Suami aku semangat banget mau mengajak aku ke Lau Pa Sat ini, karena terakhir kali dia ke sana, pengalaman makannya cukup memuaskan.
Makanya, begitu kami ada kesempatan berdua ke Singapura, dia excited banget buat menyempatkan waktu untuk bisa makan di Lau Pa Sat ini.
Namun demikian, selama 4 hari kami di sana, sampai hari ketiga tuh kayak gak ada hilal kita bakal sempet ke sana, hahaha. Soalnya, hari pertama kami habiskan di Sentosa, hari kedua suami conference, nah hari ketiga kami habiskan untuk bersilaturahmi ke beberapa teman yang ada di sana.
Sudah mau pasrah saja karena hari keempat justru hari kepulangan kami. Rasanya bakal mepet banget dan kayak gak keburu gitu.
Tapi berhubung jadwal pesawat kami masih sore, sekitar jam 17.00-an, kami akhirnya impulsif untuk makan siang di Lau Pa Sat setelah sebelumnya check out dari V Hotel Bencoolen.
Alhamduillahnya koper dan bawaan kami yang banyak bisa dititipkan sebentar di hotel, ya sampai kami selesai makan siang saja 😀
Berangkatlah kami dari hotel naik bis dan turun di halte terdekat Lau Pa Sat. Kami lalu berjalan beberapa puluh meter untuk mencapai salah satu pintu masuknya.

Lokasi Lau Pa Sat
Berlokasi di pusat perkantoran alias CBD Singapura, Lau Pa Sat cukup strategis untuk dikunjungi. Kami pun juga bisa naik bis atau MRT untuk menuju ke sana.
Alamat lengkapnya ada di 18 Raffles Quay, Singapore 048582. Kalau mau naik MRT, bisa naik DT (blue line) dan turun di Teluk Ayer.
Sekilas Sejarah Lau Pa Sat
Saat melihat dari kejauhan, gedungnya memang spesial ya, karena terlihat paling berbeda gitu. Berhubung lokasinya ada di CBD Singapura, yang dikelilingi oleh gedung perkantoran, gedung Lau Pa Sat ini masih terlihat nuansa klasiknya.
Sudah Dinyatakan sebagai Warisan Budaya
Rupanya Lau Pa Sat memang bukan sekedar food court biasa. Tempat ini awalnya bernama Telok Ayer Market, dan dibangun pertama kali pada tahun 1824 di tepi laut Singapura.
Dulunya, tempat ini adalah pasar ikan dan hasil laut.
Karena reklamasi pantai, bangunannya dipindah ke lokasi sekarang dan dibangun ulang pada tahun 1894 dengan gaya arsitektur kolonial yang unik, bisa dilihat dari atap segi delapan dan struktur besi cor dari Skotlandia.




Ternyata sekarang pun Lau Pa Sat sudah ditetapkan sebagai bangunan warisan nasional oleh pemerintah Singapura.
Nama “Lau Pa Sat” sendiri berasal dari bahasa Hokkien yang artinya “pasar tua”. Berhubung fungsi awal bangunannya didirikan memang sebagai pasar ya. Serta terdapat pasar lain yang lebih baru yang memiliki sebutan Pasar Baru.
Terkenal dengan Satay Street-nya
Saat kami makan, di beberapa lokasi terpasang TV yang menampilkan kisah sejarah Lau Pa Sat ini sendiri, sampai kenapa akhirnya terkenal dengan Satay Street-nya.
Satay Street merupakan pusat jajanan sate yang berjejer di salah satu sisi Lau Pa Sat. Saat kami ke sana, aku sempat mengintip beberapa stand sate yang masih tutup dan sepi.
Satay Streetnya sendiri akan mulai beroperasi pada jam 19.00-03.00 dini hari di weekdays, dan mulai 15.00 sampai 03.00 kalau weekend.

Ramai tapi seru kayanya ya untuk mencoba makan di Satay Street-nya ini. Mudah-mudahan berikutnya ke Singapura lagi bersama anak-anak, kami bisa menikmati makan di sini deh 😀
Cocok untuk Traveler Keluarga?
Kami tiba sekitar jam 12.30 siang, suasananya masih cenderung sepi dan kosong, sehingga aku bisa bebas mengeksplor dan berkeliling terlebih dulu.
Tujuan berkeliling selain melihat bangunannya yang menarik dan susunannya yang rapi, aku juga melirik beberapa tempat makan halal.
Banyak Makanan Halal

Asik juga ya, tempat makanan halalnya tuh insyaAllah terjamin karena stall-nya memasang tanda halal MUIS (Majelis Ulama Islam Singapore).
Beberapa makanan halal yang aku temui di Lau Pa Sat ini ada nasi ayam Hainan halal, makanan India Muslim seperti nasi briyani, roti prata, dan mee goreng, juga makanan Melayu seperti sate ayam & nasi lemak.
Namun ternyata ada juga makanan Cina yang sudah memasang label halal, jadi banyak banget sih pilihan makanannya untuk kita-kita yang muslim.
Aku ngerasa jadi lebih tenang untuk makan di Lau Pa Sat karena jaminan halal-nya itu.


Stroller Friendly
Plus, tempatnya cukup lapang. Walaupun terdapat susuan meja dan kursi yang banyak, tapi ruang untuk jalan juga masih lumayan luas, bahkan bisa untuk mendorong stroller dengan mudah.
Maka dari itu, aku merasa Lau Pa Sat ini cukup ramah keluarga muslim seperti kami ini.

Menu yang Kami Pesan
Selagi aku berkeliling, suami sudah memesan makan duluan, dia mudah sekali memilih menu lengkap Nasi Hainan karena sudah tau mau makan apa di sini.
Sedangkan aku, masih bingung memilih mana makanan yang aku mau. Biasalah ya, perempuan memilihnya lama, huhu.
Akhirnya aku memutuskan mau makan hidangan Turki saja berupa kebab. Tapi kemudian, ternyata kebabnya masih belum terlalu matang dan aku harus menunggu sekitar 10-15 menit, huhu.
Batal deh makan hidangan Turki. Aku kemudian lanjut mencari pilihan lain. Berhubung sudah lapar, aku pilih yang terdekat dari tempat kami duduk saja deh, ada stall makanan Cina gitu soalnya.
Karena rasa penasaran, aku memilih menu yang betul-betul baru dan agak “aneh” menurutku, yaitu Thunder Tea Rice. Namanya aneh gak karena ada “tea”nya? hehehe. Jadi ini memang nasi campur gitu yang dimakan bareng kuah matcha.


Setelah nasinya jadi, aku melihat ada yang makan menu yang sama dan dengan santainya mencampur semua kuah matcha yang disediakan.
Karena ku pikir cara makannya memang begitu, aku pun mengikutinya, ahaha.
Begitu semua kuah sudah aku tuang, baru lah aku memasukkan satu suapan nasi yang berisi macam-macam sayur dan protein disertai kuah matcha. Begitu sampai di lidah, wuah, rasanya unik! Tapi uniknya yang kurang cocok di lidah aku, ihihi.
Ada rasa sepet dan agak mint kayak balsam gitu, slightly sih, tapi aku kurang suka, mana porsinya banyak pula, huahaha.
Tapi ya karena udah dibeli, mau gak mau aku makan sampai habis lah. Eh, suami ikut bantuin makan setengahnya sih xp
Anw, makanan Melayu dan makanan halal lainnya patut dicoba juga ya, dan nasi hainannya lumayan enak kok menurut aku mah.
Sayang aja aku milih menu yang kurang aku suka, jadi kurang bisa menikmati makanannya, hanya bisa menikmati tempatnya yang cantik, hehe.
List Makanan Halal di Lau Pa Sat
Berhubung ini jadi salah satu yang bikin aku bilang Lau Pa Sat merupakan tempat makan yang lumayan family friendly untuk muslim, ini ya list makanan halal di Lau Pa Sat:
- Thunder Tea Rice. Tempat yang akhirnya aku beli, lokasinya dekat dengan pintu masuk yang ada Food Folks-nya. Sayang aja aku kurang cocok sama makanannya karena agak aneh di lidah xp
- Thunder Spize. Lokasinya dekat dengan Thunder Tea Rice, kayanya satu stand malahan ya, tapi memang punya menu yang beda 🙂
- Mee Soto & Mee Rebus. Lokasinya agak di dalam dan agak sedikit blusuk. Eh, tergantung dari pintu mana sih. Tapi memang menurut aku dia menghadap ke dalam, jadi gak terlihat langsung dari luar ya.
- Indinani. Seperti namanya, stand ini memang menyajikan makanan India.
- Turkish Cuisine. Aku sempat mau beli ini, tapi sayang dia baru banget buka waktu itu, jadi belum ready 🙁
- Nasi Lemak Ayam Taliwang. Lokasinya di lorong menuju restroom dan bersebelahan dengan hidangan turki yang juga halal.
Sebetulnya masih ada beberapa lagi lah ya makanan Turki, India, sampai China yang berlogo halal ini. Sayang aku gak memperhatikan semuanya.
Tapi memang cukup banyak dan cukup mudah menemukan makanan halal di Lau Pa Sat ini ya, tinggal cari yang berlogo halal MUIS, karena mereka memang cenderung memasang logo ini agak besar supaya terlihat juga oleh pengunjung 🙂
Fasilitas Lain
Oiya, fasilitas lain yang menarik perhatian aku adalah toilet.

Saat aku selesai makan dan mau mencuci tangan serta BAK, aku kemudian mencari toilet. Asiknya di sini, terdapat petunjuk yang jelas dan terdapat penunjuk arah yang tersebar di beberapa titik, sehingga aku juga mudah menemukan toiletnya.
Menarik perhatian karena tampilannya yang colorful sehingga kita bisa dengan mudah membedakan mana toilet wanita dan mana toilet pria. Di depannya terdapat wastafel panjang untuk mencuci tangan.
Nah, toiletnya ini berada di bagian sisi luar dan dekat dengan stall-stall sate yang masih tutup. Di tempat inilah yang aku bilang kalau malam itu ramai dan jadi “Satay Street”.

Lau Pa Sat Worth It Buat Keluarga?
Yap, aku bisa bilang Lau Pa Sat ini lumayan ramah untuk keluarga, terkhusus keluarga muslim seperti kami.
Maka, buat kalian yang mau traveling ke Singapura bareng anak-anak dan cari tempat makan halal yang nyaman, Lau Pa Sat bisa banget masuk itinerary ya.
Selain makanannya enak dan halal-friendly, tempatnya juga punya nilai sejarah yang bikin pengalaman makan makin berkesan.
Lau Pa Sat
Alamat: 18 Raffles Quay, Singapore 048582
MRT terdekat: Telok Ayer (DTL)
Jam buka: 24 jam (beberapa stall tutup lebih awal)
Kisaran harga: SGD 6–15 per menu
Oiya, di malam sebelumnya sebetulnya aku juga makan di hawker center gitu, tepatnya di Newton Food Center. Kalau mau tahu perbandingannya dengan Newton Food Center, kalian bisa baca juga artikelku yang membandingkan keduanya di Newton Food Centre atau Lau Pa Sat yang Lebih Cocok untuk Keluarga di Singapura? ya.