Siapa yang belum pernah denger candi Gedong Songo ini hayo? Saya sebetulnya udah sering denger, tapi gak tau tempatnya di mana serta bentuk candinya seperti apa. Soalnya bayangan saya akan candi itu ya candi Borobudur atau Prambanan. Ternyata kan itu 2 candi terbesar dan termegah di Indonesia yaa, jadi candi-candi lain yang ada dan ternyata jumlahnya cukup banyak, gak sebesar itu.
Nah, di momen road trip kemarin, saya berkesempatan untuk mengunjungi candi Gedong Songo yang berada di Semarang ini, tepatnya di lereng gunung Ungaran. Namanya Gedong Songo karena candinya merupakan rangkaian 9 candi (songo dalam bahasa Jawa artinya 9) yang tempatnya menanjak mulai dari candi Gedong 1 sampai 9. Belum kebayang-kebayang banget gimana menanjaknya sebelum sampai tempatnya. Hasil googling juga candi ini sudah dibuka mulai dari jam 7 pagi. Wuiih pagi banget kan tuuh?
Begitu sampai tempatnya (kami sampai sana jam 9), parkirnya sudah penuh dan kami akhirnya diarahkan untuk parkir di pinggir jalan saja, persis depan mushola. Dari parkiran untungnya belum terlalu jauh, namun karena jalannya menanjak, saya sama Nawa udah lumayan lelah hahaha. Bumil dan balita fisiknya terbatas yes xp
Akhirnya ya istirahat dulu di sekitar pintu masuk. Kebetulan di sebelah kiri setelah pintu masuk area candi memang ada tempat bermain anak, ya tinggal ayunan dan beberapa mainan aja sih, tapi lumayan bisa bikin anak-anak happy dulu sebelum memulai wisata candi atau hiking 😀
Saya bilang hiking karena memang tracknya cocok banget untuk hiking. Saya ceritakan di bawah ya 😉
Nah, setelah tempat bermain anak ini, kita masuk lagi melewati beberapa pedagang pinggir jalan yang memenuhi jalanan menuju percabangan 3 jalur (eh, 2 jalur deng, tapi ada 3 tujuan berbeda). Jalur sebelah kiri adalah jalur untuk naik kuda. Jalur sebelah kanan adalah jalur untuk langsung menuju candi Gedong 1 dan seterusnya serta jalur menuju pintu masuk wisata kekinian yang ada di candi Gedong Songo ini, namanya Ayanaz.
Mulai terlihat belum kenapa saya akhirnya bilang candi Gedong Songo ini perpaduan wisata Sejarah dan wisata kekinian? hehehe. Jadi, ada 2 pilihan kalau mengunjungi candi Gedong Songo ini. Bisa mengunjungi candinya satu per satu sampai Gedong 9, bisa juga leyeh-leyeh sambil foto-foto di Ayanaz. Nih, saya coba gambarkan satu per satu tempatnya yaaa.
1. Wisata Sejarah: Candi Gedong Songo
Wisata olahraga fisik lebih tepatnya sih, karena ini sama aja kayak hiking gitu. Soalnya lahannya memang menanjak banget. Dari pintu masuk menuju Gedong I saja sudah lumayan melelahkan, pantas saja banyak yang akhirnya menggunakan jasa kuda untuk mengunjungi semua candinya yaa. Termasuk anak-anak dan pak suami juga nih, haha. Saya sendiri memilih untuk lewat track pengunjung alias track hiking. Lebih takut jatuh naik kuda dibanding kelelahan hiking, hihi.
Walaupun akhirnya saya cuma bisa sampai Gedong III saja ya. Tapi jangan salah, jarak sampai Gedong III itu ternyata sudah melebihi setengah perjalanan untuk sampai ke Gedong IX loh. Jadi, saya berpisah jalur dengan suami dan anak-anak sejak di pintu masuk Gedong I. Mereka saya minta naik kuda saja supaya anak-anak gak kelelahan. Tarifnya 1 kuda 100ribu untuk sendiri, kalau 1 kuda berdua 120.000.
Nah, di sini saya salah sangka. Saya pikir, tracknya kuda akan memulai dari Gedong I juga seperti pengunjung biasa, jadi ceritanya mau saya ikuti sekuat tenaga saya. Kalau akhirnya saya berhenti tengah jalan, yaudah tinggal berhenti dan tunggu di situ. Ternyata kalau naik kuda, malah dari Gedong IX terlebih dahulu baru menuju Gedong I. Akhirnya saya susul aja sekuat saya juga, dengan harapan bertemu di tengah jalan, entah sampai di Gedong berapa. Saya sih ngebayanginnya saya cuma sanggup sampai candi Gedong II saja, ternyata dari Gedong II ke Gedong III tidak terlalu jauh, ya mungkin sekitar 100 meter sih, tapi jalanannya super nanjak xp
Perjalanan dari Gedong I sampai Gedong II ini, kita akan melewati banyak penjual makanan dan minuman di pinggir-pinggir jalan, jadi pendakiannya gak terasa jauh, karena ya berasa ramai terus. Beda dengan melakukan hiking di gunung Gede beberapa waktu lalu yang pemandangannya hanya hutan.
Selain banyak penjual makanan dan minuman, pemandangan alamnya juga ciamik banget. Sepanjang perjalanan menanjak itu, kita disuguhi oleh pemandangan gunung Ungaran dan lembah yang menghamparkan pemandangan hijau rumput dan pepohonan rindang. Pokoknya gak berasa deh lelahnya menanjak. Berasa juga sih, tapi karena pemandangannya indah, lelahnya jadi terbayarkan banget sepanjang perjalanan. Catet ya, sepanjang perjalanan! Karena tracknya emang agak terbuka jadi kita bisa dengan jelas melihat pemandangan kiri dan kanan. Terlebih lagi, jalanannya juga bagus. Walau menanjak dan menurun, jalanannya gak licin dan gak membuat terpeleset, karena jalanannya terdiri dari batu-batu kasar yang disusun menjadi jalan yang lumayan halus. Jadi gak bikin kaki sakit karena terlalu kasar, tapi gak bikin kepeleset juga karena masih cukup kasar 😀
Ah iya, beberapa meter sebelum candi Gedong II juga ada spot foto-foto di dalam hutan gitu. Ada beberapa tempat yang sudah disiapkan gitu oleh pengelola untuk dijadikan spot foto oleh pengunjung. Sayangnya, karena saya hanya sendiri, jadi gak punya kesempatan untuk berfoto bersama di spot ini. Walau begitu, tujuan kami memang wisata candinya, jadi yaudah deh, gak masalah juga.
Dan akhirnya, begitu saya mau sampai di Gedong III, saya melihat suami dan anak-anak yang naik kuda juga hampir sampai di Gedong III. Jadinya punya kesempatan untuk foto bersama deh, haha. Karena ternyata ya di Gedong III ini aja kesempatan kami berfoto dengan latar belakang candi jadinya xp
Udah deh, begitu udah ketemu mereka, foto-foto sebentar, kami melanjutkan perjalanan masing-masing. Di sini deh saya baru tau ternyata saya sudah berjalan sekitar 2km, menanjak pula! Huahua, yang tadinya pasrah pengen sampai Gedong I saja, ternyata fisik saya malah masih kuat sampai Gedong III, yang menurut petugas kuda, itu sudah setengah perjalanan. Jadi candi-candi selanjutnya jaraknya deket-deket, gak terlalu jauh seperti dari Gedong I ke Gedong II ini 😀
2. Wisata Kekinian: Ayanaz
Nah, sekarang menuju wisata kekiniannya deh, namanya Ayanaz. Isinya itu spot-spot foto aja dengan beberapa macam bentuk spot foto. Ada yang berupa balon udara, tempat duduk di sekitar air, juga seperti di dalam keranjang kubah (nyebutnya apa ya ini ya, hee)
Di sini saya penasaran aja mau masuk, sekaligus leyeh-leyeh istirahat setelah hiking yang cukup melelahkan (lumayan ya bu, bolak-balik 2km itu udah 4km, medannya tanjakan dan turunan pulak, jadi kaki ya puegel deh). Tapi, harga tiket masuk Ayanaz ini lebih mahal dibanding masuk candi Gedong Songonya, ahaha. Tarifnya 20ribu per orang, anak-anak 10ribu.
Kalau gak penasaran dan lumayan sayang udah jauh-jauh ke Gedong Songo tapi gak ke Ayanaz sih, saya mungkin agak gimanaa gitu, hehe. Soalnya tempatnya emang beneran buat foto-foto aja, gak ada aktivitas yang bisa dilakukan. Palingan anak-anak seneng aja bisa main sebentar di dalam bola transparan, walau harus bayar lagi sebesar 5ribu rupiah :’)
Sebetulnya banyak spot foto yang gak kami coba, karena ya itu, tujuan utama kami ke sini kan memang wisata candi, jadi ke Ayanaz ya sekedar memenuhi rasa penasaran saja tanpa bertujuan foto di semua spot yang ada. Apalagi spot foto yang paling populer, bangku di tengah air gitu, haduh, antrinyaa :’)
Jadi, setelah istirahat dan berkeliling sebentar, serta ngemil (cemilan yang tersedia pun hanya berupa keripik kemasan saja, bukan beraneka cemilan yaa), kami lalu keluar dan pulang.
Nah, dari sini, saya akhirnya menyimpulkan sendiri. Untuk pengunjung yang memang ingin berwisata alam, terlebih fisik berupa hiking, Gedong Songo lumayan bisa memenuhi kebutuhan tersebut. Karena enak banget deh beneran suasananya saat mendaki. Gak berasa banget kalau ternyata sudah berjalan lumayan jauh, ya karena pengaruh berbagai macam pemandangannya itu sih, mulai dari penjual makanan minuman pinggir jalan, hutan yang cukup ramah mata (bukan yang serem gimana gitu maksudnya, wehehe), juga pemandangan gunung serta lembah.
Lalu, untuk yang ingin sekedar bersantai dan mengunjungi Gedong Songo tanpa harus berlelah lelah atau menghemat, ya bisa ke Ayanaz ini. Berlelah-lelah ini maksud saya dengan menantang diri mengikuti jalur pendakian sampai Gedong 9. Berhemat maksudnya untuk tidak menyewa kuda untuk mengunjungi Gedong 9. Jadi, kalau sudah cukup puas dengan mengunjungi Gedong I saja dan mau lebih banyak berfoto dengan spot foto menarik, bisa memilih Ayanaz 😉
Candi Gedong Songo
Alamat: Nglarang, Candi, Bandungan, Semarang, Central Java 50614
Harga Tiket: 5 tahun ke atas Rp. 10.000,-
Waaahh, samaan mbaa.. aku juga barusan dr Ayanaz. Kalo yg hobi foto, kayaknya bakal krasan banget ya mbak di situ. Hihi
iyaa, betul.. kalo yang hobi foto dimanjain banget ya ini yaa
Saya pertama kali naik kuda, ya di Gedong Songo, Kak. Tadinya sempat khawatir karena harus lewat jalan yang pinggirnya curam. Tapi masnya bilang, “Nggak apa-apa. Kudanya sudah hafal jalannya kok.” Jadi terus sedikit tenang. Kalau ke Ayanaz, saya malah belum pernah.
waah.. saya malah gak ngerasain naik kudanya, haha.. iya, Ayanaz ini baru yaa.. yang suka foto-foto dimanjain banget niih 🙂
Nyuruh balik ke Semarang, nih. Pas ke sana dulu, gak sempat ke Candi, apalagi Ayanaz.
yuk mbaak ke Semarang, hihi
Pernah sekali ke Gedong Songo, nggak sampai tuntas sih karena cuaca. Awalnya naik nggak kerasa, eh tiba-tiba mendung dan hujan. Viewnya bagus,. Lihat pohon-pohon, hijau, mata jadi seger. Sekarang makin keren aja dengan adanya Ayanaz.
iyaa.. seger ya nanjaknya, jadi gak berasa capek.. tapi begitu selesai baru capek xp
Wah aku masih penasaran nih karena belum sampai puncaknya..hehe.. Eh, ke Ayana nya juga belum jadi kemarin. Padahal cantik yah.. OK fix mau ke sini lagi aah…
Aku yg tinggal di Semarang malah belum nyampe Ayanaz mbak. Males ngantri. Hehehehe.
Iya emang, ngantrinya puanjang euy.. Mungkin karena saya dari Jakarta ya jadi dibela2in ngantri panjang, hahaha
Saya tertawa sendiri bacanya, karena baru tadi pagi saya ke sana dan parkir persis di depan musholla yang mba ceritakan. Itu saya lakukan karwna memang antrian mobil yg masuk ke lokasi parkir itu macet banget.
Oh iya, meskioun candi ini bernama Gedong Songo, tapi yang saya lihat kok cuma 5 candi ya?
Haha.. Bisa kebetulan banget gini 😆😆
Semoga wisata sejarah dan wisata kekinian di candi Gedong songo ini tidak saling mengganggu ya. Dua spot dalam satu destinasi akan memperkaya tempat wisata ini.
Aamiinn.. Yang lebih suka wisata budaya emang kurang suka sama Ayanaz kayanya mbak, hihi. Suami aku kurang suka karena di Ayanaz emang “cuma” buat foto2 katanya 🤭
Komplit ya. Buat yg suka Alam & Budaya bisa ke Gedong Songo. Yang kekinian ke Ayanaz. Ada pilihannya
Iya betul mas, jadi punya pilihan kalau ke sini. Mengakomodir yang suka budaya & yang suka foto2 😁
Penasaran pengen difoto di bola bola itu haha
wah bakal jadi refrensi detinasi selanjutnya nih , terimaksih kaka infonya
Aku malah belum ke Ayanaz, malas lihat Ramai banget, menjelajahi semua candi memang ngos-ngosan hahaha, ada pemandian air panas juga diatas..
pemandian air panas aku liat juga petunjuknyaa, tapi gak ngerasain ke sananya, hihi. Karena capeekk nanjaknya xp
Kalau ada wisata naik kuda nya anak saya pasti senang nih diajak ke sini. Bisa bisa malah gak mau diajak pulang. Hehehe…
waah.. ini sih keren banget,
anak2 yg nggak suka dengan wista sejarah bisa nunggu aja di Ayana, aku akan naik ke Gedong Songo aja..
iyaa mbak, biasanya anak2 cenderung lebih seneng foto2 yaa. Jadi kita gak maksain mereka untuk wisata sejarah juga kalau ke sini 😀
Enak banget ya mbak dua objek sejarah dan kekinian berdekatan. Lelah telusur Candi Gedung Songo bisa melipir ke Ayanaz
Iya bener mbak, abis lelah menelusuri candi, cuss deh ke Ayanaz, hihi
Makasih mbak. Infonya. Jdi klo ksna tau mau kmna