Traveling

Mendaki Gunung Batur Bersama Anak-anak dan Menikmati Sunrise yang Menakjubkan

Cerita mendaki Gunung Batur bersama anak-anak plus balita ini sebetulnya sudah dimasukkan dalam Road Trip ke Bali. Kami melakukan road trip tersebut selama 13 hari di akhir tahun 2021 lalu.

Saat itu Nara, yang paling kecil, baru berusia 2,5 tahun. Jadilah pendakian ke gunung Batur kali ini sambil bergantian menggendong Nara, yaa sebagian besar digendong papanya sih xp

Eh tapi pas jalan pulang setengah setengah kok. Setengah perjalanan papanya yang gendong, setengahnya lagi baru gantian aku, hehe.

Sunrise di Gunung Batur
Sunrise di Gunung Batur

Mendaki gunung Batur bersama anak-anak kali itu juga jadi salah satu pengalaman dan pemandangan yang tak terlupakan banget buat aku. Soalnya, mulai dari awal menanjak, sampai di atas, lalu melihat sunrise-nya itu masih terngiang dalam ingatan.

Setiap kali mendengar gunung Batur, ingatan aku langsung menuju pemandangan sunrise yang kami nikmati di sana.

Terus terus, kami hiking sambil bawa 3 anak begitu, satunya masih digendong pula, repot gak sih? Biayanya memang berapa dan berapa lama menanjaknya? Anak-anak kecapean gak sih?

Nah, semoga sih postingan ini akan menjawab pertanyaan-pertanyaan kalian tersebut yaa πŸ™‚

Lokasi Gunung Batur

Gunung Batur ini memiliki ketinggian 1717m dan terletak di utara pulau Bali, tepatnya di daerah Kintamani. Kalau road trip seperti yang kami lakukan memang enaknya ke daerah Utara terlebih dahulu.

Soalnya, pelabuhan penyeberangan Gili Manuk kan memang sebelah Utara juga, jadi lebih enak puas-puasin eksplor daerah Utara dulu sebelum lanjut ke pantai Sanur, Kuta, atau daerah-daerah ramai di bagian Selatan Bali.

Berapa Biaya Mendaki Gunung Batur?

Kali ini suami aku nih yang semangat banget banget mengajak kami mendaki (hiking) gunung Batur. Soalnya udah lama banget juga sih sejak anak-anak diajak hiking terakhir.

Anw, hikingnya kami bukan hiking ke gunung yang menantang banget gimana gimana yaa, ahaha. Masih hiking cantik aja, soalnya bawa bocah kan. Ya paling ke curug Cibeureum, ke Punthuk Setumbu, dan hiking di Sentul bersama hiking bocah.

Kayanya aku pernah juga sih cerita anak-anak pernah hiking ke mana saja di Anak-anak & Balita Hiking? Kenapa Enggak?, silakan dibaca yaa ;)

Oh iya, tadi kan mau ngomongin biayanya yaa, ahaha. Suami booking perjalanan ini di Traveloka, kayanya karena insyaAllah sudah terpercaya saja deh. Jadi gak repot nyari-nyari lagi gitu.

Biaya yang dihabiskan oleh kami berlima (hitungannya berlima yes, anak balita dihitung satu, wkwkkwk) adalah sekitar 875.000. Jadi kira-kira per orangnya dikenai sekitar 175.000 yaa.

Biaya Hiking ke Gunung Batur: 175.000/orang
Pesan di Tiket & Guide Gunung Batur Traveloka (tinggal klik saja)

Ini sudah termasuk guide, senter, minum yang cukup memuaskan, dan sarapan di warung atas gunung Batur.

Oh tapi tur yang kami pakai harganya sekarang jadi 350.000/orang sih (link di atas). Mungkin karena waktu kami ke sana memang masih sepi ya, jadi lebih murah.

Ada juga pilihan lain, malah tournya lebih lama karena sampai jam 2 siang dan termasuk wisata ke tempat lainnya. Harganya sekitar 250.000/orang. Kalian bisa cek langsung di paket wisata sunrise gunung Batur Traveloka.

Menginap di Pinggir Danau Batur

Nah, gunung Batur ini termasuk tujuan ke 2, setelah sebelumnya kami ke pantai Lovina. Kami memilih menginap di sekitar danau Batur, tepatnya di villa yang terletak di pinggir danau Batur, Volcano Terrace Bali.

Volcano Terrace Bali Pinggir Danau Batur
Menginap di Pinggir Danau Batur

Dari penginapan tersebut, kami tidak membutuhkan waktu lama, hanya sekitar 14-20 menitan saja, untuk ke titik pertemuan pendakian, Pura Pasar Agung.

Pemandangan Danau Batur

Karena itu juga lah kami mempertimbangkan penginapan di pinggir danau Batur, supaya anak-anak tidak dibangunkan terlalu tengah malam, jadi mereka masih bisa punya waktu tidur yang cukup.

Selain memang karena tempatnya yang juga bagus banget yaa, ahaha. Instagrammable dan juga nyaman.

Pemandangannya juga indah karena langsung menuju ke danau Batur dan ke gunung Abang.

Jadi terlihat pemandangan Gunung di kejauhan yang di bawahnya terhampar danau Batur ini.

Plus ada hiburan anjing lucu yang mengajak bermain anak-anak, jadi anak-anak juga seneng banget nginep di sana, ihihi.

Berapa Lama dan Mulai Pendakian Jam Berapa?

Total waktu yang kami habiskan untuk perjalanan hiking ini sepertinya sekitar 5 jam deh.

Hiking Gunung Batur

Terhitung sejak kami sampai di titik pertemuan pendakian, di pura Pasar Agung, sampai kami turun kembali dan berpisah di parkiran yaa.

Parkiran ini sudah lebih ke dalam dari pura Pasar Agung. Soalnya, begitu kami sampai pura, guide kami mengarahkan untuk lanjut sampai parkiran yang berada tepat di pintu masuk pendakian.

Jadi kami tidak memulai pendakian dan berjalan kaki dari pura Pasar Agung, melainkan dari parkiran tersebut.

Kami membangunkan anak-anak sekitar jam 3 untuk langsung berangkat memulai pendakian. Nara sih diangkut saja walau masih tidur, ahaha.

Nah, kami hanya membutuhkan waktu sekitar 15 menit saja sampai Pura, jadi kami bisa start hiking sekitar jam 3.30 pagi.

Setelah menanjak sekitar 1,5 jam, kami akhirnya sampai di puncak dan berhubung hari masih gelap jadi kami masih sempat untuk menikmati sunrise di puncak gunung Batur ini.

Setelah puas menikmati sunrise (sambil ditemani monyet xp), kami lalu turun sekitar jam 6.30. Baru menuju pulang dan berpisah dengan guide sekitar jam 8.30.

Jadi total waktu yang kami habiskan betul sekitar 5 jam (3.30-8.30).

Pengalaman Hiking Gunung Batur Bersama Anak-anak

Kalau tadi aku ceritakan detail biaya dan total waktu yang kami habiskan, sekarang aku mau cerita pengalaman kami melakukan hiking ini niih.

Soalnya memang ini jadi pengalaman yang seru, bukan cuma buat aku, tapi juga untuk anak-anak. Mereka Alhamdulillah sangat bisa diajak kerja sama untuk diajak tidur lebih awal karena mau bangun jam 3 pagi.

Mendaki Gunung Batur Bersama Anak-anak

Jadi, setelah sampai di Volcano Terrace tadi, kami bersantai saja sambil menikmati pemandangan. Eh, anak-anak sempat berenang sedikit sih di kolam renangnya.

Begitu hari sudah malam dan memasuki waktu maghrib, kami mem-briefing anak-anak supaya mau tidur lebih awal karena dini harinya kami akan membangunkan mereka untuk berangkat mendaki gunung Batur. Yah, setelah sholat Isya lah ya mulai tidurnya.

Betul saja, pada jam 3 dini hari, mereka mudah dibangunkan untuk kami langsung berangkat ke Pura Pasar Agung.

Langit malam (dini hari) yang indah

Sepanjang perjalanan ke pura Pasar Agung, kami melewati daerah yang masih alami dan langit terlihat sangat bersih. Sampai-sampai, bintang-bintang yang bertaburan di langit pun terlihat dengan sangat jelas.

Langit Gunung Batur Dini Hari

Dini hari itu, aku dan anak-anak bahkan bisa melihat beberapa kali adanya bintang jatuh. Aku baru tau, kalau dalam semalam itu ternyata bisa terjadi banyak sekali bintang jatuh.

Karena ternyata hal tersebut ya fenomena yang biasa terjadi saja, bukan yang bisa setahun sekai atau harus menunggu sampai beberapa tahun sekali.

Karena langit di kota biasanya sudah terkotori oleh polusi, jadi fenomena ini memang jarang terlihat.

Sungguh deh pemandangan malam itu sangat sangat indah dan menakjubkan.

Karena betul betul langitnya bersih, rasi bintang apapun sebetulnya terlihat, hanya saja kami yang tidak mengerti itu termasuk rasi bintang apa, ahaha.

Sebetulnya aku mencoba mengabadikannya lewat foto, tapi yah, namanya langit yang sangat jauh dan memang gelap, jadi hanya bisa seperti terlihat di samping ini saja, hehe.

Makanya pernah aku bilang di postingan Gili Nanggu, asiknya ke tempat-tempat alam seperti ini tuh kita bisa melihat ciptaan Allah yang sungguh indah, dan sangat jarang bisa terlihat dari foto saja.

Kalaupun di foto terlihat indah, aslinya jauuhh lebih indah dari itu. MasyaAllah.

Memulai pendakian di jam 3.30

Sesampainya kami di Pura, seperti yang telah aku sebutkan di atas, kami diminta lanjut oleh guidenya ke parkiran. Sampai di parkiran sekitar 3.30, jadi hari masih gelap sekali.

Kami langsung memulai pendakian tersebut bersama Naia dan Nawa yang berada di antara aku dan suami, sementara guide kami di depan.

Nara aku gendong terlebih dulu sampai aku merasa capek. Karena dalam kondisi mengantuk seperti itu, dia masih belum mau sama orang lain, termasuk papanya. :’)

Sementara itu, suami bertanggung jawab membawa tas yang berisi air minum serta hp kami masing-masing.

Masing-masing dari kami juga memegang senter sendiri, termasuk anak-anak yang berada di tengah. Sehingga walaupun gelap, kami bisa melihat jalur seperti apa yang kami lalui.

Baru menyadari pentingnya trekking pole (tongkat untuk mendaki) di lahan yang terjal

Ternyataa jalur mendaki gunung Batur dari sisi yang kami lalui lumayan terjal, sehingga tidak sekali dua kali aku dan suami harus berusaha lebih untuk mengangkat kaki seperti menaiki tangga yang anak tangganya cukup tinggi. Lumayan bikin puegel bok, huhu.

Pada saat inilah kami baru menyadari, betapa pentingnya trekking pole alias tongkat mendaki gitu, huhuhu. 
Karena lumayan bisa menahan berat badan dan membantu agar lutut kita tidak terbebani terlalu berat soalnya.

Akhirnya guide kami berinisiatif untuk mematahkan batang pohon yang terlihat telah mati, sehingga bisa dimanfaatkan sebagai tongkat bantuan kami.

Aku pikir batang pohon apapun jadi lho, ternyata tetap seconcern itu terhadap tanaman juga yaa. Sebisa mungkin kita tidak merusak apapun yang berasal dari alam, termasuk pohon yang masih tumbuh dan segar.

Jadilah kami berempat bisa punya tongkat masing-masing dari batang pohon yang telah mati tersebut.

Penjual Minuman sebagai Guide Tambahan

Baru beberapa puluh meter, aku sudah mulai kelelahan, jadilah gantian suami yang menggendong Nara dan gantian aku yang bertanggung jawab terhadap tas yang kami bawa.

Alhamdulillah guide yang membersamai kami sangat memperhatikan kemampuan anak-anak, sehingga dia sigap sekali membantu anak-anak kalau mereka kesulitan.

Oiya, guide yang menuntun kami ini perempuan lho, jadi anak-anak juga lumayan nyaman dibantu dan mengobrol dengannya.

Guide yang Menuntun Pendakian ke Gunung Batur
Guide yang membantu kami

Sepanjang pendakian, beberapa kali kami dilewati oleh penjual minuman yang sudah mulai naik supaya di atas mereka bisa menjajakkan jualannya pada saat sunrise.

Nara Digendong saat Mendaki di Gunung Batur

Nah, ada satu penjual yang lumayan membantu aku dan suami, berhubung tadi guidenya sudah lebih fokus membantu anak-anak kan yaa.

Dia dengan sigap membantu memegang tangan dan mengangkat kami saat kami menemui kesulitan, terutama di lahan-lahan yang cukup menantang dan agak terjal.

Apalagi suami menggendong Nara ya, jadi kami sangat terbantu sekali dengan bantuannya.

Yaa di atas dia langsung menjual minumannya kepada kami dan kami jadi merasa punya keharusan untuk membeli sih, ahaha.

But anw, mau dia menawarkan minumannya atau tidak, kami memang berniat memberinya sedikit bayaran sih, karena sangat berjasa membantu aku dan suami hingga kami sanggup mendaki sampai atas sebelum sunrise.

Baca juga: Liburan ke Bali Bersama Anak, Sudah Coba 5 Aktivitas Seru Ini Belum?

Jadi anggap saja minumannya sebagai bonus, harga minuman yang beberapa kali lipat itu jadi bayarannya, hehehe.

Pemandangan yang menakjubkan

Sunrise di Gunung Batur
Sunrise di Gunung Batur

Begitu akhirnya kami sampai di puncaknya, mataku langsung tertuju pada keindahan pemandangan perbukitan di seberang sana yang tertutup awan.

Kami ternyata berada di atas ketinggian yang melebihi awan, maka dari itu kami bisa melihat dengan jelas bagaimana awan tersebut bergerak sehingga pemandangannya menakjubkan dan seindah itu.

Dengan hamparan lautan awan yang menutupi bukit serta danau, kami serasa berada dalam dunia di atas awan (kan memang di atas awan yaa, haha).

Kami langsung mengambil tempat di kursi yang disediakan di puncak gunung Batur tersebut. Kursi itu berdekatan dengan warung tempat kami akan makan sarapan di sana.

Sunrise di Gunung Batur
Sunrise di Gunung Batur

Kami mendapat suguhan teh hangat, beberapa camilan, dan juga pop mie. Anak-anak senang dan puas sekali kelihatannya karena bisa menikmati pop mie setelah melakukan pendakian yang cukup melelahkan.

Aku pun puas dan senang karena bisa menikmati indahnya pemandangan yang menakjubkan dari atas gunung Batur ini bersama mereka. Pemandangan yang rasanya tidak akan pernah aku lupakan, karena memang seindah itu, huhuhu.

Kalau ditanya aku mau lagi gak diajak mendaki gunung Batur? Jawabannya tentu aku sangat mauu! ahaha.

Makanan diambil monyet

Nah, selama sampai di sana, guide kami sudah memperingatkan sebelumnya kalau di sini akan ada lumayan banyak monyet.

Tapi kita tidak perlu takut atau panik, cukup menjaga dan pegang erat saja barang yang kita punya. Malah, jangan perlihatkan kalau kita memang punya barang sih, bisa bisa alat kita direbut oleh monyet dengan cepatnya.

Plus, jangan terlihat membawa makanan apapun di sini!

Jadi kalau mau menikmati santapan, ya masuk ke warung saja, baru makan di dalam. Supaya monyet tidak merebut makanan tersebut ya.

Sayangnya Nawa, anak kedua aku, lupa akan peraturan tidak membawa makanan. Jadi, dia penasaran dengan awan yang bergerak, tapi masih tetap mau makan.

Makanya dia keluar warung dengan cemilan yang berada di tangan. Seketika dia keluar, langsung ada monyet yang langsung menyambar makanan tersebut. Dia kaget sih, namun Alhamdulillah tidak menangis.

Monyet-monyet Gunung Batur
Banyak monyet di Gunung Batur

Monyetnya juga hanya mengambil makanan dan tidak melukai apalagi menyerang. Ya mereka memang mau makan saja.

Jadi, kejadian cemilan Nawa direbut monyet ini hanya salah satu kejadian yang mengagetkan saja dan jadi pelajaran untuk Nawa agar bisa lebih berhati-hati lagi πŸ™‚

Energi anak tidak ada habisnya!

Yang paling aku syukuri dari kegiatan hiking ini adalah ternyata anak-anak suka dan antusias! Huhu, aku terharu sekali mereka semangat melakukan kegiatan ini.

Bahkan begitu sampai atas, Nawa masih mau mengajak kami untuk lebih atas lagi (berhubung masih ada bagian atasnya lagi sih memang).

Tapi berhubung aku dan papanya sudah terlalu lelah, dan guide juga sudah mengajak untuk turun, jadinya kami gak mengabulkan keinginannya dia deh, huhu.

Hiking di Gunung Batur
Istirahat sebentar dan bertemu pendaki lain

Padahal lumayan ya, ke atas lagi rasanya gak lama juga sih, paling hanya memakan waktu 5-10 menit. Tapi yah, melihat medan pendakiannya yang cukup curam membuat kami gak sanggup, huhu.

Anw, energi anak-anak tuh memang gak ada habisnya deh. Berhubung perjalanan turun dilakukan pagi hari, sekitar pukul 7 pagi, jadi jalanannya memang sudah lebih terlihat dan jadi lebih nyaman dilalui.

Anak-anak Mendahului

Karena itu, aku dan suami tertinggal di belakang pun gak apa-apa, karena ya sudah lebih terang, jadi merasa lebih aman untuk turun berdua saja.

Eh, kenapa tertinggal deh?

Itu karena anak-anak semangat banget turunnya. Kami betul-betul tertinggal jauh.

Mereka sudah lebih di depan sekitar 10 menitan. Huah, energinya anak-anak tuh memang beda ya, ahaha.

<- Naia Nawa yang berjalan jauh di depan (didampingi guide)

Sampai beberapa pengunjung yang ketemu kami bilang, “Ini “baterai”nya anak-anak pinjam donk, biar kita lebih semangat dan gak capek,” ahaha.

Karena mereka melihat Naia Nawa memang sesemangat itu dan masih siap melanjutkan perjalanan, bahkan tidak terlihat wajah kelelahan dari mereka.

Pengen banget yaa punya energi seperti ituu.

Baca juga: Itinerary Wisata 3 Hari 2 Malam di Ubud Bali Bersama Anak

Malam hari baru terasa pegal

Ternyataa begitu malam harinya, baru deh anak-anak mengeluh pegal-pegal. Yaa bukan anak-anak aja sih, tapi aku dan suami juga mulai terasa pegal-pegal di kaki, ahaha.

Jadilah malam itu aku minta anak-anak untuk tidur lebih awal. Karena obatnya pegal ya memang harus istirahat yang cukup.

Berhubung keesokan harinya kami berencana ke Bali Zoo, Alhamdulillah anak-anak betul mau diminta tidur lebih awal. Mungkin karena antusias juga yaa mau ke tempat seru lainnya esok hari, hehehe.

Kesimpulan

Jadi, begitulah ya, mengajak anak mendaki gunung Batur ternyata seru dan ternyata anak-anak malah suka kegiatan ini. Terlebih lagi yang memang punya energi berlebih, mereka akan suka sekali mengeksplor langsung alam yang mereka datangi.

Dalam segi keamanan pun, aku rasa gunung Batur termasuk yang masih batas aman.

Oh tapi jangan lupa untuk minta disediakan 2 orang guide sih ya supaya bisa menjaga di depan dan di belakang. Terutama pada saat menanjak.

Untuk yang suka dengan kegiatan fisik dan mau mengenalkan anak juga dengan kegiatan ke alam langsung, boleh banget loh hiking di Gunung Batur ini kalian coba juga.

Supaya kalau ke Bali gak main di pantai terus gituu πŸ˜‰

Kalau kalian juga mau tau destinasi road trip kami lainnya, bisa baca di 13 Hari Road Trip Ke Bali, Mulai dari Bali Utara Hingga ke Nusa Dua ;)

istianasutanti

Halo, salam kenal ya.

Aku Istiana Sutanti, seorang ibu dari 3 orang perempuan yang hobi sekali mengajak anak-anak untuk traveling bersama.

Di blog ini aku sharing pengalaman traveling kami sekeluarga plus pelajaran parenting yang aku dapatkan, baik dari pengalaman pun dari seminar parenting.

Semoga kalian suka membaca pengalaman traveling kami dan semoga membantu untuk menentukan tujuan traveling kalian berikutnya! ;)

You may also like...

28 Comments

  1. MasyaAllah mba..effortnya luar biasa loh! alhamdulilah yah plong rasanya bisa baca cerita ini. Apalagi anak-anak luar biasa sekali semangatnya duh jadi kepengen tapi bayanginnya udah nyerah duluan wkwkwk

  2. Saya salut banget sama keluarga pecinta hiking. Luar biasa menurutku! Apalagi kayak mbak punya anak kecil, ciyusan itu effort bangeet. Saya menikmati sekali pemandangan di artikel ini secara belum pernah ke Gunung Batur. Sunrise nya itu envy! Keren. Btw, saya pun baru tahu kalau di Traveloka ada tiket dan guide *ya ampuuuunn. Hehe
    Dan setuju mbak, ke Bali nggak selamanya ke pantai!

  3. Seru banget… Pengen juga menikmati langit dan sunrisenya… Mudah-mudahan suatu saat bisa ajak anak-anak hiking di gunung batur juga…

  4. Aku iriiii baca tulisan ini hahahaha iri positif. Aku belum pernah ajak Aisyah anakku mendaki gunung, adanya mendaki Gunung Agung toko buku haha. Kalau anak cowokku udah, mendaki ama temen-temennya.

    Pemandangan indah, perjalanan yang menyenangkan (walau capek pasti ada lah ya), dan semua itu jadi pengalaman keluarga yang amat berkesan. Senang sekali bacanya.

    Itu monyet banyak bener mbak hihi. Aku pun bisa jadi kaget kalau tiba-tiba makananku diambil mereka :))

  5. Seru selalu perjalanannya ti. Kapan ya rombongan aku jalan gini juga heheuu.. aku salut sama anak2. Energinya nggak abis2 ya benerr. Udah briefing dari sebelum2nya ya. Huaa itu kenapa harganya sekarang beda ???? 5 jam ya, anak2 nanya2 kapan sampenyaaa nih pasti

  6. Hepi banget ya anak2 diajak mendaki ke Gunung Batur. Aku belum pernah tuh ke sana. Viewnya cakeup bangeeett…

  7. seru banget bisa naik gunung

  8. Cantik banget ya pemandangan Gunung Batur, pengalaman berharga banget untuk anak-anak bisa hiking di sana, nginapnya pun di penginapan yang nyaman dan cantik..

  9. Masua Allah.. suamiku dari jaman dulu pengen ngajak anak2 naik puncak gunung.. tapi belum kesampaian sampai sekarang nih mba.. masih ada bayi soalnya agak rentan bawa naik ke atas yaa..

    Happy sekali mba anak2 Masya Allah emmang pembelajaran berharga selalu datang dari alam yaa

  10. masyaa Allah, ini impianku bangetttt, mendaki bareng anak-anak. Tapi suami selalu ragu sama staminaku yg gampang letoy, haha.

  11. Wah udah sampe ke gunung juga di Bali. Cantik banget ya pemandangannya. Harga 175 ribu masih terjangkau, tapi kalo udah 300 ribu masih kemahalan buatku wkwkw.

  12. Gak nyangka Naia Nawa segede itu energinya!
    Menikmati banget tulisan mendaki Gunung Batur ini. Selama ini ke Bali bolak balik yaaa di pantai – ya makan makan doang, dugem *eeeh

    iya ini pasti akan jadi next itinerary kalo ke Bali lagi, salam sayang buat 3 N yaaa Isti

  13. Wahhh berarti bener deh, kata temenku juga selalu bilang jangan lupa bawa trekking pole. Eh ternyata butuh banget yah. Tapi anak-anak juga hebat banget lho bisa sejauh ini. Berartii Gunung Batur relatif aman yah buat hiking perdana bareng anak-anak.

    1. kalau hiking perdana anak-anak, gak juga sih mbak, hehe. Agak lebih tinggi. Kalau mau perdana, coba tipis2 ke Sentul atau ke Bogor dulu di Curug Cibereum deeh mbak πŸ˜€

  14. seru banget ya Mbaak perjalanan ke Gunung Batur. Pengen deh! anak2ku udah lebih gede sih, harusnya lebih enak ngajak trekkingnya yaa..
    kalau monyetnya banyak gitu emang harus hati2 yaa.. walau gimanapun itu tetep liar kan yaa..

  15. Seruuu banget ini berarti hampir mirip.spt.ke kawah ijin kisaran jam 2an sih sama bromo sekitar jam 3.30 kami berangkat.

    Sayang agustus kmrn kami belum kesampaian tracking krn fokus ke pohon trunyan, next pengeenn….

  16. keren banget mba Isti dan suami serta anak-anak yang kooperatif saat perjalanan untuk pendakian di Gunung Batur ini. Jujur bawa diri sendiri aja buat mendaki beratnya masya Allah, tp ini bakal seru dan jadi pengalaman ga terlupakan yaa.

  17. Kerennya mba bisa mendaki barengan anak2 pengalaman yg luar biasa itu ya ke
    Gunung Batur yg memiliki ketinggian 1717m dh gitu jalannya juga cukup terjal bravoo dehhh

  18. Nunggu Safaraz agak gedean jadi enggak perlu digendong terus supaya enjoy naik ke Gunung ini
    Saya pun akan senang jika bisa menjadikannya cerita perjalanan keluarga
    Ah, baca artikel ini jadi pengen banget ke Bali lagi

  19. Aduh cakep amat ini Gunung Batur, seru juga ya melakukan aktivitas mendaki bersama keluarga gini. Anak-anak gimana komentarnya mak pas diajakin mendaki gini? Aku pengin juga sekali-kali ngajakin anakku untuk mendaki gunung deh, okeh aku siapkan mental dulu.hhahahaaa

    1. Anak-anak seneng banget Cii, haha. Soalnya bisa ngeliat bintang sama ketemu banyak monyet. Seneng banget aku ngeliat mereka antusias dan senang begitu πŸ˜‰

  20. Masya Allah, view-nya cakep banget. Jujur sih iri yaa, soalnya suamiku enggak pernah mau kalau kuajakin hiking, hiks. Padahal pengen banget sih lihat sunrise gini.

  21. Keren banget pemandangan dari atas gunung batur. Sambil menikmati secangkir kopi hangat di pagi dengan sunrise yang menakjubkan bakalan jadi momen yang tidak terlupakan. Fix ini sih kalau ke Bali mau ajak si kecil buat mendaki Gunung Batur.

    1. Ahaha, iyaa oke banget buat ngajak anak hiking. Kalau mau coba, hiking di sekitar Sentul dulu aja mbak, udah banyak yang menyediakan jasa hikingnya kalau di Sentul πŸ˜€

  22. Aku iri ihh, jangankan ajak anak-anak aku aja nggak pernah mendaki gunung hehe.. Keren asli ini, sekeluarga bisa hobi yang sama ya. Bisa nyaksiin sunrise di gunung, itu priceless banget buat anak-anak. Apalah aku yang baru bisa main ke laut hehe..

  23. MashAllah~
    Keindahan alam Gunung Batur yang tiada tara..
    Malam haripun indah sekalii..

    Dan banyak yang bantu ini kaya rejeki banget yah..
    ngos-ngosan bareng dan menikmati ketika berada di puncak bersama-sama.

  24. Senang banget deh baca tulisan ini, jadi sambil senyum-senyum aku. Terbayang suka citanya anak-anak diajak melihat keindahan alam saat mendaki gunung, bakal jadi pengalaman tak terlupakan. Sunrise memang seindah itu, sih. Apalagi menyaksikannya bersama orang-orang yang kita sayang. Uunnchh, sweet. Aku gak nyangka ternyata anak-anak Mbak Isti energinya lebih kuat dari mama papanya ya. Haha.

  25. Waw, keren banget ya pemandangannya. Cantik. Bali gak melulu pantainya ya yang indah. Gunungnya juga luar biasa. Nginep di penginapan pinggir Danaunya juga asyik banget. Ngiri deh ih aku sana anak-anaknya. Sekecil itu tapi udah banyak jalan-jalan ke alam. Hehehe.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.