Pribadi

NYALEM a.k.a meNYALurkan EMosi

Sebagai manusia, kita pasti selalu merasakan yang namanya emosi. Entah kita termasuk yang cepat tersulut atau yang sabar. Menurut saya, orang yang sabar bukanlah orang yang tidak pernah merasa emosi atau marah. Tapi dia bisa menyalurkan emosinya tersebut dengan aman dan nyaman.

Emosi yang aman dan nyaman adalah disaat emosi kita yang meluap tidak menjadikan kita akhirnya menyakiti diri sendiri. Tidak menjadikan kita meluapkan emosi tersebut ke orang lain sehingga menyakiti orang tersebut. Tidak juga menyakiti lingkungan sekitar kita. Piring yang pecah atau barang yang rusak misalnya, atau bahkan rumah yang kebakaran *Naudzubillah*.

Nah, sudah sejak dari *kira-kira* tahun 2010an saya berusaha dan belajar agar saya bisa menyalurkan emosi dengan aman dan nyaman seperti itu. Awalnya memang tidak mudah. Saya masih sering meluapkan emosi ke orang lain yang hasilnya orang yang tidak memiliki salah apapun tersebut malah terkena luapan emosi saya sehingga ia kesal. Sering juga saya membuat keputusan saat itu yang akhirnya saya sesali kemudian.

Jangan membuat keputusan saat emosi. Jangan membuat janji saat bahagia.

Dua hal inilah yang akhirnya paling saya ingat selalu. Saat sedang marah atau emosi, kita tidak akan mengerti apa yang kita pikirkan yang selanjutnya apabila kita membuat keputusan saat itu akan sangat mungkin sekali kita akan menyesalinya di kemudian hari. Maka dari itu disaat kita emosi kita harus benar-benar menahan diri untuk tidak mengambil keputusan. Tunggu sampai emosi mereda baru kita bisa berpikir secara dewasa kembali dan bisa berpikir lebih baik.

Nah, saya memiliki beberapa cara atau beberapa penyaluran emosi disaat emosi saya sedang tidak terbendung. Salah satunya adalah dengan menulis di blog ini. Ada beberapa hasil tulisan saya yang merupakan penyaluran emosi, seperti tulisan ini, hehe. Terkadang saya juga hanya berdiam diri, membaca-baca buku yang belum selesai saya baca, mengerjakan pekerjaan rumah yang menumpuk, membuat makanan yang enak yang bisa meningkatkan mood, dan terkadang juga dengan ‘menikmati’ waktu dengan diri sendiri alias me-time. Yap, cara-cara tersebut ampuh untuk meredakan emosi saya. Emosi yang kembali mereda membuat saya bisa bergaul lagi dengan Naia dan suami tanpa menyakiti hati mereka.

Buat saya, cara menyalurkan emosi dengan aman dan nyaman ini sangat penting. Ya berhubung saya sehari-hari di rumah hanya bersama Naia, saya gak mau kalau sampai akhirnya emosi saya tersalurkan ke Naia. Alhamdulillah hasil belajar menyalurkan emosi yang aman dan nyaman ini sudah terlihat sedikit demi sedikit.

Juga agar saya bisa mengajarkan Naia menyalurkan emosinya dengan aman dan nyaman nantinya. Yang tidak membuatnya menyakiti diri sendiri, lebih-lebih orang sekitar, bahkan tidak membuatnya membanting barang-barang. Karena saya percaya, orangtua yang tidak mengerti bagaimana cara menyalurkan emosi tidak akan bisa mengajarkan anak menyalurkan emosi dengan aman dan nyaman.

So, sudahkah kalian menyalurkan emosi dengan aman dan nyaman?  😀

istianasutanti

Halo, salam kenal ya.

Aku Istiana Sutanti, seorang ibu dari 3 orang perempuan yang hobi sekali mengajak anak-anak untuk traveling bersama.

Di blog ini aku sharing pengalaman traveling kami sekeluarga plus pelajaran parenting yang aku dapatkan, baik dari pengalaman pun dari seminar parenting.

Semoga kalian suka membaca pengalaman traveling kami dan semoga membantu untuk menentukan tujuan traveling kalian berikutnya! ;)

You may also like...

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.