Weekend kemarin sebetulnya ada kesempatan buat liburan panjang sekeluarga sih, soalnya long weekend dari hari Jumat. Tapi saya, Naia, dan papanya memutuskan buat menghabiskan long weekend ini di rumah saja, berhubung sudah lama tidak bersantai bertiga gitu di rumah. Walaupun hari Sabtunya saya pergi juga sih sendirian, lumayan me-time sedikit, hihi.
Meet & Greet Hello Kitty
Saat sedang bersantai begitu, saya melihat ada undangan “Meet & Greet Hello Kitty Dunia Fantasi” untuk hari senin depannya. Langsung tertarik deh saya, apalagi 1 undangan bisa ditukar dengan 2 tiket Dufan. Kapan lagi ke Dufan gratis ya kan? hihihi. Berhubung hari Sabtu itu bertepatan dengan hari Pendidikan Nasional di Indonesia, tanggal 2 Mei, Taman Impian Jaya Ancol, tepatnya Dufan, mengadakan meet & greet ini pada tanggal 4 Mei 2015 deh yang sekaligus menjadikannya ajang berbagi dengan para pelajar dengan mengadakan Donasi buku untuk anak-anak sekolah rakyat Ancol.
Berhubung Naia setiap bulan beli susu yang kardusan, setelah susunya habis kita jadi punya limbah lumayan banyak kardus bekas deh. Saya sih membuangnya di plastik khusus barang2 yang bisa didaur ulang biar bisa langsung dikasih ke pemulung. Tapi, banyak kardus gitu kok ya bikin saya pengen bikin sesuatu yah dari kardus2 itu. Entah mainan Naia atau sesuatu yang berguna lah.
Akhirnya niat membuat sesuatu itu gak cuma niat tapi sedikit sedikit dilaksanakan, hihi. Sampai sekarang barang-barang ini lah yang berhasil saya bikin dari memanfaatkan kardus bekas tadi. Oiya, gak cuma kardus besar sih, karton bekas susu atau biskuit juga saya manfaatkan kalau sedang iseng, hehe 😀
Here goes the list:
1. Mainan Warna
Yang ini pernah saya ceritakan di sini sih. Saya pakai karton bekas bungkus pasta instan (baca: spageti La Fonte xp). Naia jadi bisa belajar mengenal lebih jauh tentang warna dari sini. Saat saya bikin inipun sebetulnya dia sudah lumayan mengenal warna sih, dia sudah hafal warna hitam dan merah. Tapi, berkat ini, dia jadi hafal semua warna yang saya bikin itu deh. Sekarang malah berlanjut ke warna-warna yang bukan warna primer seperti pink, ungu, dan coklat. Dia malah sekarang sudah bisa membedakan dan menyebutkan mana hijau tua mana hijau muda, hihi. Alhamdulillah ya nak, mainan kamu gak mahal 😛
Naia punya geng motor? Punya doonk.. Beserta teman sebayanya yang ada di rumah, dia membentuk sebuah geng motor, hihihi.
Geng ini sering touring, paling jauh sampai atas tanjakan deket rumah, hahaha. Saya juga gak tau sih kapan pastinya pembentukan geng motor ini. Yang pasti, setiap dia keluar, pasti deh bawa motor kesayangannya terus manggil2 temennya, Amar & Aska. Kalaupun dia gak keluar, ya mereka deh yang nyamperin ke rumah. xp
Aktivitas paling sering adalah balapan. Bukan balapan liar doonk.. karena diawasi oleh kami para orangtua, hihihi. Itu juga balapannya bolak balik kontrakan saya – rumahnya Amar, udah. Jaraknya gak sampe 10 meter kook, jadi insyaAllah masih amaaan 😀
Eeh, pernah juga lho mereka memodifikasi motor sendiri. Modifikasinya simple banget kok, cuma nempel2in stiker aja. Tapiii, motor yang jadi korban modifikasi ituh motornya Naia, hadeuh -_- Eniwei, yang penting kalian bahagia lah, haha.
Heheh, setelah lama tidak menulis di blog ini rasanya agak kaku euy *yaelah, baru juga sebulan xp*. Dan sekarang sebetulnya cuma mau ngelist beberapa kebisaan baru Naia aja. Udah lumayan lama siih, sayanya aja yang baru ngupdate di blog. Biasalah yaa semua orangtua emang mau membanggakan anaknya, hehehe.
Wokeh, langsung aja aah 😉
Bisa menggunting mengikuti garis lurus. Awal-awal Naia belajar gunting sudah dari beberapa bulan yang lalu. Saat itu dia memang tertarik sama gunting, dan berhubung saya juga punya gunting kecil yasudah saya bolehkan saja lah. Pastinya dalam pengawasan lho yaa. Bahaya euy, gunting gitu tanpa pengawasan, hehe. Di awal dia bisa menggunting ini, dia menggunting sisi pinggir2nya saja, itu juga pendek, satu kali jepit saja. Tapi, lama kelamaan, minggu kemarin dia bisa menggunting kertas A4 di bagian tengah secara horizontal. Wah, saya lalu kepikiran ide untuk membuat garis di sepanjang kertas itu untuk digunting olehnya. Ternyataaah, dia bisa menggunting mengikuti garis tersebut. Wah, Alhamdulillah yah, baru 2y4m sudah bisa menggunting, hihihi. Iyah, baru garis lurus saja yang dia bisa, kalau melengkung atau melingkar masih belum bisa. Ayo nak terus belajar, semangat!
Bisa menciptakan lagu. Wahaha, ini sih random banget. Dia ngoceh2 random bernada gitu lalu pas ditanya itu lagu siapa, dengan bangganya dia jawab “Naia” xp. Dan, itu jadi lagu ciptaannya sekarang. Liriknya hanya “ane o ane e ane…” titik2nya terserah diisi dengan lirik apa aja.
Bisa jadi pengarah gaya. Sekarang2 kalau dia mau difoto suka saya beri arahan gaya. Nah, hal itu langsung diikuti plek 100%. Jadi kalau saya atau kita rame2 deh foto bareng2 dia, dia jadi suka mengarahkan gaya untuk kita, hahaha. Contohnya sih waktu mudik kemarin. Saat kita mau foto bertiga, dia yang mengarahkan agar tangan kita diletakkan di kaki.
Melopat dari tempat tinggi. Ke kasur sih, tapi tetap saja, ujung atas sofa ke kasur busa di bawah itu tidak bisa dibilang rendah, cukup tinggi malah. Dan Naia bisa melompatinya, wuiih.
Bisa jadi fotografer cilik/ menggunakan kamera, bahkan bisa selfie xp. Yang inih sudah cukup lama sih, tapi saat mudik kemarin hasilnya lumayan bagus. Masih diarahkan mana yang harus difoto dan kapan harus mencet triggernya, tapi dia sudah selalu gak tahan buat dia yang memotret *padahal dia yang mau difoto -_-*. Ah ya, terakhir2 dia malah bisa selfie, hahaha. Tau kali ya emaknya mau moto dia tapi gatel juga mau mencet sendiri, akhirnya ngikutin gaya saya atau tantenya dalam ber-selfie ria biar dia juga kena foto. Kamera diarahkan ke mukanya sambil tangannya tetap di tombol, hahaha. Ada loh hasilnya, tapi tampak depan banget ah, jadi gak mau saya upload, mukenye dia semua soalnyah 😀
Hum, apa lagi ya. Rasanya banyak, tapi kok lupa semua yak. Yasudah, lain waktu dilanjut lagi kebisaan Naia lainnya 😀
Kira-kira lebih dari setahun lalu, yaa setahun 4 bulanan yang lalu lah, kita sekeluarga ikut Cikal main-main. Cikal main-main itu semacam kegiatan bermain bersama yang diadakan oleh sekolah Cikal, playground dan TK gitu deh di daerah Cilandak. Di acara itu ada salah satu mainan dimana harus memasukkan bola-bola berwarna ke kardus besar dengan warna yang sesuai. Biru ke kardus biru, kuning ke kardus kuning, dan merah ke kardus merah.
Berhubung waktu itu umur Naia baru setahun lebih 1 bulan, jadi dia belum faseh banget sama yang namanya warna. Yaa, masih asal gitu masukin bolanya. Bola biru ke kardus kuniing, bola yang warna lain ke kardus lainnya gituu, hehehe. Kalaupun ada bola yang dimasukkan di kotak yang sesuai, itu cuma kebetulan :p
Sekarang, Naia sudah 2 tahun lebih. Dan saya yakin dia sudah mulai bisa mengenal warna. Keseharian sih suka ditanya ini warna apa dan itu warna apa, dan dia hafal sekali dengan warna hitam dan merah. Tapi, apa cuma itu? Saya ceritanya mau sekedar “ngetes” kemampuannya mengenal warna. Apa ia juga tau warna-warna lainnya selain hitam dan merah itu?
Naia itu sekarang kalau mandi gak bisa gak bawa mainan, hihi.
Jadi, sejak umur Naia 18 bulanan, dia sudah agak susah untuk diajak mandi. Entah yang meledek, lari-larian, sampai pura-pura tidur lagi. Iyaa, pura-pura tiduuur. Dia suka pura-pura merem kalau kita bilang “Naia mandi yuk” -_-
Karena itulah saya harus lebih pintar lagi dalam membujuknya mandi. Kenapa saya sebut petualangan mandi? Karena dalam hal membawa mainannya, dia seperti sedang berpetualang untuk mencari cara yang paling pas untuk menemaninya mandi. Entah ya apa imajinasinya sampai dia membawa mainan tertentu. Tapi mainan yang sama bisa bertahan sampai beberapa waktu tertentu. Dan membujuknya mandi akan sangat mudah saat Naia masih dalam rentang waktu menyukai mainan tertentu itu. Kalau sudah bosan, saya dan suami harus mencari cara lagi agar mandinya lebih mengasyikkan dari sebelumnya. Malah kalau bisa, selain mengasyikkan, dia juga belajar sesuatu 😀
Mengapung dan tenggelam
Iyes, saat Naia awal-awal susah diajak mandi, dia lagi seneng-senengnya masukin batu-batu kecil ke got. Saya memberitahunya kalau itu namanya tenggelam, dan dia suka sekali dengan hal itu.
Berhubung di rumah ada mobil-mobilan terbuat dari plastik, saya pergunakanlah mainannya itu untuk membujuknya mandi. Caranya gimana? Berhubung Naia sedang sangat menggemari permainan tenggelam tadi, saya bilang ke dia “Mobil-mobilan ini kalau dicemplungin ke air tenggelam atau mengapung yaaa?” Mukanya langsung terlihat berubah menjadi lebih excited dan ia segera berlari ke kamar mandi. Yes, berhasil!
Naia, 26m. Saat tau saya mau ngepel rumah, dia jalan ke rak buku dan berinisiatif ngambil buku mewarnai lengkap dengan crayonnya. Daaan, dengan tenangnya dia mewarnai di kasur sampai saya selesai ngepel rumah. Subhanallah yah.
Tapi begitu saya mau ngepel teras, dia lalu lari keluar dan ngomong “Naia”. Maksudnyah Naia aja gitu yang ngepel, berhubung dia sebelumnya juga udah pernah 2x saya biarkan mengepel teras yang sebelumnya sudah dipel. Akhirnya begitu saya selesai ngepel teras, saya kasih deh pel yang bergagang itu ke dia.
Rasanya gimanaa gitu ya melihat anak dengan bangganya bilang “ciih, antai, pel” -> artinya bersiiih lantainyaaa udah dipel. Saya tanya siapa yang ngepel dan dia jawab lagi dengan bangga “Naia”. Wahaha
Haha, sampai gede ya nak begitu, lumayan nanti ngurang-ngurangin kerjaan emaknya XP
Suatu hari, Naia lagi iseng nyari-nyari buku buat dibaca dari lemari bukunya ~yap, saya memberi satu ruang di lemari buku yang saya punya khusus untuk buku2nya Naia, hihi~. Eh, bukannya ngambil buku, dia malah nemu sesuatu. Saya tau dia gak ngambil buku karena tiba-tiba dia mengangkat satu tangannya dan bilang “ama” *maksudnya “sama”*. Saya bertanya, “Apa yang sama?” dia lalu menunjuk ke salah satu cover VCD lalu mengangkat tangannya lagi. Ternyata dia sedang menirukan gayanya Ujo yang ada di cover film Mengejar Matahari bagian belakang, hahaha.
Setelah itu, tanpa diminta, Naia menirukan semua gaya yang ada di cover bagian belakang itu, hihihi.
Di kemudian hari lagi, saya membaca buku Raditya Dika yang “Marmut Merah Jambu” di rumah Yangtinya Naia *alias rumah mertua*. Tiba-tiba Naia menghampiri dan meragakan apa yang dilakukan oleh Raditya Dika di cover buku itu. Saya lalu tertawa dan adik ipar saya lalu mengambil buku lain, yaitu buku “Akhirnya Tertawa Juga” dan meminta Naia meragakan kembali gaya cover buku tersebut. Dan sekali lagi, walaupun sedikit lebih sulit dan dia perlu bersusah payah, Naia berhasil meragakan gaya itu, hehe.
Baru-baru ini dia lagi keranjingan film Frozen. Jadi hampir tiap hari nonton ituuuu terus. Nah, di situ, dia paling ingat dengan kata-kata “Yoohoo” yang big summer blowout serta paling faseh meragakan gaya Anna saat jalan cepat-cepat sambil kedinginan setelah sebelumnya jatuh ke sungai.
Btw, kalau lagi senang2 begitu, saya memang suka lupa untuk mengambil fotonya, jadilah gak ada foto Naia sama sekali di bagian meniru ekspresi ini, hee.
Suatu hari Minggu di bulan Juni *hayah* saya, suami, dan Naia berdiam diri di rumah sekedar bersantai untuk merecharge kembali tenaga kami untuk menghadapi minggu berikutnya, family time laah istilah kerennya 😀
Etapi bersantai dan family time itu juga diisi dengan membereskan rumah dan mengerjakan segala sesuatu yang berguna kok, hehe. Jadi ya gak nganggur-nganggur banget gituu. Saya sekalian membereskan cucian dan tumpukan pakaian serta membereskan rumah, si suami juga gak ketinggalan untuk mencuci sepeda yang biasa digunakannya untuk kerja. Iya, suami pulang pergi kantor naik sepeda lho, cuma 15 menit soalnya, hihi.
Nah, di saat suami mencuci sepeda itu, Naia kepo *seperti anak kecil lainnya yang serba ingin tahu* papanya itu sedang apa dan kalau bisa dia ikutan deh. Berhubung saya dan suami memiliki pemahaman yang sama, tidak melarang segala kegiatan yang dilakukan Naia kecuali yang berbahaya, jadi ya kita mempersilakan saja dia kalau ingin main membantu, hehe. Dan berhubung waktu itu juga si Naia belum mandi ya sekalian saja deh. Bukan sekalian mandinya lho, tapi sekalian kotornya 😀 Iya, kita tau dia pasti akan terkena kotoran, terlebih dia memakai celana putih waktu itu. Tapi, apalah artinya pakaian kotor kalau dibandingkan dengan kebahagiaan anak *lebay*. Berani kotor itu baik kan? Gak kotor gak belajar 😀
Dan hasilnyaa, ya sepedanya bersih doonk *bangga*. Nih terlihat foto sepedanya dengan si Naia yang seneng dan bangga sudah membantu ngerecokin papanya nyuci sepeda. Berhasil deh membuat Naia senang sekaligus belajar caranya merawat barang yang kita punya, hehehe.
Tapi gimana dengan celananya yang super duper kotor itu? Nah, kali ini giliran saya deh yang berperan. Saya tidak khawatir mencucinya akan susah lho, berhubung saya menggunakan Rinso cair, ya langsung saja saya oleskan di celananya yang kotor itu lalu direndam selama 15 sampai 30 menit. Selanjutnya saya tinggal menguceknya sebentar saja *tanpa kekuatan penuh juga XP* dan hasilnya langsung kelihatan bersih. Benar-benar tidak tertinggal lho nodanya *banggalagi*
Ah iya, saya dan suami juga cukup sering membiarkan Naia bermain di luar. Karena dengan begitu dia bisa bergerak dan tidak selalu berdiam diri di depan TV *gak punya TV juga sih, hihi*. Kami berpikir dengan membiarkannya bermain di luar, dia bisa belajar banyak, belajar tentang alam, binatang, juga permainan fisik seperti bermain pasir, ayunan, juga bola. Saya benar-benar tidak peduli dengan pakaiannya yang akan menjadi kotor nantinya. Ya karena nantinya akan diatasi dengan Rinso cair, karena Rinso cair 2x lebih efektif, meresap lebih ke dalam serat kain saat perendaman, untuk seluruh cucian sehari-hari. Jadi, buat apa khawatir kan? 😀
Sebelum menikah sih saya belum menggunakan Rinso cair jadi sewaktu mencuci pakaian yang terkena lumpur tidak bisa sebersih celana Naia itu. Jadi, saya pernah mengikuti reli sepeda dan kebetulan saat itu hujan deras mengguyur saat kira-kira baru 45 menit start. Nah, karena sepeda saya tidak berbemper belakang, jadilah kaos putih yang saya kenakan saat itu penuh dengan cipratan lumpur. Tidak tanggung-tanggung, cipratannya sampai kerah *hiks, nangis T_T*. Tapi karena waktu itu saya mencuci masih dengan deterjen bubuk, ya noda lumpurnya masih aja ada walaupun sudah dicuci berkali-kali. *mau ngasih gambarnya e kaosnya udah gak ada XP*.
Begitu nikah, saya kok ya tertarik sama Rinso cair, yaudah ampe sekarang pakainya itu deh. Apalagi sekarang tersedia web http://www.rinso.co.id/ tempat mencari segala info dan tips mencuci, jadi makin cinta deh sama Rinso :*
*yak, hari ini hari paling produktif ngeblog kayaknya. udah 3 postingan diposting pada hari yang sama, ahaha. 2 untuk lomba, 1 pengumuman lomba, fyuh*
Tingkah Naia dalam hal meledek ini memang lucuu banget deh. Keisengan yang turun temurun XP
Sudah cukup banyak ulah Naia meledek. Pastinya bukan yang tidak sopan, karena kalau tindakannya tidak sopan kita (saya dan suami) sepakat untuk tidak menghiraukannya alias nyuekin. Dicuekin biar dia gak merasa dapet perhatian atas tingkahnya itu. Anak kecil itu paling senang mendapat perhatian kan? Dan dia merasa kalau mendapat perhatian dari lingkungan sekitar ya berarti tindakannya benar, hehe.
Nah, kalau yang ini sih iseng-iseng lucu.
1. Naia meledek papanya. Jadi, Naia ceritanya lagi megang handphone papanya. Nah, diam-diam dia mendekat dan menjulurkan tangan tanda ngasih handphone yang dipegang itu. Tapi, begitu papanya menjulurkan tangan juga untuk menerima, dia lalu menarik tangannya kembali lalu senyum-senyum meledek, wekekek.
2. Naia meledek saya. Ada lagi saat dia mau ngasih saya makanan yang dia pegang. Belum sampai di mulut saya, dia sudah menarik tangannya lagi sambil senyum-senyum ngeledek lagi, hahaha. Benar-benar bikin PHP XP
3. Meledek akungnya (ayah dari saya). Saat akungnya bersin, Naia sempat kaget beberapa saat. Tapi tidak lama, dia lalu menghampiri akungnya dan meniru gaya bersinnya, hihihi. Sampai sekarang kalau ditanya “Bersinnya akung kaya gimana Naia?” dia mengeluarkan suara “ah”, ceritanya meniru akungnya bersin.
Gemeeess banget deh kalau dia sudah melakukan aksi meledek seperti itu.
14 bulan sudah umur Naia sekarang, dan dia sudah RESMI bisa jalan.!!. Hore (^_^)/
Kira-kira sudah 1 minggu ini sih Naia resmi bisa jalan, masih lucu, jalannya masih doyong-doyong gitu 😛 Tapi sebenernya udah dari umur 8 bulan dia mulai rembetan ke dinding, lha wong 7 bulan aja udah belagu mulai berdiri-berdiri berpegangan. Tapi kok ya proses menuju bisa jalannya lama yak, hahaha. Gapapa donk, yang penting sehat dan sekarang resmi bisa jalan.
Hihihi, ya ampun, saking senengnya saya, saya ulang kata resmi sampai 3 kali 😛
Jadi, di umur 7 bulan itu dia udah mulai berdiri berpegangan kursi makannya. Waktu pertama kali dia berdiri itu saya panik, takut dia jatuh. Saya perhatikan saja sambil tetap menjaganya kalau-kalau jatuh. Ternyata dia bisa, dan malah melet-melet ke arah saya kaya ngeledek 😛
Nah, kejadian itu bikin saya berpikir “wah, jalannya kemungkinan bisa cepet nih”. Mama saya bilang saya bisa jalan di umur 9 bulan *cepet banget yak*, dan mamah mertua bilang suami saya bisa jalan di umur 1 tahun, jadi yaa, dilihat dari sejarah saya dan kejadian itu, saya jadi bener-bener ngarep.
Dan di umur 8 menuju 9 bulan bener-bener bikin harapan saya jadi lebih besar lagi. Soalnya, Naia udah mulai merembet jalan berpegangan di tembok atau meja. Udah gitu suka dorong-dorong kursi atau mainannya yang bisa jalan. Wuiih.
Tapi… bulan 9… bulan 10… bulan 11… bulan 12… tetap saja rembetan, hihihi. Etapi saya juga bukan orang yang maksa anak bisa jalan cepet kok, saya percaya setiap anak punya perkembangan yang beda-beda karena mereka unik! 😀
Yasudah, kita tunggu saja sampai Naia benar-benar siap untuk bisa jalan sendiri. Daaan, akhirnyaa bisa jalan juga, hehe. Awalnya, dia itu bernafsu banget untuk nyuapin saya *yap, dia hobi nyuapin makanan ke orang* :P. Saya mundur-mundur, dia tetap melangkah. Sampai akhirnya saya pikir cukup, saya berhenti dan saya cium karena kebaikan hatinya dan karena usahanya untuk jalan.
Dan, setelah itu Naia semakin berani untuk melangkah lebih banyak dan lebih banyak lagi sampai akhirnya saya nyatakan dia resmi bisa jalan *walaupun masih doyong, hahaha*
Naia sekarang sudah hampir setahun, gak kerasa euy. Semakin besar Naia semakin pintar saja dalam meminta perhatian saya atau papanya.
Di rumah, saya engak “gak ngapa-ngapain” kan? Makanya sering banget dia main sendiri dengan mainannya ~sekarang box mainannya sudah dikembalikan ke pemiliknya, yaitu kakak saya :D~ dan saya ngerjain kerjaan saya, ya kerjaan rumah atau kerjaan proyek.
Tapi kalau dia sudah bosan main sendiri dan ingin main sama saya, ada aja tingkahnya yang lucu yang menarik perhatian.
Jadi, kalau saya sudah terlalu sibuk banget di depan laptop, dia terkadang memiring-miringkan kepalanya tepat di depan muka saya sambil senyum-senyum lucu, hihi. Benar-benar minta perhatian. Kalau sudah terima sinyal kaya gini saya biasanya ya main sama dia, entah saya cuma ngeliatin aja atau ikutan main. Iya ngeliatin aja, terkadang dia cuma mau diliatin tanpa kita ikut bermain bersama dia.
Nah, kadang kalau saya dibutuhkan untuk cuma ngeliatin/mengawasi dia, saya sambil iseng-iseng main HP, entah browsing, whatsappan, atau hal lainnya. Ternyata dia juga gak mau kalau saya sibuk dengan HP, walhasil dia biasanya “kepo” dan ingin melihat HP juga atau dia marah-marah dengan teriak-teriak dengan lucu *tapi bukan tantrum ya* hehe. Okee, saya jauhkan juga HPnyaa.
Terus, kalau saya sudah main sama dia tapi dia liat laptop saya masih menyala, dia gatel banget mau matiin. Jadi selagi main dia pelan-pelan menuju laptop saya lalu langsung memegang layar LCD laptop sambil senyum-senyum iseng seakan-akan dia berkata “aku matiin laptopnya ya maaa”, hihihi. Saya melihat saja kejailan dia yang ini sambil senyum-senyum dan yap, pelan-pelan dia menutup laptop saya sehingga tertutup sempurna dan hibernate, hahaha lucunyaaa.
Ah iya, menutup laptop ini gak cuma dilakukan kalau cuma ada saya. Kalau kita sedang bermain bertiga bareng papanya, dia juga begitu. Dan saya bilang ke papanya kalau Naia sudah mendekati laptop sambil senyum-senyum jail tadi “tuh senyumnya iseng banget, mau nutup laptop nih” :D, dan benar saja! Haha, Naiaa, Naia.
Kalau aksinya meminta perhatian gak dituruti, dia terkadang nyamperin saya lalu menancapkan kuku-kukunya ke saya *hal yang sama berlaku untuk papanya juga*, haha. Entah kenapa kukunya bisa tajam walaupun baru saya potongin. Selain itu, dia juga terkadang melempar-lemparkan mainannya jauh-jauh biar saya “engeh” kalau dia sudah bosan bermain sendiri. Kalau sudah begini saya berarti sudah keterlaluan sampai gak mau menanggapi aksi meminta perhatiannya dan saya meminta maaf sambil bilang juga kalau yang dilakukannya itu menyakiti saya 😀
Ah, senangnya kalau dia sudah tertawa lagi, apalagi kalau tertawanya itu karena saya, hehehe.
Terutama buat hal-hal yang kita ajarin atau dia tiru dengan sendirinya, hehehe
Pertama, menguap sambil bersuara. Sejak 6 atau 7 bulan dia selalu melakukan ini, hihi. Setiap kali menguap dia pasti bersuara “huaaah” atau apalah terserah dia. Awalnya saya gak engeh darimana dia bisa kaya gitu. Ternyata saya kalau menguap begitu, jadi dia mencontoh saya, hahaha 😛
Kedua, memiringkan kepala.
Kalau yang ini saya tidak ingat dia meniru dari siapa, mungkin dia menemukan kebisaannya sendiri. Sejak 2 bulan lalu kalau di rumah dia sering memiringkan kepalanya untuk menarik perhatian saya dan suami. Kalau saya atau suami sedang di depan laptop, dia suka memiringkan kepala tepat di depan muka kita untuk diperhatikan. Lucuuu, waktu pertama kalinya dia melakukan itu ke saya, saya gak tahan dengan kelucuannya, hihihi. Sekarang kalau saya perhatikan dia memiringkan kepalanya untuk menyapa orang, hehehe, tetap lucuuu.
Ketiga, tepuk tangan. Kalau yang ini saya yang ajari juga, kalau gak salah dari bulan ke-7. Saya bernyanyi pok ame-ame sambil tepuk tangan. Karena sering melihat dan ingin tau jadi dia ngikutin gerakan tepuk tangan saya deh. Jadi sekarang kalau dinyanyiin pok ame-ame dia pasti tepuk tangan. Kalau dibilangin tepuk tangan dia juga tepuk tangan. Karena saya ngasih tau kalau gerakan itu adalah tepuk tangan jadilah kalau kita bilang tepuk tangan, ya dia tepuk tangan 😀
Keempat, menunjuk sesuatu.
Sekarang dia udah tau kalau ingin sesuatu dia harus menunjuk ke tempat atau barang tersebut agar dimengerti, hihi.
Kelima, mementikkan jari. Belum bisa sih, dia baru menirukan bagaimana memetik jari. Jadi ceritanya waktu itu saya mengajak Naia melihat ayam di dekat rumah. Untuk memanggil ayam, saya mementikkan jari saya. Tanpa sadar, dia berusaha untuk mementikkan jari juga, hehehe. Sekarang kalau disebut “gimana manggil ayam/ kucing?” dia mementikkan jari sambil menunjuk keluar rumah.
Keenam, memicingkan mata.
Yang ini saya juga gak tau nih dia belajar dari siapa, hihi. Setiap melihat orang baru atau disuruh “mata genit” dia mulai memicingkan matanya deh, hihihi.
Ketujuh, memukulkan dua benda.
Yang ini hasil eksplorasi dirinya sendiri waktu lagi main sendiri di box, hehe. Jadi, saya memang suka membiasakan dia main sendiri, saya taruh di box dengan banyak mainannya. Alhamdulillah bisa anteng dan bisa main sendiri. Nah, begitu dia nemu 2 bola yang ada di box, dia megang di kedua tangan terus mukul2in kedua bola itu deh. Dia seneng sendiri mendengar bunyi 2 benda diketuk begitu. 😀
Kedelapan, melambaikan tangan. Dadah-dadah gitu maksudnya. Di bulan ke-8 kalau ada orang pergi atau kita ingin pergi, dia kita ajarin untuk melambaikan tangan “dadaaaah” gitu. Lama-lama bisa dan sekarang setiap kali bilang dadah dia melambaikan tangan deh, hehe.
Ah, rasanya kalau dijabarkan semua kebisaannya Naia saya jadi bingung sendiri, hehe. Selain banyak, saya juga lupa 😛
Heheheh, saya pengen ngelist beberapa kebiasaan Naia yang selalu berubah tiap bulan dari bulan pertama sampai bulan ke tujuh ini 😛
Ini dia kebiasaan-kebiasaan Naia yang hilang begitu kebiasaan baru muncul.
Bulan Pertama. Kayanya sih bulan pertama belum keliatan apa kebiasaannya, paling baru senyum2 dikit aja, hehehe
Bulan Kedua. Di umur 2 bulan dia seneng banget melet-melet.
Bulan Ketiga. Nah, di bulan ini seneng banget monyong-monyongin bibirnya. Gak tau karena apa ya, saya sih nebaknya gusinya gatel, tapi ampe sekarang giginya belum tumbuh tuh, hehe
Bulan Keempat. Dia lagi seneng-senengnya gigitin jari plus nengok sambil miring2in kepala. Gigit-gigitin jari karena udah mulai kerasa laper kali yaa 😛 *sotoy*
Bulan Kelima. Hihihi, ini nih yang paling absurd. Dia lagi seneng-senengnya senyum kebalik :p Temen kuliah saya dulu ada juga yang suka senyum begini, namanya Kemal. Jadilah pas ketemu sama temen-temen kuliah dan dia senyum kaya gini, mereka pada bilang itu senyum kemal, wekeke.
Bulan Keenam. Di bulan keenam Naia udah bisa nggangsur dan jadi gak bisa banget diem di satu tempat. Dan, kebiasaannya itu adalah menjelajah rumah. Semuaaa yang bisa disamperin dia samperin deh. Yang paling lucu itu kalo dia udah ke kolong, entah kolong boxnya dia atau kolong sofa yangtinya, hihi. Kalo foto di kolong boxnya pernah saya taruh di postingan saya yang ini.
Bulan Ketujuh. Baru banget tujuh bulan sih emang, tapi udah keliatan kebiasaan barunya, yaitu nungging-nungging, hahaha. Mungkin sebentar lagi mau duduk dan mberangkang kali ya 😀 *yang ini belum ada fotonya, hehehe*
Oh, ada 1 lagi deng kebiasaan barunya di bulan ketujuh ini. Dia kalo nguap sekarang selalu pake suara. “Huaaahmmm” atau menggumam abis nguap 😛 *lucunyaaa
Jadi ceritanya beberapa waktu yang lalu ~yah, kira-kira waktu Naia masuk umur 4 bulan lah ya~ Naia udah sering banget jilat-jilatin gusinya. Kita (saya dan suami) pikir sih gusinya udah gatel, yaudah kita beliin teether deh.
Yaa lumayan sih, bisa digigit-gigit dan agak awet. Naia cukup seneng gigit-gigit teether yang kita beliin.
Nah, tapiii begitu udah bisa ngangsur ~apa ya bahasa bagusnya? merayap? *jadi kaya cicek*~ dia jadi ngejar apapun yang bunyi, sebut saja plastik 😛 Selain ngejar yang berbunyi, dia juga ngejar yang warnanya mencolok ~merah terang, biru terang, kuning, dsb~ dan paling sering ngemut-ngemut kain juga. Walhasil teether yang waktu itu kita beliin jadi ga kepake, hiks.
Waktu pertama kali bisa maju aja diumpaninnya pake beng-beng, hadeuh *tepok jidat*.
Yaudah, saya punya ide buat beliin teether yang kaya bahan tapi bunyinya kaya plastik. Terus iseng browsing, nemu ini deh:
Bookteether yang dalemnya ada plastiknya, jadi bisa mancing pake bunyi2an plastik. Plus, dalemnya juga ada mainan bunyi2an. Jadi, 1 alat bisa jadi teether, bunyi kaya plastik, bunyi mainannya, bisa diunyel-unyel *unyel-unyel apa dah* kaya bahan dan bisa dibaca juga 😀
Hihi, pas dibeliin dia nafsu banget ngejar ituh bookteether, seneng deh. Tapi, namanya anak kecil dan rasa ingin tahu Naia yang besar, dia jadi cepet bosen dan akhirnya tetep ngejar yang lain, hahaha.
Oh, ada 1 cerita lagi. Waktu di priuk, Naia terlihat bersemangat banget ngeliat gantungan kunci beserta kuncinya yang rame pas diunjukin di depan mukanya. Dia pengen ngeraih2 gitu. Akhirnya, sekalian beli bookteether tadi, saya juga beli yang kaya gantungan kunci juga deh kaya gini:
Heheheh, dasar ya orang tua, seneng aja beliin mainan buat anaknya 😀
Daan sekarang hobinya Naia adalah menjelajah rumah 😛
Udah pernah matiin kipas angin, udah pernah jatohin tas2 bahan, dan udah pernah juga masuk kolong box bayi, hihi.
Etapi gak segitu dianggurinnya ko si bookteether dan si gantungan kunci mainan itu. Kalo lagi pengen diem aja dan cuma gapai2 doank sambil tiduran, dia biasanya ngemut-ngemut atau gigit-gigit tuh teether.
Dan sekarang-sekarang kalo cuma gatel gusi aja ~lagi capek menjelajah rumah~ dia juga masih mau mainan teether yang dulu ko, hihi. Jadi punya banyak teether dah ini si Naia, bisa milih lagi pengen yang mana ^^