Seperti telah saya ceritakan di sini, saya punya proyek tahunan berupa membuat album foto. Album foto tersebut melambangkan umur pernikahan saya dan suami. Dan yap, jumlah album foto tersebut nantinya sesuai dengan umur pernikahan kita, hihi. Iya, memang proyek yang iseng banget, tapi saya memang suka banget memotret dan mencetaknya. Rasanya ada yang kurang saja kalau foto-foto yang kita hasilkan hanya “ngejogrog” di laptop atau komputer. Suatu saat, bukan tidak mungkin kan seluruh file-file foto kita menghilang. Emang itu worst case-nya sih, tapi yaa intinya saya memang suka melihat-lihat foto momen-momen tertentu, terlebih saat beberapa tahun nanti kita melihatnya kembali. Foto-foto tersebut akan membawa ingatan dan memori kita ke saat momen dalam foto itu terjadi. Dan itu rasanya menyenangkan aja, brings back memory gitu deh, hihihi.
Dan, setelah 1 tahun lebih saya punya “hutang” karena belum menyelesaikan album yang kedua, akhirnya sekarang sudah selesai, bahkan sampai album foto yang ketiga pun sudah saya selesaikan, horray! (^^)/
Sebetulnya sih album foto yang ketiga malah jadi semacam “hadiah” ulang tahun untuk saya dari suami. Berhubung saya memang baru saja berulang tahun tanggal 25 Agustus kemarin. Suami saya ituh memang gak pinter bikin kejutan atau sekedar menghadiahkan istrinya barang-barang yang diinginkan istrinya. Jadi, sebelum saya berulang tahun dia malah nanya saya maunya hadiah apa -_- Memang sih lebih praktis karena kalau bertanya saya malah akan mendapat yang memang saya inginkan, tapi kalau dikasih kejutan kan rasanya so sweeet banget, hihi. Gini-gini saya kan juga tetep cewek yang senang dengan hal-hal begitu xp
Eniwei, akhirnya saya bilanglah untuk membelikan saya album foto kosong saja untuk diisi dan dijadikan album anniversary ketiga. Secara memang saya belum berhasil menyelesaikan proyek ketiga itu walaupun ulang tahun pernikahan kita sudah lewat 2 bulan. Etapi, yang pertama saja terlewat 6 bulan albumnya baru jadi xp
Ah iya, ini penampakan ketiga album foto itu:
Kalau dilihat-lihat, ukurannya makin lama makin membesar, hahaha. Dan, bener sih saya memang paling puas dengan album yang terakhir ini karena kapasitas fotonya banyaaak, saya jadi puas mencetak sebanyak yang saya mau xp
Oiya, saya mau menceritakan juga ah proses *atau pengalaman yah* saya dalam pembuatan proyek tahunan ini. 😀
Album Pertama
Dalam mencetak foto-foto kenangan tahun pertama menikah ini, saya membuatnya di Picbit Photobook. Waktu itu kebetulan saya melihat promonya di LivingSocial. Promonya adalah mencetak album dengan hanya membayar sepertiga harga. Lumayan banget kan? Makanya tanpa pikir panjang ya saya beli voucher LivingSocial-nya 😀
Ulang tahun pernikahan kami yang pertama sebetulnya tanggal 26 Juni 2012. Tapi, saat itu saya belum sempat membuat albumnya. Begitu lihat promonya di bulan Oktober, langsung saya beli donk. Karena voucher-nya berlaku sampai bulan Maret 2013, walhasil lagi-lagi saya tenang2 saja selama waktunya belum berakhir. Daan, kebiasaan lama sebagai mahasiswa terulang kembali deh, yaitu jadi deadliner xp. Saya akhirnya baru menggunakan voucher-nya di bulan Februari akhir, hahaha. Kira-kira perlu waktu 2 minggu sampai albumnya selesai dikerjakan dan bisa diambil oleh kita. Setelah melihat hasilnya saya puass banget deh. Malah, waktu itu sempet berpikir kalau album-album berikutnya akan saya cetak di situ juga dengan format yang sama. Tapi dengan harga normal tentunya, karena belum tentu ada promo lagi, hehehe.
Tapi sayangnya jumlah foto dalam album seperti ini sangat terbatas. Waktu itu saya hanya bisa memilih 50 foto dari sekian banyak file yang saya punya di laptop. Walhasil cukup banyak deh yang gak dimasukkan ke album pertama ini. Tapi saya tetap puas dengan album pertama ini, soalnya tampilannya baguuusss, hahaha.
Album Kedua
Nah, yang ini yang saya ceritakan di postingan sebelumnya. Dan, kebanyakan foto-foto di album ini saya cetak dengan memakai jasa percetakan foto online yang bernama Pictalogi. Waktu itu kebetulan banget saya memang ingin menyelesaikan album foto pernikahan kedua dan sedang mencari waktu untuk bisa pergi ke percetakan foto. Tapi emang dasarnya saya udah males kemana-mana kalau di rumah, ya jadinya gagal terus deh nyetak foto ke percetakan, hahaha. Tetiba, entah darimana saya lupa, saya tau ada lomba blog dari Pictalogi itu. Langsung saja lah saya icip-icip jasanya untuk bisa diceritakan di blog. Ternyata hasilnya memang bagus dan saya cukup puas 😀
Karena icip-icip jasa pertama cukup memuaskan, akhirnya saya cetak lagi deh di sana dengan ukuran dan jumlah foto yang sama. Lumayaan, fotonya jadi banyak, hehe. Nah, jadilah foto-foto di album kedua ini sebagian besar adalah hasil cetak dari Pictalogi dengan ukuran persegi kecil. Iyap, saya memilih yang kecil karena lebih mementingkan kuantitas, hahaha. Karena memang foto yang mau saya cetak itu banyaaak.
Tapi, di album kedua ini saya gak mau cuma ada foto yang kecil-kecil. Saya sudah mempersiapkan beberapa foto untuk dicetak lebih besar alias ukuran 5R. Sayangnya di Pictalogi, untuk mencetak ukuran segitu, jumlahnya harus 16. Foto yang saya cetak dalam ukuran 5R tersebut jumlahnya masih kurang. Jadilah saya harus tetap pergi ke tempat percetakan foto.
Karena saya taunya tempat percetakan foto yang bagus itu ada di Depok, jadilah saya mencari alternatif lain. Karena lumayan males bok buat jalan ke Depoknya xp. Akhirnya suami ngasih tau kalau di daerah Pejaten situ ada studio foto juga dan terlihat cukup OK, Jaya Photo namanya *lain kali saya foto deh tempat percetakan fotonya, hehe*. Yasudah deh, saya langsung ke sana saja. Daan setelah itu, saya berhasil deh menyelesaikan album kedua ini, hoho.
This is it! My second wedding anniversary album:
Album Ketiga
Yang terakhir ini baru saja saya selesaikan beberapa hari yang lalu *eh, apa udah seminggu ya*. Awalnya album foto kosongnya adalah hadiah dari suami, tapi tetep aja saya yang milih-milih waktu beli xp. Dan, karena saya memang sudah mengincar album foto kosong tersebut di Jaya Photo, sekalian sajalah saya mencetak foto-fotonya di situ 😀
So, di hari ulang tahun saya tanggal 25 Agustus yang lalu, saya pergi ke tempat percetakan foto itu untuk melancarkan aksi mencetak sekaligus membeli album foto. Tapii, kok ya tiba-tiba flashdisk yang saya gunakan untuk menyimpan file-file yang ingin dicetak ternyata rusak. Terpaksa deh hanya bisa mencetak beberapa saja yang bisa diakses file-nya, huhu.
Padahal, saya rencananya ingin langsung meletakkannya di album dan langsung diselesaikan malam harinya. Yah, apa daya lah ya, keesokan harinya saya kembali lagi deh ke sana. Ternyataaah halangan ada lagi, tempat itu mati lampu! Mati listrik itu menyebabkan mesin cetaknya mati dan, yaa gak bisa mencetak doonk, hiks. Akhirnya keesokan harinya lagi, saya ke sana lagi deh.
Namun, saya kecewa lagi karena masih mati lampu. Katanya siih gardu listrik di Mampang sedang bermasalah dan belum berhasil diselesaikan. Jadilah itu tempat masih mati listrik. Tet toot.. Yasudah, karena tidak tahan sudah 3 kali tidak berhasil mencetak semua fotonya, dan karena sudah terlanjur keluar rumah juga, kali ini saya lanjut saja ke Depok untuk mencetaknya. Saya langsung ke studio foto yang memang sudah saya percaya kualitas fotonya, studio foto Cemerlang.
Begitu sampai sana, ternyata harga cetak di Cemerlang 2 kali lipat harga cetak foto di Jaya Photo T_T. Karena hasrat menyelesaikan album sudah sangat menggebu, ya sudah deh saya tetap mencetaknya di situ. Setelah hasilnya jadi, ternyata kertas foto yang digunakan memang berbeda dengan Jaya Photo. Dan hasil cetaknya juga berbeda, memang lebih “cemerlang” gitu deh, haha. Puasss banget deh. Harga memang sebanding dengan kualitas yah 😀
Mengerjakan proyek tahunan ini buat saya sangat membahagiakan hati. Dan ternyata cukup bisa menjadi me-time juga sih saat-saat memasang dan mengatur foto-foto yang telah dicetak ke albumnya, hehe.
Ada yang punya proyek tahunan juga kayak saya? 😀
Asiiik, keren-keren nih mak. Pictalogi sih yaaa….
yang di album kedua aja mak yang Pictalogi, sisanya bukan 😀
so sweeeet Mbak 😀
atau bisa juga loh Mbak, bikin scrapbook, ya kalau telaten Mbak 😀
Hihi.. Sebetulnya album ketiga ada halaman2 yg bertema gitu de mbakh, hehehe
But, that’s a good idea, saya bikin aah dari foto2 yg gk kebagian masuk album 😀
Thanks for the idea ya mbak 😉
Keren, keren:)
Dulu, aku juga suka bikin seperti ini, tapi udah 5 tahunan malas menyerang, rencana tinggal rencana 😀
wah bagus juga nih proyek tahunannya bisa dititu 🙂 hehehe…
ayuk mak tiru, hihihi 🙂
aku pengen bikin photo book deh kayanya, karena lebih awet dari pada foto glosy yang umum di tukang foto itu, cepat banget rusak, lengket dan sebagainya -__-
nah, itu aku bikin album tiap tahun, biar kesimpen foto2nya, huehue
Waah teringat album foto ala scrapbook yg dah ngejogrok bertahun2 .. Soal tema keluarga ini saya rada galau, dulu wkt kecil tiap anak py album sendiri, jd bgitu dah pd nikah bisa bawa masing2 … Nah yg skrg jd bingung krn byk kegiatan dlakukan bersama, apalagi dah zamannya kolase hehehe … Suami lbh kritis soal foto, harus di kodak cs. Alamaak jauh2 ..
huwaaa… rajin sekali mak, tp memang jd lucu gt sich kalo dijadiin dlm album 🙂
Seruu,, , good idea ti mo bikin juga heheee
Cuss deh cari2 percetakan foto yg bagus di solo
Lalu menatap album foto yang udah setahun kosong enggak keupdate. >.< Aku dulu juga punya rencana akan membuatkan album foto utk anakku. Tiap anak besok, album fotonya beda-beda. Tapi lama enggak keisi2.. 🙁 Ohya, pesennya juga di pictalogi. Sukak sama hasilnya.
Mba isti.. aku baru kali ini kemari ke blog mu.. mba isti rajin banget cetak foto ya.. kok aku jadi ikutan pingin punya album.. kebanyakan foto-foto ku disimpan secara digital sich..
http://www.sistersdyne.com
iya, karena kan emang jaman digital, hehehe. akunya aja yang suka ngeprint lagi 😀
Idenya kereeen…. saya yg hampir 12 tahun menikah belum pernah bikin album begini. hihihi… bisa jadi proyek tahun ini, in sya Allah. TFS ya.
kayaknya perlu nih, minimal buat koleksi foto2 KRL 😀
Idenya kreatif banget mbak. Mungkin nanti mau bikin ginian juga kalau udah nikah 🙂