Menikah Itu Bukan Hanya Tentang Pasangan, Tapi Juga Tentang Keluarga

Jadi, nih ya yang mau nikah, jangan hanya mencari “pasangan”nya aja. Jangan hanya pedulikan, yang penting dia baik, yang penting dia sayang, yang penting dia insyaAllah setia sama kita, keluarganya nanti dulu aja deh, gitu, jangan.

Soalnya apa? Soalnya menikah itu ya membentuk keluarga, bukan hanya keluarga kecil kita dengan pasangan tapi keluarga besarnya. Kita akan selalu berhubungan dan selalu berinteraksi juga dengan keluarganya. Jadi, emang bener kalau dibilang harus liat ibunya dan liat saudaranya. Karena sedikit banyak mereka akan mempengaruhi kehidupan keluarga yang akan kita bentuk dengan pasangan kita.

Karena jangan salah ya, penyebab perceraian itu bukan hanya perselingkuhan, bukan hanya KDRT, atau bukan hanya masalah ekonomi. Terkadang penyebab perceraian itu ya ada di ikut campurnya keluarga besar, ada di tidak harmonisnya hubungan menantu dan mertua ataupun ipar.

Continue reading “Menikah Itu Bukan Hanya Tentang Pasangan, Tapi Juga Tentang Keluarga”

Mertua Idaman

Entah sejak kapan saya ingin sekali  menulis tentang ini. Mertua.

Jadi, seperti apa mertua idaman itu? Buat saya mertua saya adalah mertua idaman, hihi. Somehow saya kagum sekali dengan mereka, khususnya dengan ibu mertua. Oh, tentu saya mengagumi orang tua saya melebihi siapapun, dan mereka sudah menjadi orang tua juga buat saya sejak saya menikah.

Baru saja blogwalking dan membaca blog http://kakmila.wordpress.com/ tentang family value dan jadi teringat dengan mertua, khususnya ibu mertua. Beliau seorang wanita karir, seorang istri, dan seorang ibu dari 4 anak (3 laki-laki  dan 1 perempuan).

Buat saya yang melihatnya, beliau selalu punya semangat lebih untuk melakukan segala hal. Mengurus rumah tangga dengan seabreg pekerjaan rumah sehingga rumah terjaga rapi dan bersih, juga bekerja sebagai PNS yang merupakan pekerjaan yang tidak mudah.

Bangun paling pagi dan harus segera masak demi membekali anaknya yang masuk sekolah pagi dengan bekal makan siang. Setelah masak harus secepatnya siap-siap berangkat ke kantor yang membutuhkan waktu kurang lebih 1 jam perjalanan. Begitu pulang kantor, harus secepatnya sampai di rumah untuk masak makan malam. Dan kalau ada pekerjaan kantor yang belum selesai karena terlalu banyak, biasanya dibawa ke rumah sambil dikerjakan malam harinya ~yang memang sangat jaraaaang sekali~.

Setiap hari Sabtu adalah jadwal mencuci. Berhubung 3 sekarang 2 anaknya adalah laki-laki ditambah pakaian suami dan pakaian sendiri, jadi semua cucian ya dicuci olehnya sendiri. Biasanya dibantu menjemur oleh anak perempuannya. Belum lagi kalau weekend ada acara tertentu ~acara kantor, acara reuni, atau undangan pernikahan~, jadwal mencuci jadi sedikit terimprovisasi.

Selain itu, berhubung beliau memang akuntan, jadi memang sangat ketat terhadap urusan keuangan ~yang harus saya contoh juga~. Beliau bisa menabung sehingga bisa membeli rumah dalam waktu 3 ~atau 4 ya?~ tahun pernikahan juga semua biaya pendidikan sudah tidak perlu dipusingkan lagi, juga bisa menjadi donatur tetap sebuah yayasan, serta selalu memberi bingkisan lebaran di setiap idul fithri.

Dalam urusan rumah tangga, dulu sih memang memakai jasa pembantu tapi sejak anak-anak sudah cukup besar dan si kakak sudah bisa mengasuh adik-adiknya, sampai sekarang semua pekerjaan rumah bisa dikerjakan sendiri. Untuk urusan kebersihan rumah, sekarang dibagi ke anak-anaknya, jadi biasanya saat weekend seisi rumah berbagi tugas membersihkan rumah.

Sebelum menikah saya bertanya-tanya bagaimana hubungan saya dengan mertua kelak. Dan Alhamdulillah saya memiliki mertua yang begitu baik terhadap menantunya, tidak segan mendidik namun tetap bersahaja, bahkan rela menghabiskan cuti tahunannya demi menemani saya sehabis lahiran :P.

Ah, masih banyak hal-hal baik lainnya yang akan membuat postingan ini begitu panjang, jadi saya hentikan di sini saja. Saya sekarang cuma “wondering” bisakah saya menjadi mertua idaman buat menantu saya kelak? *mikirnya kejauhan 😛