Kalau sebelumnya saya ke Taman Mini Indonesia Indah hanya berdua saja dengan Naia, kali ini saya mengajak sahabat saya (Gema) untuk *ceritanya* playdate di sana. Awalnya sih bingung, mau ke TMII atau ke musemum Nasional. Tapi, berhubung sahabat saya itu sedang menginap di rumah kakaknya yang kebetulan tidak begitu jauh dari TMII, jadilah kami memutuskan untuk ke sana saja 😀
Taman Mini Indonesia Indah ini emang sangat luaaas, makanya gak bakal cukup untuk mengunjungi semuanya dengan 1 hari kunjungan saja. Dari pengalaman 2 kali ke sana bareng Naia saja, sehari paling cuma bisa mengunjungi 3 sampai 5 tempat. Nah, TMII sendiri kan di dalamnya banyaak sekali tempat yang layak dikunjungi, heu. Di pengalaman pertama saja, saya hanya sempat naik kereta gantung, main layangan, berkunjung ke anjungan Jawa Tengah sebentar, lalu ke dunia air tawar dan museum serangga (karena dunia air tawar dan museum serangga tiketnya jadi satu, jadi sayang kalau hanya mengunjungi salah satunya saja, hehehe)
Oiya, berhubung Naia demen banget dengan pesawat, jadilah saya kepikiran untuk ke museum transportasi saja (biar gampang ngajaknya juga, ihihi). Alhamdulillah beneran gampang ngajak Naia padahal dia lagi asik main dengan anak tetangga, haha.
Kali ini saya tetep donk naik angkot. Dan berhubung hari kerja juga, jadi saya dan Gema cuma berdua dengan anak kita masing-masing deh, hihi. Saya dengan Naia, dia dengan Zalika. Kali ini saya masuk melewati pintu utama, ya walaupun harus jalan agak jauh sih dari turun angkot sampai pintu masuk (sampai alun-alun malah). Di alun-alun itu saya menemukan lagi banyak anak-anak TK yang sedang berkunjung. Mungkin ya memang TMII ini pengunjung setianya ya anak2 ini lah yaa, haha. Kalau gak ada mereka seriusan sepi banget deh ini Taman Mini.
Main Layangan
Setelah saya dan Naia sampai, kami sempat menunggu Gema dan Zalika sebentar di alun-alun. Selagi menunggu itu Naia tetep donk ngejar-ngejar badut dan antusias banget setiap kali liat badut. Dia puas bener dah kalo udah foto sama badut.
Setelah Gema dan Zalika datang, saya melakukan apa yang waktu itu dilakukan di alun-alun, main layangan! Karena Naia sudah lebih besar, jadi dia lebih bisa memegang layangannya sendiri, Zalika sih lebih suka mengejar layangan yang diterbangkan Gema, hihi.
Istana Anak
Setelah puas bermain layangan akhirnya kami melaksanakan rencana kami untuk ke museum transportasi. Lagi-lagi kita naik mobil keliling yang cukup membayar hanya 5.000 rupiah. Kalau gak ada mobil keliling ini capek bok jalannya xp
Tapi karena mobil keliling ini melewati istana anak dulu, jadilah kami mampir sebentar ke sana (niatnya sih sebentar). Untuk masuk Istana Anak ini harus membayar lagi sebesar 10.000 per orang, Naia dan Zalika sih belum harus bayar berhubung masih di bawah 3 tahun 😀
Nah, tapi lagi ternyata di dalam Istana Anak ini ada beberapa wahana lagi dan semuanya harus bayar lagi masing-masingnya, huhu. Contohnya, ada mandi bola yang harus bayar 5.000 (rata-rata memang 5.000:) ). Ada lagi kereta keliling 10,000. Akhirnya kami jajal saja deh mobil yang berjalan di atas. Lumayan, saya bisa foto2, Naia juga seneng bisa melihat-lihat Istana Anak dari atas.
Eits, tenang, gak semua mainan bayar kok. Istana Anak ini punya banyak playground yang bisa dimainkan sama siapa saja. Karena punya halaman yang cukup luas, jadinya arena bermainnya buanyak. Namanya juga Istana Anak yah, haha.
Saya waktu kecil sih pernah juga ke sini, tapi lupa pernah main apa aja, udah lama bok. Yang paling inget mah ayunan, karena saya emang paling demen ayunan. Ternyatah Naia emang anak mama banget, dia kemana-mana ya yang dicari ayunan juga 😀
Museum Transportasi
Setelah puas bermain di Istana Anak (Naia & Zalika sih yang puas, saya mah ngobrol sama Gema, haha), kami langsung menuju museum transportasi. Sayangnya hari sudah terlalu sore saat itu, sudah sekitar jam 16.30, jadi mobil keliling sepertinya sudah tidak ada. Akhirnya kami jalan deh ke museum transportasi. Alhamdulillah security TMII memberi tahu jalan pintas dengan melewati anjungan Indonesia Timur (lupa daerah mana persisnyaa, huhu) jadi jalannya tidak terlalu jauh *walaupun tetep aja capek, huh*.
Setelah sampai di sana, untungnya museum transportasi ini buka sampai jam 18.00, jadi kita gak kecele lah yaa. Untuk masuknya, kami harus membayar lagi sebesar 5.000 per orangnya. Sebetulnya untuk bisa masuk ke pesawat Garuda, harus membayar lagi, tapi hari itu sudah ditutup, jadi ya sudah deh.
Yang paling pertama kami kunjungi adalah kereta kepresidenan zaman pak Soekarno. Berhubung letaknya juga paling depan sih, tepat di sebelah kanan loket tiket. Objek foto yang cukup bagus sebetulnya, tapi karena kita kerempongan dengan 2 krucil, jadilah cuma sempet foto anak2nya saja, haha.
Di dalam museum Transportasi ini ada apa aja? Namanya juga transportasi yaa, jadi ada bermacam-macam alat transportasi, dalam bentuk sebenarnya dan bentuk model replikanya. Dalam bentuk aslinya, ada taksi Bluebird saat pertama kali beroperasi, ada kapal Waifuku, bahkan ada bus damri dan bus double decker. Nah, kalau bentuk replikanya, ada di bagian dalam gedung. Banyak banget model pesawat berbagai jaman, banyak juga model kendaraan tradisional seperti andong, becak, sampai bemo. Naia betulan seneng banget melihat model-model pesawat, dia mau jadi pilot katanya. Aamiiin ya nak! 😀
Plus, ada taman lalu lintas. Saya kurang engeh sih seberapa besar taman lalu lintas ini karena kami langsung masuk ke bagian dalam. Sayangnya saat di dalam baterai Hp saya sekarat, jadilah gak ada foto-fotnya, hee.
Nah, kunjungan ke museum ini menjadi kunjungan terakhir kami hari itu. Ya jelas lah ya, udah sore euy. Nah, kami mulai kebingungan untuk keluar naik apa, berhubung mobil keliling sudah habis sedari tadi, haha. Akhirnya kami memutuskan untuk makan dulu di Green Terrace yang terletak persis di sebelah TMII. Karena itu, kami jadi tidak ragu untuk menyetop taksi yang lewat, haha (deket cuy, jadi murah taksinya xp). Alhamdulillah yah ada taksi lewat dalem TMII gini 😀
Bonus: Foto Miniatur
Saya emang demen sama Tiltshift Photography, jadilah saat naik salah satu wahana di Istana Anak, saya foto2 untuk diberi efek jadi seperti miniatur. Walaupun ada juga yang low angle, hehe. Sudah mirip miniatur belum? 😀
Waaah istana anak nya baguss.. saya belum pernah ke TMII.. maklum tinggalnya jauh di pelosok sumatra 🙂
Waahh udah lama sekali ga ke taman mini utk rekreasi, padahal disini banyak wahana yaa. Tapi masing2 bayar yaaa
Iya, kalo mau naik kereta gantung atau monorail atau apa aja bayar semua. Yg gratis cuma anjungan2 daerah nya 🙂
Jadi pengen ngajakin Diana ke sini. Belom jadi-jadi, euy! Seharian nggak dapet banyak ya, kalau bawa anak, soalnya kalo udah seneng sesuatu, biasanya nemplok lama di satu permainan.
Btw, ini emaknya Diana, kasihan ini kompie suami kalo namanya diganti2. Biarin yak pakai link blog dia buat komen. 😆
Emberr! Khas anak2 dah, bisa nomplok lama di tempat yg udah jadi favoritnya.
Hihi.. Monggoo mamaknya Diana pakai link suami ^^
Oiya, setelah dipikir-pikir, sambil scroll ke atas lagi, TMII ini kayak jebakan betmen ya. Masuk wahana bayar lagi. Naik apa-apa, bayar lagi. Emang sih, cuma 5.000,- masing-masing (rata-rata), tapi kalau anaknya mauan (tunjuk ini itu), ya total kerusakan lumayan gede juga yak. *emak-emak kebangetan irit*
Tapi kalo dibikin tiket terusan kayak Dufan sekali masuk 250 rebu, ya nggak rela juga, hahahahaha. *lha karepe piye?*
Hahaha.. Tau ih, jadi maunya apa? xp
Yg bayar lagi itu yg istana anak & museum2 aja kok mbak, kalo anjungan sih semua gratiiss, hehe
Duhh… Kapan ya terakhir aku main ke TMII. Pas SD mungkin, udah bertahun-tahun lalu, lama banget! Jadi pengen ke sana deh, udah banyak berubah kali yah :DD
pemandanganya keren mbak,btw hasil jepretanya udah OK
Wah, makasih mas 🙂
Taman mini ya, udah lama banget ga kesana, dulu saya paling suka mandi bola di istana boneka, hihi
aak, saya malah belom pernah ngerasain mandi bola di istana boneka xp