#FamilyTalk #2: Me on Working Mom

Kalau bicara perdebatan mana yang lebih baik, Stay At Home Mom (SAHM) atau Working Mom (WM) itu emang gak ada habisnya ya. Baik sih, satu sama lain mau “memamerkan” kelebihannya menjadi SAHM atau WM, tapi keseringan malah jadi mendiskreditkan yang lainnya, huhuhu. Eh, tapi di sini mah saya gak mau ngomongin pertentangannya lagi sih ya, capek, hihihi.

Saya cuma mau cerita betapa saya bahagia jadi SAHM dan bukannya WM. Bukan apa-apa, soalnya gak mampu cyiin jadi WM. Buanyak hal yang gak saya punya saat ini buat jadi seorang WM siich. Soalnya nih ya, seorang WM di mata saya itu banyaaak banget kelebihannya, terutama buat WM yang tetep bisa maintain hubungannya sama pasangannya (tetap harmonis gitu), dan WM yang bisa tetep menjaga kedekatannya sama anak-anaknya, kayak mertua saya.

#FamilyTalk #2

Anyway, yeeeesss, tulisan ini buat #FamilyTalk kedua saya dan Annisa Steviani, hehe. Beda dengan Icha, dia sih lebih bisa menjadi seorang WM. Malah katanya dia gak sanggup jadi SAHM, hahaha. Baca alasananya di link ini ya:

Me on Stay At Home Mom

WM itu lebih disiplin

Yes, saya ngerasa WM itu lebih disiplin, dan state saya saat ini, saya belum punya sikap se-disiplin yang diperlukan oleh WM itu. Continue reading “#FamilyTalk #2: Me on Working Mom”

Happy Mom Raise Happy Kids

Postingan ini hanya ingin membicarakan sedikit sekali tentang sebutan ibu-ibu. Ada SAHM atau Stay At Home Mother, ada WM atau Working Mother, dan yang sekarang sedang ‘ngetrend’, WAHM alias Working At Home Mother. Sebenarnya saya agak risih juga sih sama orang yang membeda-bedakan status ibu. Mau dia SAHM, mau WM, atau WAHM, dia tetap menyandang kata “Mother”. Jadi kayanya gak ada tuh istilah ibu mana yang derajatnya lebih terhormat atau lebih tinggi. Semua lebih karena pilihan mana yang membuat mereka menjadi lebih bahagia, hihi.

Bener kan? Yang terpenting adalah kebahagian agar tidak terjadi kasus-kasus seperti Andrea Yates atau kasus-kasus lain yang serupa dimana penyebab hal tersebut adalah seorang ibu yang depresi.

Mari saya jabarkan satu persatu