveling bersama.

Di blog ini aku sharing pengalaman traveling kami sekeluarga plus pelajaran parenting yang aku dapatkan, baik dari pengalaman pun dari seminar parenting.

Semoga kalian suka membaca pengalaman traveling kami dan semoga membantu untuk menentukan tujuan traveling kalian berikutnya! ;)

You may also like...

27 Comments

  1. Ck..ck..ck..decak kagum tak terkira nih sama GWK di Bali. Ternyata kita mesti naik ke lantai 23 ya mbak, untuk sampai di pundak Wisnu 🙂 Mantap ini…alu baru sekali berkung ke GWK deh, jadi kepengen lagi yang kekinian nih. Cantik2 ya pemandangannya. Keren deh foto2 keluarga mbak di sini. Selama 28 tahun pembuatan patung GWK ini memang sempat terhenti ya. Alhamdulillaah hasilnya sungguh luar biasa istimewa.

  2. Wah menarik mbak. Kirain yang ada tuh ya cuma patung garuda wisnu kencana aja, soalnya kalau ada teman ke sana, yang dibagikan tuh cuma foto berlatar patungnya. Ternyata, banyak banget yang bisa dinikmati di areanya.

    Butuh waktu 28 tahun untuk pembangunannya, dengan terhenti selama 10 tahun artinya total jadi 18 tahun. Wow, lama banget ya. Tapi hasilnya menurut saya memang luar biasa

    1. iyaa, lama banget ya, tapi memang seniat itu soalnya bikin ini. dan kalau liat hasilnya, Alhamdulillah worth it yaa

  3. Aku pernah nih mba ke GWK tapi hanya sekali dan kondisinya belum secakep ini. Seingatku waktu itu tahun 2006. Senang banget makin bagus karena memang pengerjaannya juga lama ya

    1. wah udah lama juga ya mbak.
      iya, makin bagus dan makin luas kayanya yaa sekarang 🙂

      1. Luaasss, megah , grande, intinya ini spot yg spektakulerrr bgt 😍🙏

        Aku blm pernah k sinii

        mupeng ihh ajak anakku pasti doi demen bgt

  4. Wuuaaa seru banget mbak. Serius, kalo nggak baca ini aku nggak bakal tau kalo GWK ini luas banget mbak dan banyak obyek wisata budayanya. Aku kira GWK ini cuma patung besar aja yang hits, tenyata banyak area wisata dan belajar sejarah ya disini. Seru banget sampai naik lantai paling atas

  5. Waaaah butuh 28 tahun sampai patungnya jadi ya. Sekarang dah bagus ya GWK. Kami dulu kesana tahun 2011. Dah lama bangeet ya. Wkwkw.

    Nonton pertunjukan Tari kecak juga di Amphitheater dulu. Aaaah jadi kangen Bali. Trakhir kesana 2018.

  6. Aku kesana saat proses pembangunan masih berlangsung. Dan waktu lihat foto adik ipar bulan Maret ke GWK, foto-fotonya kece semua. Ternyata udah lengkap ya fasilitasnya. Makin mupeng lah kesana lagi

  7. Seru banget jalan-jalan ke GWK ya.. ternyata setelah sekian lama dibangun dan akhirnya selesai hasilnya sangat memuaskan pengunjung untuk wisata.. apalagi bisa naik dan lihat Bali dari ketinggian GWK, puas banget melihat hamparan Bali ya kak..

  8. Mbak, maaf ya penggunaan kata Kota sepertinya tidak pas, Bali itu nama Pulau atau Provinsi. Kalau GWK masuk ke Kabupaten Badung.
    Btw, saya pernah 8 tahun tinggal di Bali tahu pembuatan awal GWK, karena dulu tinggal di dekat sana (Kampus UNUD). Sayang sempat lama tertunda, jadi terakhir ke sana di 2018, belum bisa ke atas pengunjungnya. Tapi Kecak dan beberapa wahana sudah ada

    1. aahh.. baik mbak, aku juga baru engeh sekarang. aku hilangkan kota-nya aja kalau gitu, hehe. makasih yaa sarannya 😉

  9. Halo mba Isti salam kenal, aku Hikmah.. aku seneng deh lihat mba Isti dan keluarga selalu kompak traveling kemana-mana. Btw aku juga lebih suka traveling ke tempat bersejarah sih rasanya lebih bernilai dibandingkan tempat yg hanya sekedar spot foto yg dibuat

  10. Ternyata ada banyak entertainer yang bisa dilakukan selama di Garuda Wisnu Kencana.
    Aku waktu ke sini juga masih belum jadi, huhu.. Jadi kaya baru badannya doank, belum ada tangannya. Salut banget buat seniman patung yang dipimpin oleh I Nyoman Nuarta. Karena pasti penuh tantangan memahat dan menyatukan patung sebesar itu yaa..
    Akhirnya kini bisa menikmati budaya Bali dan mengenalkan kepada anak-anak akan keindahannya.

  11. GWK ini ternyata ga cuma sebatas patung gitu ya ternyata juga semacam pusat wisata dan edukasi. bagus nih untuk menambah pusat wisata di Bali

  12. Aku udah ke sini juga. Panas banget ya. Tapi bagus buat foto-foto. Sayangnya aku gak naik ke atas, udah capek jalannya wkwkw.

  13. Dari semua pulau besar di Indonesia cuma Bali dan Nusa Tenggara yang belum saya kunjungi… ngeliat ini jadi pengen deh ke GWK. Seru keknya yaa

  14. Wah senangnya bisa Naik Pundak Wisnu di GWK Cultural Park, bisa menikmati kecantikan Bali dari beragam sisi ya mbak
    Jadi kangen ke Bali aku

  15. Seru banget family road trip ke GWK. Ternyata banyak banget yang bisa diexplore ya di sana. Sekalinya aku ke GWK pas study tour SMA dan kondisinya masih pembangunan patung. Jadi kurang greget deh jalan-jalan ke sana. Kalau sekarang sudah secakep ini wah jadi pengen mengulangi lagi kunjungan ke GWK, bahkan naik sampai lantai 23 dan foto di atas alas kaca itu

  16. aku belum ke Bali lagi saat GWK sudah jadi
    kupikir dulu itu memang patungnya ya si Garuda saja, enggak full body *eh apa sih
    emang panasss di sana tapi cakep deh langitnya buat foto-foto
    dulu tuh sampai nunggu tari kecak yang iconic

  17. Kereeen bangettt trakir kesini kmrn sdh ga diganggu lagi lho maak….melihat Bali dari ketinggian woqw masya Allah.

  18. Tulisan yang super-lengkaaaap. Aku jadi tahu banyak deh tentang GWK dari sini. Selama ini tahunya ya patung besar aja. Ternyata bisa masuk ya ke dalamnya. Ada tempat untuk bisa ngintip Bali dari sana. Seru juga nih bawa anak-anak ke sana. Duh… aku jadi kangen kepengen main ke Bali lagi. Aamiin, semoga bisa segera bawa anak-anak ke Bali. 😀

  19. ugikmadyo says:

    Jadi kangen Bali ni Mak. Aku terakir ke GWK taun 2010. Cuma keliling foto-fotoan dan liat pertunjukan tari kecak. Kayaknya arus ke sini lagi ni. arus naik sampai ke lantai 23. BIar bisa liat Bali dari ketinggian. Tiketnya termasuk mura ya 85.000 suda termasuk voucer makan dan voucer souvernir. Terima kasi infonya Mbak.

  20. Aku dua kali ke Bali belum pernah mampir ke GWK ini, next harus mampir ah kalo pas bisa ke Bali lagi sama anak-anak

  21. Woah GWK! Aku udah lamaa banget ga kesini. Kayanya tahun 2010/2011 deh hahaha. Terakhir mau kesini pas honeymoon di tahun 2016 tapi ada acara ormas jadi ditutup huhuhu. Kapan ya bisa balik kesini lagi sama anak-anak?

  22. Lea says:

    Hi Mba, thank you postingannya.. pas banget kita mau ke GWK bulan depan.. Loved the way you do the storytelling. Salam hangat dari Texas!

    1. Aah. Thank youu so much. Semoga perjalanannya nanti sangat berkesan untuk semuanya yaa 😀

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.