Game Seru dari Running Man

Hihihi, lagi demen banget nontonin running man malah jadi dapet inspirasi game-game seru yang bisa dimainin sama anak nanti 😛

Mau dicatet di blog biar inget dan ~mungkin~ bisa dijadikan inspirasi juga buat yang baca 😀

  1. Petak umpet. Udah biasa sih, tapi yang bikin gak biasa itu di running man bukan 1 orang jaga dan sisanya ngumpet, tapi bikin 2 tim, tim yang satu nyari tim yang ngumpet. Nah, tim yang ngumpet ini gak sekedar ngumpet, tapi menjalankan “misi”. Misinya sih terserah bisa apa aja, bisa nemuin boneka ~kaya di running man eps 7~ atau apa aja. Di running man, banyak episode yang main petak umpet ini, terutama episode awal2 😀
  2. Sambung kata. Kalo ini cuma salah satu permainan kecil di running man, kalo gak salah sih di episode 11. Peraturannya satu orang nyebutin satu kata dan orang berikutnya nyebutin kata yang lain tapi pake suku kata terakhir orang pertama. Misal: Kata-Takut-Kutilang-Langsung-dst
  3. Role Game. Yang ini permainan peran. Kaya jadi tukang jualan ~jualan di pasar atau penjual makanan gerobak kecil, terus jadi karyawan, dst. Salah satu episode yang ada permainan peran kaya gini di episode 37 dan 96 (guestnya Park Ji Sung).

    Running Man Episode 37
    Running Man Episode 37
  4. Detektif2an ~apa nama bagusnya yak?, penyelidikan lah pokoknya~. Kalo yang ini ada di episode buanyak banget, haha. Jadi, ada episode yang salah satunya jadi spy (mata-mata) yang lainnya harus nemuin petunjuk siapa mata-mata itu sebelum dia mengeliminasi yang lainnya, ada di episode banyak, haha *gag apal* :P. Ada juga yang salah satunya jadi penjahat dan menjalankan misi + eliminasi pemain lainnya dan yang lainnya harus caritau siapa kriminal itu tanpa ada hint ~kaya di episode 51-Thailand dan 62-China.
  5. Kekuatan super. Heheh, sebenernya menentukan yang terkuat, tapi masing-masingnya dibekali “kekuatan super” yang cuma bisa dipake 1x. Contohnya di episode 74. Baru banget nonton kemaren dan menurut saya episode ini paling seruu, hahaha. ~Eh, tapi yang ada kekuatan supernya ada lagi sih di episode 96 (main bola pake kekuatan super)

    running man episode 74
    Running Man Episode 74

*Kalo nemu lagi tambahin lagi aaah 😀

Heheheh, baru banget keranjingan nonton running man dan baru segini game yang bisa diinget. Makin gak bisa berenti nontonnya karena liat banyak game yang nanti bisa dimainkan sama anak 😛

Supir Taksi & Gendongan

Sebelum kejadian kemarin, saya percaya sekali dan yakin kalau memang masih banyak orang-orang baik yang akan mengembalikan barang temuannya, apapun barang itu. Tapi, saya hanya sebatas yakin tanpa ada rasa kagum yang begitu sangat.

Kemarin, ketika saya mengalami sendiri dan membuktikan bahwa memang ada orang seperti itu, saya benar-benar menjadi kagum akan kebaikannya dan semakin sangat kagum akan kebesaranNya.

Jadi, ceritanya kemarin itu kita (saya, suami, dan Naia) ingin pulang dari rumah orangtua di priuk dan kembali ke kontrakan. Karena barang bawaan kita cukup banyak, akan merepotkan sekali kalau kita nekat naik angkutan umum, akhirnya kita memutuskan untuk naik taksi.

Biasanya kalau kemana-mana itu Naia pasti saya gendong pake gendongan, tapi kemarin enggak karena saya ingin Naia bisa bergerak bebas di taksi itu. Jadilah gendongan yang saya bawa saya pegang-pegang aja, di taksi juga digeletakin aja.

Begitu sampai rumah dan turun, saya bertugas bawa Naia dan tas kecil dan suami bertugas bawa barang-barang besar yang ada di bagasi. Begitu cerobohnya saya sampai melupakan si gendongan bayi itu ~padahal itu paling penting~ huhu.

Baby Carier
Gendongan

Ketika mengecek barang di bagasi, suami yakin kalau sudah tidak ada barang apapun lagi. Sedangkan saya, saya mengecek barang yang ada di bangku, dan saya sangat yakin kalau sudah gak ada barang apapun lagi.

Pas di rumah, ketika suami mau menjemur pakaian  yang dicuci, barulah kita sadar kalau gendongan itu tidak ada, hiks. Dicari-cari di dalam dan sekitar perjalanan ke rumah gak ada. Begitu diingat-ingat lagi saya yakin kalau gedongan itu ketinggalan di taksi yang tadi, dan mungkin ada di bawah bangku penumpang. Hiks, hiks, saya benar-benar sedih. Masalahnya, gendongan yang kita punya itu bagus dan itu merupakan hadiah dari teman-teman kuliah kita. Dan saya sangat menyesal sudah menghilangkan itu.

Sampai suami ke warung dan membelikan saya minuman untuk menyegarkan diri, saya masih sedih. Walaupun akhirnya suami berusaha membujuk dan menenangkan hati saya, tetap saja gak mempan menghilangkan kesedihan saya. Sampai akhirnya suami mengeluarkan kata-kata yang benar-benar membuat saya sadar.

Sudahlah, kembalikan ke yang punya

Jleb, seketika itu saya tersadar dan hati saya benar-benar menjadi tenang. Kenapa saya harus bersedih? toh semua memang hanya titipan bukan? hehe. Yang punya itu maksudnya siapa? Ya Allah. Apapun jenis dan bentuknya, semua yang ada di dunia pasti milikNya kan? Dan Dia berhak menitipkan itu pada siapa saja 😀

Sudah tenang akhirnya kita lanjut makan sambil bersantai ~oiya, di luar sedang hujan saat kita makan ini~. Saat makan tiba-tiba pintu kontrakan kita diketuk dan orang itu mengucapkan “Assalamu’alaikum”. Ternyata, jeng-jeeeng, si bapak supir taksi yang tadi balik lagi dan mencari rumah kontrakan kita untuk ngembaliin gendongan yang tadi ketinggalan di taksinya, huhu. Sangat-sangat terharuu Kita mau ngasih sekedar uang ganti dan uang repot sebenernya, tapi begitu dikejar dia sudah pergi dan sudah tak terlihat lagi.

Kita sama sekali lupa siapa namanya, gak nyatet nomor taksinya, apalagi nyatet nomor plat taksinya. Yang kita benar-benar ingat itu dia adalah supir taksi Putra.

Taksi Putra
Taksi Putra

Sekarang balasan untuknya benar-benar hanya bisa diserahkan kepada Allah. Semoga si bapak supir taksi itu selalu diberkahi dan dilimpahkan rejekinya serta dijaga keikhlasannya, Aamiin.

8 Cara Membuat Anak Mandiri

Sore-sore iseng browsing pengasuhan anak nemu artikel lama tapi bagus, saya copy aja deh ke sini 😀

Mempunyai anak mandiri, siapa yang tak ingin? Anak yang mandiri, artinya dia bisa melayani kebutuhan sendiri dan bertanggung jawab terhadap diri sendiri.

Untuk membentuk anak menjadi mandiri, bukanlah hal sulit, asal Anda telaten dn konsisten. Berikut ini kiat membentuk anak mandiri:

  1. Awali dengan keterampilan mengurus diri sendiri. Mulai dari makan, menggosok gigi, dan memakai baju sendiri.
  2. Berilah waktu untuk bermain bebas di mana mereka bisa mengembangkan idenya sendiri, sekaligus belajar menghibur dan menyibukkan diri sendiri.
  3. Bertambah besar, mereka bisa membantu tugas rumah tangga seperti menyiram tanaman atau membuang sampah.
  4. Bila semua berlangsung dengan baik, mereka sebaiknya dibiarkan mengatur waktunya sendiri dalam urusan sekolah dan pergaulannya. Orangtua hanya ikut campur bila mereka merasa sang anak melen ceng dari jalurnya.
  5. Anak-anak harus diberi tanggung jawab dan dimintai pertanggungjawabannya bila mereka tak memenuhi tugasnya. Ini akan memberi perasaan penting dan mereka akan merasa bahwa orang tua mereka memercayai mereka melakukan tugas itu.
  6. Kondisi badan yang fit dan kuat adalah bagian penting dari perasaan kompeten dan mandiri. Anak harus didorong melakukan olahraga dan kegiatan di alam terbuka.
  7. Izinkan anak menentukan tujuannya sendiri, kecuali bila Anda merasa mereka memilih jalan mudah sementara Anda tahu benar kemampuan mereka jauh lebih tinggi.
  8. Ingatlah selalu, Anda tak akan selalu berada di samping mereka, melindungi mereka saat meng hadapi cobaan dalam hidup mereka. Yang terbaik bantulah mereka menjadi orang yang mandiri.

Sumber artikel: http://kolom.abatasa.com/kolom/detail/parenting/608/ini-lo-8-cara-agar-anak-mandiri.html

Parenting Style by Diana Baumrind

Jadi, beberapa waktu lalu, kawan saya ikhma menyarankan untuk follow twitter @SuperbMother, berhubung saya udah emak2 yak 😛

Yaudah saya follow deh, lumayan, tiap hari ada kultwit berguna sekitar parenting dan pernikahan, hehe. Nah, ini ringkasan kultwit parenting style dari @SuperbMother itu. Saya posting di blog ini sih sebenernya buat saya sendiri, kalo lagi pengen baca2 tentang parenting lagi tinggal baca di blog deh, gak usah bingung2 nyarinya, hehe.

Jadi kultwitnya itu ngomongin tentang tipe-tipe pengasuhan menurut Diana Baumrind, psikologis ternama. Setelah saya googling, ternyata banyak referensi tentang ini, yaudah deh, semakin lengkap yang bisa ditulis :D.

Nah, menurut Diana Baumrind ada 4 tipe pengaasuhan yang sering dilakukan oleh orangtua. Kalo digambarin pake skema sih kaya gini gambarnya:

four-basic-parenting-styles-model-diana-baumrind
4 Parenting Styles

Yang pertama itu tipe pengasuhan AUTHORITARIAN (Pengasuhan Restriktif). Tipe pengasuhan ini sering juga disebut tipe pemaksa. Orangtua tipe ini punya aturan yang sangat ketat dan HARUS diikuti oleh anak-anaknya tanpa ada diskusi. Mereka juga cenderung memaksakan kehendaknya serta tidak mentoleransi adanya kesalahan kecil.

Authoritarian Parenting
Authoritarian Parenting

Nah, sisi positif dari tipe ini adalah adanya aturan-aturan dan orangtua jadi punya kontrol penuh terhadap anak-anaknya. Tapii, kelemahannya justru di tidak adanya toleransi sikap tadi. Bisa-bisa anak jadi tidak terkontrol kalau di luar rumah, berhubung di rumah banyak sekali aturan yang mengikat. Anak juga bisa terlalu agresif atau terlalu malu di lingkungan sosialnya. Singkatnya, orangtua kurang responsiflah terhadap keinginan dan kepentingan anak, hiks.

Tipe kedua itu tipe AUTHORITATIVE. Tipe ini yang banyak disarankan dan yang dirasa paling pas dalam mendidik dan mengasuh. Kenapa begitu? Karena tipe ini memungkinkan adanya diskusi dan keterbukaan dengan anak tapi tidak meninggalkan aturan-aturan dan batasan-batasan. Malah aturan-aturan yang berlaku bisa jadi adalah hasil kesepakatan orangtua dan anak.

Authoritative Parenting
Authoritative Parenting

Jadi, dengan pengasuhan seperti ini, di dalam rumah selalu tercipta suasana demokrasi, selalu tercipta keterbukaan antar anggota keluarga. Sudah terbayang kan kalau tipe ini adalah tipe pengasuhan terbaik. Pengasuhan authoritative ini bisa membuat anak tumbuh jadi anak yang bertanggung jawab, percaya diri, dan bahagia.

Yang ketiga, tipe NEGLECTFUL (Uninvolved Parenting). Yang ini tipenya itu cueeek banget, gak peduli anaknya mau ngapain. Biasanya buat orangtua yang super sibuk, jadi sama sekali gak ada waktu buat anaknya. Atau bisa juga orangtua yang emang males 😛 Jadi, terkadang nonton TV lebih baik daripada ngurus anak, huhu.

Neglectful Parenting
Neglectful Parenting

Tipe yang kaya gini bisa mengakibatkan anak tidak punya kontrol akan dirinya. Jadi kebayang kan kalau di masyarakat akan seperti apa anak yang diasuh oleh orang tua tipe neglectful ini?

Terakhir, tipe INDULGENT (Permissive Parenting). Nah, kalo ini justru sangat-sangat terlibat dalam kehidupan anak. Tapii, kuraang banget aturan dan selalu mengikuti apa maunya anak. Tipe ini yang bisa mengakibatkan anak itu menganggap dirinya Raja dan harus selalu dituruti juga kurang menghargai orang tuanya dan orang sekitar.

Permissive Parenting
Permissive Parenting

Jadi kalau disimpulkan:

  1. Authoritarian -> Tinggi akan aturan tapi sangat kurang responsif
  2. Authoritative -> Tinggi akan aturan, tinggi juga responsifitas orangtua terhadap anak.
  3. Neglectful -> Rendah atau tidak punya aturan juga tidak responsif terhadap anak.
  4. Indulgent -> Rendah atau tidak punya aturan tapi sangat responsif terhadap anak.

Sebenernya sih udah dibikin chirpstory-nya sama @SuperbMother sendiri di: http://chirpstory.com/li/46110

Nah, chirpstory-nya saya bikin ulang, soalnya yang asli urutannya tebalik, jadi bacanya mesti dari bawah. Jadi, saya bikin biar bisa dibaca dari atas, nih dia: http://chirpstory.com/li/46704. 😀

Oiya, postingan ini juga tidak sepenuhnya mengacu ke kultwitnya @superbMother sih, ada yang dari All About Motherhood dan Positive Parenting.

37 Kebiasaan

Oke, jadi beberapa waktu lalu saya dan suami sepakat untuk memberikan bacaan ringan ke tetangga sebelah tentang pengasuhan anak. Heheh, bukan berarti kita udah paham, ya sama-sama belajar sih, cuman pengen aja ilmunya gak cuma kita yang punya, tapi semua orang tua juga punya, dimulai dari yang terdekat 😀

Nah, nemu buku bagus deh waktu jalan sambil kondangan ~heheh~ karangan ayah Edy, judulnya sih “Mengapa Anak Saya Suka Melawan dan Susah Diatur?” tapi sub judulnya “37 Kebiasaan Orangtua yang Menghasilkan Perilaku Buruk Pada Anak”, hihi. Jadi, kalau sekilas sih ini kaya di pihak orangtua yang menyetujui anaknya susah diatur, padahal di balik itu buku ini menjelaskan kesalahan yang sering dibuat oleh para orangtua secara tidak sadar. Bagus kan? 😀

Buku 37 Kebiasaan
Buku 37 Kebiasaan

Ah iya, maksud saya nulis ini adalah mau membagi apa saja 37 kebiasaan itu. Eh, tapi gak saya jelaskan satu-satu yaa, kalau mau lebih jelas mungkin beli bukunya aja, gak mahal juga kook, hehehe.

37 Kebiasaan yang salah dan dapat menghasilkan perilaku buruk pada anak itu antara lain: *di bukunya, 1 kebiasaan 1 bab*

  1. Selalu menyalahkan orang lain atau hal lain. Di buku sih judulnya “Raja yang Tak Pernah Salah”
  2. Berbohong kecil dan sering. Contohnya: kalau kita mau pergi, sering berbohong “Mama/papa hanya pergi ke depan sebentar, gak lama”, padahal perginya bisa seharian penuh 😛
  3. Banyak mengancam.
  4. Bicara tidak tepat sasaran. Kaya apa tuh? Misalnya, padahal kita marah karena barang kesayangan kita dipecahkan oleh anak, tapi kita jadi mengungkit-ungkit kesalahannya yang lama2 bukannya menjelaskan apa yang harus diperbuat lain kali.
  5. Menekankan pada hal-hal yang salah. Mirip dengan yang nomer 4 sih 😀
  6. Merendahkan diri sendiri. Misalnya dengan menekankan kalau main PS terus nanti papa marah *yang ngomong mamanya*.
  7. Papa dan mama tidak kompak. Yang satu membela, yang satu menghukum. Harusnya dalam mengasuh anak, orangtua sudah sepakat dan satu suara.
  8. Campur tangan kakek, nenek, tante, atau pihak lain. Di sini kita jadi harus memastikan kepada siapapun untuk tidak ikut campur atau justru mendukung pola pengasuhan kita.
  9. Menakuti anak. Contohnya itu saat mendiamkan anak nangis, “Hayo, kalo nangis terus nanti disuntik lho”.
  10. Ucapan dan tindakan tidak sesuai. Misalnya kita udah berjanji mau memberikan hadiah, tapi ternyata tidak. Atau akan menghukum anak tapi karena tempat dan waktunya belum pas, jadi terundur dan lupa. Anak akan jadi sulit percaya kepada orangtua nantinya.
  11. Hadiah untuk perilaku buruk anak. Misalnya anak merengek untuk membeli jajanan tidak sehat dan kita gak mengabulkannya. Tapi dia terus merengek sampai kita tidak tahan dan akhirnya mengalah. Jajanan itu termasuk hadiah untuk perilaku rengekan tersebut.
  12. Merasa salah karena tidak memberikan yang terbaik. Mungkin karena kedua orangtua bekerja, jadi merasa bersalah jarang bertemu akhirnya memaklumi perilaku buruk anak.
  13. Mudah menyerah dan pasrah.
  14. Marah yang berlebihan.
  15. Gengsi untuk menyapa.
  16. Memaklumi yang tidak pada tempatnya. Misalnya anak kita bertengkar dengan temannya dan anak kita memukul. Terkadang dimaklumi dan bicara “Maklumlah, namanya juga anak2”.
  17. Penggunaan istilah yang tidak jelas maksudnya. Misalnya, “Awas, jangan macam-macam ya”. Definisikan “macam-macam” itu.
  18. Mengharap perubahan instan.
  19. Pendengar yang buruk. Sebelum anak menjelaskan panjang lebar dan baru 1 kalimat keluar, kita sudah memarahi dan menasehatinya panjang lebar. Nantinya anak jadi enggan bercerita dan enggan terbuka.
  20. Selalu menuruti permintaan anak.
  21. Terlalu banyak larangan.
  22. Terlalu cepat menyimpulkan. Mirip dengan no. 19 sih. Anak baru menjelaskan, kita seolah2 sudah mengerti dan membuat kesimpulan yang salah, jadi langsung memarahi panjang lebar.
  23. Mengungkit kesalahan masa lalu.
  24. Suka membandingkan. Ingat selalu bahwa setiap manusia itu unik, termasuk anak kita dengan anak-anak lainnya.
  25. Paling benar dan paling tahu segalanya.
  26. Saling melempar tanggung jawab.
  27. Kakak harus selalu mengalah. Kita harus selalu bertindak adil. Walaupun si adik masih kecil, tetap harus diberitahukan mana yang benar dan mana yang salah.
  28. Menghukum secara fisik. Sudah pasti tau ya, memukul.
  29. Menunda atau membatalkan hukuman.
  30. Terpancing emosi. Agak mirip dengan nomor 11 nih sepertinya. Jadi, kita harus bersabar dan tahan dengan rengekan anak dan tetap konsisten dengan yang kita katakan.
  31. Menghukum anak saat kita marah. Sebaiknya jika sudah tidak bisa tertahan lagi, segera menjauh dari anak dan pilih cara terbaik untuk menenangkan diri.
  32. Mengejek.
  33. Menyindir.
  34. Memberi julukan yang buruk. Julukan ini seperti “cengeng”. Jika anak terus-menerus diberi julukan cengeng sejak kecil, maka akan tertanam di otak kalau dia adalah pribadi yang cengeng.
  35. Mengumpan anak yang rewel.
  36. Televisi sebagai agen pendidik anak.
  37. Mengajari anak untuk membalas.

Yah, kira-kira begitulah isi buku itu, walaupun bukan penjelasan lengkap dan cuma daftar kebiasaannya saja, tapi lumayan kan? 😛

Dan yang terakhir, pengasuhan dan pendidikan itu dilakukan oleh kedua orangtua. Jadi, jangan ragu-ragu menghabiskan banyak waktu untuk mengkomunikasikan pengasuhan dan pendidikan anak kita kelak seperti yang diinginkan. Komunikasi antar orang tua itu sangat penting untuk menjaga kekompakan dan menghasilkan kesepakatan pola pengasuhan. 🙂

Babies

Last Sunday, my husband and I was watching this movie. It is a documentary movie that shows you the life of four babies around the world. There are Ponijao from Namibia (which in my opinion living the wild life, hihihi), Bayar from Mongolia, Mari from Japan, and Hattie from California.

Babies
Babies

For me, it’s an interesting movie considering we already have a baby too. We were so into it because we ~sort of~ could feel their parents feelings, how happy we were when she/he was born and how happy we are watching them growing everyday 😛

Teruntuk Perempuan

Jadi, yang saya ingat dari workshop kemarin adalah kata-kata penutup ~penutup atau jawaban pertanyaan audience yah, lupa saya~ tentang perempuan atau yang nantinya jadi ibu. Kata-katanya gak inget banget-banget, seinget saya sajah lah ini 😀

Perempuan yang lebih tinggi tingkat pendidikannya harus bersedia menjadi ibu rumah tangga dan mengasuh sendiri anak-anak mereka karena merekalah penentu masa depan anak-anak mereka dan bangsa.

Jadi, teruntuk para perempuan:

Intinya, perempuan itu harus memang sudah siap untuk jadi orangtua begitu mereka memutuskan untuk menikah. Jadi waktu untuk dirinya sendiri cukup dari sejak mereka single sampai mereka hamil. Begitu melahirkan, waktunya mereka untuk mendidik anak-anak mereka sendiri di rumah.

Yaa, gak dengan nganggur juga sih, sekarang kan banyak banget ibu-ibu yang bekerja dari rumah, entah bisnis online, part time, atau pekerja freelance seperti saya. Pastinya bukan yang bekerja full time yang sudah tentu waktu untuk mengasuh sangatlah kurang, bahkan mungkin tidak ada. Pasti ada jalannya deh kalau sudah berniat untuk mengurus anak sendiri tanpa diserahkan ke pengasuh atau orang tua.

Untuk apa sekolah dan berpendidikan tinggi jika anak kita diasuh oleh yang pendidikannya lebih rendah bukan? ~maaf, saya bukan mengecilkan pengasuh atau orang tua ya, hanya saja akan sayang sekali jika perkembangan anak kita sendiri bukanlah kita sendiri yang pertama mengetahuinya. Lagipula, dengan kita mengasuh dan mendidiknya sendiri dengan tangan kita sendiri, kita jadi memiliki hubungan yang lebih dekat dan lebih mengerti diri anak-anak kita kan? Setidaknya inilah yang saya yakini. 😀

MengasuhAnak
Mengasuh Anak

Nah, setelah anak terakhir, anak terakhir loh ya sudah terbentuk pribadinya dan sudah bisa mandiri, barulah kita bisa sibuk dengan diri kita lagi. Entah dengan melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi atau menjajaki dunia pekerjaan demi mengejar karir lagi. Ini sih yang dikatakan oleh bunda Elly, tapi saya sangat-sangat setuju.

Saya pun punya rencana untuk itu. Saya sangat ingin sekolah kuliah lagi dan sibuk dengan diri saya lagi. Tapi nanti, saya yakin pasti akan ada waktunya untuk itu. Sekarang saatnya saya memberikan seluruh waktu untuk mengasuh anak 😀 ~yah, pekerjaan freelance ini kan biar gak bosen aja di rumah, ya gak? hehehe.

Alhamdulillah saya merasa telah mengambil keputusan yang tepat dengan keluar dari pekerjaan dan menjadi freelancer demi mengasuh anak. Semoga saya bisa mendidik dan mengasuhnya hingga ia dewasa dan menjadi orang yang berguna nantinya, baik bagi dirinya sendiri, lingkungannya, bangsanya, bahkan agamanya, Amiiin.

Kesalahan dalam Berkomunikasi dengan Anak

Sungguh tidak menyesal kemarin ikut workshop parenting bunda Elly Risman mengenai komunikasi pengasuhan anak yang efektif.

Jadi ceritanya hari Rabu atau Kamis kemarin suami nemu iklan workshop parenting yang diadain hari Sabtu mengenai komunikasi pengasuhan anak yang efektif. Nah, awalnya kita cuma mau menginformasikan kaka saya yang sudah punya anak 3 untuk ikutan itu. Lumayan kan, toh bayarnya gak mahal-mahal amat, cukup 50ribu.

Workshop Parenting
Workshop Parenting

Begitu kaka saya daftar, kita pikir kenapa kita juga gak ikutan aja, gak ada salahnya tuh. Oke, jadi kita bertiga deh yang ikutan. Dan kebetulan saya dan suami juga belum pernah hadir di workshop atau seminar parenting kaya gini.

Jangan remehkan workshop2 atau seminar2 parenting loh. Karena, gak ada kan sekolah untuk jadi orangtua? Jadi darimana lagi kita bisa dapet ilmu parenting kaya gini. Dari orang tua, oke. Tapi ada beberapa hal yang perlu diubah sih dari pengasuhan orangtua. Karena, orangtua mengasuh kita pada zamannya, sedangkan kita mengasuh anak-anak kita untuk zaman mereka nantinya, yang kita sendiri belum tau akan seperti apa. Dari internet juga banyak sih. Tapi menurut saya seminar2 parenting kaya gini lebih melengkapi lagi.

Sebetulnya saya cuma mau sharing tentang apa yang paling saya inget kemarin, tapi sekalian aja ah, summarize materi workshopnya kemarin 😀

Jadi, intinya kemarin itu membicarakan mengenai 10 kekeliruan dalam berkomunikasi dengan anak dan cara mengatasinya. Ini dia 10 hal itu:

1. Bicara tergesa-gesa. Gaya seperti ini menyebabkan anak tidak mengerti dan menangkap maksud dari pembicaraan kita sehingga mereka akan mengacuhkan apa yang kita bicarakan. Nah, untuk mengatasinya ya pastinya bicara pelan-pelan dan di waktu yang tepat.

2. Tidak kenal diri sendiri. Nah, kalau tidak kenal diri sendiri bagaimana kita mau mengenal anak kita kan? hehe. Intinya kita harus mengenal diri kita sendiri dulu. Tau siapa kita, apa kelebihan dan kekurangan kita, serta hal-hal kecil yang membentuk pribadi kita. Dengan begitu, kita bisa mengenal dan bisa mengerti anak kita nantinya.

3. Lupa: Setiap individu unik. Yap, kadang-kadang sebagai orangtua kita lupa kalau setiap individu itu unik jadi sering membanding-bandingkan anak yang satu dengan yang lainnya. Padahal ya gak bisa dibandingkan, karena setiap anak ya pasti berbeda karena mereka unik. Jadi, selalu tanamkan dalam otak kita bahwa setiap individu itu unik.

4. Perbedaan: “Needs & Wants!” Terkadang kita juga gak bisa membedakan mana yang menjadi kebutuhan mereka dan mana  yang menjadi keinginan kita sehingga kita sering memaksakan apa yang kita mau terhadap anak. Ada baiknya kita harus lebih memahami bahwa keinginan dan kebutuhan itu sebenarnya berbeda.

5. Tidak membaca bahasa tubuh. Yap, bahasa tubuh adalah salah satu cara untuk menyampaikan perasaan. Jadi, kalau kita mengacuhkan bahasa tubuh anak, bagaimana kita bisa mengerti dan anak itu bisa berkomunikasi dengan kita? Pelajarilah bahasa tubuh orang lain untuk bisa memahami perasaannya.

6. Tidak mendengar perasaan. Nah, yang ini agak berhubungan dengan no. 5. Kalau kita sudah tidak membaca bahasa tubuh, kita jadi tidak bisa mendengar apa yang mereka rasakan. Maka, jika bahasa tubuh sudah bisa kita kenali, kita bisa mengetahui apa yang mereka rasakan sehingga bisa membuka jalur komunikasi. Tanya dan tebak perasaan yang sedang mereka rasakan. Contoh: “Capek ya?” “Kesal?” “Wah, tega ya?”

7. Kurang mendengar aktif. Biasanya sebelum anak menyampaikan atau cerita mengenai dirinya, kita sudah memotong pembicaraannya dengan aturan2 kita. Inilah yang membuat mereka jadi tidak membuka komunikasi dengan kita, kita duluan yang menutupnya. So, jadilah pendengar yang lebih aktif, sabarlah mendengarkan cerita-cerita dan keluhan-keluhan anak.

8. Menggunakan 12 gaya populer. Yang termasuk dalam 12 gaya populer itu adalah: a.) memerintah, b.) menyalahkan, c.) meremehkan, d.) membandingkan, e.) mencap / label, f.) mengancam, g.) menasehati, h.) membohongi, i.) menghibur, j.) mengkritik, k.) menyindir, l.) menganalisa. Nah, kalau kita menerapkan itu semua, akibatnya anak jadi tidak percaya diri. Jadi, hindari 12 gaya populer ini ya 😀

9. Tidak memisahkan masalah siapa. Seringkali kita ikut campur masalah anak dan menyelesaikannya. Padahal dalam masalah itulah mereka bisa belajar bertanggung jawab dan memutuskan yang terbaik. Anak perlu dilatih untuk BMM (Berfikir – Memilih – Mengambil keputusan). Jadi kitapun harus belajar memisahkan masalah anak dan masalah kita sendiri.

10. Selalu menyampaikan pesan “Kamu”. Hal itu mengesankan dia akan selalu salah. Walaupun maksud kita benar, tapi yang ditangkap oleh mereka adalah mereka salah. Belajarlah menyampaikan pesan “Saya”. Contohnya: “Saya (mama/papa) marah kalau kamu pulang larut malam karena mama khawatir ada apa-apa dengan kamu.”

Heheh, itu semua kira-kira yang kemarin disampaikan, sedikit sih. Emang paling enak ikutan workshopnya, jadi semuanya bisa lebih jelas 😀

Nah, yang paling saya ingat dari workshop kemarin saya pisah aja ah, kepanjangan dijadiin satu postingan 😛

Ibu Ainun Habibie

It’s the note of mrs. Ainun Habibie 😀

Mengapa saya tidak bekerja?
Bukankah saya dokter? Memang.
Dan sangat mungkin saya bekerja waktu itu.
Namun saya pikir : buat apa uang tambahan dan kepuasan batin yg barangkali cukup banyak itu jika akhirnya diberikan pada seorang perawat pengasuh anak bergaji tinggi dengan resiko kami kehilangan kedekatan pada anak sendiri? Apa artinya tambahan uang dan kepuasan profesional jika akhirnya anak saya
tidak dapat saya timang sendiri, saya bentuk pribadinya sendiri ? Anak saya akan tidak memiliki ibu.
Seimbangkah anak kehilangan ibu bapak, seimbangkah orang tua kehilangan anak, dengan uang dan kepuasan pribadi
tambahan karena bekerja? Itulah sebabnya saya memutuskan menerima hidup pas-pasan. Bertahun- tahun kami bertiga hidup begitu.”
Jangan biarkan Anak-anak mu hanya bersama pengasuh mereka.

Bagaimana bila dibantu pengasuhan dengan kakek neneknya?

~ Sudah cukup rasanya membebani orangtua dengan mengurus kita sejak lahir sampai berumah tangga.
Kapan lagi kita mau memberikan kesempatan kepada orangtua untuk penuh beribadah sepanjang waktu di hari tuanya.
Mudah2an ini bisa jadi penyemangat dan jawaban utk ibu-ibu berijazah yang rela berkorban demi keluarga & anak2nya.
Karena ingin Rumah Tangganya tetap terjaga & anak2 bisa tumbuh dgn penuh perhatian, tdk hanya dalam hal akademik, tp jg utk mendidik agamanya, karena itulah sejatinya peran orangtua.

Belajar dari kesuksesan orang2 hebat, selalu ada pengorbanan dari orang2 yang berada dibelakangnya, yang mungkin namanya tidak pernah tertulis dalam sejarah.

Berbanggalah Engkau sang Ibu Rumah Tangga, karena itulah pekerjaan seorang wanita yg paling mulia. 🙂

Recently Liked

Running man 😀

Running Man
Running Man

http://kshowonline.com/category/2/running-man

I heard this show from my bestfriends, they said I should watch the show because it’s so funny and so entertaining. The episode I watched for the first time is not so funny at the beginning, so I skipped those and loosing the will to watch the show. But, there is sometimes I feel so bored, then I tried another episode of them. And, the result is, I completely fall in love with the show XP

The guest that I like so much is Yong Hwa, hihi

Buku Perencanaan Keuangan

2 buku ini sangant-sangat direkomendasikan buat yang baru belajar perencanaan keuangan.

Yang pertama, buku karya Ligwina Hananto yang berjudul “Untuk Indonesia yang Kuat, 100 Langkah untuk Tidak Miskin”

Untuk Indonesia yang Kuat
Untuk Indonesia yang Kuat

Sebulan kemarin saya dan suami belajar bagaimana merencanakan keuangan keluarga. Kebetulan tahun lalu suami saya punya buku yang berisi mengenai betapa pentingnya kita merencanakan keuangan kita itu. Sudah selesai dibaca dari kapan tau sih, tapi akhirnya bulan lalu kita baca ulang lagi karena kita berniat perencanaan keuangan keluarga kita HARUS lebih baik mulai dari sekarang.

Bukan, manfaatnya bukan cuma untuk diri kita sendiri, bukan untuk memperkaya diri sendiri, tapi dengan merencanakan keuangan kita hingga bisa mencapai kebebasan finansial, kita bisa membantu orang lain dan bisa menguatkan perekonomian negara tercinta kita ini, Indonesia. Kalau ingin “dikomporin” mengenai betapa pentingnya kita merencanakan keuangan, baca deh. Dan, bisa jadi buku ini benar-benar mengubah cara kita mengatur keuangan setiap bulannya.

Saya dan suami baru bener-bener engeh langkah-langkah yang harus secepatnya dilakukan untuk memperbaiki pengaturan keuangan keluarga kita setelah kita baca ulang buku ini lagi.

Yang kedua, buku karya Andreas Hartono yang berjudul “Nasibmu di Dompetmu”

Nasibmu DI Dompetmu
Nasibmu DI Dompetmu

~buat saya judul dan covernya agak norak sih~ 😛

Tapii, buku ini berisi teknis perencanaan keuangan, dan gak kalah pentingnya dengan buku yang pertama tadi. Di sini menjelaskan lebih ke teknis atau perhitungan kasar perencanaan keuangannya. Apa instrumen investasi yang pas serta perhitungan ke depannya. Yap, buku ini mengupas tuntas cara memperhitungkan nilai di masa depan dan cara investasinya.

Nah, perbedaan buku pertama sama buku kedua menurut saya.

Buku pertama lebih ke “why” > mengapa kita harus melakukan perencanaan keuangan dan mengapa hal itu sangat penting. Cara pemaparan buku ini adalah maju ke depan. Jadi dimulai dari penjelasan mengapa kita harus melakukan perencanaan keuangan, menentukan tujuan finansial, menghitung besarnya nilai uang pada tujuan finansial tersebut, lalu menentukan instrumen investasi yang tepat.

Buku kedua lebih ke “how” > bagaimana langkah konkrit kita dalam merealisasikan perencanaan keuangan  yang telah kita bikin dan bagaimana menentukan instrumen investasi yang tepat sesuai tujuan keuangan yang direncanakan. Dan cara pemaparannya adalah mundur ke belakang. Pembaca dibuat tergiur terlebih dahulu dari betapa besarnya yang kita bisa dapatkan dari investasi, menentukan investasi yang tepat baru diakhiri dengan tujuan finansial yang dicocokkan dengan instrumen investasi  yang tepat tadi.

Begitulah, setelah membaca kedua buku tersebut, kita mulai merealisasikan dan melakukan perencanaan keuangan keluarga sendiri. Pusing juga ngurusin perencanaan keuangan ternyatah sodara-sodara, hahaha. *pusing demi hidup yang lebih baik* 😛

10 Things Make You Happy Today

I want to list the 10 things make me happy everyday starting last Sunday, November 25th 2012.

Happy

No, I don’t want to write down all of those in this blog. I’m just saying and sharing those 10 things with my husband right before we go to sleep 😀

So, I have an idea to think about things that make me happy everyday right before I’ve watched the “Hitam Putih” show with Dian Sastro as a guest. She said that to get the mood to do everything is to set our mind with happiness. And, a way to make her happy everyday is to think all the good stuff happened that day. So, she listed 10 things that make her happy everyday.

Yea, I kind of like her idea. So the next day, I tried to do that. And it worked. All the good stuff just popped out in my mind when I think about the things make me happy. That way, we can decrease all the bad feelings we have and remembering just the good ones.

And, this can make you happy everyday. Everyday.

even though you have 1000 reasons to be sad, there will always be a reason to be happy

Pilih Mana?

Jalanin dulu sambil menyempurnakan, atau cari tau dulu ilmu selengkap-lengkapnya baru menjalankan?

Kalau buat saya pribadi sih, buat ibadah saya pilih yang pertama, hehe. Kenapa begitu?

Kalau untuk ibadah kita harus cari tau selengkap-lengkapnya, kapan donk mau mulai menjalani? Lebih baik jalanin dulu sambil terus menerus menyempurnakan dengan ilmu.

Contohnya, memakai jilbab. Waktu dulu saya pertama kali memakai jilbab, apakah saya tau selengkap-lengkapnya mengenai islam secara mendetail? Enggak. Sekarang juga masih jauh dari sempurna sih tapi setidaknya sudah lebih baik dari waktu itu. Oiya, saya pertama kali pake jilbab itu sejak kelas 1 SMA dan alasannya karena ngikut kaka-kaka saya yang sudah lebih dulu pake jilbab.

Sekarang juga banyak ko yang berpendapat “kalau gak dimulai dari sekarang, nanti gak pake-pake”. Kalau menunggu siap hati dan sempurnanya ilmu, mau nunggu sampai kapan? Bukankah berjilbab itu kewajiban?

Oke, itu salah satu contoh aja. Intinya saya berpendapat kalau untuk ibadah, ya lebih baik dijalankan terlebih dahulu. Allah maha pemaaf. Jadi selama kita berniat kalau itu untuk ibadah benar-benar karenaNya, walaupun salah karena kita belum tau, Dia akan selalu memaafkan.

Tapi ketidaktahuan itu jangan selamanya dipelihara. Teruslah mencari tau apakah yang kita lakukan sudah benar atau belum. Maka dari itu sambil memulai ibadahnya, sambil menyempurnakan ilmunya.

Dari selalu belajar, kita jadi tau pertama kali menjalankan ibadah itu sudah benar atau masih salah. Kalau sudah benar Alhamdulillah, kalau salah ya dibenarkan 😀

Every Word is Pray

Then, say only the positive words. Who knows, someday it will be come true 😀

Yea, I just want to remember the lot of things that I said and were granted by Allah.

  1. When I was a kid, I said to my parents and my siblings where I want to study right until the college. And, Alhamdulillah all of those words were granted.
  2. Long before I got married, I said that I want to marry before 25 years old. Last year, I got married at the age of 24. Alhamdulillaaah.
  3. Since I was in high school I said that I want to marry someone that I know, best friend is better . And it was granted too, Alhamdulillaah. I married my college friend whose having the same circle of friendship.
  4. In the last semester of college, I said that I want to be freelancer who can be working from home. So that when I get married and having children, I can still work while raising my children with my own hand. I can keep an eye on my children all day long with my own eyes. And now, I am a freelancer web developer 😉
  5. When I was pregnant, my husband said that he want to have a girl. He imagined the cuteness of children wearing mukena 😛 Now, I am having Naia. Ya, it was granted too, Alhamdulillaah.
  6. It’s the last and the newest. Right after I wrote “Sekedar Update” I have a couple of web project to do. Alhamdulillaah, Allah granted the last point I said wrote.

There are still a lot of words I said that coming true. It just too much to be remembered and to be written. *I forgot it actually 😛

Yap, Allah does hear your pray and make it come true, sooner or later. Always.

Then which of the favours of your Lord will you deny?

~Ar Rahman

Choose The One Who Loves You

For the girls, trust me. Choose the one who loves you, not whom you loved so much.

Because,

  • He always there for you
  • He never ever want to see you cry
  • He gives you unconditional love
  • He can make you love him more than everything
  • He always give you infinite love
  • He always try to make you happy. And trust me, he always did.
  • And, there is soo much more he can give to you, even the heaven.

”Sesungguhnya setiap isteri yang meninggal dunia dan  diridhoi oleh suaminya, maka dia akan masuk syurga.” (Hadist riwayat Tirmizi dan Ibnu Majah).

Heheheh, it’s my own experience. Thanks to my husband to give me so much love. Hope our love will always grow and will be last forever. Forever.

Ilman ~ Isti
Ilman ~ Isti

*there is no special ocation, I just want to write how happy I am to be Ilman Akbar‘s wife 😛