Baru saja blogwalking di sela-sela waktu kerja. Dan kali ini saya baca blog kawan saya, Meri 😀
Dan berhenti sejenak di postingan “Keutamaan Seorang Ibu dan Istri dalam Islam”. Subhanallah banget baca betapa banyak ganjaran yang PASTI akan diberikanNya kepada para Ibu dan Istri shalihah, yang dengan ikhlas menjalankan perannya.
Dan ketika semua itu ~tugas seorang ibu dan istri~ dijalankan dengan ikhlas dan senang hati, maka tidak akan terpikirkan lagi ganjaran apa yang akan didapatkannya. Maksudnya adalah ketika semuanya itu ~keinginan untuk selalu melayani suami dan mendapatkan ridho suami serta mendidik anak yang dititipkanNya~ dilakukan dengan penuh kesadaran dan keikhlasan, maka akan keasikan sendiri menjalani itu dan menikmatinya sampai lupa semua tentang balasan yang akan diberikan.
Tapi terkadang, ketika merasa sangat lelah dan capek, mengingat betapa banyak dan besarnya balasan yang akan diberikan meningkatkan semangat untuk bisa bangkit lagi dan menghilangkan rasa lelah dan capek itu. Apalagi kalau bukan kita sendiri yang mengingatkan, melainkan suami. Semangatnya bisa berkali-kali lipat. ^^
Semangat buat para wanita di luar sana yang akan menjadi istri dan seorang ibu..!! ~terlebih buat yang sudah menjadi istri dan seorang ibu~ 😀
Hehehe, lagi-lagi saya ngomongin tentang TORCH. Ini sih kumpulan twit saya waktu itu, lupa hari apanya. Lagi bersantai di rumah, keingetan tentang TORCH, akhirnya cuap-cuap deh di twitter 😛
@momopururu jadi beberapa hari lalu, nonton di salah satu stas TV, lupa kapan dan acara apa. Ada designer kecil yang ikutan jakarta fashion week.
@momopururu eh, yang mau saya omongin sebenernya bukan desain2nya atau bakatnya yaa, bakatnya sih udah sangat diakui yaa
@momopururu tapi saya mau ngomongin kenapa dia bisa tunarungu. emang bukan dia yang mau kan keadaan kaya gitu
@momopururu ibunya ditanya, kira2 begini: (gk pst sih, seinget saya aja), “dari rafi lahir ibu udah tau kalau rafi ini tunarungu?”
@momopururu ibunya jawab, malah sejak hamil trimester pertama, dia udah tau kalau anaknya akan punya kekurangan.
@momopururu nah, ibunya tau dan udah menyiapkan diri anaknya itu akan punya kekurangan karena ibunya terinfeksi salah satu virus TORCH, yaitu Rubella
@momopururu kata dokter virus itu nanti akan mempengaruhi pendengaran, penglihatan atau yang lainnya. intinya pertumbuhannya gk sempurna di kandungan
@momopururu dari situ saya jadi makin concern dgn virus TORCH dan paham kalo hamil itu gak gampang, dr sebelum hamil pun calon bumil harus bener2 sehat
@momopururu sebelum nikah, saya pernah tes TORCH, gak lengkap sih, cuma Tokso dan Rubella aja
@momopururu tes tokso virus lama hasilnya positif tapi virus barunya negatif, agak khawatir juga saat itu.
@momopururu jadi wondering sendiri, kalo2 abis nikah nanti langsung hamil gimana? bahaya gak ya?
@momopururu dan bener aja, setelah sebulan nikah, saya dinyatakan ternyata hamil.. 😀
@momopururu mengingat pas tes Tokso, IgG saya positif, saya memastikan ke dokter kalo saya bisa hamil
@momopururu dan kata dokter, saya bisa hamil karena saya terjangkit virus itu udah lebih dari setahun lalu dan saat ini udah punya antibodinya
@momopururu itu karena tes Tokso yang IgM saya negatif
@momopururu bener aja kalo untuk hamil itu emang perlu persiapan, terutama persiapan kesehatan calon bumil..
@momopururu pas tes tokso IgG saya +, kaka saya yang kebetulan suster di RSB blg saya kebanyakan makan junkfood n makanan gak mateng ~sushi contohnya~
@momopururu jadi sejak itu saya disuruh ngejaga makanan deh dan memperbanyak makan sayur… *karena saya gak suka sayur, jadi bener2 mesti belajar
@momopururu pas itu kesimpulan saya, berarti kalo gak mau terjangkit, ya makanan kita harus sehat..
@momopururu oiya, selain makanan gak sehat, toksoplasma itu bisa dari kotoran kucing, anjing atau unggas..semua itu mengandung parasit Toxoplasma gondii
@momopururu kalo virus Rubella (campak Jerman), Alhamdulillahnya sih IgG n IgM saya negatif waktu itu. Penularannya dari hubungan langsung ama penderita
@momopururu oiya, lupa. Kalo bumil menderita Toksoplasma, akibatnya bisa keguguran janin atau bayi lahir meninggal
@momopururu nah, kalo Rubella, akibatnya bisa menyebabkan bayi lahir cacat (kerusakan otak, kebutaan, tuna rungu, atau bisu)
@momopururu kesimpulan dari penularan Rubella, pencegahan kedua itu menjaga jarak dengan penderita
@momopururu eh, ada satu lagi pencegahan yang kelewat
@momopururu karena tadi toksoplasma bisa ditularkan melalui binatang peliharaan, jadi kurangi kontak dengan mereka
@momopururu 2 virus lagi yang termasuk TORCH itu CMV (cytomegalovirus) dan HSV (Herpes Simpleks tipe II)
@momopururu 2-2nya sama-sama famili herpes dan penularannya juga sama-sama melalui kontak langsung
@momopururu yang HSV bisa juga melalui hubungan seksual
@momopururu Nah, kalo bumil terinfeksi virus CMV bisa mengakibatkan bayinya beresiko mengalami pembesaran kepala, pengapuran otak…[1]
@momopururu pembesaran hati, tuli, atau bentuk kaki dan tangan yang tidak normal [2]
@momopururu karena CMV n HSV sama2 ditularkan dengan kontak langsung, jadi pencegahannya ya hindari penderita 😉
@momopururu nah, infeksi virus HSV menyerang alat kelamin. ciri-ciri penderita HSV itu keputihan n ada bintik pada alat kelamin
@momopururu akibat yang timbul kalo bumil terinfeksi HSV?
@momopururu bayinya lahir dengan kelainan kulit, kulitnya melepuh
@momopururu pencegahan HSV tadi salah satunya dengan menghindari si penderita, termasuk gak berhubungan seksual *yaiyalaah*
@momopururu pencegahan lainnya? dengan menjaga kebersihan alat kelamin, menjaga kebersihan di sini cukup pake air aja sebenernya
@momopururu gak perlu pake sabun2 tambahan / cairan pembersih kaya yang diiklan-iklan :P, dan usahakan tetap kering.
@momopururu nah, sekarang saya mau ngeringkas pencegahan TORCHnya nih 😀
@momopururu dari penjelasan-penjelasan tadi, pencegahannya ada beberapa: 1. makan makanan yang sehat dan bergizi (pastinya), dan matang
@momopururu 2. hindari kontak langsung dengan hewan peliharaan yang membawa virus Toxoplasma gondii (biasanya kucing atau anjing) ~untuk virus Tokso
@momopururu 3. hindari kontak langsung dengan penderita
@momopururu 4. jaga kebersihan diri, termasuk kebersihan alat kelamin
@momopururu nah, buat yang mau hamil, sebaiknya periksa TORCH
@momopururu Kalau ternyata terinfeksi salah satu virusnya biasanya nanti pengobatan dulu atau dikasih vaksin sampai virusnya bener2 bersih
@momopururu walaupun harus menunda kehamilan, yang penting pada saat hamil, bumil bener-bener sehat, biar janinnya juga sehat. 😉
@d_prihandoko:@momopururu tante gw punya tokso. Tp smpt nglahirin anak pertama. Lalu 4 kali keguguran. She need 10y programing to have 2nd son..
@momopururu Lanjut ngomongin TORCH aaah..tapi sekarang ngomongin baca hasil tesnya 😀
@momopururu Tes TORCH ada 2 jenis, IgG dan IgM. Kalo bahasa gampangnya sih IgG itu virus lama IgM virus baru
@momopururu Artinyaa, kalo hasil tes nunjukin IgG positif dan IgM negatif, itu berarti pernah terinfeksi virus setahun yang lalu atau lebih
@momopururu dan karena IgM negatif, artinya saat ini udah gk terinfeksi lagi, tubuh udah mengembangkan kekebalan terhadap virus tokso ini
@momopururu eh, bukan virus tokso aja, segala virus TORCH (tokso, rubella, CMV, HSV) deng :p
@momopururu Kalo hasil tes nunjukin 2-2nya positif, artinya udah 2 tahun terjangkit virus dan saat ini masih terjangkit, butuh pengobatan atau vaksin
@momopururu Kalo IgG negatif dan IgM positif, artinya baru aja terjangkit, belum setahun dan belum hilang virusnya. Butuh pengobatan atau vaksin juga
@momopururu Nah, yang paling aman 2-2 (IgG dan IgM)nya negatif *yaiyalaaah* kan artinya sama sekali gak terinfeksi n belum pernah terjangkit virus TORCH
@momopururu Jadi kesimpulannya, hasil tes yang nunjukin aman dan udah boleh hamil itu yang IgG dan IgMnya negatif atau IgGnya positif dan IgMnya negatif
@momopururu Dan yang perlu pengobatan lebih lanjut serta menunda kehamilannya itu yang IgG dan IgMnya positif atau IgGnya negatif dan IgMnya positif
@momopururu Huehue, sekian aja deh. Semoga twit2 saya hari ini bermanfaat 😀
Oke, segitu aja. Panjang juga yah, fyuh. *lap keringet*
Jadi semakin sesak. Yap, napas saya lumayan semakin sesak. Dulu-dulu sih penasaran rasanya gimana, dibilangin orang-orang dan baca-baca kalo semakin besar hamilnya akan semakin sesak karena baby yang membesar juga, jadinya si baby semakin menekan ke atas.
Pas kehamilan saya memasuki bulan ke-6, jadi gak penasaran lagi deh rasanya kaya gimana. Ya sesaknya kaya gini ini 😛 *gak menjelaskan*
Ulu hati terkadang sakit. Kalo yang ini, gak ada yang memperingatkan. Jadi, waktu pertama kali merasa ulu hati saya sakit, saya bingung, takut kenapa-kenapa. Begitu googling dan tanya kakak saya yang sudah punya 3 anak, ternyata hal ini juga wajar untuk ibu hamil ~yaa, asal cuma nyeri-nyeri sedikit laa~.
Perut kencang. Waktu hamil saya belum besar, saya punya temen yang lagi hamil juga tapi udah lumayan gede. Dia bilang perutnya lagi kencang. Nah, saya wondering juga perut kencang itu rasanya kaya gimana. Dan sekarang saya ngalamin sendiri 😛 Kadang-kadang perut saya kencang banget.
Gimana rasanya perut kencang? Kalo menurut saya sih, perut kencang kaya gini itu kaya perasaan waktu makan kekenyangan sampe perut membuncit, hehehe.
Perut bagian bawah kram. Yang ini sih gak penasaran banget kaya apa sih, cuma waktu itu ngebayanginnya kaya kram perut pas lagi datang bulan aja. Dan ternyata emang bener. Kram perut ini karena kulit perut melebar untuk membesarkan ruangan di dalam perut untuk si baby.
Sering buang air kecil. Jadi semakin sering buang air kecil, karena si baby menekan ke bawah juga ~bagian kandung kemih~. Jadi, kandung kemih gak bisa menampung banyak-banyak urine.
Walaupun rasanya hamil udah gedean itu kaya yang saya sebutin, tapi saya tetep bahagia. Rasa gak nyaman kaya gitu selalu terkalahkan waktu baby ini bergerak-gerak, apalagi waktu babynya merespon saat diajak ngobrol. Rasanya seneeeng banget..!!
Saya itu orangnya jarang sakit, jadi jaraaang banget minum obat. Nah, karena itu saya orangnya gak bisa nelen obat deh.
Image by me @momopururu
Jadi, dulu waktu kecil kalo sakit dikasihnya obat puyer atau sirup. Tapi begitu sakit lagi, saya udah lumayan gede dan gak mungkin kalo saya masih minta puyer atau sirup ~ini gengsi doank sebenernya, dan malu juga si~. Walhasil saya dikasih obat berupa pil ~apa tablet yak~ pokonya yang mesti ditelen langsung.
Tadinya saya bingung gimana cara minumnya karena begitu saya coba masukin ke mulut dan minum air, obatnya masih nempel di lidah, gak keikut air masuk ke kerongkongan. Jadinya yang ada saya malah kembung, 1 pil/kapsul/tablet, airnya 1 gelas. Jadi, mulai saat itu saya kalo minum obat biasanya digigit dulu (pait sih pastinya) atau saya gerus dulu sampai halus baru saya campur dengan air di sendok (yaa, kaya obat puyer gitu deh cara minumnya :P)
Sampai trimester pertama kehamilan, saya masih aja begitu kalau minum obat. Jadi, suplemen yang dikasih dokter yang berupa kapsul itu saya keluarin isinya aja, dicampur air di sendok baru diminum. Tapi dengan cara begitu rasa suplemennya jadi kuat banget dan saya jadi ngerasa eneg banget. Akhirnya pelan-pelan saya belajar biar bisa nelen obat.
Awal-awal nyobain nelen langsung masih sama kaya waktu sebelum hamil. Obatnya satu, airnya segelas, kembung kan?
Pemeriksaan kandungan terakhir, HB saya rendah, jadi suplemen saya ditambah 1 yaitu penambah darah dan itu juga lumayan bikin eneg. Jadi, saya semakin mulai membiasakan diri buat nelen obat pake air. Sekarang sih lumayan, 1 gelas buat 2 suplemen 😛
Alhamdulillahnya sih sekarang udah terbiasa, walaupun belum jago2 amat ~halah, minum obat aja jago~ dan masih kembung-kembung juga. Tapi lumayan laah, saya udah bisa nelen obat. Terima kasih yaaa babykuu :*
Haha, kali ini saya memutuskan untuk lahiran di Rumah Sakit yang lain lagi. Di sebelumnya, saya memutuskan untuk lahiran di RS. Bunda Margonda dengan dr. Shinta Utami.
Tapii, setelah dikasih tau sama sepupu suami saya kalau di RS. JMC (Jakarta Medical Center) itu biaya lahirannya lumayan lebih murah dari RS. Bunda Margonda dan ternyata ada dr. Shinta Utami juga, which is dokter kandungan yang sama dengan sekarang, saya dan suami akhirnya kepikiran untuk pindah Rumah Sakit lagi 😛
Kebetulan tanggal 9 Januari 2012 kemarin adalah jadwal periksa kandungan ke dr. Shinta. Nah, itu saya masih periksa di RS. Bunda Margonda. Alasannya karena nanti sekalian tanya langsung ke dokternya bener gak dia juga praktek di JMC.
Ternyata bener, yaudah akhirnya kita bilang kalau bulan depan mau periksanya di situ aja. Dokternya juga bilang di JMC emang lebih murah, dan kalo mau pindah RS, silakan aja katanya. Terus dijadwalin untuk pertemuan selanjutnya deh, tanggal 6 Februari 2012, sekalian dia ngasih jadwalnya dia di JMC.
Terus, sekalian aja kita liat-liat kondisi kamar di dua RS itu, survey gituu 😛
1. RS Bunda Margonda
Image by indoplaces
Setelah tanya-tanya di RS. Bunda Margonda, kita diijinin buat ngeliat kamarnya, tentunya kamar yang kosong yaa, kalau gak ada yang kosong kan nanti ngeganggu pasien, hehe. Ruangan yang saya liat itu kelas utama dan kelas Perdana.
Begitu liat ruangan Perdananya, dalam pikiran saya: “enak bener ini ruangannya, sendirian, gede, fasilitasnya lumayan lengkap (AC -pastinya-, TV, kulkas, telepon, kursi dan meja tamu, sofa bed -untuk tidur suami-, n kamar mandinya enak)”, tapi pengennya yang utama aja. Eh sayangnya yang kelas utama itu 1 kamar untuk 2 orang (saya kan pengennya yang sendiri, huhu), tapi ada kulkasnya sih yang bikin lumayan, walaupun kulkasnya juga berdua.
Ok, cukup deh liat-liat kamar di RS. Bunda Margondanya. ~Sayang kemarin batere kamera saya habis, jadi gak sempet buat fotoin kamarnya, huhu~
Nah, mumpung sekalian keluar, akhirnya kita ke RS. JMC juga buat liat-liat kamar juga. Saya pikir tadinya karena kita bukan pasien situ, gak akan dibolehin untuk liat-liat kamarnya, ternyata dibolehin, yeay.
2. RS JMC
Image by JMC from http://rsjmc.com
Di sini, kita liat kamar yang kelas Utama dan VIP. Oiya, kelas Perdananya RS. Bunda Margonda itu maksudnya kelas VIP, tapi di sana nyebutnya Perdana. Kelas Utama yang di sini dibagi lagi jadi 3, pembagiannya sesuai luas kamarnya. Yang kemarin kita liat itu yang kelas Utamanya paling gede.
Di kelas utama ini aja kita udah ngerasa kaya kelas VIPnya Bunda Margonda, soalnya fasilitasnya hampir sama. Yang ngebedain itu di kelas Utama JMC ini gak ada kursi dan meja tamunya, ya gapapa lah yaa, yang penting ada sofabed untuk suami tidur. Di kelas VIP RS JMC ini yang bikin beda itu kamar mandinya lebih gede banget. Tapi saya pikir buat apa lah ya kamar mandi gede2 banget, di kelas utama saya rasa udah cukup nyaman kamar mandinya 😀
Eiya, mantepnya, di JMC ada paket kamar yang namanya “Suite Room”. Harga paket kamar Suite Room ini gak beda jauh ama harga kamar kelas Utamanya RS. Bunda Margonda.
Paket Suite Room ini maksudnya itu kita dapet khusus 1 lantai sendiri, udah beneran kaya rumah. Ada ruang tamu, ruang keluarga, dapur, dsb, pokonya beneran kaya rumah jadinya ~hotel lebih tepatnya~. Kemarin pas ke lantai 3, kita nyasar ke Suite Room orang 😛 Kayanya Suite Room ini cocoknya buat pasien yang penyakitnya berat dan dirawatnya lama banget kali ya. Yang jelas, kita gak milih ini 😛
Oiya, di JMC ini tapi gak ada kamar bayi, jadi semua pasiennya harus rooming in ama babynya. Saya pikir, baguss..!! Karena yang saya baca-baca ~di sini~, rooming in yang emang perlu banget. Karena bayi baru lahir emang butuh selalu deket ama orang tuanya.
Kalo di RS. Bunda Margonda, walaupun mereka juga mengharuskan rooming in, tapi tetep ada kamar bayi, dan harga paket tiap kamarnya itu udah termasuk kamar bayi. Jadi, walaupun nantinya rooming in, bayarnya tetap sama dan tetap bayar biaya kamar bayi jadinya. Ini yang bikin kita tambah yakin buat lahiran di JMC aja.
Mudah-mudahan setelah ini gak labil lagi 😛 ~yup, it’s the final decision~
Baru saja menyelesaikan baca buku ini: “Semiliar Cinta untuk Ayah”.
Image by me @momopururu
Yak, dari judulnya aja ini adalah kisah tentang ayah. Dan memang buku ini adalah kumpulan cerpen yang semuanya mengisahkan tentang ayah mereka dan pendapat mereka mengenai ayahnya. Mulai dari yang ayahnya galak, aneh, baik, sampai yang gak punya ayah.
Ada 1 cerpen yang sampai si penulis menuliskan cerpennya, si penulis tetap gak tergugah hatinya untuk mulai menyukai ayahnya ini. Bahasa gampangnya sih, masih membenci ayahnya sampai saat si penulis nulis itu. Judul cerpennya “Produk Gagal”.
Ada juga yang menceritakan pamannya, bukan ayahnya. Karena memang, dia ditinggal ayahnya sejak kecil. Bukan karena ayahnya meninggal, tapi karena ayahnya meninggalkan ia dan ibunya dan menikah dengan wanita lain. Dan sejak saat itu, dia bener2 putus hubungan/komunikasi dengan ayahnya itu. Judulnya “Hidup Tanpa Ayah”
Ada lagi yang kisahnya sedikit bikin saya sedih ~sampe bikin saya nangis, huhu~. Eh, tapi sedihnya bukan karena ceritanya yang sedih, tapi bikin saya inget gimana kehidupan saya sendiri dan jadi mensyukuri yang ada sekarang.
Tapi, ada juga beberapa cerpen yang agak sedikit monoton. Maksudnya monoton adalah, kisahnya sama aja, sejenis gitu. Jadi, begitu baca awalnya mirip, saya udah nebak akhirannya gimana.
Afterall, buku ini bagus untuk mengingatkan kita kembali tentang ayah. Jadi, gak melulu tentang ibu.
Ibu memang harus kita hormati, bahkan tiga tingkat di atas ayah. Namun, tahukah kalian, di hari akhir nanti saat pengadilan Tuhan tiba, di pundak seorang ayahlah tanggung jawab terberat itu berada
Saya suka sekali menggunakan nama ini, entah kenapa. Judul blog saya momopururu. Twitter saya momopururu. Judul plurk saya momopururu. Facebook pun momo.pururu. Awalnya sih kepengen momo aja, tapi kependekan, akhirnya saya karang-karang lagi jadi momopururu.
Dan, kata momo sendiri itu muncul dari tokoh di suatu drama yang saya suka, hehehe. Waktu itu nonton drama Jepang, judulnya kimi wa petto, yang main Matsumoto Jun. Nah, di situ dia dikasih nama momo ama majikannya. Karena saya suka banget ama Matsumoto Jun, akhirnya saya juga jadi suka banget ama nama momo.
Ini dia penampakan si momo itu 😛 :
Image by riechanster
So, if you ever heard about momopururu, maybe it was me 😛
Waw, just read my husband’s tumblr about what does it feel, to know that you’ll be father? And yea, the title is taken from his title 😛
So, what does it feel to know that I will be a mother?
Image by A.casa.do.Guaxinim from flickr
First of all, I still can’t believe that I am married and pregnant now. The first trimester, I haven’t felt the pregnancy. One of the reason is my belly has not seemed so big. The only thing that make me felt the pregnancy is the sensation (morning sick, feels so tired every time, and the nausea). I’m just so excited to have a living thing in my body. But now, I am more aware that I will be a mother in 3 or 4 months later.
The second, I’m so happy. Off course I’m happy. We immediately blessed by a pregnancy after 1 month of marriage. Not every husband and wife experienced this. Many of them even have a child after 10 or more years of marriage. So, I don’t have any reason not to be happy.
Third, I’m still to scared to have some children and raise him/her well. I’m scared that I can’t be a good mother and always blame the child if he/she do some mistake. I’m scared that I give my children labels (such as bad boy/girl, stupid, or something else). I’m scared that I can’t give them good education, good environment, and everything that they need. But, I always believe that all of the fear will give me the strength to be a good mother, even a great one :D.
There are some more, but I don’t know how to explain it. If you experiencing this yourself, you will understand.
Hope we will always healthy and I can give a normal birth (not by induced, vacuum, or even caesar surgery) this April. Amen. Pray for us too, will you?
Thanks.! 😀
~ Using English just because I have just read the post in English 😛
Hihi, seru di trimester kedua ini. Kenapa? Karena si baby mulai bergerak-gerak. Saya jadi ngerasain sensasi aneh di perut 😛
Yaa, awal ngerasain baby ini bergerak (gerakannya bener-bener masih haluuus banget) itu rasanya aneh, lucu, + excited. Gak sabar untuk ngerasain baby-nya bergerak lagi.
Si baby juga sering ngejailin papahnya :P. Begitu gerakannya mulai terasa dari luar dan mulai kenceng, saya bilang suami biar dia bisa ikut ngerasain. Tapi begitu suami saya megang perut saya, dia berhenti bergerak, bener-bener gak mau gerak lagi. Begitu suami ngangkat tangannya, dia bergerak lagi, dan lumayan kenceng lagi. Begitu deh seterusnya, bener-bener lucu :P. Tapi akhir-akhir ini dia sering juga ko bergerak kalo suami saya lagi nempelin tangannya ke perut saya.
Gambar di atas adalah gambar baby saya di minggu ke 21. Waktu periksa kandungan terakhir, dokternya nawarin buat ngeprint hasil USGnya, karena umur segitulah terakhir keliatan seluruh tubuh baby di layar USG, selanjutnya cuma kepala, kaki, atau badannya aja. Tapi ini juga kurang kaki sih, harusnya di pemeriksaan sebelumnya yang bener-bener keliatan utuh, tapi dokter sebelumnya gak nawarin buat ngeprint hasil USGnya, jadi kita gak kepikiran untuk ngeprint biar babynya keliatan seluruh tubuhnya, huhu.
Saat di USG itu si baby juga bergerak-gerak, aktif banget, jadi lucu sendiri, hehehe
Yaak, periksa kandungan berikutnya tanggal 9 Januari nanti. Gak sabar pengen liat babynya lewat USG lagi 😛
Can’t wait for his/her birth next April (perkiraan lahirnya bulan April 2012 nanti soalnya) 😀
Hehe, periksa kandungan bulan Desember ini saya memutuskan untuk ganti Dokter :P. Tadinya saya periksa sama dr. Rina Fajarwati, SpOG di RS Harapan Bunda, sekarang jadi periksa sama dr. Shinta Utami SpOG di RS Bunda Margonda. Bukan berarti dokter yang sebelumnya gak capable atau gimana yaa, cuman saya milih Rumah Sakitnya untuk lahiran.
Setelah periksa kandungan di bulan November kemarin, kita (saya dan suami) malah baru nyari-nyari Rumah Sakit mana yang cocok untuk lahiran bayi saya ini. Harusnya dari awal mau periksa kehamilan sih udah mikirin nantinya bakal lahiran di mana, karena keputusan itu mempengaruhi dokter yang meriksa juga, hehe.
Kita cuma survey harga dan fasilitas di 3 RS sih, RS Harapan Bunda (di Pasar Rebo), RS Bunda Margonda (dari namanya pastinya ini ada di Jl. Margonda Depok), dan RS Hermina (yang ini sih bisa di Depok atau Sunter tempat kaka saya kerja).
Saya gak tau sih fasilitas di RS Harapan Bunda itu gimana, pastinya sih fasilitas standar RS lah, tapi RS Bunda Margonda n Hermina bisa rooming in, jadi begitu bayinya lahir dan setelah IMD, dia bisa langsung masuk ruang perawatan ibunya, satu ruangan aja, gak dipisah di ruangan bayi gitu, jadi bener-bener memungkinkan banget buat ngasih ASI Eksklusif.
Tadinya pengen di RS Hermina Sunter tempat kaka saya kerja itu, tapi ribetnya kan rumah saya sekarang udah gak di Priuk, jadi 2 minggu menjelang perkiraan kelahiran saya harus stand by di rumah ortu saya di Priuk. Tapi, karena kita (saya dan suami) memutuskan pengen ngerasain deg2an menjelang kelahiran berdua di rumah kontrakan kita ini aja, jadi kita pilih yang terdekat dari sini aja, yaitu RS Bunda Margonda (yang aksesnya gampang sih, cuma 1x naik angkot) 😛
Yap, sejak awal kehamilan saya baca buku ini, sangat membantu saya mengetahui semua seluk beluk kehamilan. Di sini tuh semua pengetahuan tentang kehamilan dijelaskan lengkap. Dari mulai trimester pertama (bahkan dari mempersiapkan kehamilan sih) sampai kelahiran. Dari mulai perubahan-perubahan fisik, keluhan-keluhan saat hamil, asupan gizi, sampai perkiraan kelahiran dijelaskan di sini.
Saya sekarang sudah membaca sampai bagian trimester kedua (jelas laah, kan saya sekarang memang sudah memasuki trimester kedua :P). Sebenernya sih udah masuk bagian trimester kedua dari bulan pertama kehamilan, tapi saya pending bacanya, hehe. Biar kalo saya baca, saya bisa ngangguk-ngangguk sendiri karena merasa apa yang saya rasakan sekarang sama dengan yang ditulis di buku 😀
Yap, saya baru saja menjalani tes Toksoplasma. Apa itu toksoplasma? Rasanya blog ini cukup menjelaskan..hehe 😀
Sebelum menikah, saya pernah tes kesehatan yang di dalamnya ada tes TORCH. Apa itu TORCH? Gampangnya, TORCH itu adalah kelompok infeksi yang disebabkan oleh beberapa jenis virus, salah satunya adalah virus toksoplasma ini (Toxoplasma gondii). TORCH juga akronim dari Toxoplasma, Rubella, Cytomegalovirus, dan Herpes Simpleks Virus (HSV). Jadi, tes TORCH itu tes untuk menunjukkan kalau kita pernah atau sedang terjangkit salah satu dari beberapa virus tadi. Tes lengkapnya sih ada 8. kenapa 8? karena masing2 tes diperiksa untuk virus lama dan virus baru. IgG untuk virus lama dan IgM untuk virus baru. Saya waktu itu hanya menjalani tes yang Toxoplasma (IgG dan IgM) dan Rubella (IgG dan IgM), karena ke4 tes itu yang ada di paket tes kesehatan waktu itu (pre-marital checkup) 😛
Oiya, tes TORCH cukup penting loh, karena virus-virus tersebut yang bisa membahayakan keadaan ibu dan bayi sewaktu hamil. Dengan terjangkit salah satu virus, bisa menjadi salah satu penyebab bayi prematur, keguguran, hingga kematian pada janin. Makanya perlu menjalani tes ini sebelum merencanakan kehamilan. Karena, kalau ada salah satu yang bernilai positif, kita harus menjalani penyembuhan dulu baru aman untuk hamil.
Nah, hasil tes TORCH saya sebelum menikah itu menunjukkan kalau toxoplasma IgG saya positif dan angkanya cukup besar, tapi IgMnya negatif. Harusnya sih gapapa, karena IgG termasuk virus lama, yang seharusnya tubuh saya sudah membentuk antibodi sendiri untuk memusnahkan virus itu. Maka dari itu saya gak menjalani penyembuhan atau semacamnya, cuma menjaga diri aja dengan menghindari kucing (bukan kucing aja sih, tapi umumnya sih kucing) dan makanan setengah matang, juga lebih rajin makan sayur (atau makanan sehat lainnya).
Tapi, menurut dokter kandungan saya, dan kakak saya yang kebetulan seorang suster di rumah sakit bersalin, menyarankan kalau sebaiknya saya menjalani tes lagi, untuk memastikan kalau virusnya sudah benar-benar hilang. Karena, bisa aja toxoplasma IgG yang positif itu malah awal dari munculnya virus kalau setelah tes ulang hasilnya positif dengan angka yang lebih besar dari sebelumnya ~menurut dokter.
Tadinya mau menjalani tes ulang toxoplasma ini di awal-awal kehamilan, tapi malah keundur ampe hari ini. ~oh iya, yang sekarang saya hanya menjalani tes toxoplasma IgG dan IgM, Rubella enggak karena tes sebelumnya hasilnya negatif.
Yah, semoga hasil tes kali ini negatif untuk kedua-duanya (toxoplasma IgG dan IgM) biar saya dan bayi yang saya kandung sekarang ini sehat-sehat. Amiiin…
Yak, lumayan banyak juga yang berubah pada saat hamil. Yaa, kerasa beda di trimester pertama sih, trimester kedua kayanya nanti udah bisa membiasakan diri. Di trimester pertama kaya gini, badan masih kaget karena sedang terjadi perubahan besar banget. Hormon kewanitaan sangat meningkat pesat, jadi makin sensitif, labil, dan segala perubahan lain yang memang dialami oleh ibu-ibu hamil lainnya.
Saya pun sekarang merasakannya. Awalnya sangat berharap kalo kehamilan ini gak bikin gimana-gimana. Eh, maksudnya gimana-gimana itu mual yang sangat amat sampe muntah-muntah. Mual-mual sangat wajar saat hamil, saya tau itu. Saya gak berharap gak mual, cuman jangan sampe muntah lah. Tapi nyatanya harapan tinggal harapan :p. Beberapa kali gak tahan akan rasa mual ini sampe muntah-muntah lumayan banyak. Abis makan, makanannya dikeluarin lagi. Makanan juga jadi tambah pilih-pilih. Sekarang pilih-pilihnya bukan karena gak suka atau apa, tapi karena emang beberapa makanan sangat membuat tambah mual.
Oiya, terus sekarang penciuman saya juga lebih sensitif sekali. Bahkan sampe gak tahan sama bau badan suami sendiri :p, maaf yaa ilmanakbar. Bau cucian piring juga kadang-kadang bikin eneg. Pengennya sih piring-piring langsung dicuci sehabis makan, tapi baru sebentar nyuci aja udah mual-mual, akhirnya harus dialihkan ke suami deh.
Terus, saya juga makin males. Males ngapa-ngapain (yap, yap, termasuk kerja juga jadi males :p), sampe males mandi juga, wekekek. Tapi tenang, minimal sehari saya mandi kok, walaupun cuma sekali dan mandi bebek juga, hehe.
Hum, apalagi ya. Dan, maunya ngemil mulu. Laper terus perutnya. Tapi tetep yang bisa dicemilin itu yang bisa diterim perut, gak segala macem cemilan bisa dimakan. Harus milih yang sehat dan bisa diterima perut.
Terakhir, perubahan berat badan. Ini sih pasti :p. Tapi saya sekarang baru naik 1 kg, jelas karena masih awal banget. Baca di buku pregnancy juga emang trimester pertama masih belum kerasa perubahan berat badan atau perut.
Dan banyak juga makanan-makanan yang harus dihindari karena gak baik untuk perkembangan janin, kaya mie instan (yang jelas yang banyak MSGnya), hati (atau produk hati), makanan laut mentah (sushi), daging-dagingan mentah atau setengah mateng, dan makanan yang bikin panas perut *gak tau bahasa bagusnya apa* (contohnya kaya buah nanas, duren, tape ketan). Jadi, walaupun pengen banget makan mie instan (baca: indomie), suami sangat melarang (apa daya kalo suami udah ngelarang, hiks). Padahal dulu sebelum nikah suka banget makan mie instan. Gak sampe tiap hari juga sih makannya, itu sih gak sehat. Setidaknya lumayan sering lah, tapi sekarang? hiks, hiks T_T
Haha, umur kehamilan baru 7 minggu, long way to go. Mudah-mudahan gizi saya cukup deh ampe 7,5 bulan ke depan jadi janin ini bisa berkembang sempurna dan sehat. Amiiin.