#FamilyTalk #14: Menjadi Ibu Terbaik

Baca juga #FamilyTalk lainnya ya!

Beberapa hari lalu saya tertarik dengan video yang dishare oleh mbak Jihan tentang jawaban Jada Pinkett Smith atas pertanyaan “How hard is it being a wife and mom?”. Tanpa sadar saya pun mengiyakan jawabannya tentang bagaimana kita sebagai ibu tetap harus menciptakan bahagia sendiri, tetap harus mengurus diri sendiri terlebih dahulu di atas keluarga kita. Bukan karena egois, tapi karena dengan begitulah kita tetap akan bisa memenuhi kebutuhan keluarga dan membahagiakan mereka. Ya akhirnya saya ajak aja Icha untuk ngobrolin itu aja di sini, #FamilyTalk #14 ini. 😀

Baca punya Icha di:

#FAMILYTALK Menjadi Ibu Terbaik Continue reading “#FamilyTalk #14: Menjadi Ibu Terbaik”

Anak dan Mainan

#FAMILYTALK #13: Anak & Mainan

Seri #FamilyTalk lainnya

Yuhuu.. Sekarang udah masuk 2016, yeaay. Dan di hari pertama kemarin saya nulis langsung 2, wahaha. Semoga sih itu pertanda kalau saya bakal lebih produktif ngeblog di tahun 2016 ini yahh, hihihi

Anyway, #FamilyTalk saya dan Icha tetap lanjut donk ah. Kali ini masuk seri ke 13. Dan kita mau ngomongin yang namanya mainan buat anak 😀

Baca punya Icha di:

#FamilyTalk: Anak dan Mainan Continue reading “#FAMILYTALK #13: Anak & Mainan”

Naia Can’t Stop Talking

Hari ini masih bedrest, tapi udah jauuuuh lebih mending banget sih. Karena saya akhirnya bersantai di rumah orangtua, di Priuk, which is kekurangannya sinyal mifi saya di sini jauh lebih jelek dibanding di rumah, huhuhu. Jadilah saya belum sempat bikin postingan mainan. Boleh lah ya sekali ini libur, ganti sama postingan yang udah ada di draft ini aja deh yaaa. hehehe.

Jadi gini, sekarang itu Naia kan sudah berumur 3 tahun lebih 8 bulan. Dan dia ini sedang lucuuu banget. Lucunya dalam hal cerewet gak berhenti nanya. Apaaaa aja ditanyain, apaaa aja dikomentarin. Bener-bener butuh kesabaran yang ekstraaaa buanget. Soalnya beneran capek loh njawabin dia itu, hihihi. Yaa, awal-awal mah masih jawab dengan halus dan dengan hati riang, tapi lama-kelamaan “haduuh, kok gak berenti-berenti sih nanyanya”, wahahaha. Tapi ya gitu, saya mah ngeliatnya lucu banget, gak berenti ngomong kok kuat yak xp Continue reading “Naia Can’t Stop Talking”

Papa Selalu Kalah

Wehehe, bukan kalah yang mengalah ya tapi karena luluh. Entah karena emang sifat dasar laki-laki yang gampang luluh sama perempuan, atau sifat dasar seorang ayah yang luluh sama anak perempuannya, hihi.

Baca juga: #FamilyTalk #11: Karena Kalah itu Belajar

Jadi ya, temennya suami pernah bilang, “Ilman itu jangan dibiarkan menghadapi Naia, karena dia akan selalu kalah”. Saya bingung sih maksud kalahnya itu apa. Tapi, ternyata pas ngeliat sendiri, bener aja, kalah karena hatinya luluh dengan sikap lucu Naia, hahaha. Misalnya nih ya, Naia mau main apaa gitu *lego deh* tapi papanya mau mandi dulu karena baruu banget pulang kerja. Udah sok-sokan bikin kesepakatan gitu papa mandi dulu deh baru main lego. Tapi, anaknya ngeluarin jurus imut dan lucunya sedikiiiitt aja, dia langsung luluh. Akhirnya main lego dulu deh sama anaknya baru mandi, hahahahaha. Saya yang ngeliatnya senyum-senyum sendiri. Soalnya Naia kalo ngomong membujuk papanya emang lucu siiih 😀 Continue reading “Papa Selalu Kalah”

Everyone Is Special

Everyone Is Special

Sabtu kemarin, 5 Desember 2015 saya punya kesempatan ikutan workshop parenting. Pengisinya siapa coba? Bu Elly Rismaaaan, huehuee. Yang di seminar beberapa tahun lalunya nempel banget di saya sampe saya bikin infografisnya. Dan karena itu juga jadi engeh kalau pengasuhan anak itu penting pake banget!

Baca juga: Kesalahan dalam Berkomunikasi dengan Anak

Di acara kemarin ada yang paling nempel banget di saya, yaitu lagunya Barney yang “Everyone is sepcial”. Lagu ini cuma ditampilkan liriknya sih sama bu Elly Risman, tapi liriknya itu berasa banget memotivasi anak untuk selalu percaya diri dan menganggap dirinya spesial. Menumbuhkan self esteem pada diri anak. Bahasa gampangnya, self esteem itu persepsi anak terhadap hidupnya, lingkungannya, dan juga bagaimana orang sekitarnya melihat dirinya. Bagaimana anak menghargai dirinya sendiri gitu lah, percaya pada dirinya sendiri, dan percaya mereka unik, karena memang setiap orang berbeda, gak ada yang sama 🙂 Continue reading “Everyone Is Special”

Jangan Harap Tidur Sebelum Papa Pulang

Iya banget nih, Naia itu kayaknya gak mau tidur sebelum papa pulang. Pokoknya liat papanya pulang dan bisa main sebentaaaar aja, udah bikin penutup hari yang menyenangkan banget buat dia.

Malah pernah ada jajanan yang sebetulnya saya sengaja beli buat kita berdua aja, tapi karena gak bisa beli 2, jadinya beli 3. Nah, Naia jadi nganggepnya itu buat papa satunya. Jadiii, saya gak boleh makan deh sampe papanya pulang dan kita makan bareng, huhu.

Di rumah aja, selesai makan malam dan main sebentar sama saya, begitu saya pikir waktunya sudah cukup bisa membuat dia tidur (jeda dari makan sampai tidur sudah cukup), saya ajak ke kamar buat tidur. Dia sih mau mengikuti ajakan buat ke kamar, tapi ujung-ujungnya ya dia mainan sendiri dan gak tidur-tidur. Walaupun udah melakukan ritual tidur malem juga. Daan, begitu papanya pulang, dia semangat banget nyambut ke pintu depan terus yaudah deh cerewet lagi ngapain dan mau main apa lagi sama papanya. Padahal papanya juga masih capek :’) Continue reading “Jangan Harap Tidur Sebelum Papa Pulang”

Ritual Tidur Malam Naia

Sebelum Naia tidur malem, kami membiasakan dia untuk pipis dulu dan sikat gigi dulu. Ya sampai gede gini kan emang harus sikat gigi sebelum tidur kaan untuk merawat gigiii. Awal-awalnya dia angot-angotan dan gak selalu mau sih. Tapi ya dibujukin terus aja sambil dikasih bacaan juga (diperlihatkan gambarnya sih lebih tepatnya) kalau sikat gigi bisa mencegah gigi yang bolong dan bisa merawat gigi.

Lama-kelamaan, dia yang reflek sendiri bilang sebelum tidur mau pipis dulu dan sikat gigi. Horeee, sudah tertanam donk berarti yaa kalau itu hal yang harus dilakukan sebelum tidur. Tapi, sering banget juga sih meledek kita. Ditawarin sikat gigi sama siapa ya cuek, dipaksa ya nangis, diajak baik-baik ya gak mau. Yaudah lah, akhirnya saya pernah ngebiarin aja gitu sikat giginya tergeletak. Bukan ngebiarin dan cuek gapapa dia sikat gigi ya, tapi saya yakin aja dia sebenernya mau kok sikat gigi. Sikapnya itu buat kayak iseng aja gitu ama kita. Heran deh, kenapa anak kecil itu seneng banget ngisengin ortunya yak xp Continue reading “Ritual Tidur Malam Naia”

Kenapa Gak Senyum?

Haha, itu salah satu pertanyaan Naia yang bikin saya dan papanya langsung senyum lagi. 😀

Saking semangatnya, Naia gak sengaja memukul saya. Saya langsung cemberut.
Naia: “Mama kenapa gak senyum?”
Saya: (dalem hati senyum2) “tadi mama sakit dipukul kaka Naia. Kaka Naia semangat banget ya buat main?”
Naia: Beranjak ngelus2 bagian yang dipukul tadi sambil meniup2
Saya: “Terima kasiih” 🙂

Baca juga: Naia belajar minta maaf Continue reading “Kenapa Gak Senyum?”

#FamilyTalk #7 Tentang Memanjakan Anak

#FamilyTalk #7: Tentang Memanjakan Anak

Ish, beneran yah seminggu itu cepeeett banget. Jangankan seminggu sih, 4 tahun ajah cepet banget, rasanya baru banget gitu kemarin saya nikah, eh sekarang udah mau punya anak 2, cepet bangeeettt.

Anyway, tema #FamilyTalk saya dan Icha minggu ini tentang memanjakan anak. Selama 3,5 tahun saya mengasuh Naia, entah deh saya pernah memanjakannya atau enggak. Continue reading “#FamilyTalk #7: Tentang Memanjakan Anak”

#FamilyTalk #5 - Anak & Gadget

#FamilyTalk #5: Anak & Gadget

Di #FamilyTalk pertama, kita ngomongin kenapa kita gak punya TV, dan salah satu alasannya ada yang membahas tentang anak. Dan di salah satu komentar di postingan saya ada yang bilang kalau sekarang ada yang lebih mengganggu, yaitu gadget dan menyebut tentang bagaimana tips agar anak terlepas dari gadget ini. Baca #FamilyTalk pertama kita di sini:

#FamilyTalk #1 Isti#FamilyTalk #1 Icha

#FamilyTalk #5 - Anak & Gadget

First of all, buat saya di jaman sekarang ini kayaknya sulit sih untuk betul-betul melepaskan anak dari gadget. Ya kita aja sebagai orangtua pegangannya gadget muluk sih, gimana anak mau terlepas juga ya kan. Jadilah kali ini kami mau ngomongin masalah per-gadget-an ini, bukan dengan melepaskan anak dari gadget, tapi melalui cara lainnya 😀

Baca punya Icha di sini ya:
Anak & Gadget

Lagipula era anak kita memang berbeda dengan kita dulu. Seperti yang pernah saya tulis juga setelah dateng ke acara seminar “Parenthood Style Era Digital” setahun yang lalu, kalau kita sih masih termasuk dalam digital migrant, gak kaya anak sekarang yang sudah termasuk digital native (yang sudah terpapar gadget sejak mereka lahir). Continue reading “#FamilyTalk #5: Anak & Gadget”

Membawa Anak ke Acara

Membawa Anak ke Acara Blogger

Membawa Anak ke Acara

Hari Selasa minggu lalu, 13 Oktober 2015, saya ke acara blogger #SahabatJKN yang diadakan oleh kementrian kesehatan. Acara tersebut membicarakan mengenai Nusantara Sehat, program pemerintah untuk menjembatani gap pengetahuan mengenai kesehatan ke daerah-daerah terpencil. Etapi saya bukan mau cerita hal itu lagi yak, itu sih udah pernah saya bahas di postingan tersendiri, hehe. Saya mau cerita kalau Naia saya bawa dan Alhamdulillah bisa anteng. Sampai ada yang bilang kalau dia mah anteng ya, gak berlarian ke sana kemari. Alhamdulillaah, kata saya.  Continue reading “Membawa Anak ke Acara Blogger”

#FamilyTalk #2: Me on Working Mom

Kalau bicara perdebatan mana yang lebih baik, Stay At Home Mom (SAHM) atau Working Mom (WM) itu emang gak ada habisnya ya. Baik sih, satu sama lain mau “memamerkan” kelebihannya menjadi SAHM atau WM, tapi keseringan malah jadi mendiskreditkan yang lainnya, huhuhu. Eh, tapi di sini mah saya gak mau ngomongin pertentangannya lagi sih ya, capek, hihihi.

Saya cuma mau cerita betapa saya bahagia jadi SAHM dan bukannya WM. Bukan apa-apa, soalnya gak mampu cyiin jadi WM. Buanyak hal yang gak saya punya saat ini buat jadi seorang WM siich. Soalnya nih ya, seorang WM di mata saya itu banyaaak banget kelebihannya, terutama buat WM yang tetep bisa maintain hubungannya sama pasangannya (tetap harmonis gitu), dan WM yang bisa tetep menjaga kedekatannya sama anak-anaknya, kayak mertua saya.

#FamilyTalk #2

Anyway, yeeeesss, tulisan ini buat #FamilyTalk kedua saya dan Annisa Steviani, hehe. Beda dengan Icha, dia sih lebih bisa menjadi seorang WM. Malah katanya dia gak sanggup jadi SAHM, hahaha. Baca alasananya di link ini ya:

Me on Stay At Home Mom

WM itu lebih disiplin

Yes, saya ngerasa WM itu lebih disiplin, dan state saya saat ini, saya belum punya sikap se-disiplin yang diperlukan oleh WM itu. Continue reading “#FamilyTalk #2: Me on Working Mom”

Panggilan “Kakak” dan Pertimbangan Memberi Adik

“Naia, mandi dulu yuk terus kita main!”
“Kakak ma!”
“Oiya, kakak, maaf ya. Kakak Naia, mandi dulu yuk terus kita main!”
Naia langsung mau bergerak dan senyum-senyum dipanggil kakak xp

Di lain waktu

“De, ayo sikat gigi dulu, kan udah mau tidur”
“Kakaaaaakk!”, jawab Naia sambil setengah teriak xp
“Oiya, kakak Naia.., sikat gigi yuk, kan udah mau tidur” sambil senyum

Kakak Naia

Begitulah, akhir-akhir ini Naia pengennya dipanggil kakaaak melulu, haha. Berhubung…

Bye Rumah Rapi!

Waktu belum punya anak sih saya PeDe banget rumah tetep bakal bisa rapi kalau saya betul-betul disiplin dan mendidik anak yang bertanggung jawab juga. Yaa, sayanya aja kurang disiplin sih, jadi sebelum punya anak aja membiasakan untuk rumah rapi itu kerja keras banget.

Lha setelah anak lahir? Masih bisa sih rutin nyapu atau ngepel gitu, malah masih sempet banget buat ngerapiin pakaian yang dicuci dan disetrika sendiri. Tapiii, begitu Naia udah gedean, begitu udah bisa “main” deh, baik sama temennya atau main sendiri di rumah gitu, rumah rapi tinggallah harapan *menatap nanar mainan yang belum beres*.

Apalagi kalau di siang hari saat Naia sama temennya main di rumah. Itu rumah udah gak ketauan deh bentuknya gimana, mainan menyebar di segala penjuru pojokan ruang depan, hahaha. Udah gitu, saya yang tadinya berharap Naia gak corat-coret tembok, ya pupus juga, temboknya akhirnya jadi korban kretivitasnya dia juga, haha. Eh, sebetulnya Naia sih udah ngerti kalo gak boleh coret-coret di tembok, tapi saat temennya main di rumah dan megang krayonnya, mereka nulisnya di tembok. Dan Naia sebagai teman yang baik, ikutan donk nulis di tembok juga T_T.

Messy House

Continue reading “Bye Rumah Rapi!”