Sudah cukup lama saya memutuskan untuk tidak bekerja kantoran. Yaa, semenjak 1 bulan sebelum lahiran lah, itung2 ingin mendedikasikan diri untuk anak, hehe.
Nah, tapi saya di rumah juga gak mau benar-benar lepas dari kerjaan saya alias gak mau nganggur-nganggur banget laah XP. Saya akhirnya memutuskan untuk menjadi freelancer aja, bisa dikerjakan dari mana saja tanpa mengurangi waktu interaksi dan kebersamaan saya sama anak. Berhubung pengalaman kerja saya sebelumnya di web consultant, jadilah saya nge-freelance sebagai web developer, menerima proyekan web secara lepas atas nama pribadi 😀
Dengan profesi sebagai web developer yang saya sandang, otomatis senjata utama saya dalam bekerja adalah notebook tercintah. Waktu masih bekerja kantoran, saya harus setiap hari membawa notebook saya ini ke kantor *walaupun harus sabar banget dengan beratnyah, huhu*. Apalagi kalau di jalanan macet dan di dalam bus saya tidak mendapatkan tempat duduk. Ya walhasil saya harus rela deh berdiri dan menahan berat beberapa kg di tas yang saya bawa. Maka dari itu saya excited banget waktu pertama kali lepas dari kerja kantoran alias nge-freelance.
Tapi dengan menjadi freelancer begitu, saya sebenarnya cukup sering pergi juga untuk ketemuan sama klien entah di mana. Waktu sebelum lahiran sih oke-oke aja bawa notebook saya yang cukup berat kemana-mana. Tapii setelah lahiran dan punya anak bayi, kok ya males yaa bawa-bawa notebook berat kemana-mana. Berhubung saya gak punya kendaraan pribadi dan gak punya pengasuh juga, jadi si bayi harus saya ajak doonk. Dengan mengajak bayi, bawaan jadi lebih banyak dan lebih berat karena selain harus membawa notebook, saya juga harus membawa perlengkapan tetek bengeknya anak saya dari baju, tisu basah, minum, sampai cemilan, huhu. Saat itu berpikir alangkah enaknya kalo punya notebook yang lebih ringan.
Untuk mensiasati bawaan saya yang berat itu akhirnya saya biasanya mengusulkan tempat ketemuan yang dekat rumah, atau malah di rumah saja sekalian, dan waktunya pun sehabis suami pulang kerja agar bisa ditemani suami. Alasannya ya itu tadi, bawaan saya terlampau berat kalau saya sendirian, huhu. Kalau ditemani suami kan bisa suami yang membawakan tas perlengkapan si bayi, hihihi.
Saya itu juga punya kebiasaan kerja dari tempat yang menurut saya enak. Bisa nongkrong di warung kopi atau di tempat makan yang ada hotspotnya biar ngirit biaya internet gak kerja dari rumah aja gitu, ganti suasana lah agar jauh dari kebosanan. Tapi dengan sambil membawa anak dan laptop yang cukup berat, ya saya mikir 2 kali deh untuk melakukan itu, hehehe.
Tapii keinginan untuk sering pergi keluar dan bisa kerja di tempat yang disuka kok ya masiiih aja ada, masih tersimpan rapat di hati gitu *halah*. Saya jadi masih sering kepikiran dan memimpikan notebook yang ringan dan tipis yang gak memberatkan saya kalau pergi kemana-mana.
Suami sendiri malah punyanya netbook yang ringan dan tipis, netbook Aspire 1 series, yang masih setia dipake sampai sekarang *kok ya tebalik yak, saya yang kecil gini punyanya notebook yang gede dan berat, suami yang lebih besar punyanya malah netbook yang kecil :P*. Saya jadi penasaran, kok ya dia setia banget sama Acer? *sebelum punya netbook Aspire 1 series, suami juga punya notebook Acer*. Dan saya kepikiran pengen deh sekali-sekali punya juga notebook Acer.
Eeeh, pucuk dicinta ulam pun tiba. Beberapa hari lalu, saya baru tau kalau Acer baruu saja meluncurkan produk barunya berupa notebook yang tipis banget *30% lebih tipis dibanding notebook 14″ lainnya*, Acer Aspire E1series, saya jadi ngilerr banget mau punya biar saya bisa makin produktif.
Dengan bentuknya yang ringan dan tipis benar-benar membuat saya berpikir asiknya pake notebook Acer Aspire E1 series. Saya jadi bisa diajak ketemuan kapan aja dan di mana aja, serta saya bisa memupuk kebiasaan saya untuk kerja di mana aja selain di rumah tanpa harus merasa keberatan. *Udah cukup lah berat bawaan barang keperluannya Naia aja, jangan ditambah notebooknya yang berat doonk* #suarahati
Berhubung yang saya tahu itu kalau notebook semakin tipis semakin mahal, saya jadi membayangkan betapa mahalnya Acer E1 slim series ini. Tapi ternyata hal itu gak berlaku. Selain fiturnya yang juga masih lengkap untuk ukuran laptop setipis dan seringan itu, ternyata Acer Aspire E1-432 terbilang cukup murah, yaitu hanya Rp.4.749.000,- saja. Sangat terjangkau kan? Apalagi modelnya itu lho, elegan banget dan tersedia dalam 2 warna, Piano Black dan Silky Silver *pssst… yang membuat tampilannya elegan ternyata desain pattern bintang-bintang yang dinamakan Starry Swirls pada casing dan keyboardnya*. #makinngilerr
Tiga tahun yang lalu saya membeli notebook saya ini dengan harga sekitar 5,3 juta *udah lama juga yak ternyata umur notebook saya ini*. Cukup jauh juga ya perbedaan harganya, apalagi notebook yang saya beli masih terbilang cukup tebal dan berat. Apalagi *lagi* dengan harga segitu, Acer memberikan kita notebook ringan dengan spesifikasi yang canggih. Spesifikasi yang dimiliki itu memungkinkan saya bisa multitasking (ini akibat prosesor Intel 4th Gen terbaru atau bisa disebut Haswell dan Ram 2GB yang bisa di-upgrade sampai 8GB), punya space data yang buanyak karena dilengkapi harddisk SATA berukuran 500GB, enak bertukar data karena terpasang DVD RW serta port USB, skype-an sama suami kalo lagi jauh-jauhan karena dilengkapi Webcam HD, juga presentasi di depan klien dengan memasang kabel ke proyektor langsung di notebook saya kalau diperlukan *jaman sekarang masih ada loh notebook yang gak ada colokan ke proyektornya*. Selain itu, Acer memberikan garansi FULL 3 tahun (termasuk service dan spareparts) kalau membeli sebelum 31 Oktober 2013 ini. *Yaampun jadi makin ngilerr deh :P*
Semoga saja keinginan saya untuk punya Acer Aspire E1-432 ini bisa terpenuhi dalam waktu dekat *ngarepp* biar saya bisa makin produktif ngeblog kerja di mana saja, hehe. #ilernyaudahbleweran (¯﹃¯)
Tulisan ini diikutsertakan dalam event “30 Hari Blog Challenge, Bikin Notebook 30% Lebih Tipis” yang diselenggarakan oleh Kumpulan Emak Blogger (KEB) dan Acer Indonesia