Pertama-tama saya mau mendeklarasikan kalau saya pengen secara aktif memposting hal yang berhubungan dengan parenting. Tujuannya, selain lahan saya belajar ~jadi kalo baca-baca hal parenting dari artikel-artikel mana aja langsung aja saya simpen linknya dan saya reblog dengan bahasa saya sendiri biar lebih paham~ bisa juga lahan buat pengunjung blog saya untuk belajar ilmu parenting juga. Mudah-mudahan dengan bertambahnya konten parenting gini makin banyak orangtua-orangtua muda yang aware akan pentingnya pengasuhan anak.
Kenapa sih pengasuhan anak penting banget? Iya donk, anak itu masa depan kita, masa depan bangsa juga. Mau dibawa kemana bangsa kita kalau kita mengasuh anak dengan sembarangan?
Saya punya tujuan untuk membentuk Indonesia yang lebih baik lagi dari sekarang dengan pelan-pelan menghilangkan KKN dan segala hal buruk yang terjadi di Indonesia. Nah, saya gak bisa sendirian, jadi saya ingin generasi setelah saya juga seperti itu, saya ingin melatih mereka menjadi orang yang lebih bertanggung jawab, peduli, serta mementingkan kebenaran BUKAN mementingkan diri sendiri. Jadi di tangan generasi peneruslah bisa kita serahkan Indonesia dengan tenang. Dengan membentuk generasi masa depan yang baik, yang benar, yang bertanggung jawab, mungkin insyaAllah ke depannya kita bisa jadi negara yang bebas korupsi. “Indonesia strong from home”, begitu kira-kira kata ayah Edi π
Nah, mengenai judul, beberapa waktu lalu suami saya nge-share note facebook seseorang yang menuliskan summary dari seminar parenting ibu Elly Risman. Intinya adalah mengenai tujuan pengasuhan anak.
Kenapa tujuan pengasuhan itu diperlukan? Kalau kita bepergian, kita juga pasti punya tujuan, kalau tidak, kita akan berjalan entah kemana yang akhirnya nyasar dan ketika balik lagi ke rumah, kita tidak mendapat hasil apa-apa, nihil, nol, tidak bermanfaat. Begitulah kalau pengasuhan tidak memiliki tujuan π
Karena itu, sebagai orangtua, kita, ibu dan ayah harus terlebih dahulu menyelaraskan tujuan pengasuhan dalam keluarga kita. Seminar tersebut menjelaskan pentingnya tujuan pengasuhan dan menyebutkan beberapa tujuan pengasuhan yang bisa diterapkan. Nah, di bawah ini saya menjelaskan mengenai tujuan-tujuan pengasuhan yang didapat dari seminar itu.
- Hamba Allah yang taqwa. Pada anak, yang pertama matang adalah systemlimbic di belakang kepala, system limbic ini berkaitan erat dengan PERASAAN. Jadi ajarkan pada anak rasa beragama dan rasa memiliki Allah. Sama halnya dengan mengajarkan padanya kecerdasan emosi terlebih dahulu. Anak yang dari kecil dikenalkan dengan berbagai macam emosi akan tumbuh menjadi anak yang memiliki empati serta rasa kepedulian tinggi terhadap sesama. Maka, untuk mereka tidaklah penting mengajarkan sebanyak-banyaknya pengetahuan ini-itu, tapi lebih penting mengajarkan PERASAAN. “Indonesia Neuroscience Society merekomendasikan, anak di bawah 4 tahun, salah satu ibu atau bapaknya HARUS dirumah, mendidik anak. Tanggung jawab mendidik agama berada ditangan AYAHNYA, ayah harus βalim, dialah penentu GBHK ( Garis Besar Haluan Keluarga), ibu hanya unit pelaksana teknis.”[1]
- Calon suami/ istri yang baik. Hal ini berkaitan dengan ketaqwaan tadi, dengan bertaqwa, kita juga mengajarkan bagaimana membentuk rumah tangga yang harmonis dengan menjadi suami/ istri yang baik.
- Calon ayah dan ibu yang baik. Nah, hal ini untuk membentuk generasi berikut-dan berikutnya untuk lebih baik lagi. Mereka harus diajarkan dan ditunjukkan peran ibu dan tanggung jawab ayah. Perlu juga untuk mengajarkan fungsi laki-laki dan perempuan atau ibu dan ayah itu berbeda. Yang sangat penting untuk diperhatikan lagi adalah “jangan berantem depan anak”.
- Membantu mereka mempunyai ilmu dan keahlian. Inilah yang menjadi fokus perhatian kita selama ini. Banyak rumah tangga yang menjadikan poin inilah satu-satunya tujuan pengasuhan mereka, padahal ini harusnya hanya salah-satu tujuan saja.
- Pendidik istri dan anak. Banyak hal buruk yang menjadi akibat dari kurangnya perhatian ayah kepada anak-anaknya. Contohnya saja terjadi pada artikel ini: http://nelotte.wordpress.com/2013/08/22/saya-sudah-ga-perawan-di-usia-sekolah. Hasil studi di harvard: “anak yang ayahnya involved dalam pengasuhan akan tumbuh menjadi anak yg dewasa dan suka menghibur orang, punya harga diri yang tinggi, prestasi akademis di atas rata-rata dan lebih pandai bergaul.”Β Setidaknya luangkan waktu minimal 30 menit untuk anak tanpa gangguan apapun termasuk gadget, quality time istilah kerennya. Dengan begitu ayah bisa menjalin kedekatan emosi secara langsung dengan anaknya.
- Pengayom keluarga. Didik anak laki-laki kita untuk menjadi pengayom orangtua, istri, serta anak-anak mereka. Di pundak laki-laki ada tanggung jawab terhadap 4 wanita yang harus mereka lindungi. 4 wanita tersebut adalah ibu, istri, anak perempuan, dan adik perempuannya, maka penting untuk menekankan hal ini kepada mereka.
- Manusia bermanfaat bagi orang lain atau sebagai pendakwah ( penyampai kebenaran). Sama halnya dengan tujuan hidup saya pribadi untuk menjadi manusia yang bermanfaat, saya ingin juga anak-anak saya kelak menjadi orang yang kebermanfaatannya dapat dirasakan banyak orang.
Tulisan lebih lengkap mengenai seminarnya bisa dibaca di sini.
Dari situ, kita bisa belajar kalau tujuan pengasuhan itu penting, biar kita sebagai orangtua punya bayangan akan bagaimana anak kita ke depannya. Dan dengan punya tujuan pengasuhan itu juga, kita jadi bisa merumuskan bagaimana cara pengasuhan yang harus diterapkan ke anak nantinya.
Jadi sebelum melakukan apa-apa, kita memang perlu merumuskan tujuan kita melakukan itu.
So, punya anak emang gak gampang, harus punya ilmunya biar anak gak terbengkalai terabaikan, hehe. Dan anak juga merupakan amanah langsung dari pencipta kita, jadi makin gak bisa sembarangan kita menjaga dan mendidiknya.
Sudahkah kalian menentukan tujuan pengasuhan bagi anak-anak? π