[Parenting] Cegah Kekerasan Seksual dengan Sex Education

Masih ingat dengan kasus kekerasan seksual yang terjadi di salah satu sekolah bertaraf internasional di Jakarta? Tentunya masih ya, lha wong belum lama ini kok kasusnya terjadi. Media massa ramai sekali memberitakannya.

Belum lagi ada kasus Emon, yang telah melakukan kejahatan seksual pada lebih dari 100 orang anak. Sampai-sampai kasus kekerasan seksual pada anak (KSA) ini menjadi sorotan tersendiri bagi para agamawan. Bahkan para ulama menghimbau agar pendidikan agama harus lebih intensif lagi agar tercipta manusia yang lebih tinggi kualitas keimanannya. Harapannya, dengan keimanan dan ketaqwaan yang tinggi, maka kasus-kasus serupa dapat dihindari dan dikurangi.

Memang betul kalau pelaku kasus seperti ini sangat erat kaitannya dengan agama seperti telah dijelaskan oleh salah satu member KEB, Ida Nur Laila, dalam file kampanye #KEBAgentOfChange yang berjudul “Kekerasan Seksual Thd Anak Lawan dg Pengetahuan“. Oleh karena itu, kita memang harus menanamkan keimanan yang kuat pada anak kita agar terhindar dari kekerasan seksual ini, baik terhindar dari menjadi korban maupun terhindar dari menjadi pelaku itu sendiri.

KEB Agent of Change - File PDF
KEB Agent of Change – File PDF

Tapi, bukankah agama juga erat kaitannya dengan ilmu pengetahuan? Jadi yang sebaiknya kita lakukan adalah…

[Parenting] Kebiasaan Buruk 14: Marah yang Berlebihan

Pernah membaca cerita kemarahan ayah yang mengakibatkan tangan anak sampai diamputasi?

Cerita itu mengisahkan anak 3,5 tahun yang ditinggal kerja oleh kedua orangtuanya dan ditinggalkan hanya dengan ART di rumah. Namun, karena ART sibuk dengan urusan rumah, ia jadi tidak bisa selalu mengawasi anak itu bermain. Nah, saat sedang bermain itu, si anak menemukan paku berkarat dan berpikir bisa berkreasi dengan paku tersebut, dimulai dari lantai garasi sampai mobil baru kedua orangtuanya. Saat pulang kerja, ayahnya yang melihat mobil barunya penuh coretan yang tidak mudah dihilangkan tersebut sangat murka dan memukuli si anak dengan ranting yang diambil dari pohon di depan rumahnya. Setelah pelampiasan marah yang berlebihan tersebut terpuaskan, giliran si anak sangat kesakitan dengan luka-luka yang dihasilkan. Bahkan sampai demam berhari-hari. Sampai akhirnya saat dibawa ke dokter, tangan tersebut sudah sangat parah keadaannya karena sudah terinfeksi sedemikian hebatnya sehingga harus diamputasi. Si ayah sangat terpukul dengan keputusan itu dan sangat menyesal dengan tindakannya saat marah lalu. Tapi apa daya, tangan anaknya tidak akan bisa kembali seperti semula. T_T

child_
Image by DAVIDKNOX from Freeimages.com

Saya membaca kisah tersebut sudah agak lama, namun sampai sekarang rasanya masih saja terbayang akan rasa sakit dan menyesalnya si ayah karena pelampiasan amarah yang berlebihan saat itu. Rasa-rasanya memang kisah itu merupakan contoh yang sangat ekstrim dan merasa kita tidak akan sampai sebegitunya ya. Tapi, begitulah, marah yang berlebihan bisa menyebabkan hal buruk lainnya. Mungkin, kalaupun pukulan si ayah tadi tidak sampai membuat tangannya diamputasi, tetap saja perlakuan ayahnya akan terus membekas di hati sang anak dan akan diingatnya seumur hidup. Sungguh, setiap pukulan atau setiap bentakan yang kita arahkan ke anak kita akan membekas di hatinya dan membuat keadaan emosinya menjadi tidak stabil juga.

Tidak percaya? Coba deh buktikan sendiri.

Fotografer Cilik

Heheh, setelah lama tidak menulis di blog ini rasanya agak kaku euy *yaelah, baru juga sebulan xp*. Dan sekarang sebetulnya cuma mau ngelist beberapa kebisaan baru Naia aja. Udah lumayan lama siih, sayanya aja yang baru ngupdate di blog. Biasalah yaa semua orangtua emang mau membanggakan anaknya, hehehe.

Wokeh, langsung aja aah 😉

  1. Bisa menggunting mengikuti garis lurus. Awal-awal Naia belajar gunting sudah dari beberapa bulan yang lalu. Saat itu dia memang tertarik sama gunting, dan berhubung saya juga punya gunting kecil yasudah saya bolehkan saja lah. Pastinya dalam pengawasan lho yaa. Bahaya euy, gunting gitu tanpa pengawasan, hehe. Di awal dia bisa menggunting ini, dia menggunting sisi pinggir2nya saja, itu juga pendek, satu kali jepit saja. Tapi, lama kelamaan, minggu kemarin dia bisa menggunting kertas A4 di bagian tengah secara horizontal. Wah, saya lalu kepikiran ide untuk membuat garis di sepanjang kertas itu untuk digunting olehnya. Ternyataaah, dia bisa menggunting mengikuti garis tersebut. Wah, Alhamdulillah yah, baru 2y4m sudah bisa menggunting, hihihi. Iyah, baru garis lurus saja yang dia bisa, kalau melengkung atau melingkar masih belum bisa. Ayo nak terus belajar, semangat!

    Menggunting gariis
    Menggunting gariis
  2. Bisa menciptakan lagu. Wahaha, ini sih random banget. Dia ngoceh2 random bernada gitu lalu pas ditanya itu lagu siapa, dengan bangganya dia jawab “Naia” xp. Dan, itu jadi lagu ciptaannya sekarang. Liriknya hanya “ane o ane e ane…” titik2nya terserah diisi dengan lirik apa aja.
  3. Bisa jadi pengarah gaya. Sekarang2 kalau dia mau difoto suka saya beri arahan gaya. Nah, hal itu langsung diikuti plek 100%. Jadi kalau saya atau kita rame2 deh foto bareng2 dia, dia jadi suka mengarahkan gaya untuk kita, hahaha. Contohnya sih waktu mudik kemarin. Saat kita mau foto bertiga, dia yang mengarahkan agar tangan kita diletakkan di kaki.

    Pengarah gaya: Naia
    Pengarah gaya: Naia
  4. Melopat dari tempat tinggi. Ke kasur sih, tapi tetap saja, ujung atas sofa ke kasur busa di bawah itu tidak bisa dibilang rendah, cukup tinggi malah. Dan Naia bisa melompatinya, wuiih.
  5. Bisa jadi fotografer cilik/ menggunakan kamera, bahkan bisa selfie xp. Yang inih sudah cukup lama sih, tapi saat mudik kemarin hasilnya lumayan bagus. Masih diarahkan mana yang harus difoto dan kapan harus mencet triggernya, tapi dia sudah selalu gak tahan buat dia yang memotret *padahal dia yang mau difoto -_-*. Ah ya, terakhir2 dia malah bisa selfie, hahaha. Tau kali ya emaknya mau moto dia tapi gatel juga mau mencet sendiri, akhirnya ngikutin gaya saya atau tantenya dalam ber-selfie ria biar dia juga kena foto. Kamera diarahkan ke mukanya sambil tangannya tetap di tombol, hahaha. Ada loh hasilnya, tapi tampak depan banget ah, jadi gak mau saya upload, mukenye dia semua soalnyah 😀

Hum, apa lagi ya. Rasanya banyak, tapi kok lupa semua yak. Yasudah, lain waktu dilanjut lagi kebisaan Naia lainnya 😀

Naia & Papa’s Day

Kemarin ituh betul-betul hari yang menyenangkan. Ya buat saya, buat suami, juga buat Naia, hihi.

Buat saya karena saya bisa menikmati “me-time”, dengan jalan-jalan sendirian ke mall hyehehe. Suami dan Naia? Mereka menikmati waktu mereka juga di rumah, yaa daughter & Papa’s day gituh ceritanyee 😀

Tadinya sih rencananya mau berbagi tugas membereskan rumah saja, tapi ternyata ada kesempatannya buat kami menikmati waktu masing-masing ya dipakai saja deh. Soalnyah, selama bulan puasa ini weekend  kami selalu terisi dengan undangan bukpus, baru kemarin saja yang masih kosong *sok sibuk*, walhasil yaa gitu deeh xp

Dari sejak saya bangun sampai mau tidur, mereka masih asik main berdua, sayanya dianggurin. Bukan apa-apa, soalnya jadwal tidurnya beda, saya tidur mereka main, mereka tidur saya segar, hahaha. Saat mereka masih tidur setelah sholat Subuh, dan mumpung semangat sedang meninggi, saya berpikir untuk memanfaatkan semangat itu semaksimal mungkin dengan membereskan rumah.  Nah, saat pekerjaan saya selesai, mereka baru bangun dan giliran saya dah yang ngantuk. Akhirnya, mereka mah masih segar dan energinya banyak untuk bermain, sayanyah tepaaar.. Berhasil deh mereka bermain tanpa saya.

Saat saya segar lagi, giliran mereka yang ngantuk lagi dan bersiap tidur siang, huaah. Betul-betul saya merasa jadi orang lain jadinyah xp Dan di saat suami mau tidur saya minta ijin untuk keluar jalan-jalan sedikit ke mall untuk cuci mata sekalian belanja. Untungnya mereka tidur agak lama, Naia sih yang lebih lama. Mungkin dia memang sedang mengembalikan kondisi badannya dengan beristirahat. Sudah 3 hari ini hidungnya meler dan agak batuk. Semoga kamu cepet sehat ya Naia :-*

Setelah lama gak naik angkot sendiri. Setelah lama juga gak jalan-jalan sendiri. Mendapat kesempatan seperti kemarin ituh rasanyaa… tak terbayangkan *halah*. Akhirnya saya betul berbelanja sedikit. Tapi, maksud hati mau menikmati diskonan, barang2 yang saya suka dan beli malah bukan yang berdiskon, hiks T_T. Sekali-sekali lah yaa gak modis (modal diskon) xp

Tapi karena saya jalan-jalan begitu, saya jadi gak masak untuk berbuka deh. Yaudah lah ya, bisa beli, wihihi. Yaa, kan kesempatan menikmati kesendirian itu jarang-jarang yaa dapetnya saat sudah punya anak gini, hee. Akhirnya ya sebelum pulang saya beli makanan untuk berbuka sekalian. Dan betul saja, saat saya sampai rumah, pass banget adzan Maghrib berkumandang. Alhamdulillah ya Allah, jalanan pulang lancar jaya jadi gak buka di jalan dan suami juga bisa langsung menikmati makanan yang saya beli.

Apa kabar suami dan Naia di rumah? Selama saya pergi, mereka masih tidur tuh, wahaha. Eh, suami udah bangun duluan sih sebelum Naia. Naia bangun tidak lama sebelum saya pulang. Nikmatnyaa berbuka bersama begitu. Makanan yang saya beli tapinyah ternyata cukup sampai sahur. Niatnya beli 2 porsi untuk saya dan suami masing-masing 1 porsi. Etapi saat kita makan 1 porsi berdua kok ya udah kenyang ya. Akhirnya yang 1 porsi lagi dengan senang hati disisakan deh, saya jadi gak repot2 lagi masak untuk sahur kalau begitu xp

Tapi setelah itu sayanya capek lagi -_- Akhirnya saat saya udah tepar dan sudah bermimpi kemana tau, dan berhubung Naia baru melek sebelum Maghrib, mereka (suami dan Naia) masih bermain asik, entah deh jam berapa mereka tidurnya. Selain itu suami juga sabar banget nanganin Naia, minum susunya banyak plus dia bisa mengeluarkan lendirnya cukup banyak juga. Semoga kondisinya membaik hari ini, sehat kembali, bisa bermain lebih semangat lagi jadinya.

Dan, karena kemarin mereka berdua menikmati waktunya, bisa lah yaa saya bialng kalau kemarin jadi Naia & Papa’s day, hoho.

Naia Lulus Toilet Training

Setelah 1 tahun toilet training, akhirnya Naia lulus juga, hehe.

Alhamdulillah sekarang Naia sudah paham dan ngerti kalau mau BAB atau BAK bilang mama atau papanya dan ke kamar mandi. Malah sekarang BABnya maunya di WC yang sama kayak mama-papanya. Padahal dia udah dibeliin WC sendiri -_-

Toilet Naia
Toilet Naia

Untuk pipis sih sebenernya sudah terbiasa dari kapan tau, yaah, kira-kira 2-3 minggu dari mulai toilet training dia sudah bisa bilang kalau mau pipis dan pipis di kamar mandi. Nah, pup ini yang sampai 2 minggu atau 3 minggu yang lalu masih saja di celana.

Tapi pipis yang sudah bisa bilang itupun masih sering “kecolongan” sih. Terkadang, di saat saya yang sedang PMS atau emosinya sedang tidak stabil, Naia ngompol.

Emang ngaruh gitu emosi kita ke anak?

Pantaskah Kita Mencintai Ibu?

Bentuk Cinta Ibu

Pernah menonton film korea berjudul “Hello Ghost?“. Film itu bercerita mengenai seseorang yang mengalami amnesia, hidup seorang diri, dan hanya ditemani oleh 4 sosok hantu yg mengikutinya kemanapun. Di akhir cerita, barulah ia sadar dan teringat bahwa keempat hantu tersebut ternyata adalah keluarganya. Ia baru ingat kalau dalam suatu kecelakaan yang membuatnya amnesia itu, semua keluarganya meninggal dan hanya ia yg tersisa untuk hidup di dunia ini. Ia masih hidup sampai saat itu tidak lain tidak bukan adalah berkat jasa ibunya yg melindungi dengan mendekapnya saat terjadi kecelakaan tersebut.

Hello Ghost

image credits

Kisah yg sama juga pernah kita dapati pada kejadian seorang ibu di Cina yg melindungi anaknya saat terjadi gempa. Saat itu, ia bahkan tidak peduli nantinya ia akan selamat atau tidak. Yg terpenting baginya adalah anaknya masih tetap bisa hidup dan masih bisa menikmati dunia. Pertaruhan hidup dan mati sekali lagi selain saat melahirkannya dahulu.

Baca selengkapnya…

Mengenal Warna dengan Kardus Bekas

Kira-kira lebih dari setahun lalu, yaa setahun 4 bulanan yang lalu lah, kita sekeluarga ikut Cikal main-main. Cikal main-main itu semacam kegiatan bermain bersama yang diadakan oleh sekolah Cikal, playground dan TK gitu deh di daerah Cilandak. Di acara itu ada salah satu mainan dimana harus memasukkan bola-bola berwarna ke kardus besar dengan warna yang sesuai. Biru ke kardus biru, kuning ke kardus kuning, dan merah ke kardus merah.

Berhubung waktu itu umur Naia baru setahun lebih 1 bulan, jadi dia belum faseh banget sama yang namanya warna. Yaa, masih asal gitu masukin bolanya. Bola biru ke kardus kuniing, bola yang warna lain ke kardus lainnya gituu, hehehe. Kalaupun ada bola yang dimasukkan di kotak yang sesuai, itu cuma kebetulan :p

Naia memasukkan bola
Naia memasukkan bola

Sekarang, Naia sudah 2 tahun lebih. Dan saya yakin dia sudah mulai bisa mengenal warna. Keseharian sih suka ditanya ini warna apa dan itu warna apa, dan dia hafal sekali dengan warna hitam dan merah. Tapi, apa cuma itu? Saya ceritanya mau sekedar “ngetes” kemampuannya mengenal warna. Apa ia juga tau warna-warna lainnya selain hitam dan merah itu?

Continue reading “Mengenal Warna dengan Kardus Bekas”

Petualangan Mandi Naia

Naia itu sekarang kalau mandi gak bisa gak bawa mainan, hihi.

Jadi, sejak umur Naia 18 bulanan, dia sudah agak susah untuk diajak mandi. Entah yang meledek, lari-larian, sampai pura-pura tidur lagi. Iyaa, pura-pura tiduuur. Dia suka pura-pura merem kalau kita bilang “Naia mandi yuk” -_-

Karena itulah saya harus lebih pintar lagi dalam membujuknya mandi. Kenapa saya sebut petualangan mandi? Karena dalam hal membawa mainannya, dia seperti sedang berpetualang untuk mencari cara yang paling pas untuk menemaninya mandi. Entah ya apa imajinasinya sampai dia membawa mainan tertentu. Tapi mainan yang sama bisa bertahan sampai beberapa waktu tertentu. Dan membujuknya mandi akan sangat mudah saat Naia masih dalam rentang waktu menyukai mainan tertentu itu. Kalau sudah bosan, saya dan suami harus mencari cara lagi agar mandinya lebih mengasyikkan dari sebelumnya. Malah kalau bisa, selain mengasyikkan, dia juga belajar sesuatu 😀

Mengapung dan tenggelam

Iyes, saat Naia awal-awal susah diajak mandi, dia lagi seneng-senengnya masukin batu-batu kecil ke got. Saya memberitahunya kalau itu namanya tenggelam, dan dia suka sekali dengan hal itu.

Berhubung di rumah ada mobil-mobilan terbuat dari plastik, saya pergunakanlah mainannya itu untuk membujuknya mandi. Caranya gimana? Berhubung Naia sedang sangat menggemari permainan tenggelam tadi, saya bilang ke dia “Mobil-mobilan ini kalau dicemplungin ke air tenggelam atau mengapung yaaa?” Mukanya langsung terlihat berubah menjadi lebih excited dan ia segera berlari ke kamar mandi. Yes, berhasil!

Oiya, dia tidak sekedar melempar-lemparkan mobil-mobilan ini ke air

Naia Ngepel

Kejadian ini berlangsung kemarin 😀

Naia, 26m. Saat tau saya mau ngepel rumah, dia jalan ke rak buku dan berinisiatif ngambil buku mewarnai lengkap dengan crayonnya. Daaan, dengan tenangnya dia mewarnai di kasur sampai saya selesai ngepel rumah. Subhanallah yah.

Tapi begitu saya mau ngepel teras, dia lalu lari keluar dan ngomong “Naia”. Maksudnyah Naia aja gitu yang ngepel, berhubung dia sebelumnya juga udah pernah 2x saya biarkan mengepel teras yang sebelumnya sudah dipel. Akhirnya begitu saya selesai ngepel teras, saya kasih deh pel yang bergagang itu ke dia.

Rasanya gimanaa gitu  ya melihat anak dengan bangganya bilang “ciih, antai, pel” -> artinya bersiiih lantainyaaa udah dipel. Saya tanya siapa yang ngepel dan dia jawab lagi dengan bangga “Naia”. Wahaha

Haha, sampai gede ya nak begitu, lumayan nanti ngurang-ngurangin kerjaan emaknya XP

Brain Child

brainchild

image credits

Judul: Brain Child – Cara Pintar Membuat Anak Menjadi Pintar
Karangan: Tony Buzan
Tahun: 2003
Rating: 4/5

Preview

Tahukah anda jumlah sel otak anak saat dilahirkan mencapai 166 kali lipat jumlah seluruh manusia yang saat ini tinggal di planet kita? Jumlahnya yang juta-jutaan itu membuat kemampuan otak anak sungguh tak terbatas. Tetapi, kemampuan tersebut harus diasah, dirangsang, dan diberi lingkungan yang tepat agar bisa digunakan secara maksimal.

Ini adalah buku petunjuk bagi para orangtua untuk membimbing anak agar mereka memanfaatkan setiap sel otaknya secara optimal. Di dalamnya terdapat cara-cara untuk:

  • Menggali potensi otak anak
  • Membesarkan anak agar menjadi pribadi yang bahagia dan percaya diri
  • Melatih kecerdasan majemuk anak
  • Berbagi keceriaan bersama anak dengan menggunakan permainan memori, keterampilan berhitung, dan Mind Map berwarna

Melalui buku ini, Tony Buzan mengajak Anda menempuh sebuah perjalanan mengasyikkan untuk menyusuri seluk beluk otak anak dan memunculkan kegeniusannya yang selama ini terpendam.

***

Buku ini sudah saya baca sejak saya lahiran. Untuk mengisi waktu di rumah gitu selain mengurus Naia, hehe.

Buku ini membahas semua hal mengenai

Kriteria Memilih Sekolah

Iyes, saya setuju banget sama 25 kriteria tambahan ini untuk memilih sekolah. Justru mungkin inilah yang terpenting buat saya dan suami saat memilih sekolah untuk anak nantinya. Selain tentu saja si anak suka atau tidak dengan kondisi sekolahnya ya 😀

checklist
Photo Credit: StockMonkeys.com via Compfight cc

Biasanya orangtua memilih sekolah baik berdasarkan kriteria: nilai ujian siswa, passing grade, atau biayanya. Namun pakar pendidikan Ian Gilbert dalam bukunya, Independent Thinking, mengajukan 25 parameter yang bisa jadi panduan bagi orangtua dalam memilih sekolah yang baik untuk anaknya. Bagi pengelola sekolah, daftar ini bisa jadi panduan tambahan untuk menciptakan atmosfer pembelajaran yang kondusif.

1. Apakah para siswa menikmati belajar di sekolah itu?
2. Apakah para guru menikmati mendidik di sekolah itu?
3. Apakah para siswa merasa tertantang dengan kegiatan-kegiatan di sekolah itu?
4. Apakah para siswa juga mengembangkan kompetensi, tidak hanya mendapat nilai tinggi belaka?
5. Apakah para siswa juga mempelajari keterampilan dan tidak hanya fakta-fakta pengetahuan?
6. Apakah nilai-nilai moral juga menjadi fokus dan diteladankan oleh setiap anggota komunitas sekolah?
7. Apakah terdapat cukup atmosfer inklusif di mana semua siswa dihargai berdasar jati diri mereka dan apa yang mereka bisa?
8. Apakah isu-isu penting seperti bullying dan berbagai aspek sosial dan emosional lain dalam kehidupan sekolah didiskusikan secara terbuka dan positif?
9. Apakah kemampuan untuk berpikir sendiri didorong dan dikembangkan bagi seluruh siswa?
10. Apakah sekolah memiliki unsur kesenangan dan keriangan?
11. Apakah aspek-aspek seperti rasa ingin tahu, kekaguman, keberanian, kegigihan dan ketahanan didorong dan disambut secara aktif?
12. Apakah para guru terbuka terhadap ide-ide baru dan tertarik melakukan berbagai kegiatan bersama – bukan terhadap – para siswa?
13. Apakah sekolah mengikuti perkembangan terbaru dalam dunia pendidikan dan pembelajaran?
14. Apakah sekolah mengikuti perkembangan terbaru dalam dunia teknologi pendidikan?
15. Apakah harapan yang tinggi juga disematkan kepada para guru dan pengelola sekolah, seperti juga disematkan kepada para siswa?
16. Apakah kepala sekolah “terlihat” dan mudah diajak berinteraksi?
17. Apakah para siswa disadarkan bahwa mengeluarkan yang terbaik dari diri sendiri tidak harus berarti menjadi lebih baik dari orang lain?
18. Apakah sekolah terbuka terhadap hal-hal di luar dugaan (yang positif)?
19. Apakah para siswa diajak berpikir tentang, berinteraksi dengan, dan berusaha berkontribusi pada kehidupan di luar dinding sekolah?
20. Apakah sekolah sadar bahwa pembelajaran adalah sesuatu yang bisa dilakukan siswa kapan pun, di mana pun, dan hanya sebagian di antaranya saja yang perlu dilakukan di dalam dinding sekolah?
21. Apakah komunitas sekolah terbentang sampai keluar dinding sekolah (melibatkan masyarakat)?
22. Apakah proses belajar mengajar di dalam sekolah memasukkan berbagai variasi kemungkinan dan kesempatan pembelajaran?
23. Apakah para siswa diberi kesempatan untuk bertanggung jawab terhadap sesuatu dan untuk mengambil keputusan yang berdampak penting?
24. Apakah hasil pembelajaran yang didapatkan cukup sebagai bekal siswa untuk melangkah ke fase hidupnya berikutnya?
25. Apakah resepsionis, guru, petugas kebersihan, dan seluruh staf sekolah tersenyum kepada orangtua dan pengunjung sekolah?

Emang mungkin susah sih nyari sekolah yang benar-benar ideal. Dan jaman sekarang sudah banyak yang menerapkan home schooling. Tapi saya merasa saya dan suami masih akan menyekolahkan anak di lembaga sekolah yang paling tidak mendekati sekolah ideal menurut kami. Semoga kami mendapatkan yang terbaik 🙂

Daan, credits go to Kreshna Aditya. Dialah yang membuat status Facebook berisi 25 kriteria itu ^^

[Parenting] Kebiasaan Buruk 12 & 13, Merasa Salah dan Pasrah

Keputusan saya untuk bekerja di rumah setelah punya anak sangat saya syukuri. Pasalnya, saya bisa menyediakan waktu seharian penuh untuk anak saya. Tapi terkadang, waktu seharian itu bukan waktu yang benar-benar berkualitas sih karena pikiran saya dipenuhi oleh hal lain #ups. Ya misalnya saja pekerjaan yang belum selesai, atau sekedar masih ingin ngobrol atau berinteraksi di dunia maya. Terkadang walaupun saya bersama Naia, tangan saya tidak lepas dari gadget *huhu*. Iya, saya jadi merasa bersalah kalau sadar telah begitu.

Yang membuat saya sadar dan merasa bersalah terkadang karena Naia yang mulai melempar-lempar mainannya atau merengek-rengek gak jelas minta perhatian. Alih-alih kesal *awalnya sebel juga sih padahal XP* dengan rengekan dan tindakannya melempar barang itu, saya yang jadi mikir ke dalam diri sendiri, ini berarti saya sudah mengambil waktu berharga kami. Ya seketika itu juga saya berusaha biar bisa asik lagi dan main berdua lagi deh. Dengan begitu, waktunya dihabiskan dengan berkualitas lagi, hehe.

Namun, biasanya orangtua yang keduanya bekerja memaklumi kenakalan anaknya

Me-Time

Kalau beberapa waktu yang lalu saya menyebutkan “me-time” sebagai salah satu sarana penyaluran emosi, sekarang saya mau ngelist kegiatan apa aja yang bisa saya sebut sebagai me-time itu 😀

Berlama-lama di kamar mandi

Terkadang waktu untuk mandi adalah saat-saat saya bisa melakukan me-time dengan sangat puass. Berlama-lamanya tentu bukan untuk gak ngapa-ngapain juga. Kadang saya keramas, yang biasanya mengaplikasikan shampo hanya 1 kali, kalau sedang me-time bisa2 sampai 2 atau 3 kali *sayang samphonyaaah* XP.

Atau, terkadang saya luluran *uhuk*. Iya, luluran sendiri pake lulur mandi. Untungnya kalau sedang me-time di kamar mandi ini, suami sangat mengerti. Jadi, dia gak akan deh gedor2 kamar mandi nyuruh saya cepet2 udahan, hehe.

Dan, ternyata me-time di kamar mandi ini kayaknya nurun ke Naia deh, hahaha. Dia suka berlama-lama di kamar mandi. Tapi, dia sih terkadang sambil mainan atau mandiin mainannya sekalian.

Btw, me-time di kamar mandi ini tidak dilakukan setiap kali saya mandi loh, cuma sesekali aja. Jadi, mandi saya yang normal mah sebentar, paling 10-15 menit aja. Tapii kalau sedang me-time, ya bisa sampai 30 menit sampai 1 jam deh 😀

Blogwalking

Seriously, blogwalking adalah salah satu me-time yang sangat-sangat melegakan hati. Seneng aja gitu bisa baca banyak tulisan. Pengetahuan saya bisa bertambah sekaligus saya jadi tau banyak banget pemikiran dari banyak orang. Dan semakin mengerti kalau setiap kita itu memang berbeda dan unik, makanya pemikirannya pun belum tentu sama, hampir pasti berbeda juga malah.

Dibanding baca portal berita atau gosip, blogwalking jauh lebih menarik untuk saya, hehehe.

Berdandan

Wahaha. Saya emang jaraaaang banget dandan. Paling2 kalau mau kondangan doank. Nah, kalo saya lagi iseng2 gini, ya emang beneran lagi mau me-time aja. Dan itu juga cuman buat suami di rumah jadinya. Makanya gak akan ada yang protes kalau dandanan saya jelek atau tidak sesuai harapan, hahaha.

FYI, saya gak jago dandan. Jadi, saat-saat me-time dandan ini bener2 dandan ngasal & asal oles2 yang bisa dioles, wkwkwk.

Menulis

Awalnya saya hanya tertarik untuk menulis keseharian saya di blog. Tapi semenjak gabung di komunitas keren KEB, saya jadi kepikiran untuk memfokuskan blog ini di salah satu hal *ya keseharian lah yak, hahaha*. Bukan, bukan, emang sih masih suka saya selipkan cerita keseharian, tapi maksudnya mau difokuskan untuk parenting. Hihi, padahal ilmu saya juga masih cetek, tapi ya Bismillah aja lah ya. Itung2 saya belajar sendiri juga. Setiap ada topik parenting menarik hati, langsung saya catat di blog dengan kata-kata saya sendiri biar saya bisa inget terus apa yang saya baca.

Plus, karena suami saya menerbitkan buku 101 Young CEO dan itu artinya tulisan dia dibaca dan dihargai oleh banyak orang, saya jadi iriiii, huhu. Terlebih lagi, teman kuliah saya, Annisa Ihsani juga sudah menerbitkan buku (Teka-Teki Terakhir). Ditambah, saya diajak untuk mengikuti workshop menulis Asma Nadia beberapa waktu lalu bareng suami. Makin nempel deh hobi menulisnyah, hehe. Dan jadi makin tertarik untuk menulis dengan berbagai gaya dan berbagai sudut pandang *ini seriusan dipengaruhi oleh workshop itu, haha*.

Kayanya saya lupa apalagi XP. Kalau ingat, nanti kapan2 saya tambahin aaah 😀

It’s All About Giving

Have we already give something today? Giving is not only about thing. What I mean with giving is much more than that.

I have just realized that this life is all about giving. Giving your best smile, giving your precious time to precious people, giving your maximum energy to do the office work, or just giving your best potential to do the things you can do with the best result.

Focusing on giving will make us live the better life. It could be more peaceful and we could be more grateful. What’s the connection about giving and grateful, you asked? When we giving something with our heart, we will not really care what we can get. We don’t really care if we get nothing from giving. But we will be soo much grateful if we get something unexpectedly. Yea, just care about giving. Anywhere. Anytime. Would you?

giving
giving

image credits

When we have no intention in always giving, we will be live in sorrow. Also, we will always be envious in what other people can get. On the other hand, if we always giving, the blessed that we can get from Allah SWT will always be seen. So that, there is no sorrow or feeling envy. It’s a better life, isn’t it?

Hope I could always be giving the best of me. To my family, my environment and my only one God, Allah SWT 🙂

[Parenting] Kebiasaan Buruk 11, Hadiah untuk Perilaku Buruk Anak

Pernah gak sih kita lagi asik-asik belanja eh “direcokin” sama bocil alias anak kita? Kita sih berharap bocil yang kita ajak itu gak minta macem-macem saat kita belanja ya dan sudah memberi pengertian padanya. Etapi tiba-tiba di supermarket saat si bocil itu liat mainan dan sesuatu  yang menarik matanya dia malah merengek-rengek minta mainan itu. Dan kalau tidak kita turuti, dia akan menangis sejadi-jadinya. Kalau sudah menangis begini kita biasanya ngapain sih?

6149793560_0b279ca83d_o

 image credits

Kayanya kebanyakan dari kita biasanya langsung memberi apa yang dia minta tadi lah yaa, hehe. Padahal, ternyata hal itu malah salah loh. Karena kalau kita menuruti, sama saja si bocil akhirnya dapet hadiah atas rengekannya itu alias perilaku buruknya. Dan, ya gak heran kalau nanti dia bakal begitu lagi begitu lagi di kesempatan selanjutnya.

Terus gimana donk? Intinya sih balik lagi tentang kesepakatan ortu dan anak. Kalau sebelum ke supermarket kita sudah bersepakat dengan anak apa yang mau dibeli dan apa yang gak mau dibeli, si anak akan mengerti kalau dia nantinya tidak akan dibelikan hal yang gak mau dibeli tadi.

Misalnya, tujuan kita ke supermarket adalah untuk belanja bulanan dan bukan untuk membeli mainan. Jadi, nantinya si anak mengerti kalau kita tidak akan membelikannya mainan karena bukan itu tujuan ke supermarket saat itu. Kecuali ya di rumah bersepakat setelah belanja bulanan atau selama belanja bulanan, si anak boleh membeli 1 mainan saja. Intinya sih, tergantung gimana isi kesepakatan ortu dan anak lagi yaa 😀

Nah, kalau ternyata anaknya minta terus dengan merengek dan belum biasa bersepakat gimana? Permulaan pembiasaan bersepakat perlu sedikit rasa “tega” sih menurut saya. Karena sebaiknya saat dia merengek, kita tidak menghiraukannya alias “nyuekin”. Kalau dicuekin seperti itu, memang sih berisik dan akan membuat kita jadi pusat perhatian, tapi percaya deh, anak akan capek sendiri dan menyadari kalau rengekannya tersebut tidak berhasil. Atau malah akan terjadi kesepakatan baru. Misalnya, kalau dia benar2 mau apa yang diinginkan, buat ia bersabar sampai urusan kita selesai. Kalau ia mau bersabar, maka ia akan mendapat apa yang diinginkannya, tapi kalau tetap merengek, ya dia tidak akan mendapat apa2.

Hadiah untuk perilaku buruk ini juga gak melulu terjadi di tempat keramaian lho ya. Di rumah juga bisa. Contohnya sih kalau dia ingin jajan tapi karena kita tau itu jajanan yang tidak sehat kita tidak akan membelikannya. Nah, si anak juga bisa merengek karena hal ini. Kalau akhirnya kita berikan jajanan tersebut, jajanan itulah yang menjadi hadiah rengekannya itu. 😀

So, intinya, biasakan bersepakat yuk! Dan, jangan cepat menuruti keinginan anak saat perilaku buruknya muncul. Happy Parenting 😉