Sebenarnya tanpa kita sadari, sebagai orang tua kita cukup sering melakukan hal yang tidak sesuai dengan yang kita katakan. Misalnya, kita melarang atau tidak menyetujui anak untuk membeli sesuatu dengan alasan sudah tidak punya uang lagi. Tapi, ternyata kita sendiri malah lagi asik milih-milih baju dan akhirnya membeli banyak baju. Wuih, anak akan merasa kita membohongi mereka. Dan mereka akan belajar kalau bohong adalah sesuatu yang lumrah, bukan perbuatan yang salah. Anak nantinya akan suliiit sekali untuk percaya pada kita. *contoh ini diambil dari buku Amazing Parenting karya Rani Razak Noe’man*
gambar dari sini
Saya pernah menyaksikan langsung si anak sudah meminta pulang kepada ibunya saat menjenguk teman yang sakit. Lalu si ibu berjanji kalau benar mereka akan pulang setelah tayangan di tv selesai *saat itu ada tayangan spongebob*. Si anak sampai berkali-kali menegaskan kalau mereka pasti akan pulang setelah spongebob habis dan si ibu benar-benar memastikannya. Tapi, saat tayangan tersebut sudah habis, apa yang dilakukan si ibu? Bukannya bergegas pulang, tapi mengulur-ulur waktu lagi dengan alasan yang tidak bisa diterima. Anaknya? Akhirnya dia gegulingan ngambek dan nangis.
Sedih sih, karena dengan begitu anak belajar kalau orangtuanya sendiri tidak bisa menepati janji dan gak konsisten antara apa yang dibicarakan dengan dilakukan. Dengan punya anak, saya jadi belajar lagi kalau saat melakukan kesepakatan, saya harus menepatinya sesegera mungkin. Misalnya saja, saya janji kalau Naia makannya banyak, saya akan mengajaknya jalan-jalan ke taman. Nah, saya mengusahakan sore itu benar-benar ke taman. Tetapi kalau terjadi hambatan, saya jelaskan sejelas-jelasnya ke Naia.
Jangan remehkan anak kita lho, walaupun baru umur 1 atau 2 tahun, mereka udah paham omongan kita kok, jadi jangan ragu untuk menjelaskan selengkap-lengkapnya ke anak. Karena dengan begitu, kita jadi belajar sekaligus mengajarkan 1 hal lagi, yaitu komunikasi.
Sebetulnya sih kebiasaan buruk yang ini gak jauh-jauh dari kebiasaan sebelumnya mengenai sering berbohong. Karena kedua kebiasaan buruk ini mengajarkan 1 hal ke anak: berbohong itu bukan suatu keburukan dan bukan sikap yang harus dihilangkan. Dan, saya tekankan lagi, maka gak heran kalau nanti mereka dewasa mereka dengan mudahnya korupsi atau melakukan kebohongan-kebohongan besar. Itu karena didikan yang secara tidak sengaja tadi telah tertanam jauh dalam otak mereka bahwa berbohong adalah hal yang lumrah!
Begitupun dalam membuat kesepakatan. Jangan sampai kesepakatan yang kita buat tidak bisa kita penuhi. Karena dengan begitu, anak juga merasa kita membohongi mereka saja, nantinya mereka malah gak mau lagi bersepakat dan melakukan komunikasi dengan kita. Jadi, hati-hati yuk para orangtua dalam melakukan kesepakatan atau membuat janji ke anak. Buat kesepakatan yang bisa kita penuhi juga konsekuensinya 😉
Happy Parenting! ^^
Thanks, Mak. Jadi pengingatku 🙂
sama-sama mak. ini pun jadi pengingatku 😀