Kita semua sudah tau lah ya kalau DBD (Demam Berdarah Dengue) merupakan penyakit yang menjadi ancaman serius di berbagai belahan dunia, terutama di daerah tropis. Maka dari itu penting banget kita semua bersatu untuk mencegah DBD bersama.
Bayangkan saja, di tahun 2022 kemarin (Januari-September) terdapat 143.266 kasus DBD dan penderita DBD yang meninggal mencapai 1.237 jiwa.
Coba ada berapa keluarga yang sedih karena kehilangan anak, ayah, atau anggota keluarga lainnya?
Terkadang ya kita semua tuh masih kurang aware dengan gejala awalnya penyakit ini sih.
Begitu penyakitnya sudah memasuki tahap yang gawat, baru deh terdeteksi, namun sering kali sudah terlambat dan tidak jarang menyebabkan kematian.
Sedih banget kan kalau akibat keterlambatan penanganan, penderita jadi tidak tertolong?
Nah melalui postingan ini, aku ingin mengajak agar kita lebih peduli lagi mengenai bahaya DBD serta mengajak menyatukan langkah bersama untuk menyelamatkan nyawa dengan melakukan pencegahan melalui 3M plus Vaksin.
Semoga bisa jadi tambahan motivasi agar kita bisa bersama-sama mencegah meluasnya DBD yaa.
Suami Dirawat karena DBD
Alhamdulillah waktu suami mengalami sakit DBD sekitar 2 tahun yang lalu masih bisa ditangani karena penyakitnya pun belum terlalu berat.
Memang sih, kami, aku dan suami pun kala itu tidak mengira kalau ternyata suami terserang DBD.
Awalnya dia mengeluh lemas dan juga demam tinggi, tapi kami pikir hanya penyakit flu biasa yang tidak lama lagi juga akan sembuh. Bahkan kami sempat mengira dia terjangkit penyakit pandemi kala itu.
Nyatanya, setelah 3 hari mengeluh demam (dan memang demam tinggi), penyakitnya belumlah mereda.
Baca juga: Lahiran Caesar atau Normal?
Akhirnya suami memutuskan untuk langsung ke dokter saja sendiri.
Sesampainya di RS, suami langsung diminta untuk cek darah agar segera bisa diketahui penyakitnya dan segera bisa diobati.
Begitu hasilnya keluar, ternyata trombositnya turun drastis karena DBD dan harus dirawat selama beberapa hari.
Aku sempat kaget dan tidak percaya, namun itulah yang terjadi.
Akhirnya aku menemaninya setiap hari sambil terus berdoa semoga saja DBDnya bukan termasuk yang gawat dan bisa segera sembuh.
Trombosit Turun Drastis
Agak khawatir sih karena trombositnya sangat jauh dari jumlah yang dibutuhkan tubuh. Dari angka minimal trombosit yang seharusnya dimiliki, yaitu 150.000, kala itu trombosit suami berada di angka 28.000 dan sempat mencapai 21.000. ๐
Aku betul-betul khawatir karena dengan angka trombosit segitu, seharusnya suami sudah masuk ruang ICU.
Namun karena ruangannya sedang penuh, ditambah kondisi suami yang tidak terlalu lemas, dokter tetap memberi ruang perawatan yang biasa.
Alhamdulillah setelah sekitar 3 hari kemudian, trombositnya perlahan-lahan kembali naik.
Selama itu aku tidak pernah berhenti untuk terus mengingatkan suami agar minum lebih banyak. Karena cairan itu memang sangat penting bagi penderita DBD.
Pentingnya Cairan untuk Penderita DBD
Cairan yang banyak dibutuhkan untuk semakin menguatkan kekebalan tubuh kita. Selain itu ternyata dengan mengonsumsi banyak cairan, rupanya bisa mencegah pengentalan darah juga.
Hal ini penting sekali karena penyakit DBD sangat rawan pendarahan. Namanya juga Demam BERDARAH kan?
Jadi penderita penyakit ini dapat mengalami pendarahan pada organ-organ dalam tubuhnya. Itulah mengapa, gejala yang umum terlihat adalah bintik-bintik merah pada kulit.
Penanganan RT Setempat Saat Terjadi Kasus DBD
Sesaat setelah suami dirawat, kami diberikan surat rekomendasi agar lingkungan kami segera diperiksa dan dibersihkan. Lebih tepatnya, surat rekomendasi tersebut dibuat agar pengurus RT setempat melakukan fogging sih.
Rupanya, sebelum melakukan fogging, kami akan didatangi terlebih dulu oleh pengurus RT setempat untuk menanyakan riwayat kepergian dan menelusuri darimana sebenarnya suami bisa terjangkit DBD.
Apakah di rumah terdapat genangan air bersih yang terlewat? Atau apakah ternyata tertular saat kami bepergian?
Baca juga: Tips Memilih Probiotik yang Aman untuk Bayi dan Anak-anak
Karena masa inkubasi penyakit DBD bisa terjadi dalam waktu 3-14 hari (sumber: kemenkes). Maka tidak menutup kemungkinan juga pada saat kami bepergian sebelumnya, suami terkena gigitan nyamuk di tempat tersebut.
Aku cukup salut sih dengan kecepatan tindaknya pengurus RT kami kala itu. Karena tidak berapa lama setelah pengecekan tersebut, lingkungan kami benar melakukan fogging.
Anw, berikut ini aku coba jelaskan lebih lengkapnya lagi mengenai penyakit DBD deh:
Tentang DBD
DBD adalah penyakit menular yang disebabkan oleh empat jenis virus dengue (DENV-1, DENV-2, DENV-3, dan DENV-4). Penyakit ini ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti yang terinfeksi virus dengue.
Lebih jelasnya lagi, coba aku rincikan mulai dari penyebab, gejala, serta cara mengobatinya di bawah ini ya:
Penyebab
Di atas sudah aku sebutkan, kalau DBD (Demam Berdarah Dengue) disebabkan oleh virus yang ditularkan oleh nyamuk Aedes Aegypti. Nyamuk ini umumnya hidup di daerah tropis dan subur.
Ketika seseorang digigit oleh nyamuk yang terinfeksi, virus dengue masuk ke dalam tubuh dan bila orang tersebut kemudian terinfeksi, maka dapat memiliki gejala seperti:
- Demam tinggi mendadak, bisa lebih dari 39 derajat
- Sakit kepala parah, sampai terasa seperti mata mau copot
- Nyeri sendi dan otot
- Ruam kulit
- Kulit akan terasa perih saat dipegang
Kata kuncinya sih ada pada demam tinggi mendadak itu.
Jadi kalau terdapat anggota keluarga kita yang mengalami demam yang tiba-tiba tinggi, kita bisa mencurigainya sebagai penyakit DBD dan harus segera dibawa ke fasilitas kesehatan terdekat.
Sekarang tidak perlu harus menunggu 3 hari terlebih dulu ya, sehari pun sudah bisa dilakukan pengecekan lab. Hal ini agar penyakit DBDnya bisa segera ditangani sebelum terlanjur menjadi lebih gawat.
Karena akan ada masa dimana demam akan turun dan membuat kita menjadi lengah dan merasa sembuh. Padahal, justru hal tersebut mengindikasikan kondisi yang sudah cukup gawat.
Salah satu ciri dari Demam Berdarah Dengue ini selain demam tinggi mendadak adalah siklus demamnya yang menyerupai pelana kuda, sehingga justru pada saat demamnya turun, pasien harus segera dirawat untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.
Berapa lama DBD bisa sembuh?
Proses penyembuhannya membutuhkan waktu sekitar 7-10 hari. Berhubung DBD ini disebabkan oleh virus, jadi seharusnya akan menghilang dengan sendirinya seiring imunitas tubuh yang menguat.
Namun, kita bisa membantu mempercepat penyembuhannya dengan perawatan yang intensif, meliputi istirahat, hidrasi yang cukup, dan penanganan medis sesuai dengan gejala yang muncul.
Artinya, obat yang biasa diberikan ya hanya untuk meringankan gejala-gejala saja, bukan berfungsi untuk menyembuhkan DBDnya.
Baca juga: Persiapan Road Trip Bersama Anak
Namun biasanya pasien DBD tetap dirawat untuk mengawasi perkembangan penyakit dan mencegah terjadinya komplikasi.
Komplikasi yang bisa terjadi pada DBD berat soalnya bisa menyebabkan perdarahan internal, dan organ vital yang terpengaruh. Hal ini seperti yang terjadi pada anak seorang psikolog terkenal, Tika Bisono yang mengalami shock syndrome.
Mitos dan Fakta Mengenai DBD
Terdapat beberapa mitos dan fakta lagi mengenai DBD yang cukup umum kita temui nih:
- Mitos: DBD hanya terjadi sekali. Faktanya, dengan empat serotipe virus dengue yang ada, Anda dapat terkena DBD lebih dari sekali. Infeksi DBD kedua dengan serotipe berbeda dapat meningkatkan risiko terkena gejala yang lebih berat. (cegahdbd.com)
- Mitos: DBD hanya dapat menyerang anak-anak. DBD dapat menyerang individu dari segala usia, baik anak-anak maupun orang dewasa.
- Mitos: DBD hanya ditemukan di pedesaan. Virus dengue ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti yang hidup di berbagai wilayah negara tropis dan sub-tropis. Jadi di manapun kita berada, baik itu di kota maupun di desa, nyamuk tersebut dapat berkembang biak sehingga ada kemungkinan terkena DBD. (cegahdbd.com)
Menghadiri Bincang Santai DBD sebagai Salah Satu Upaya Pencegahan
Untuk menambah awareness mengenai bahaya DBD, IDAI bersama cegahdbd.com mengadakan “Bincang Santai Tentang Demam Berdarah Dengue” beberapa waktu lalu.
Acaranya berlangsung pada hari Minggu, 14 Mei 2023 di St. Regis Hotel Ballroom, Jakarta bersama para pembicara :
- Dr. Fita Moeslichan, Sp.A
- Tika Bisono
- Keluarga Ringgo Agus Rahman & Sabai Morscheck
- Dr. Madeleine Ramdhani Jasin, Sp.A(K) sebagai moderator
Pada event tersebut, kami yang hadir disuguhi beberapa kisah bahayanya DBD, termasuk kisah anak psikolog ternama Tika Bisono yang telah aku sebut di atas dan juga kisah Ringgo Agus Rahman yang anak keduanya sempat terkena DBD.
Jujur ya, kasus anak bu Tika Bisono memang sangat-sangat mencuri perhatian publik pada masa itu. Soalnya sangat mengagetkan dan tidak ada yang pernah mengira DBD bisa segitu mematikannya.
Anak beliau sampai meninggal karena terkena shock syndrome akibat komplikasi penyakit DBD.
Shock syndrome merupakan kondisi pendarahan yang menyerang batang otak. Bayangkan ya, ini batang otak lho yang terkena. Pusat dari semua perintah pada tubuh.
Maka dari itulah kecil sekali kemungkinan selamat saat pasien sudah mengalami komplikasi penyakit yang satu itu. ๐
Edukasi Cara Mencegah DBD Melalui 7 Pendekar
Sejak kasus Tika Bisono tersebut viral pada tahun 2007, beliau langsung gencar melakukan edukasi pencegahan DBD.
Beliau menyatakan kalau kita tidak akan bisa berjuang sendiri, maka dari itulah butuh seluruh elemen masyarakat untuk bekerja sama mencegah DBD.
Namun, untuk bisa mengedukasi masyarakat lebih banyak, beliau juga tidak bisa hanya bergantung pada gerakan pemerintah, melainkan butuh elemen-elemen masyarakat yang cukup berpengaruh agar bisa lebih merangkul dan mengajak seluruh masyarakat untuk bisa lebih peduli dalam melakukan pencegahan DBD.
Beliau menyebut elemen yang berpengaruh ini dengan "7 Pendekar", yang meliputi ketua RT (1), ketua RW (2), ibu-ibu PKK (3), Remaja Karang Taruna (4), Majelis Taklim (5), Pengurus Mushola (6), dan Tokoh Masyarakat seperti penjual sembako dan tokoh berpengaruh lainnya dalam suatu lingkungan (7).
Melalui kerja sama, 7 pendekar tersebut bisa sangat mempengaruhi kelancaran pencegahan DBD pada lingkungan rumahnya.
Cara Mencegah DBD
7 pendekar tadi, bersama-sama dengan warga, bisa melakukan pencegahan dengan melakukan 3M Plus.
1. 3M -> Menutup, Mengubur, dan Menguras. Rutinlah melakukan pengecekan adanya genangan-genangan air di sekitar rumah. Termasuk memberikan bubuk abate pada bak mandi. Jangan salah ya, genangan air bersih bukan hanya terdapat di bak mandi saja, tapi seluruh tempat yang berpotensi menimbulkan genangan air bersih, seperti pot bunga, kaleng kosong, dan ban bekas yang bisa menjadi tempat berkembang biak nyamuk. 2. Memakai Obat Nyamuk. Nah, untuk di dalam rumah, kita bisa dan cukup menyemprotkan obat nyamuk saja. Bahkan untuk melindungi masing-masing anggota keluarga, kita juga bisa memakai obat nyamuk oles. 3. Vaksinasi. Yap, sekarang kita sudah bisa melakukan vaksinasi DBD. Namun memang masih terbatas di faskes-faskes tertentu.
Pentingnya vaksin DBD
Iyes, selain melakukan 3M plus pencegahan lainnya, sekarang penting juga untuk melakukan vaksinasi DBD.
Vaksin ini bertujuan untuk melindungi individu dari empat serotipe virus dengue yang berbeda (DENV-1, DENV-2, DENV-3, dan DENV-4).
Jadi harapannya dengan melakukan vaksinasi, kita bisa terhindar dari DBD dan kalaupun terkena penyakitnya, gejala yang dirasakan bisa lebih ringan dan penyembuhannya bisa lebih cepat.
Vaksin DBD bisa diberi bersamaan dengan vaksin lainnya. Asal si penerima vaksin tidak sedang demam.
Seperti vaksin lainnya, vaksin DBD dapat menyebabkan efek samping ringan juga, seperti nyeri (atau pegal) pada tempat suntikan, demam ringan, dan kelelahan.
Efek samping ini pun umumnya bersifat sementara dan hilang dengan sendirinya dalam beberapa hari.
Keluarga Ringgo Agus Rahman termasuk yang sudah melakukan vaksin DBD ini, termasuk anak pertamanya, Bjorka.
Mereka juga menyatakan kalau efeknya hanya terasa tangan pegal-pegal saja tanpa ada efek samping lain lagi.
Oiya, berhubung vaksin DBD belum menjadi gerakan utama dari pemerintah, jadi vaksin ini memang masih terbatas di RS Swasta dengan harga yang cukup lumayan.
Yuk Mencegah DBD Bersama dengan 3M Plus Vaksin
Dari uraian aku di atas, terbukti lho, keterlibatan dan partisipasi aktif dari setiap individu dalam mencegah DBD sangatlah penting.
Jadi yuk deh kita bersama-sama melakukan 3M plus Vaksin. Selain menutup, mengubur, dan menguras, kita juga perlu melakukan fogging rutin, memakai obat nyamuk (spray ataupun oles), juga melakukan vaksinasi DBD
Melalui upaya bersama, kita dapat melawan DBD dan melindungi kesehatan kita serta orang-orang yang kita cintai.
Peduli pada lingkungan artinya peduli pada keluarga sendiri. ๐
C-ANPROM/ID/QDE/0014 | Aug 2023
Sumber:
- https://www.cegahdbd.com/
- https://www.cegahdbd.com/Ini-yang-Perlu-Moms-dan-Dads-Ketahui-tentang-Vaksin-Demam-Berdarah
- https://www.kemkes.go.id/article/view/22092300006/masuk-peralihan-musim-kemenkes-minta-dinkes-waspadai-lonjakan-dbd.html
- https://www.idai.or.id/artikel/seputar-kesehatan-anak/memahami-demam-berdarah-dengue
- https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/dengue-and-severe-dengue
- https://www.pom.go.id/new/view/more/pers/659/Persetujuan-Izin-Edar-Vaksin-DBD–TAK-003–untuk-Usia-6—45-Tahun.html
Sambil scroll ke bawah tulisan Isti ini aku jadi diingatkan kurang minum. Memang ga berkorelasi secara langsung tapi menjaga cairan tubuh tetap stabil ini penting banget. Ditambah lagi musim kemarau lagi puncakยฒnya dan ini masanya nyamuk lagi banyak di mana-mana. Hmmm, jadi keingetan juga buat cekin belakang rumah, jangan sampai ada wadah kosong yang menampung genangan air
Vaksin DBD ini memang sangat penting dan dibutuhkan oleh tubuh untuk salah satu pencegahan DBD yang disebabkan oleh virus, di musim yang tidak menentu ini kita harus selalu waspada dengan nyamuk yang membawa virus ini.
Ah iya banget nih. Kita kemaren begitu takut dengan covid. Padahal hal yang mengintai adalah penyakit yang selalu ada. Kayak DBD ini. Selalu ada saja kematian akibat DBD. Kudu disadarkan nih semua orang tentang bahaya DBD ini. Harus dicegah bersama-sama. Soalnya kalo cuma kita yang aware, bisa jadi nyamuk DBD datangnya dari tempat yang jauh. Yuk ah kita waspadai DBD dengan melakukan semua yang selama ini disarankan pemerintah. Dan semoga nih, nanti vaksin DBD bisa jadi vaksin wajib ya.
Iya Aamiin mak, begitu juga harapan aku sih, vaksin DBD ini jadi vaksin wajib, jadi usaha yang maksimal melindungi keluarga dari DBD bukan cuma datang dari kita sebagai penduduk, tapi pemerintah juga.
Vaksinnya udah ada, si kakak pernah dbd. Sedih banget dulu pas tau jg shock ti. Kayak nggak nyangka banget tapi kenyataan. Semenjak itu aku jadi nambah was2. Kamar pas siang jg disemprot karena ada unyil 1 tidur siang..
Demam berdarah dengue menjadi penyakit paling umum dan tersebar pada daerah tropis seperti Indonesia, itu sebabnya kita tetap harus waspada. Jaga lingkungan tetap bersih dengan menerapkan 3Mplus serta akan lebih baik juga melakukan vaksinasi dbd bertujuan untuk mencegah terjadinya penyakit demam berdarah dengue parah
Demam Berdarah Dengue memang bahaya banget, apalagi untuk negara tropis seperti Indonesia di mana perkembang biakan nyamuk yang menjadi penyebab DBD makin meningkat, meskipun sudah sering diingatkan untuk melakukan langkah pencegahan dengan 3M tapi belum cukup karena DBD ternyata memiliki lebih dari satu jenis virus ya, dan vaksin bisa menjadi solusinya.
Deg-degan banget sih kalau di keluarga dah ada yang kena DBD ini. Ga anak2 ga dewasa deh, naik turunnya tuh unpredictable banget. Dulu suami pernah kena dan ikutan deg2an lihat perkembangannya waktu sakit naik turunnya trombosit. Kadang2 kita suka gak ngeh, padahal ini penyakit sepanjang masih ada nyamuk, masih ada terus kemungkinannya. Lebih bahaya klo dah kena kan
mencegah DBD dengan melakukan 3M Plus vaksin memang paling cocok untuk kondisi sekarang ini ya
DBD ini menjadi ancaman serius kita semua. Beberapa bulan yang lalu tetangga saya juga terkena DBD sampai semingguan di RS.
Mau hidup di kota atau di desa, ancaman DBD mengintai kita semua. Mau anak atau orang dewasa, gak akan lepas dari ancaman itu.
Hiks, makin banyak yaa yang terkena DBD, semoga makin ditingkatkan lagi menjaga kebersihannya, 3M dan tak lupa di Vaksin.
Semoga juga makin banyak yang sadar akan pentingnya vaksin DBD, harapannya dengan melakukan vaksinasi bisa terhindar dari DBD dan kalaupun terkena penyakitnya, gejala yang dirasakan bisa lebih ringan dan penyembuhannya bisa lebih cepat.
Pangling sama Bjorka..
Seru sekali bahasannya mengenai pentingnya cegah DBD dengan cara yang tepat, yakni melakukan 3M Plus Vaksin.
Sekarang jadi paham kalau DBD ini meski penyakit musiman, tetap kudu waspada dengan kehadirannya. dan lebih baik mencegah daripada mengobati, tentunya.
DBD itu penyakit musiman yang tiap tahun ada aja korbannya. Kadang demam tinggi itu kan kita mikir ah palingan demam biasa tapi kalau ga turun-turun mending segera cek darah. Alhamdulillah suamimu segera ditangani yaa. ICU penuh itu apa karena covid?
Oh ya sekarang juga udah ada vaksinasi untuk cegah DBD. Kalaupun kena, efeknya lebih ringan. Perlu dijadwalkan buat sekeluarga nih untuk Vaksinasi.
Di daerahku, vaksin belum banyak dilakukan. Yang palung sering, pencegahan apalagi pas musim hujan. Biasanya ada Ibu-ibu PKK yang ngontrol tiap rumah. Terus disarankan juga buat nanam tanaman pengusir nyamuk kaya sereh dan sejenisnya
Beberapa waktu lalu disini juga ada yang sakit DBD, Alhamdulillah nggak sampai banyak yang terkena. Biasanya kalau sudah ada yang kena DBD, disini langsung ada fogging juga mbak. Alhamdulillah sekarang sudah ada vaksin DBD ya, minimal meringankan gitu ya
Terima kasih eduaksinya yah Mba, sekarang sudah masuk musim kemarau, waspada kita dengan DBD ini sebab potensial sekali bisa terjangkit dan menularkan
Penting ya edukasi seperti ini supaya lebih banyak yang paham juga. Terimakasih sharingnya mbak
Aku kena DBD waktu SD, itu pun baru gejala dan nggak sampai dirawat. Memang yaa buat kasus DBD ini nggak cuma kita yang harus bergerak, tapi banyak elemen yang juga turut mendukung upaya pencegahan dari warga sekitar rumah tempat tinggal. Dan nggak cukup loh cuma mengandalkan 3M aja.
DBD ini kadang tidak kita sadari apalagi kalau orangnya aktif, tiba tiba panas tinggi kita anggap demam biasa tau tau sudah nge drop trombositnya, pengalaman banget nih. Beruntunglah kalau sudah ada vaksin nya
DBD ini memang cepat sekali serangannya yaa.. tau2 udah drop banget gitu trombositnya. Memang perlu kewaspadaan masyarakat untuk mencegah berkembangnya nyamuk AA di lingkungan sekitar kita.
DBD bisa mematikan jika terlambat ditangani dan untuk daerah tropis spt Indonesia dbd termasuk penyakit rutin/selalu sekarang ada solusinya ya udah ada vaksinnya. Sy baru tahu lho